Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 06. Keahlian Rendy

Share

06. Keahlian Rendy

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2024-08-22 16:39:54

“Aaaa!” Cindy tak sengaja berteriak kala merasakan jantungnya berdegup kencang.

Matanya melirik ke kaca spion melihat bayangan mobil mewah merah yang mendekat dengan kecepatan mengerikan.

"Rendy, mereka semakin dekat! Apa yang harus kita lakukan?" paniknya.

"Tenang, Cindy. Aku akan mengatasinya." Suaranya tenang, namun ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan. Dia menambah kecepatan, mencoba menghindar dari kejaran gila Hezkil.

Hal ini membuat Hezkil, di dalam mobil mewahnya, merasakan adrenalin mengalir deras.

Angin yang masuk melalui jendela yang sedikit terbuka membawa aroma laut yang asin.

Namun, dia tidak peduli.

Semangat bertemu Naga Perang dan keinginannya untuk menghancurkan Rendy melebihi segalanya.

Sementara itu, Tristan yang melihat ekspresi gila Hezkil, merasa ketakutan sekaligus kagum. "Lakukan, Hez! Tunjukkan padanya siapa yang berkuasa!"

Tak lama, mobil mewah merah ini mendekat, jaraknya hanya beberapa meter lagi. Hezkil menyiapkan diri untuk benturan. "Ini untuk Naga Perang!" teriaknya.

Suara mesinnya menderu seperti auman singa yang siap menerkam mangsa.

Hanya saja, sebuah kilatan cahaya mendadak menerpa mata Hezkil dari arah berlawanan.

Sebuah truk besar muncul di tikungan, membunyikan klakson panjang dan keras.

Tin!!!!

"Hati-hati!" teriak Tristan, panik.

Sementara itu, Rendy, dengan refleks luar biasa, membanting kemudi ke kiri, menghindari tabrakan dengan mobil Hezkil.

Mobilnya tergelincir sedikit di jalan basah, tapi dia berhasil mengendalikan kembali.

Hanya saja, mobil Hezkil yang sudah terlalu dekat, tidak sempat menghindar sepenuhnya dan menabrak bagian belakang truk besar.

Brak!

Suara benturan keras menggema di udara malam. Mobil mewah merah ini terhuyung dan berhenti.

Bagian depannya hancur dan asap mulai keluar dari kap mesin.

Hezkil dan Tristan terdiam sejenak, terkejut dan panik.

“Rendy!” Di dalam mobilnya, Cindy menangis terisak, sementara Rendy menenangkan dirinya, menyadari bahwa mereka selamat dari maut.

"Tenang, Cindy. Kita selamat … kamu bisa tenang sekarang! Kedua berandalan itu tidak akan mengejar kita lagi!" ucapnya, mengusap rambut sang istri.

*****

Di sisi lain, Zackarian Wu, yang lebih dikenal sebagai Zack Wu, menatap layar televisi yang menampilkan berita tentang kembalinya Naga Perang.

Taipan muda yang akan menguasai Kota Kartanesia dan Underground City di Khatulistiwa, sungguh mengusik rasa penasarannya.

Dulu, melalui salah satu Elemental Naganya, Katrin Chow, perusahaannya ditolong.

Jadi, Zack Wu merasa berhutang budi kepada Naga Perang, yang menghilang setelah membantu memajukan perusahaannya.

Malam ini adalah kesempatan untuk berterima kasih langsung kepada Naga Perang sekaligus memohon bantuannya sekali lagi.

Sambil menyimak berita tersebut, tangannya juga sibuk menggulir layar ponsel termahal edisi khusus berlapis emas, salah satu dari lima buah yang ada di Negeri Khatulistiwa.

Zack berencana memberikan ponsel serupa kepada Naga Perang sebagai bentuk penghormatan dan terima kasih karena telah menolongnya dari kebangkrutan di masa lalu.

Naga Perang adalah harapan terakhirnya untuk menyuntikkan dana ke Wu Corporation, yang sedang mengalami krisis keuangan akibat nilai saham yang anjlok.

Perusahaannya terancam turun ke Grade C jika tidak segera mendapatkan suntikan dana dari Grup Pemodal Sembilan Naga Sakti yang dipimpin oleh Naga Perang atau dari Serikat Dagang dan Industri Khatulistiwa.

Untuk itu, Zack harus memastikan segala sesuatunya siap di Underground City agar tidak ada kesalahan saat menyambut kembalinya Naga Perang.

Namun, ponsel emasnya berdering, menampilkan nama Hezkil Wu, anak kesayangannya.

"Ayah, aku sudah dipermalukan oleh orang miskin sampai mobilku hancur!" terdengar suara Hezkil dengan nada marah dan frustasi.

