Share

Guru Kedua

Penulis: Cristi Rottie
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-11 12:06:29

“Jadi … jangan berani mengganggunya saat sedang tidur. Yang jadi masalah adalah, dia suka tidur di tempat yang tidak akan bisa kamu duga.”

Belum sempat Wang Songrui bertanya, jawaban dari Haoyoun telah membuatnya kecewa. 

Setelah dia melewati masa kritis dan berkesempatan hidup lagi, tidak pernah Songrui merasa frustasi seperti ini.

Ada apa dengan biksu tua sampai membuatnya masuk ke perguruan luar biasa aneh ini?

Rasanya, ia ingin marah. Namun, mengingat kebaikan biksu tua, rasanya tak mungkin pria itu hanya mempermainkannya. Perlahan, Songrui menarik napas. 

Alih-alih marah, dia justru bertanya dengan tenang, “Lalu, bagaimana ketiga guru mengajari kalian?”

Untungnya, Kakak keduanya ini tampak masih antusias menjelaskannya. Dia bahkan menatap Songrui dengan tatapan berbinar.  “Jangan khawatir, beberapa hari lagi semua guru akan berkumpul di aula untuk memberikan pelatihan. Kebetulan karena ada ketambahan satu murid, mereka pasti akan senang.”

Brak!

Percakapan mereka terhenti ketika mendengar suara aneh berbunyi dari dalam bangunan. 

Haoyun menghentikan langkah kaki Songrui dan menginstruksikan agar mereka pergi secara diam-diam, menjauh dari bangunan yang hampir mereka lewati.

Namun, langkah mereka tiba-tiba kembali terhenti.

“Haoyun! Ke mari!” panggil seseorang dari dalam bangunan beriring berhentinya bunyi aneh.

“Ada apa?” tanya Wang Songrui bingung dengan ekspresi Haoyun yang membantu saat namanya dipanggil.

Alih-alih menjawab, justru Haoyun menampilkan ekspresi panik. “Celaka-celaka, kali ini kita tidak akan lolos!”

Songrui jelas semakin bingung dengan ucapan Haoyun. Meski begitu, dia tetap mengikuti Haoyun dari belakang masuk ke dalam sana.

“Tiga permainan, maka kau bisa keluar dari sini! Ayo, temani guru bermain.” Seorang lelaki tua yang memegang tabung pengocok dadu menatap dengan tawa kecil. Namun, di detik berikutnya kehadiran Songrui membuat tawa lelaki memudar. 

“Tunggu, siapa pemuda berwajah cantik di belakangmu itu?”

Menyadari yang dimaksud adalah dirinya, Songrui pun membungkuk dengan hormat pada calon gurunya itu.

“Nama saya Xiongrui. Saya baru diterima di perguruan ini oleh guru yang sedang mabuk di depan.”

“Ha ha ha ….“ tawa guru di depannya sebelum menatapnya tajam, “baik! Kalau begitu, temani aku bermain maka kau resmi diterima di perguruan ini.”

“Guru, biarkan Haoyun yang menemanimu bermain. Adik Xiongrui masih baru, dia—”

Ucapan Kakak Kedua itu tiba-tiba dipotong sang guru, “Tidak bisa! Kau selalu kalah taruhan denganku, Haoyun.”

Sang guru bahkan mengayunkan tangan dan memasang wajah bosan pada Haoyoun. Sebaliknya, ia menatap Songrui dengan senyuman. 

“Kemarilah, Rui-rui, temani aku bermain. Jika kau berhasil mengalahkanku dalam tiga kali permainan dadu ini, maka kau lolos melewati ujian masuk di perguruan ini.”

********

“Benar. Angka Kecil.”

“Lagi!”

“Tebakan Xiongrui benar. Kali ini, angkanya besar”

Beberapa kali bermain, sang guru tak menyangka Songrui ternyata sangat ahli dalam permainan. 

Wajah sang guru bahkan tampak begitu tegang. 

