Share

Bab 4 - Check-In Hari Kedua

Ditemani suara kicauan burung yang merdu, matahari mulai menampakkan diri di ufuk timur. Ian, yang sebelumnya tenggelam dalam mimpi, seketika terjaga. Matanya terbuka lebar, menatap jam dinding yang jarum pendeknya masih menunjuk angka lima. Ia menoleh ke sekeliling, memandangi setiap sudut ruangan yang mewah dan luas. Dengan senyum lebar, ia bergumam, "Ini bukan mimpi. Aku benar-benar berada di rumah mewahku sendiri yang berharga 275 miliar!"

Dengan semangat yang baru saja naik, Ian segera bangkit dari tempat tidurnya. Ia berjalan menuju kamar mandi, merendam dirinya dalam bathub hangat yang berisi busa beraroma lavender. Sementara itu, alunan musik lembut mengalir dari speaker tersembunyi, menambah suasana yang sudah sempurna. Ah, betapa indahnya menikmati hidup dengan cara ini.

“Tinggal di rumah besar seperti ini sendirian terasa sangat sepi. Andai saja aku punya pacar, mungkin aku bisa mengajaknya tinggal bersamaku.”

Saat mengucapkannya, bayangan wanita cantik berambut panjang yang hobi mengenakan bando bertelinga kucing menyeruak di benaknya. Wanita itu adalah Lisa, teman sekelas Ian sewaktu SMA di SMA Negeri 1 Gondang, kota Nganjuk. Dia merantau ke Surabaya bersama Ian dan berkuliah di Institut Seni Surabaya untuk mengambil jurusan Perfilman dan Pertelevisian.

Lisa memang bercita-cita untuk bekerja di dunia pertelevisian. Namun, selepas lulus dari Institut Seni Surabaya, bukannya bekerja di televisi, dia malah mendapat tawaran menjadi artis. Dan kini, ia telah menjadi artis terkenal dengan jutaan penggemar.

Meski begitu, Lisa masih sering secara sembunyi-sembunyi datang menemui Ian di kedainya. Dia menjadi satu-satunya pelanggan tetap kedai milik Ian yang sepi.

Memikirkan Lisa, Ian menggelengkan kepalanya seraya tersenyum. Kini keduanya memiliki nasib yang berbeda. Lisa adalah seorang artis papan atas, sedangkan Ian hanyalah pemilik kedai kecil yang tidak laku. Tapi, Ian tidak terlalu peduli. Sekarang ia memiliki sistem, dan jarak di antara keduanya mungkin perlahan akan berkurang.

Namun, senyum itu segera memudar ketika pikirannya kembali ke realitas yang lebih mendesak. "Sewa," gumamnya, mengingat hutang sewa yang menumpuk.

"Semoga saja Check-In hari ini memberiku uang untuk menyelesaikan masalah ini," katanya, berharap bisa mendapatkan uang untuk membayar hutangnya.

Ian segera menyelesaikan ritual mandinya air hangatnya. Saat dirinya hendak mencari baju ganti, ia berhenti, matanya melebar. "Oh tidak, aku lupa belum mengambil semua barangku dari kost!" ucapnya dengan nada frustrasi.

Dengan pilihan yang terbatas, Ian meraih pakaian yang ia kenakan kemarin. Meski tidak ideal, setidaknya itu lebih baik daripada berjalan-jalan hanya dengan handuk. Ian menghela napas, berharap hari ini akan lebih baik daripada yang dia perkirakan. Detik berikutnya, suara notifikasi sistem terdengar di telinganya.

[Hari telah berganti, Host dapat melakukan Check-In lagi hari ini. Apakah Anda ingin Check-In?]

“Check-In!” jawab Ian dengan penuh semangat dan tanpa keraguan. Ia sangat menantikan hasil dari Check-In hari ini. Dengan penuh harapan, Ian menggosok-gosokkan tangannya sambil berbisik mantra yang sama berulang kali, "Semoga uang, semoga uang, semoga uang ..."

[Ding!]

[Selamat Host, Anda telah berhasil Check-In]

[Anda menerima Sebuah Mobil Pagani Zonda HP Barchetta dan tiga buah tiket gacha]

[Mobil Pagani Zonda HP Barchetta, kunci, STNK, dan BPKB mobil terkait telah disimpan dalam Inventori Sistem]

“Pagani?” Ian tahu bahwa Pagani adalah salah satu mobil sport mewah asal Italia yang sangat terkenal selain Lamborgini dan Ferrari. Harga rata-rata mobil Pagani di Indonesia berada di kisaran 84 miliar.

