Home / Fantasi / Kebangkitan Klan Phoenix / Rahasia di Balik Topeng.

Share

Rahasia di Balik Topeng.

Author: Jimmy Chuu
last update Last Updated: 2025-04-04 19:37:46

Ruangan belakang toko Crafty Chimera terasa jauh lebih hangat dibandingkan ruang depan. Dinding-dindingnya dilapisi kayu gelap dengan ukiran-ukiran rumit, dan rak-rak berisi buku-buku kuno dan artefak langka berjajar rapi.

Sebuah meja bundar dari kayu mahoni berdiri di tengah ruangan, dikelilingi oleh empat kursi berukir dengan bantalan beludru merah.

Lila menggerakkan tangannya dalam pola rumit, dan simbol-simbol bercahaya muncul sejenak di dinding sebelum memudar. Udara di ruangan itu terasa bergetar pelan, lalu kembali tenang.

"Mantra kedap suara," jelas Lila, berbalik menghadap mereka. "Tidak ada yang bisa mendengar percakapan kita sekarang."

Kiran, Jasper, dan Chen berdiri dalam diam, masih terkejut dengan pertemuan tak terduga ini. Lila menatap mereka dengan tatapan menilai, lalu mengisyaratkan mereka untuk duduk di kursi-kursi yang mengelilingi meja.

"Jadi," Lila memulai, suaranya tenang dan profesional, "kalian bisa mengungkapkan keinginan kalian sebenarnya sekarang. Aku akan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Ulah Jasper.

    "Apa yang terjadi?" tanya Chen, menyadari ketegangan dalam suara Lila.Lila menatap sekeliling dengan waspada, seolah takut dinding pun bisa mendengar. "Kekaisaran semakin paranoid. Mereka tahu ada gerakan bawah tanah yang mendukung pemberontakan. Mata-mata ada di mana-mana, bahkan di tokoku.""Termasuk pelanggan-pelanggan di luar?" tanya Jasper, mengedikkan kepala ke arah pintu.Lila mengangguk. "Terutama pria bertudung di dekat konter. Dia adalah mata-mata Kekaisaran, berpura-pura sebagai pembeli biasa.""Bagaimana kau bisa bertahan?" tanya Kiran, kagum dengan keberanian temannya."Dengan berhati-hati," Lila tersenyum tipis. "Dan dengan menjual informasi ke kedua belah pihak. Kekaisaran mengira aku mata-mata mereka, sementara pemberontak mengira aku mendukung mereka.""Dan kenyataannya?" tanya Chen.Lila menatap mereka satu per satu, lalu berbisik, "Aku mendukung siapapun yang bisa menghentikan perang yang akan datang."Ia melipat peta itu dengan hati-hati dan menyerahkannya pada Ki

    Last Updated : 2025-04-04
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Api Dendam di Hutan Cemara – Part I.

    Malam di Kota Shanggu terasa mencekam saat kelompok Kiran bergegas keluar dari penginapan The Sleeping Dragon. Kristal-kristal di langit-langit gua masih redup, memberikan penerangan minim yang justru menguntungkan mereka.Pasar Gelap Alphaworks yang biasanya ramai kini lengang, hanya beberapa sosok mabuk dan pedagang malam yang masih berkeliaran."Kita harus bergerak cepat," bisik Kiran, menarik tudung jubahnya lebih rendah untuk menutupi wajah. "Jika Jasper benar-benar pergi ke Hutan Cemara, dia dalam bahaya besar."Emma mengangguk, wajahnya yang kini berambut hitam dengan mata hijau terlihat tegang. "Klan Stormhowl tidak akan bermurah hati pada anggota Klan Moonfire yang tersisa.""Terutama jika mereka tahu Jasper adalah keponakan Forester," tambah Chen, janggut peraknya bergetar saat ia berbicara.Mereka bergegas menuju kandang hewan di belakang penginapan.Gallileon, monster iblis berbentuk beruang besar dengan bulu hitam kemerahan, mendengus tidak sabar saat melihat Kiran. Di sa

    Last Updated : 2025-04-05
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Api Dendam di Hutan Cemara – Part II.