Namun seolah tak mau mengakui kekalahan, ia justru menawarkan hal lain. “Rui-rui. Permainan ini tidak asik! Bagaimana kalau kita perbesar lagi taruhannya?”

Mata Songrui sontak mengernyit. 

Ia melihat gerak-gerik sang guru dan menebak tawaran ini pasti hanyalah sebuah jebakan. Namun, ia tak mengatakannya. Songrui memilih menolaknya dengan halus. 

“Tapi, aku tidak punya barang berharga, guru. Aku pemuda miskin.”

“Hahahaha….” Sang guru tertawa santai. “Tidak masalah. Kau bisa gunakan dirimu sebagai taruhannya. Jika kau kalah dalam 3 ronde, kau harus menemaniku bermain seumur hidupmu. Bagaimana?”

Wang Songrui menelan berat saliva. Seumur hidup?

Apakah dia harus menjadi budak jika kalah dalam permainan ini?

Hanya saja, ini satu-satunya kesempatan untuk belajar di perguruan. Memasang wajah ragu, Songrui akhirnya berkata, “Ba-baik, guru!”

Setelah mengatakannya, tabung pengocok dari kayu yang berisi mata dadu dimainkan. 

Kali pertama, sang guru memulai permainan dan membiarkan Wang Songrui menebak angka yang terbesar atau terkecil.

Sayang sekali, tebakan pertama Wang Songrui salah. Ketiga dadu yang dilihat adalah angka kecil. Hal ini membuatnya memasang wajah cemas.

Kini giliran Wang Songrui memainkan tabung pengocok dadu.

Dua pasang mata memaku ke arah tabung yang masih tertutup di atas meja, menunggu angka apa yang ada di sana.

“Besar!” ucap sang guru menebak.

Sudut mulut Wang Songrui terangkat. Perlahan kedua matanya melirik sang guru dan menyorotkan tatapan kemenangan.

“Tidak mungkin!” pekik sang guru begitu melihat angka di 3 buah dadu.

Wang Songrui bernapas lega. 

Sejak tadi, dia sengaja memasang wajah cemas agar sang guru meremehkannya. 

Sekarang tinggal satu kesempatan lagi yang akan menentukan siapa pemenang dari taruhan ini.

Namun, sang guru sepertinya sudah menyadari strategi dirinya. Terbukti, dengan lelaki tua itu tiba-tiba berkata, “Xiongrui, aku terlalu meremehkanmu.”

Songrui mengendalikan ekspresi. Masih dengan wajah hormat, ia akhirnya membalas, “Guru terlalu memujiku, sebenarnya hanya beruntung saja. Bagaimana kalau membiarkan Haoyun yang mengocok dadunya?”

“Ha ha ha … baik!” Kerendahan hati Songrui membuat sang guru terlihat puas. 

Namun, ia menyadari bahwa tatapan sang guru begitu menakutkan meski dalam keadaan tertawa.

Haoyun yang sempat menolak, kini bahkan tak kuasa saat melihat sang guru memerintahkannya untuk kedua kali. 

Permainan kembali dimulai. 

Bunyi dadu di dalam tabung kayu berirama tak beraturan. Kedua pasang mata saling memandang dalam senyuman kecil.

Saat tabung dadu diletakkan di atas meja, sang guru meneguk semangkuk air, seolah melakukan ritual untuk mencapai kemenangan.

“Kau duluan yang menebak!” perintahnya pada Songrui.

Setelah itu, sang guru meletakkan kembali mangkuk ke atas meja.

Senyuman Wang Songrui memudar cepat. Kali ini, dia begitu khawatir akan nasibnya.

Songrui lantas memejamkan mata sejenak. 

“Kecil!” 

Begitu selesai berucap, Songrui tersenyum kecil menatap sang guru yang saat itu terpaku diam.