“Aku tahu merek mobil ini. Tapi aku tidak familiar dengan model ini,” gumam Ian seraya mencari informasi mengenai Pagani Zonda HP Barchetta di internet melalui ponselnya.

Berdasarkan informasi yang Ian baca di internet. Pagani Zonda HP Barchetta adalah mobil super sport yang sangat spesial. Mobil ini hanya diproduksi sebanyak tiga unit, menjadikannya salah satu mobil paling langka dan eksklusif di dunia.

Zonda HP Barchetta dirancang oleh Horacio Pagani, pendiri dan pemilik perusahaan mobil Italia, Pagani Automobili. Mobil ini dirancang untuk merayakan ulang tahun ke-60 Horacio, dan karena itu, ia memutuskan untuk membuatnya sangat spesial.

Mobil ini didukung oleh mesin V12 6.0 liter yang menghasilkan 789 tenaga kuda dan 811 lb-ft torsi. Ini adalah mesin yang sama yang digunakan di Zonda Cinque. Mesin ini dikawinkan dengan transmisi manual 6-speed, yang merupakan pilihan yang cukup langka di antara mobil super modern.

Desainnya juga sangat unik. Zonda HP Barchetta memiliki atap yang sangat rendah, hampir seperti mobil balap. Ini juga memiliki roda belakang yang sebagian besar tertutup, yang merupakan ciri khas dari mobil balap klasik. Selain itu, mobil ini dilengkapi dengan spoiler belakang yang besar dan splitter depan yang agresif.

Namun, apa yang benar-benar membuat Zonda HP Barchetta spesial adalah harganya. Dengan harga sekitar $17 juta atau setara 255 miliar rupiah, ini adalah salah satu mobil termahal yang pernah dijual.

“Bukankah ini menakjubkan? Tidak hanya aku memiliki rumah seharga 275 miliar, tapi sekarang aku juga memiliki kendaraan bernilai 255 miliar!”

Tidak sabar untuk melihat mobilnya, Ian segera pergi ke halaman depan, dan mengeluarkan mobil Pagani Zonda HP Barchetta dari Inventori Sistem. Ia terpesona oleh keindahan mobil super sport edisi terbatas itu. Mobil itu memiliki warna biru metalik yang mengkilap, dengan garis-garis putih yang menambah kesan sporty. Mobil itu juga memiliki roda berdesain unik, dengan velg berwarna emas dan ban berwarna hitam. Pagani Zonda HP Barchetta memiliki bentuk yang aerodinamis, dengan sayap belakang yang besar dan lampu depan yang tajam.

Ian membuka pintu mobil dan melompat ke dalam. Dia merasa seperti masuk ke dalam kabin pesawat ruang angkasa. Interior mobil itu sangat mewah dan modern, dengan kursi yang berwarna biru dan krem, serta sedikit motif tartan. Dashboard mobil itu penuh dengan instrumen digital dan analog, yang menunjukkan berbagai informasi tentang performa mobil. Setir mobil itu berbentuk bulat, dengan tombol-tombol yang bisa mengatur berbagai fungsi mobil. Transmisi mobil itu manual, dengan enam gigi yang bisa dipilih. Mobil itu juga memiliki sistem audio yang canggih, yang bisa memutar musik favorit Ian dari berbagai sumber.

Ian merasa sangat bahagia dan bangga memiliki mobil Pagani Zonda HP Barchetta. Ia tidak sabar untuk mencoba kemampuan mobil itu di jalan raya. Ian menyalakan mesin mobil dan mendengar suara yang menggelegar. Ia lalu menginjak pedal gas dan merasakan sensasi yang luar biasa. Mobil itu melaju dengan sangat cepat dan stabil, membuat Ian merasa seperti terbang di udara.

Dengan mobil mewahnya itu, Ian memacu mobil mewahnya melewati jalan-jalan yang familiar baginya. Setelah beberapa saat, ia tiba di rumah kost lamanya. Dengan santai, ia membuka pintu mobil dan melangkah keluar. Mata semua tetangga yang sedang beraktivitas langsung tertuju pada kehadiran mobil biru metalik yang mempesona itu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status