    Di tengah tanah lapang, Jasper berlutut di tanah, tubuhnya penuh luka dan darah.Pakaiannya robek di beberapa tempat, menampakkan luka bakar yang masih berasap. Wajahnya yang biasanya angkuh kini dipenuhi memar dan luka gores, namun matanya masih menyala dengan kebencian dan hasrat.Mengelilinginya dalam lingkaran besar, puluhan anggota Klan Stormhowl berdiri dengan wajah mengejek. Mereka bersorak dan bertepuk tangan setiap kali Jasper terkena serangan, seolah menikmati tontonan gladiator yang kejam.Di hadapan Jasper, dua sosok berdiri dengan angkuh. Yang pertama, pria tua bertubuh kekar dengan rambut dan janggut abu-abu, mata kuningnya berkilat kejam di bawah alis tebal.Di sampingnya, pria yang lebih muda namun tidak kalah mengintimidasi, dengan bekas luka panjang melintang di wajahnya dan tangan yang diselimuti api biru."Patriark Lothian dan Wakil Ketua Ranale," bisik Chen, mengenali kedua pemimpin Klan Stormhowl.Kiran mengangkat tangannya, memberi isyarat pada yang lain untuk t

    Last Updated : 2025-04-06
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Api Dendam di Hutan Cemara – Part III.

    Jasper tersenyum lemah, darah masih mengalir dari sudut bibirnya. "Aku harus melakukannya," bisiknya. "Untuk keluargaku. Untuk klanku.""Dan hampir mati karenanya," Chen menggelengkan kepalanya, tangannya masih memancarkan energi penyembuh ke luka-luka Jasper. "Beberapa luka ini sangat dalam. Butuh waktu untuk pulih sepenuhnya."Mereka terus bergerak, meninggalkan Hutan Cemara dan menuju ke arah timur, ke Hutan Ek Hitam—hutan lebat dengan pohon-pohon ek kuno yang batangnya hampir hitam karena usia.Hutan ini terkenal angker, dihindari oleh kebanyakan penduduk Kota Shanggu karena rumor tentang roh-roh yang menghantui di antara pepohonannya."Kita akan aman di sini untuk sementara," ucap Pigenor saat mereka mencapai tepi Hutan Ek Hitam. "Tidak banyak yang berani masuk ke hutan ini, bahkan manusia serigala."Mereka menemukan tempat berlindung di bawah pohon ek besar yang akarnya membentuk semacam gua alami. Chen segera melanjutkan pengobatan Jasper, sementara yang lain berjaga bergantian

    Last Updated : 2025-04-06
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Kota yang Terjebak Waktu.

    Daun-daun kering berderak di bawah langkah kaki mereka. Napas Kiran membentuk uap tipis di udara dingin saat ia memimpin kelompoknya melalui rimbunnya pepohonan.Tiga hari telah berlalu sejak mereka berhasil lolos dari kejaran tentara Qingchang. Tiga hari penuh kewaspadaan, bersembunyi di siang hari dan bergerak hanya saat malam tiba."Berapa lama lagi kita harus berjalan seperti ini?" tanya Jasper, suaranya serak karena jarang digunakan. Wajahnya yang biasanya penuh semangat kini tampak lelah dengan lingkaran hitam di bawah matanya.Kiran berhenti sejenak, mengeluarkan peta pemberian Lila dari dalam jubahnya.Peta itu sudah kusut di bagian lipatannya, namun tanda-tanda dan rute yang digambarkan masih jelas terlihat. "Menurut peta ini, kita masih perlu menyeberangi dua hutan lagi sebelum mencapai Kota Begonia.""Tujuh hari perjalanan lagi, kalau kita beruntung," tambah Pigenor, mata elfnya yang tajam menelusuri jalur di depan mereka. Rambutnya yang keperakan berkilau lembut di bawah s

    Last Updated : 2025-04-07
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Kuil Angin Utara.