Deg!

"Siapa yang berani mempermalukan Keluarga Wu akan menerima akibatnya! Ayah akan memeriksa kamera lalu lintas untuk melihat siapa yang telah berani mempermalukan kita!" teriak Zack, marah.

"Terima kasih, Ayah! Mobilnya MBenz putih! Semoga Ayah bisa mematahkan kedua kaki dan tangan si brengsek itu!" kata Hezkil dengan nada penuh dendam sebelum ayahnya mematikan ponsel emasnya.

"Ryan, segera periksa kamera lalu lintas untuk menemukan pemuda brengsek yang mengendarai MBenz putih yang telah berani mempermalukan putraku!" perintah Zack Wu kepada asistennya.

Sebagai sosok berpengaruh di Underground City, Zack Wu tidak akan kesulitan mengakses rekaman kamera lalu lintas yang memantau setiap kendaraan yang melintasi jalan-jalan besar di Khatulistiwa.

Tak butuh waktu lama, Ryan pun kembali dengan wajah pucat pasi.

Dia tahu bagaimana kekejaman Zack Wu terhadap bawahannya yang gagal melaksanakan tugas.

"Maaf, Tuan Wu ... tidak satu pun kamera lalu lintas berhasil memotret mobil Mbenz putih yang menghancurkan mobil Tuan Muda, apalagi wajah pengemudinya," kata Ryan dengan suara gemetar.

"Bagaimana mungkin mobil yang melaju kencang tidak bisa dipotret oleh kamera lalu lintas? Apa gunanya kamera itu dipasang? Apakah kamu yang tidak becus bekerja?" Zack Wu bertanya dengan wajah yang penuh kemarahan.

"Ada teknik Blind Spot untuk menghindari kamera lalu lintas, Tuan Wu! Sepertinya pengemudi mobil ini sangat terampil, mampu menyembunyikan mobilnya di antara kendaraan lain... hanya pilot pesawat tempur yang mampu melakukan teknik seperti ini untuk mengelabui musuh," jelas Ryan, berusaha mempertahankan dirinya dari amarah Zack Wu.

Mata pria tua itu membelalak.

"Pilot pesawat tempur, katamu? Apa kamu yakin kalau teknik Blind Spot ini hanya bisa dilakukan oleh pilot pesawat tempur! Siapa sebenarnya pemuda brengsek itu?" tanya Zack Wu sambil melihat ke layar televisi besarnya yang kini sedang menampilkan Naga Perang dari belakang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Evita Maria
ceritanya keren, mendebarkan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kebangkitan Naga Perang   525. Tantangan Seruni

    “Apa kamu yakin bisa pergi ke Khatulistiwa sendirian bersama para Srikandi Andalas?” tanya Rendy sambil menyipitkan mata, menahan terpaan angin yang berembus kencang di landasan bandara khusus itu. Suara mesinnya samar-samar terdengar, meski kedua jet pribadi Wang Industries yang terparkir megah di sana telah dimatikan. Cahaya senja memantulkan kilau keperakan di badan pesawat, menciptakan pemandangan yang seolah memotong langit jingga.Seruni mengibaskan rambut panjangnya yang tertiup angin. Matanya menatap tajam Rendy, dengan alis terangkat. “Loh, kamu mau ke mana?” suaranya terdengar ringan, tapi ada nada penasaran yang tak bisa disembunyikan.Rendy tersenyum samar, sudut bibirnya terangkat sebelah, tatapannya menerawang sejenak sebelum berlabuh ke mata Seruni. “Aku mau ke Aurora. Ada teman lama yang harus aku kunjungi,” ucapnya dengan nada santai, seolah perjalanan itu bukan apa-apa. Tangannya menyelip masuk ke saku jaket, sementara matanya menatap jauh ke landasan seakan membayan

  • Kebangkitan Naga Perang   524. Rendy vs Bara Sena - III

    Di sisi lain, Bara Sena tampak berlutut, satu tangan mencengkeram lantai yang retak, berusaha menopang tubuhnya yang mulai kehilangan tenaga. Api yang sebelumnya menyelimuti tubuhnya kini meredup, menjalar mundur ke dalam pori-pori kulitnya. Wajahnya pucat, nafasnya tersengal, dan matanya membelalak seperti baru menyaksikan hal yang tak bisa diterima oleh akal sehat.“Ba … gaimana … bisa …” desisnya, suaranya serak, lebih mirip geraman binatang yang terluka. Matanya menatap Rendy seakan menolak kenyataan yang ada di hadapannya.Langkah Rendy bergema di lantai rusak balairung. Tiap hentakan sepatunya mengeluarkan bunyi seperti palu yang memaku takdir. Ia berhenti tepat beberapa langkah di depan Bara Sena, menatapnya dari balik rambut acak-acakan dan darah yang belum sempat dibersihkan.“Aku tidak bertarung hanya untuk diriku sendiri,” ucapnya pelan, namun suaranya menggema seperti lonceng peringatan. “Aku membawa harapan dari seluruh Dunia Tengah. Mereka yang tak punya kekuatan, yang s

