Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 05. Kejamnya Hezkil dan Tristan

Share

05. Kejamnya Hezkil dan Tristan

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2024-08-22 16:39:49

Mobil mewah merah melaju kencang dalam misi mengejar MBenz yang disetir oleh Rendy Wang, seseorang yang dianggap sampah tapi ternyata memiliki talenta luar biasa.

Angin kencang menyentuh wajah Hezkil Wu yang bengis, penuh hawa membunuh. "Kurang ajar! Akan kupatahkan kaki dan tangan sampah brengsek itu! Beraninya menghina kemampuanku sebagai pembalap Super Car!" gerutunya.

Suaranya bergetar dengan amarah yang mendidih.

"Terlalu bagus kalau hanya dipatahkan kaki dan tangannya! Siksa saja dahulu, kemudian buang ke laut setelah mematahkan seluruh kaki dan tangannya, baru puas!" hasut Tristan Liu, duduk kaku dengan wajah pucat di samping Hezkil. Ruang sempit dalam mobil merah ini membuatnya kesulitan bernapas, setiap gerakan terasa seperti beban yang menekan. akhirnya, sesuatu yang ditahan lama terlepas juga ...

Duuuut…!

Tanpa sadar, Tristan mengeluarkan gas busuk yang langsung mengacaukan konsentrasi Hezkil.

"Kamu ini apa-apaan sih? Memalukan keluarga Liu saja!" tegurnya dengan nada marah, hidungnya berkerut menahan bau yang menyengat.

Hezkil dan Tristan memang berbeda bagai langit dan bumi.

Hezkil, dengan pergaulan luas dalam Super Car Community, sering kali merasa superior.

Sedangkan Tristan hanyalah anak kaya pemalas yang mengandalkaan kekayaan orangtuanya karena terlalu dimanja oleh orangtuanya.

Jadi, kekalahannya dari Rendy, si bocah miskin yang hanya mengendarai skuter usang, menorehkan luka dalam di hatinya.

"Akan kubunuh bocah miskin tak berguna itu!" tekadnya, tatapan matanya penuh dendam.

Hezkil menambah kecepatan, mesin mobilnya meraung memecah kesunyian malam, semakin mendekati MBenz  di depannya.

"Hebat juga manusia sampah itu! Belajar di mana dia kemampuan mengemudi sehebat itu?" batin Hezkil, sekejap kekaguman menyelinap di antara amarahnya. Bayangan jika Rendy adalah CEO kaya dan berpengaruh, mungkin bisa jadi sahabat hebat. Tapi sayangnya, Rendy adalah pesaing utama untuk mendapatkan Cindy, selain James.

"Hez... bisa berhenti sebentar? Perutku mulas dan kepalaku pusing!" ucap Tristan, wajahnya kini seperti kertas putih, pucat pasi.

Wajah Hezkil berubah kesal melihat Tristan yang lemah. "Aku tidak bisa berhenti! Kamu tidak lihat kalau si brengsek itu telah mempermalukanku! Aku ini pembalap Super Car, tapi dikalahkan oleh manusia sampah yang hanya mengendarai skuter busuk setiap hari! Apa kamu paham, Tristan!"

Tristan yang biasanya ditakuti di kalangan jetset, kini terdiam tak berdaya oleh kemarahan Hezkil. Dia menggertakkan giginya, amarahnya tertuju pada Rendy. "Awas kau, Rendy Wang... aku akan membuatmu sengsara seumur hidupmu!" batinnya, wajahnya mengerut penuh kebencian.

Gara-gara manusia sampah itu, dia dimarahi habis-habisan oleh Hezkil yang selama ini selalu sabar terhadap dirinya.

Di sisi lain, Hezkil menatap lurus ke depan.

Matanya menyala dengan tekad membara.

Di ujung jalan, suasana sangat sepi, hanya ada mereka dan jalan yang terbentang, pertarungan harga diri yang tak bisa dihindari.

Angin panas siang itu seakan menjadi saksi bisu, menyaksikan kebencian yang berkobar dalam dua hati yang dipenuhi dendam dan hasrat balas dendam.

"Kejar saja, Hez... aku juga ingin menghancurkan Rendy Wang! Manusia sampah sepertinya tidak pantas hidup di dalam lingkaran pergaulan kita!" teriak Tristan. Suaranya parau, penuh kebencian yang tak terpadamkan.

Wajah Hezkil pun berubah sumringah melihat sahabatnya ini telah kembali. "Jangan khawatir! Akan kuhancurkan hidupnya! Apalagi, Naga Perang telah kembali ke Negeri Khatulistiwa ini. Jangan sampai manusia sampah itu merusak reputasiku sebagai CEO Wu Corporation. Aku ingin ayah bangga denganku kalau aku berhasil mendekati Naga Perang untuk kerja sama dengan perusahaan miliknya!"