    Reruntuhan kuil itu berdiri menyeramkan di tengah kegelapan malam. Pilar-pilar batu yang retak menyangga atap yang sebagian telah runtuh.Dinding-dindingnya penuh ukiran kuno yang sebagian terhapus oleh waktu dan perang. Altar batu di tengah ruangan tertutup lumut tebal, dan patung-patung dewa yang sudah tidak utuh berdiri seperti penjaga sunyi."Kuil Angin Utara," kata Pigenor setelah mengamati ukiran-ukiran di dinding. Jemarinya yang panjang menelusuri simbol-simbol kuno dengan penuh penghormatan. "Dibangun oleh Suku Devahari sebelum Kekaisaran Hersen menguasai wilayah ini.""Suku Devahari?" Mata Kiran melebar. "Suku yang kita cari di Zolia?"Pigenor mengangguk. "Ya. Mereka pernah menjelajahi seluruh Benua Ayax sebelum Perang Besar. Kuil-kuil seperti ini adalah bukti kehadiran mereka.""Apakah aman untuk bermalam di sini?" tanya Emma, matanya menyapu area sekitar dengan waspada."Lebih aman daripada di luar," jawab Jasper, sudah mulai mengumpulkan ranting-ranting kering untuk membua

    Last Updated : 2025-04-07
  • Kebangkitan Klan Phoenix   Pertarungan di Tembok Perbatasan.

    Angin malam bertiup dingin, membawa aroma daun basah dan tanah lembab. Bulan purnama mengintip di balik awan-awan gelap, menyinari medan pertempuran yang akan segera tercipta.Kiran menatap Eve Whitehouse yang berdiri congkak di atas kapal roh megah berlambang naga perak. Jubah hitamnya berkibar ditiup angin, mata violetnya berkilat penuh kebencian. Ribuan pemanah telah mengepung mereka dari segala arah, anak panah siap dilepaskan.Kiran mengeratkan genggamannya pada Crimson Dawn—pedang yang baru ditemap. Permata merah di pangkalnya berdenyut lemah, seolah merasakan kemarahan pemiliknya."Kita tidak punya pilihan," ucap Kiran dengan suara rendah, aura keemasan mulai menyelimuti tubuhnya. "Kita bertarung."Jasper—manusia serigala dari klan Silverback—mengangguk di sampingnya. Matanya berkilat keemasan dalam kegelapan, taringnya mulai memanjang. "Sudah waktunya berhenti berlari."Tanpa peringatan lebih lanjut, Kiran melompat ke depan dengan kecepatan yang mengejutkan. Kakinya mendorong

    Last Updated : 2025-04-08
  • Kebangkitan Klan Phoenix   PENGKHIANATAN DAN ILUSI – Part I.

    Di atas tembok, pertarungan Kiran semakin sengit. Cambuk apinya bergerak dalam pola rumit seperti tarian kuno para Penguasa Api, menangkis serangan demi serangan dengan presisi sempurna.Jejak keemasan tertinggal di udara setiap kali cambuknya bergerak, menciptakan pola indah yang mematikan. Namun, melawan lima penyihir tingkat tinggi sekaligus bukanlah pertarungan yang seimbang, bahkan untuk seseorang dengan kekuatan seperti Kiran.Pengendali air—wanita bertopeng perak dengan rambut biru bergelombang—mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi. Rune-rune air bersinar di pergelangan tangannya."Aqua Titanius!" serunya, suaranya bergema seperti ombak menerjang karang.Gelombang raksasa terbentuk dari udara lembab, meninggi hingga sepuluh meter sebelum melesat ke arah Kiran dengan kecepatan mengerikan. Gelombang itu hampir menyapu Kiran dari tembok, dindingnya setinggi dan sekuat baja cair.Kiran berhasil menghindarinya dengan melompat tinggi, tubuhnya berguling di udara dengan keanggunan

    Last Updated : 2025-04-08

Latest chapter

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Daun-Daun Terakhir untuk Lila.