  • Kebangkitan Naga Perang   523. Rendy vs Bara Sena - II

    Bara Sena menarik napas panjang, lalu melemparkannya dalam pekikan perang yang menggetarkan langit-langit balairung.“AARRRGHHH!!!”Kedua tangannya bersatu di depan dada, dan seketika api melonjak liar, melingkar membentuk mandala raksasa berwarna merah keemasan yang menyelubungi tubuhnya. Api itu berkilau dengan pola-pola kuno yang menari seperti cap naga, masing-masing garisnya seperti ditulis dengan darah para leluhur.“Api Leluhur Andalas!” raungnya.Langit-langit Balairung Matahari berdetak dengan gema mantra yang terpatri di ukiran-ukiran dinding. Pilar-pilar tua yang menopang bangunan itu tiba-tiba bersinar terang, garis-garis sihir purba menyala, mengalirkan kekuatan suci dari akar sejarah Andalas. Aura mereka menyalakan seluruh balairung, menyulut langit dalam ruangan itu menjadi nyala abadi yang mendesis pelan.Api itu bukan hanya panas—ia menyengat jiwa, menusuk kesadaran, membawa kilasan ribuan tahun sejarah dan darah yang telah tertumpah demi kerajaan ini. Bara Sena kini t

  • Kebangkitan Naga Perang   522. Rendy vs Bara Sena - I

    Benturan pertama mengguncang dunia seakan langit dan bumi menolak keberadaan pertarungan itu. Lantai kayu Balairung Matahari retak dalam pola menjalar seperti akar pohon purba, suara kayu pecah menggemuruh dari bawah kaki mereka. Getarannya menjalar hingga ke pilar-pilar penyangga yang mulai bergoyang pelan, menebarkan debu yang turun seperti hujan abu dari langit-langit.Bara Sena, dengan tubuh kekarnya yang dipenuhi tato suci, menghantam pusaran kabut merah yang membungkus tubuh Rendy. Tinju apinya menyala menyilaukan, semburan panasnya membuat udara di sekeliling bergetar seperti fatamorgana di tengah gurun.Namun, dari balik kabut merah itu, seekor naga merah transparan meraung—raungan panjang dan purba yang menggema ke seluruh penjuru ruangan. Nafasnya menguarkan hawa panas bercampur aroma darah dan belerang. Pusaran kabut berubah menjadi pusaran angin liar yang meliuk, membelokkan hantaman Bara Sena seolah waktu itu sendiri membelanya.Bara Sena menyeringai, giginya menyeringai t

  • Kebangkitan Naga Perang   521. Menantang Bara Sena

    Seruni duduk tegak, tubuhnya bersandar pada kursi kayu yang tebal. Wajahnya terpelintir sedikit, matanya menyipit tajam menatap Rendy yang berdiri di hadapannya. Di udara, terasa ketegangan yang mencekam, seperti listrik yang siap meledak. Perlahan, ia menggumamkan kata-kata yang terdengar seperti peringatan, namun dibalut dengan rasa penasaran.“Elemental Naga Baru?” Suaranya serak, nyaris tak terdengar, seolah kata-kata itu berat dan penuh beban. “Kau tahu, Rendy, gelar itu bukan sekadar sebutan. Itu berarti mengguncang seluruh Andalas—menyentuh setiap sudut dunia ini.”Rendy menatapnya tanpa berkedip, setiap helaan napasnya semakin dalam, menyusup ke dalam dadanya yang berdenyut. “Aku tahu,” jawabnya dengan suara penuh tekad yang menggetarkan udara. “Dan aku tahu, aku tidak akan mendapatkan persetujuan itu hanya dengan kata-kata.”Dengan langkah perlahan namun penuh keyakinan, ia berdiri tegak. Ketegangan yang terbangun begitu kental, terasa seolah waktu berhenti sejenak. Tangan ka

