Share

Guru Kedua

“Jadi … jangan berani mengganggunya saat sedang tidur. Yang jadi masalah adalah, dia suka tidur di tempat yang tidak akan bisa kamu duga.”

Belum sempat Wang Songrui bertanya, jawaban dari Haoyoun telah membuatnya kecewa. 

Setelah dia melewati masa kritis dan berkesempatan hidup lagi, tidak pernah Songrui merasa frustasi seperti ini.

Ada apa dengan biksu tua sampai membuatnya masuk ke perguruan luar biasa aneh ini?

Rasanya, ia ingin marah. Namun, mengingat kebaikan biksu tua, rasanya tak mungkin pria itu hanya mempermainkannya. Perlahan, Songrui menarik napas. 

Alih-alih marah, dia justru bertanya dengan tenang, “Lalu, bagaimana ketiga guru mengajari kalian?”

Untungnya, Kakak keduanya ini tampak masih antusias menjelaskannya. Dia bahkan menatap Songrui dengan tatapan berbinar.  “Jangan khawatir, beberapa hari lagi semua guru akan berkumpul di aula untuk memberikan pelatihan. Kebetulan karena ada ketambahan satu murid, mereka pasti akan senang.”

Brak!

Percakapan mereka terhenti ketika mendengar suara aneh berbunyi dari dalam bangunan. 

Haoyun menghentikan langkah kaki Songrui dan menginstruksikan agar mereka pergi secara diam-diam, menjauh dari bangunan yang hampir mereka lewati.

Namun, langkah mereka tiba-tiba kembali terhenti.

“Haoyun! Ke mari!” panggil seseorang dari dalam bangunan beriring berhentinya bunyi aneh.

“Ada apa?” tanya Wang Songrui bingung dengan ekspresi Haoyun yang membantu saat namanya dipanggil.

Alih-alih menjawab, justru Haoyun menampilkan ekspresi panik. “Celaka-celaka, kali ini kita tidak akan lolos!”

Songrui jelas semakin bingung dengan ucapan Haoyun. Meski begitu, dia tetap mengikuti Haoyun dari belakang masuk ke dalam sana.

“Tiga permainan, maka kau bisa keluar dari sini! Ayo, temani guru bermain.” Seorang lelaki tua yang memegang tabung pengocok dadu menatap dengan tawa kecil. Namun, di detik berikutnya kehadiran Songrui membuat tawa lelaki memudar. 

“Tunggu, siapa pemuda berwajah cantik di belakangmu itu?”

Menyadari yang dimaksud adalah dirinya, Songrui pun membungkuk dengan hormat pada calon gurunya itu.

“Nama saya Xiongrui. Saya baru diterima di perguruan ini oleh guru yang sedang mabuk di depan.”

“Ha ha ha ….“ tawa guru di depannya sebelum menatapnya tajam, “baik! Kalau begitu, temani aku bermain maka kau resmi diterima di perguruan ini.”

“Guru, biarkan Haoyun yang menemanimu bermain. Adik Xiongrui masih baru, dia—”

Ucapan Kakak Kedua itu tiba-tiba dipotong sang guru, “Tidak bisa! Kau selalu kalah taruhan denganku, Haoyun.”

Sang guru bahkan mengayunkan tangan dan memasang wajah bosan pada Haoyoun. Sebaliknya, ia menatap Songrui dengan senyuman. 

“Kemarilah, Rui-rui, temani aku bermain. Jika kau berhasil mengalahkanku dalam tiga kali permainan dadu ini, maka kau lolos melewati ujian masuk di perguruan ini.”

********

“Benar. Angka Kecil.”

“Lagi!”

“Tebakan Xiongrui benar. Kali ini, angkanya besar”

Beberapa kali bermain, sang guru tak menyangka Songrui ternyata sangat ahli dalam permainan. 

Wajah sang guru bahkan tampak begitu tegang. 