"Naga Perang telah kembali?" Suara Tristan agak gemetaran mendengar nama yang sangat melegenda di kalangan pebisnis dan dunia hitam Negeri Khatulistiwa.

"Hahaha... Wajar saja kau gemetar mendengar nama Naga Perang! Dia adalah idolaku... Begitu hebatnya dia, sampai tak tertandingi oleh siapapun juga. Konon, Sembilan Naga yang merupakan organisasi bisnis dan dunia hitam ini, tunduk terhadap Naga Perang,” balas Hezkil, “kamu bayangkan, bisa mencium kaki salah satu dari Sembilan Naga saja sudah hebat, apalagi bisa menarik perhatian Naga Perang!”

Semangat bertemu Naga Perang membuat kemampuan Hezkil meningkat.

Sebagai fans, ia tidak akan mencemari kesucian Naga Perang!

Dan, ia berhasil menyusul MBenz yang tadi sulit dikejar olehnya. "Kamu lihat kekuatan Naga Perang! Hanya membayangkan bertemu dengannya saja membuat kemampuanku meningkat pesat. Bagaimana kalau aku sampai bisa bertemu dengannya?"

Seketika, moncong depan mobil mewah merahnya sudah semakin dekat dengan bemper belakang MBenz putih yang disetir Rendy.

"Tabrak saja, Hez!" kata Tristan Liu yang mencoba menghasut Hezkil untuk menghancurkan Rendy bersama Cindy di dalam MBenz ini.

Hezkil sudah melupakan bahwa Cindy, yang disukainya, juga berada di dalam mobil mewah putih itu.

Keinginan menunjukkan kehebatannya di hadapan Naga Perang nanti, membuatnya kalap dan memacu mobil merahnya semakin kencang untuk menabrak mobil putih milik Cindy dan menghancurkannya tanpa peduli nyawa di dalamnya.

Brummm!

Suara raungan mesin semakin kencang seiring bagian depan mobil mewah merah milik Hezkil Wu siap menabrak bagian belakang mobil putih mewah milik Cindy.

“Aaaa!”

Lantas, bagaimana nasib Rendy dan Cindy?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kebangkitan Naga Perang   540. Bergabungnya Clarissa

    Langit di atas Shadow Island perlahan berubah warna—dari kelabu pekat yang sarat ancaman, menuju biru pucat yang seolah enggan menggantikan horor yang baru saja terjadi. Namun bau darah dan abu masih tebal di udara, seperti luka yang belum sempat mengering.The Abyss sudah mundur, tapi sebelum gelap itu benar-benar sirna, Angel of Death berdiri di tepi kabut hitam, tubuhnya robek dan berlumuran luka. Napasnya berat, tapi matanya—dua titik kegelapan yang seperti menelan cahaya—terus menatap lurus ke arah Rendy.Suara itu datang seperti bisikan di telinga, namun menggema di seluruh medan perang.“The Eternal tahu kau kembali. Ini… baru awal. Kau belum melihat kegelapan sebenarnya.”Kata-kata itu bukan sekadar ancaman—ia seperti mantra kutukan yang menyusup ke dalam tulang, menanam benih ketakutan yang akan tumbuh di setiap malam yang sepi.Lalu, dengan gerakan yang nyaris tak terlihat, Angel of Death merentangkan tangannya. Kegelapan di sekitarnya berdenyut, membentuk pusaran kabut yang

  • Kebangkitan Naga Perang   539. Bentuk Sejati Angel

    Debu yang mengepul dari kawah itu belum sempat benar-benar mengendap ketika udara di medan perang tiba-tiba berubah. Tekanan yang semula berat kini menjadi mencekik Awan hitam di langit mulai berputar liar, membentuk pusaran raksasa. Suara bergemuruh mengiringinya, mirip raungan samudra yang terperangkap di gua purba.Pusaran itu berputar semakin kencang, dan semua arah tarikan angin mengarah pada satu titik—tubuh Angel of Death.Retakan-retakan di kulit Angel, yang sebelumnya hanya seperti guratan halus, kini terbuka lebar. Dari dalamnya, semburat cahaya ungu gelap menyembur, bercampur kabut hitam yang menetes dan menguarkan bau seperti daging terbakar. Voidfang di tangannya bergetar liar, namun bukan seperti logam yang bersinggungan—melainkan jeritan makhluk terkutuk yang memohon dilepaskan dari rantai abadi.Rendy menajamkan tatapannya. Ia mengenal tanda ini.—Bentuk sejati Angel of Death.Angel menundukkan wajahnya sedikit, bibirnya melengkung dengan senyum yang terlalu dingin unt