  • Kebangkitan Naga Perang   520. Merekrut Seruni

    Perempuan itu menghentikan kudanya beberapa meter di depan Rendy. Udara di antara mereka seolah menjadi lebih berat. Kenangan akan masa lalu—pertarungan sengit di Horizon City, perdebatan tentang kehormatan dan tujuan, dan kekaguman diam-diam yang tak pernah sempat diutarakan—kembali mengapung di udara."Kau datang sendiri, Rendy?" Seruni akhirnya berbicara, suaranya rendah namun penuh tekanan. "Apa kau pikir aku akan lupa bahwa kau pernah hampir mengalahkanku di Horizon City?"Rendy tersenyum tipis. "Aku tidak lupa... dan aku juga tidak datang untuk mengulang masa itu. Aku datang membawa kabar yang bisa menyelamatkan Andalas—atau membinasakannya jika diabaikan."Seruni turun dari kudanya, lalu berjalan mendekat dengan langkah penuh percaya diri. Srikandi Andalas tetap berjaga di belakang, tangan mereka sudah menyentuh gagang senjata, bersiap untuk segala kemungkinan."Jika kau datang dengan niat baik," ucap Seruni sambil menatap lurus ke dalam mata Rendy, "mengapa tidak mengirim utus

  • Kebangkitan Naga Perang   519. Negeri Andalas

    Angin pagi membelai rambut panjang Sheila Tanoto saat ia berdiri di tepi landasan bandara jet pribadi di pinggiran Dark City. Suasana masih gelap karena waktu baru menunjukkan pukul 02.00 pagi. Matahari buatan masih mati digantikann oleh bulan buattan yang memiliki energi gravitasi bulan seperti di Khatulistiwa. Di belakangnya, lampu-lampu kota berkelip seperti bintang jatuh, sementara deru mesin pesawat pribadi Rendy menggeram pelan, siap untuk lepas landas. Bau logam dan bahan bakar memenuhi udara, menambah ketegangan yang terasa seperti benang halus yang siap putus kapan saja.Wajah Sheila disinari remang lampu bandara, menunjukkan keraguan yang dalam di matanya."Aku akan segera menyusulmu ke Khatulistiwa," ucapnya, suaranya tenang namun mengandung kekhawatiran. "Dan aku akan memerintahkan Empat Penjuru Angin untuk menemanimu ke Negeri Andalas. Setidaknya, mereka bisa menjadi pelindungmu dari pengkhianatan yang tak terduga."Rendy menoleh, siluetnya tegap dalam bayang pesawat. Mat

  • Kebangkitan Naga Perang   518. Hasrat Sang Elemental Naga

    Udara di apartemen terasa berat, hampir pekat, seolah setiap molekul udara merapat, menahan napas mereka dalam pusaran hasrat yang menggetarkan. Di antara gemuruh jantung yang berdetak terlalu keras, tubuh Rendy dan Sheila melebur dalam tarikan naluriah—sebuah pencarian yang tak membutuhkan kata, hanya desakan naluri yang tak terbantahkan.Sheila, dengan mata berkilat dalam cahaya remang, meraih tangan Rendy. Genggamannya kecil, namun panasnya menembus kulit hingga ke nadi. Tanpa sepatah kata pun, ia menariknya melewati ruang tamu menuju kamar tidur.Pintu kamar terbuka, memperlihatkan sebuah ruangan luas dengan jendela kaca setinggi langit-langit, menghadap langsung ke hamparan Dark City yang bermandikan cahaya malam. Lampu-lampu kota berkedip seperti bintang patah yang jatuh ke bumi, menciptakan lukisan malam yang sendu sekaligus memabukkan.Langkah-langkah mereka terhenti di tepi ranjang. Sheila berbalik perlahan. Rambut hitamnya berkilau di bawah lampu gantung, mengalir seperti ti

  • Kebangkitan Naga Perang   517. Godaan Sheila

    Mata Sheila menyipit, bibirnya membentuk senyum penuh misteri. "Oh begitu? Jadi... kamu sudah tahu semua tentang tubuhku, ya?" Nadanya melengking manis, tapi ada sesuatu yang membuat udara di antara mereka mendadak terasa lebih panas. "Apa kita pernah... bercinta di sana?"Uhuk!Rendy tersedak kopi, buru-buru menahan batuknya dengan tisu. Wajahnya memerah, entah karena panas kopi atau pertanyaan lugas yang sama sekali tidak ia duga."Hihihi..." Sheila terkikik geli, menatapnya dengan tatapan jahil. Ia menyender santai di sofa, memperlihatkan leher jenjangnya dengan sangat disengaja. "Kenapa? Kaget mendengar pertanyaanku? Bukankah aku... kekasihmu?" godanya dengan suara manja, hampir berbisik."A-aku..." Rendy berusaha menguasai diri, tapi lidahnya terasa kelu. Matanya berusaha fokus ke cangkir di tangan, tidak berani menatap langsung ke mata Sheila yang berbinar penuh rasa ingin tahu.Melihat Rendy gugup justru membuat Sheila semakin bersemangat. Ia mendekat sedikit, memperkecil jarak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status