    Chen merasakan tubuhnya terhempas melalui ruang dan waktu. Sensasi seperti ditarik dan ditekan dari segala arah, membuatnya tidak bisa bernapas. Dunia berputar dalam kecepatan yang tidak masuk akal, dan kesadarannya mulai memudar."Lila!" teriaknya, tapi suaranya tertelan oleh kekosongan di sekitarnya. Ia berusaha melawan kekuatan teleportasi, berusaha kembali ke tempat Lila berdiri menghadapi kematian, tapi sia-sia. Talisman itu telah mengunci tujuannya, dan tidak ada yang bisa menghentikannya sekarang.Cahaya putih membutakan berubah menjadi berbagai warna yang berputar cepat, lalu mendadak gelap total. Chen merasakan tubuhnya jatuh, jatuh, dan terus jatuh, hingga akhirnya menghantam sesuatu yang keras dan dingin.Rasa sakit menyebar ke seluruh tubuhnya seperti gelombang, dan kegelapan segera menelannya sepenuhnya.+++Suara burung-burung berkicau perlahan menarik Chen kembali ke kesadaran. Matanya terbuka dengan berat, menyipit melawan cahaya matahari yang menembus dedaunan di atas

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Api Hitam dan Pengorbanan Terakhir.

    Eve memejamkan mata sejenak, dan ketika ia membukanya kembali, mata itu telah berubah menjadi merah menyala seperti darah segar. Ia mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi, dan mulai merapalkan mantra dalam bahasa kuno yang bahkan Chen tidak kenali.Tanah di bawah kaki mereka mulai bergetar. Retakan-retakan muncul, dan dari dalamnya, keluar asap merah yang panas. Asap itu berputar di sekitar Eve, semakin tebal hingga nyaris menutupi sosoknya."Apa yang dia lakukan?" tanya Chen, panik mulai menguasainya."Mantra pemanggilan tingkat tinggi," jawab Lila, wajahnya pucat pasi. "Dia memanggil Ifrit, iblis api dari dimensi lain."Tameng kristal Chen akhirnya pecah berkeping-keping saat naga api terakhir menghantamnya dengan kekuatan penuh.Chen terhempas ke belakang, punggungnya menghantam dinding kereta dengan keras. Rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya, dan ia bisa merasakan darah mengalir dari hidungnya, tanda bahwa ia telah mendorong batas kemampuan sihirnya terlalu jauh.Asap merah

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Rantai Perak dan Api Biru.

    "Berhenti! Kereta itu membawa pelarian!"Suara teriakan itu membekukan darah dalam pembuluh Chen. Ia dan Lila bertukar pandang penuh kengerian saat kereta mereka terhenti mendadak.Kuda-kuda meringkik ketakutan, seolah merasakan bahaya yang mendekat."Siapa itu?" bisik Chen, suaranya nyaris tidak terdengar.Lila mengintip dari jendela kecil kereta, wajahnya seketika memucat. "Eve Whitehouse," jawabnya dengan suara bergetar. "Penyihir pemanggil api Kekaisaran Hersen."Chen merasakan jantungnya berhenti berdetak untuk sesaat. Eve Whitehouse.Nama itu dikenal di seluruh perbatasan sebagai salah satu penyihir paling mematikan. Pengendali api dengan kemampuan sihir pesona tingkat empat, mampu membakar seluruh desa hanya dengan satu mantra.Bahkan mereka pernah bertarung melawan kelompoknya."Bagaimana dia bisa tahu?" tanya Chen, mencengkeram jubah tabibnya hingga buku-buku jarinya memutih."Dia penyihir detektor terkuat," Lila menjawab, matanya liar mencari jalan keluar. "Mantra ilusi tida

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Pengkhianatan di Balik Tembok Sihir.