Namun seolah tak mau mengakui kekalahan, ia justru menawarkan hal lain. “Rui-rui. Permainan ini tidak asik! Bagaimana kalau kita perbesar lagi taruhannya?”

Mata Songrui sontak mengernyit. 

Ia melihat gerak-gerik sang guru dan menebak tawaran ini pasti hanyalah sebuah jebakan. Namun, ia tak mengatakannya. Songrui memilih menolaknya dengan halus. 

“Tapi, aku tidak punya barang berharga, guru. Aku pemuda miskin.”

“Hahahaha….” Sang guru tertawa santai. “Tidak masalah. Kau bisa gunakan dirimu sebagai taruhannya. Jika kau kalah dalam 3 ronde, kau harus menemaniku bermain seumur hidupmu. Bagaimana?”

Wang Songrui menelan berat saliva. Seumur hidup?

Apakah dia harus menjadi budak jika kalah dalam permainan ini?

Hanya saja, ini satu-satunya kesempatan untuk belajar di perguruan. Memasang wajah ragu, Songrui akhirnya berkata, “Ba-baik, guru!”

Setelah mengatakannya, tabung pengocok dari kayu yang berisi mata dadu dimainkan. 

Kali pertama, sang guru memulai permainan dan membiarkan Wang Songrui menebak angka yang terbesar atau terkecil.

Sayang sekali, tebakan pertama Wang Songrui salah. Ketiga dadu yang dilihat adalah angka kecil. Hal ini membuatnya memasang wajah cemas.

Kini giliran Wang Songrui memainkan tabung pengocok dadu.

Dua pasang mata memaku ke arah tabung yang masih tertutup di atas meja, menunggu angka apa yang ada di sana.

“Besar!” ucap sang guru menebak.

Sudut mulut Wang Songrui terangkat. Perlahan kedua matanya melirik sang guru dan menyorotkan tatapan kemenangan.

“Tidak mungkin!” pekik sang guru begitu melihat angka di 3 buah dadu.

Wang Songrui bernapas lega. 

Sejak tadi, dia sengaja memasang wajah cemas agar sang guru meremehkannya. 

Sekarang tinggal satu kesempatan lagi yang akan menentukan siapa pemenang dari taruhan ini.

Namun, sang guru sepertinya sudah menyadari strategi dirinya. Terbukti, dengan lelaki tua itu tiba-tiba berkata, “Xiongrui, aku terlalu meremehkanmu.”

Songrui mengendalikan ekspresi. Masih dengan wajah hormat, ia akhirnya membalas, “Guru terlalu memujiku, sebenarnya hanya beruntung saja. Bagaimana kalau membiarkan Haoyun yang mengocok dadunya?”

“Ha ha ha … baik!” Kerendahan hati Songrui membuat sang guru terlihat puas. 

Namun, ia menyadari bahwa tatapan sang guru begitu menakutkan meski dalam keadaan tertawa.

Haoyun yang sempat menolak, kini bahkan tak kuasa saat melihat sang guru memerintahkannya untuk kedua kali. 

Permainan kembali dimulai. 

Bunyi dadu di dalam tabung kayu berirama tak beraturan. Kedua pasang mata saling memandang dalam senyuman kecil.

Saat tabung dadu diletakkan di atas meja, sang guru meneguk semangkuk air, seolah melakukan ritual untuk mencapai kemenangan.

“Kau duluan yang menebak!” perintahnya pada Songrui.

Setelah itu, sang guru meletakkan kembali mangkuk ke atas meja.

Senyuman Wang Songrui memudar cepat. Kali ini, dia begitu khawatir akan nasibnya.

Songrui lantas memejamkan mata sejenak. 

“Kecil!” 

Begitu selesai berucap, Songrui tersenyum kecil menatap sang guru yang saat itu terpaku diam.

“A–apa?! Mustahil!”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Supriyonosusanto
lanjut penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status