  • Kebangkitan Naga Perang   538. Melawan Angel of Death- II

    Petir dari mantra Loksa masih mengiris langit seperti cambuk perak, membelah awan kelabu menjadi serpihan cahaya. Getarannya merambat sampai ke tanah, memantulkan kilau singkat pada genangan darah di medan perang.Di pusat arena yang telah porak poranda itu, Rendy dan Angel of Death berdiri saling mengukur. Di antara mereka, tanah basah menjadi kanvas bercampurnya dua warna kematian—emas yang memancar dari tubuh Rendy, dan hitam pekat yang menetes dari luka Angel. Bau logam dari darah mereka menusuk hidung, bercampur aroma tanah yang hangus akibat ledakan sebelumnya.Angel perlahan mengangkat kepalanya. Mata ungunya kini berpendar lebih dalam, seolah ada api iblis yang menari di dalamnya. Voidfang di tangannya tidak sekadar senjata—bilah itu berdenyut, menyatu dengan tubuhnya, mengirimkan retakan hitam yang menjalar di kulit. Retakan itu seperti akar dari makhluk purba, memompa kekuatan ke setiap ototnya.Suara Angel pecah seperti gema dari dua dunia yang bertabrakan.“Sekarang… mari

  • Kebangkitan Naga Perang   537. Melawan Angel of Death

    Hujan darah menetes dari langit kelam, mencampur dengan debu dan serpihan tanah yang beterbangan. Setiap tetes yang jatuh seperti membawa aroma besi yang menusuk hidung, menandakan kematian yang sudah terlalu lama menguasai medan ini.Rendy berdiri tegak di tengah kekacauan itu, napasnya tenang namun penuh tekanan. Di hadapannya, Angel of Death melangkah maju, wajahnya dingin bagai batu nisan, matanya bersinar ungu redup yang seperti menembus jiwa.Dengan gerakan halus namun mengancam, Angel mencabut pedangnya—Voidfang—sebilah pedang berwarna hitam pekat dengan kilatan ungu yang terasa seperti memakan cahaya di sekitarnya. Udara di sekitar bilah itu bergetar, seakan energi kehidupan pun tertarik masuk ke dalamnya.Rendy menjawab tantangan itu dengan mengangkat Elixir, pedang emasnya yang kini diselimuti aura terang menyala. Cahaya keemasan itu memancar seperti matahari mini di tengah langit gelap, membuat bayangan Angel memanjang di tanah yang basah darah.“Akhirnya... saat yang kutun

  • Kebangkitan Naga Perang   536. Serangan The Abyss

    Langit di atas Shadow Island membara, bukan oleh cahaya senja yang romantis, melainkan oleh pusaran kabut energi spiritual yang menggelegak seperti lahar menggantung di udara. Merah menyala, pekat seperti darah segar di atas arang, kabut itu bergulung dan memadat, membentuk spiral perlahan—seolah-olah alam itu sendiri membuka gerbang menuju neraka. Setiap hembusan angin membawa serta bau hangus, logam, dan sesuatu yang mirip daging terbakar—bau kematian yang merayap di balik desir sepi.Loksa berdiri di sisi barat halaman batu yang mulai bergetar samar. Sepatu botnya berderit saat ia bergerak, matanya tajam menatap ke arah pepohonan yang menghitam di kejauhan. Ia mencabut dua bilah belati dari punggungnya, logamnya mengilap dingin dalam cahaya kabut. "Mereka datang," desisnya, seolah menggertakkan giginya. Suaranya nyaris tertelan oleh bisikan angin yang semakin menggila.Dari arah timur, Clarissa berdiri kokoh meski rambut hitam panjangnya berkibar liar ditiup angin yang membawa aura

  • Kebangkitan Naga Perang   535. The Abyss-Angel of Death-Sembilan Naga Langit

    Langit senja yang tadinya berwarna jingga lembut berubah kelam, seolah tersayat oleh kekuatan yang tak berasal dari dunia ini. Suara retakan menggema, dalam dan menyeramkan—bagaikan tulang yang dipatahkan paksa di dalam kesunyian. Di antara awan bergolak, retakan ruang menganga seperti luka mengerikan di tubuh langit.Lalu… sesuatu muncul.Sebuah gerbang raksasa melayang dari kegelapan. Bukan gerbang biasa—pintu itu hitam berlapis ukiran makhluk-makhluk menyiksa diri, dengan cahaya ungu menyala dari celah-celahnya. Inilah Gerbang Dimensi The Abyss, mitos yang bahkan dalam kalangan kultivator hanya disebut dengan bisikan ketakutan.Seketika, barisan makhluk berjubah hitam menyerbu keluar seperti badai maut yang tak bisa dihentikan. Mereka melayang dalam formasi yang begitu teratur namun terasa begitu asing dan dingin. Wajah mereka tersembunyi di balik topeng tengkorak perak yang tidak mencerminkan emosi, namun justru memancarkan ancaman kematian yang membeku.Mereka tidak sekadar datang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status