    "Kiran bisa diajak bicara," Chen bersikeras. "Dan jika kau benar-benar menyesal...""Tidak semudah itu, Chen," Lila memotong lembut. "Beberapa kesalahan tidak bisa dimaafkan begitu saja."Keheningan kembali menyelimuti kereta. Chen ingin membantah, ingin mengatakan bahwa pengampunan selalu mungkin, tapi ia tahu Lila benar. Pengkhianatan adalah luka yang sulit disembuhkan, bahkan oleh waktu.Setelah hampir satu jam perjalanan melalui hutan, kereta mulai melambat. Di kejauhan, siluet Tembok Sihir menjulang tinggi, berkilau kebiruan dalam kegelapan. Benteng raksasa itu membelah daratan seperti bekas luka pada kulit bumi, memisahkan Kekaisaran Qingchang dari Kerajaan Zolia."Kita hampir sampai," Lila berbisik, matanya waspada mengamati jalan di depan. "Pos penjagaan perbatasan ada di belokan berikutnya."Chen menelan ludah, jantungnya berdebar kencang. "Apa rencanamu?""Aku akan menggunakan otoritasku untuk melewati pos," jawab Lila."Jika ditanya, aku sedang dalam misi rahasia ke Zolia.

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Pelarian di Tengah Malam.

    Roda kereta berderit pelan melawan jalanan berbatu Kota Begonia. Dua ekor kuda hitam melangkah dengan irama stabil, napas mereka mengepul dalam udara malam yang dingin.Cahaya bulan sabit nyaris tak mampu menembus awan kelabu yang menggantung rendah, menjadikan malam itu lebih gelap dari biasanya.Kereta itu bergerak perlahan, hampir tanpa suara selain detak sepatu kuda dan gemeretak roda kayu. Lambang Kekaisaran terukir di sisi kereta, berkilau samar dalam keremangan.Seorang kusir berjubah tebal duduk di depan, wajahnya tersembunyi di balik tudung yang ditarik rendah.Jalanan kota tampak kosong. Jam malam telah diberlakukan sejak matahari terbenam, memaksa penduduk mengunci diri di rumah-rumah mereka yang rapuh.Hanya sesekali terlihat bayangan prajurit patroli dengan obor di tangan, memeriksa sudut-sudut gelap dengan tatapan waspada.Kereta berbelok ke jalan utama yang mengarah ke gerbang kota. Di sana, sebuah pos penjagaan berdiri dengan obor-obor menyala terang. Enam prajurit ber

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Pengkhianatan dan Penyesalan.

    Lila!Si Pengkhianat yang menyebabkan penangkapannya. Pengkhianat yang memisahkannya dari teman-temannya. Pengkhianat yang bekerja sama dengan Kekaisaran untuk menjebak Kiran dan kelompoknya di perbatasan.Darah Chen mendidih.Tangannya terkepal erat hingga buku-buku jarinya memutih. Ia ingin berteriak, ingin melemparkan mantra paling mematikan yang ia tahu. Tapi ia menahan diri, menunggu dengan sabar seperti predator mengintai mangsanya.Lila berjalan melalui barisan pasien, sesekali berhenti untuk berbicara dengan para penyihir terluka. Wajahnya menunjukkan keprihatinan yang tampak tulus, tapi Chen tahu lebih baik. Ia telah melihat topeng itu sebelumnya, telah mempercayainya, dan telah membayar harganya yang mahal.Saat Lila mendekat ke arahnya, Chen berbalik dan berjalan cepat menuju ruang obat di belakang balai. Ia tidak bisa menghadapinya sekarang, tidak di depan semua orang. Ia membutuhkan waktu, tempat, dan kesempatan yang tepat.Kesempatan itu datang saat senja mulai turun.Ch

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Balai Pengobatan Perbatasan.