“A–apa?! Mustahil!”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Supriyonosusanto
lanjut penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Berakhir Untuk Memulai Kembali Awal Baru Kehidupan

    Usai menyimpan kedua wujud asli kakaknya, Songrui memasang wajah datar berjalan melewati guru misterius.“Xiongrui, kau mau ke mana?”Pertanyaan guru misterius menghentikan langkah kakinya.Ia terdiam.Suasana hening itu berubah setelah kedatangan guru pemabuk dan guru penjudi.“Ada apa dengan kalian berdua?” tanya guru penjudi.Pertanyaan itu dijawab langsung oleh guru misterius.“Jangan terlalu bersedih, mereka berdua hanya kembali dari awal, seperti saat kami menemukannya,” sambung guru pemabuk.“Tapi, butuh waktu yang sangat lama untuk membuat mereka bereinkarnasi kembali,” lanjut guru penjudi.Sedikitpun ekspresi sedih tidak terlihat di wajah kedua guru itu.Raut wajah Songrui sedikit berubah mendengar perkataan kedua guru.Ia teringat kembali perkataan biksu tua sebelum akhirnya tersadar.“Maksud guru, mereka berdua masih bisa diselamatkan?”Guru penjudi dan guru pemabuk dengan santai menjelaskan bahwa kedua kakaknya adalah benda roh milik para dewa yang kemungkinan besar sedang

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Roda Takdir Songrui

    “Kak pertama, sekarang bagaimana?” Haoyun menatap murid pertama.“Guru pasti akan menyalahkanku karena tidak menjaga Dik Xiongrui dengan baik.”Murid pertama mengacuhkan perkataan Haoyun. Tatapan matanya hanya fokus pada tubuh Songrui yang terbaring di depan mereka.“Sudahlah Kak, jika kau ingin manangis, maka menangislah—”“Diam!” sela murid pertama memasang wajah serius menatap ke depan.Ngiiing!Haoyun yang sejak tadi ribut kini terdiam.Sebuah benda aneh keluar dari tubuh Songrui.“Kak, ini? Bukankah ini?”“Haoyun, sekarang Songrui masih punya harapan!” tutur murid pertama.“Kak, sejak awal kau sudah tahu dan menyembunyikannya dariku?”Murid pertama menoleh ke arah Haoyun.“Diamlah, dan cepat bantu aku!” desak murid pertama.********“Tempat apa ini?”Mendapati dirinya terbangun di tempat yang serupa seperti langit, Songrui menoleh ke kiri dan ke kanan.Ia kembali mengingat bayangan pertempuran dengan jiwa jahat.“Ini tidak seperti lautan kesadaranku.”“Jadi aku benar-benar sudah m

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Pengorbanan Dan Berakhirnya Pertempuran

    Gerakan terakhir Songrui mengakhiri ritualnya.Ujung pedang penghakiman tertuju ke arahnya!(Menggunakan pedang penghakiman untuk membunuhku?! Sungguh naif!)Ngiing!Jiwa jahat kembali berupaya mengendalikan tubuh Songrui, tapi Songrui menggunakan kedua energi di dalam tubuhnya untuk menekan jiwa jahat di dalam sana.(Roh pedang sialan! Beraninya kau mengkhianatiku!)Ngiiing!Tsk!Deg!Upaya Songrui berhasil!Pedang penghakiman menembus tubuhnya.“Jiwa jahat, kau sudah kalah! Sekarang semuanya telah berakhir!” ucap Songrui pelan.(Dasar bodoh! Kita berdua telah menyatu, membunuhku sama saja dengan membunuh dirimu sendiri. Selamanya kau tidak akan pernah bereinkarnasi!)Songrui tersenyum lega.Ia sama sekali tidak terkejut mendengar perkataan jiwa jahat, sebab roh pedang telah memberitahu sebelumnya bahwa satu-satunya cara agar jiwa jahat binasa selamanya, yaitu membiarkan jiwa jahat menyatu dengan tubuh Songrui.Awalnya Songrui sedikit ragu, tapi ketika roh pedang memberitahukan bahwa

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Tubuh Yang Dikuasai

    “Apa yang kau lakukan!?” jiwa jahat berucap cemas.Sebilah pisau yang berada dalam genggaman Songrui kini telah menusuk dadanya sendiri.Tsk!“Ugh!”Sekali lagi ia mendorong kuat pisau yang dipegangnya hingga sepenuhnya masuk ke dalam dada.“Dasar bodoh! Beraninya kau?!” lagi jiwa jahat berucap.Tindakan Songrui menggagalkan ritual jiwa jahat terhadap kedua kakaknya.Sret!Ditariknya keluar pisau yang menusuk jantung.Meski Songrui menahan rasa sakit yang luar biasa, tapi ia bisa merasakan energi jiwa jahat mulai melemah.Trang!Memanfaatkan peluang itu ia melepaskan semua belenggu di pergelangan.Brukh!Ia terduduk sambil menahan bekas tusukkan di dadanya.Bayangan penderitaan semua orang masih terlintas dalam pikiran.Hanya memikirkan itu saja, Songrui berupaya mengambil kembali kendali atas tubuhnya sendiri.Ia duduk bersila.Memejamkan mata dan menenangkan pikiran.Rencana yang telah ia susun tidak boleh berhenti hanya karena luka di tubuhnya.Meski peluang keberhasilan rencana itu

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Menyatu Dalam Satu Tubuh

    “Jangan khawatir, setelah semuanya selesai, kalian berdua akan melihat seberapa besar kekuatanku!” ucap Songrui melemparkan pandangan matanya ke arah jiwa jahat.“Akhirnya kau sadar juga, Xiongrui. Jika dari awal kau menerimanya, aku tentu tidak akan menyakitimu.”Jiwa jahat begitu bersemangat. Ia segera memulai ritual!Tubuh Songrui perlahan mengudara bersama jiwa jahat.Proses ritual dilanjutkan.“Hentikan!” seru murid pertama menyerang—mencoba menggagalkan.Sliiing!Sayangnya serangan murid pertama digagalkan oleh jiwa jahat.“Meskipun harus mengorbankan nyawaku, tidak akan kubiarkan kau melakukannya!”“Jangan terbaru-buru!” sosor jiwa jahat menyela, “kau masih berguna untuk keberhasilan rencanaku.”“Setelah aku berhasil, nyawamu tidak lagi berharga, kau bisa pergi dengan tenang!” lanjut jiwa jahat mengulurkan tangannya.Murid pertama diposisikan di antara Songrui dan jiwa jahat.Ritual penyatuan dilanjutkan.Dengan menggunakan kekuatannya, jiwa jahat memaksa wujud asli murid pertam

  • Kebangkitan Kembali Sang Legenda Perang   Terlepasnya Segel Jiwa Jahat Di Dalam Tubuh

    Setelah mendapat serangan itu Songrui merasa ada keanehan dengan tubuhnya.Secara alami orang biasa pasti akan mengalami kesakitan luar biasa, tapi saat ini ada ledakan energi jahat yang besar dalam tubuhnya.Songrui berdiri sambil menatap bingung kedua telapak tangannya.Adanya energi jahat sebesar itu, tubuhnya bahkan tidak ada penolakan atau reaksi seperti biasa. Namun beberapa detik kemudian, dadanya terasa aneh.“Sudah saatnya!” seru jiwa jahat.Pandangan Songrui teralihkan melihat jiwa jahat berdiri di depannya.Sreek!Tangan jiwa jahat secepat kilat mengarah ke depannyaDEG!Kedua mata Songrui membulat besar!Sesuatu yang masuk di dalam sana seperti mencengkeram kuat dan menarik paksa jantungnya keluar!“Apa yang kau lakukan?!”“Karena kau menolak tawaran yang kuberikan, maka akan kuambil apa yang menjadi milikku!Krak!“Segel jiwa!” ucap jiwa jahat kesal, “pantas saja aku tidak bisa mengendalikanmu. Tapi sekarang dengan kekuatanku, segel ini tidak berguna sama sekali!”"Buum!

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status