    Mentari muncul dengan enggan di atas Kota Begonia, cahayanya yang pucat merayap perlahan melewati puing-puing bangunan yang rusak.Chen berdiri di ambang jendela sempit Balai Pengobatan Perbatasan Qingchang, mengamati kota kelahirannya yang kini hampir tak dikenali. Udara pagi terasa dingin dan lembab, membawa aroma obat-obatan, darah, dan keputusasaan yang telah menjadi teman setianya selama berminggu-minggu.Begonia dulu adalah permata kecil di tepi perbatasan, dengan pasar-pasar ramai dan taman bunga yang indah.Kini, separuh kota telah berubah menjadi lautan puing. Rumah-rumah penduduk biasa diperbaiki seadanya dengan kayu dan kain, menciptakan labirin jalan-jalan sempit yang suram. Atap-atap miring dan dinding retak menjadi pemandangan umum di distrik bawah, tempat rakyat biasa berjuang untuk bertahan hidup.Namun, di kejauhan, di balik tembok tinggi yang memisahkan distrik kumuh dari bagian kota lainnya, menara-menara megah dengan atap keemasan berdiri angkuh.Distrik bangsawan

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Pengadilan Klan dan Api Biru.

    "Serahkan dirimu," Rustam memerintah. "Hadapi pengadilan klan.""Kita semua tahu pengadilan itu hanya formalitas," Jasper menjawab. "Kalian sudah memutuskan hukumanku.""Kau membunuh putraku!" Rustam berteriak, kesedihannya berubah menjadi kemarahan murni. "Kau pantas mati!"Dengan geraman marah, Rustam berubah menjadi serigala besar dengan bulu keperakan. Ia melompat ke arah Jasper, diikuti oleh beberapa anggota klan lainnya.Jasper tidak punya pilihan. Dengan satu gerakan cepat, ia melepaskan kekuatan barunya.Api biru keemasan menyembur dari kedua tangannya, membentuk dinding api yang mengelilinginya. Para serigala berhenti mendadak, mundur dari panas yang membakar."Aku tidak ingin membunuh siapapun lagi," Jasper berteriak di atas suara api yang berderak."Biarkan aku pergi, dan aku tidak akan pernah kembali.""Tidak akan!" Faris mengangkat tongkatnya, menggumamkan mantra kuno. Angin kencang bertiup, berusaha memadamkan api Jasper.Jasper merasakan kekuatan Faris mendorong apinya,

  • Kebangkitan Klan Phoenix   Dikepung oleh Bayangan Serigala.

    Reyna - gadis itu mundur, menggelengkan kepalanya."Kau... kau membunuh mereka. Kau membunuh Zahir.""Aku tidak bermaksud," Jasper mencoba menjelaskan, suaranya penuh keputusasaan. "Kekuatan ini baru. Aku tidak bisa mengendalikannya.""Kau seorang penyihir," bisik Reyna, masih mundur. "Kau berbohong pada kami semua.""Reyna, kumohon," Jasper melangkah maju, tapi gadis itu berbalik dan berlari, menghilang di antara pepohonan.Jasper tahu ia tidak punya banyak waktu. Reyna akan kembali ke perkampungan dan memberitahu semuanya. Ia harus sampai ke rumah Saraya, mengambil barang-barangnya, dan pergi sebelum seluruh klan mengejarnya.Dengan kecepatan barunya, Jasper berlari melalui hutan, melewati pohon-pohon dan semak belukar dalam gerakan kabur. Ia sampai di tepi perkampungan dalam waktu singkat, berhati-hati menyelinap di antara rumah-rumah untuk menghindari perhatian.Rumah Saraya tampak tenang saat ia masuk. Wanita itu sedang menyiapkan makanan di dapur, dan menoleh dengan terkejut saa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status