Share

203.

Penulis: Al_Fazza
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-13 21:10:20

Pesawat perlahan berhenti di landasan. Begitu pintu terbuka, hawa asin laut bercampur dengan aroma logam menyambut mereka. Barisan prajurit berzirah biru gelap sudah menunggu dengan formasi sempurna. Mata mereka tajam, seakan siap menebas siapa saja yang melawan.

“Selamat datang di Laut Timur, Raja Naga.” Suara berat menggema dari pengeras suara.

Bintang turun lebih dulu, diikuti kelima gurunya. Saat ini, hanya tatapan penuh curiga dari para pejabat, bangsawan, dan prajurit. Jalan menuju istana dilapisi batu kristal biru, memantulkan cahaya obor, membuat suasana semakin mencekam.

Mereka dibawa masuk ke aula raksasa yang dipenuhi ukiran naga laut dan trident perak. Lantai terbuat dari kaca transparan, menampakkan ikan hiu raksasa yang berenang di bawahnya. Di ujung ruangan, singgasana perak berdiri angkuh.

*

Kaisar Laut Timur duduk dengan jubah biru panjang berhiaskan permata laut. Mahkota karang biru menghiasi kepalanya. Tatapannya tajam, tapi senyumnya penuh kesombongan.

“Raja Naga d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   285. Bibi yang khawatir.

    Ardhana tersenyum tipis. "Sebelum aku mengatakan identitasku... Bagaimana jika kamu jujur padaku saja?" Kiana menarik nafas perlahan. Dia mengambil gelas berisi teh, lalu meneguknya secara perlahan. "Aku hanya seorang tabib kecil, kebetulan aku pernah membuka klinik di daerah kota besar negara jiwa... Teh ini, milik beberapa pejabat yang berhasil aku sembuhkan penyakitnya... Sekarang, bagaimana dengan identitasmu?" 'Sepertinya dia masih ingin menyembunyikan identitasnya jika begitu...' Ardhana bergumam, lalu menganggukan kepalanya. "Kebetulan, ibuku juga seorang tabib kecil... Ia sedikit meniru bagaimana cara Dewi Medist yang melegenda di negara ini mengobati pasien..." "Ka-kamu..." "Hahahaha?! Hari sudah malam, tak baik lelaki muda sepertiku terus tinggal didalam rumah seorang gadis secantik dirimu... Kiana sampai bertemu di hari esok..." Wajah Kiana memerah dengan sendirinya. Namun dia hanya bisa memandang jauh kemana Ardhana pergi. "Paman..." Kiana berkata pelan. Seorang

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   284.

    "Tuan sekarang masuklah... Pilih kamar sesuai dengan kriteria anda..."Ardhana mengangguk tenang, setelah memilih satu kamar. Dia mengeluarkan kartu hitam dan memberikannya pada gadis pemilik penginapan."Untuk berapa hari tuan?""Mungkin satu bulan, aku ingin tinggal sementara di kota perbatasan ini.."Gadis itu menganggukan kepalanya, dia keluar dari kamar Ardhana untuk menyelesaikan pembayaran. Hingga, didalam ruangan pribadinya. Sang pelayan segera menghentikan niat dari tuannya."Nona muda... Dia telah menyinggung Rengo Kobra, jika kita memberinya penginapan. Aku takut...""Kau tak tahu apapun tentang kuatnya negara Amerta.... Rengo Kobra hanya berandalan yang menguasai sejumlah kecil kota perbatasan... Kartu hitam ini, keberadaannya bisa dihitung dengan jari... Jadi, pemuda bertopeng ini, pasti memiliki latar belakang yang cukup mengerikan... Dia terkena masalah, pasti keluarganya akan menuntut balas. Dengan demikian, aku bisa menjalin hubungan... Pembicaraan ini sampai disini.

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   283.

    Ardhana menatap teh hangat di depannya, uapnya naik pelan membentuk pusaran tipis di udara. Jemarinya yang berbalut sarung hitam menyentuh cangkir itu, tapi belum juga diminum.“Takut?” suaranya rendah, tapi tegas. “Aku hanya takut pada satu hal di dunia ini, seseorang yang bisa melakukan sesuatu harus menjadi buta terhadap ketidak adilan.”Kiana terdiam. Ucapannya sederhana, tapi mengandung sesuatu yang berat, seolah keluar dari hati seorang yang telah melihat terlalu banyak kematian.“Ka-kau... bukan orang biasa, kan?” tanyanya pelan. “Cara bergerakmu, tatapanmu... itu seperti bukan warga biasa?"Ardhana tak langsung menjawab. Ia hanya menatap ke luar jendela, tempat debu berputar di jalanan kotor perbatasan. Dua pria berpakaian lusuh tampak berlari terburu-buru, mungkin untuk melapor pada atasan mereka.“Orang biasa...” gumamnya lirih. Kiana menunduk. Ia ingin bertanya lebih jauh, tapi sesuatu di balik tatapan mata pria bertopeng itu membuatnya menahan diri. Sikapnya ini membuat p

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   282.

    Kerumunan di dalam toko semakin ramai. Beberapa pelanggan menyingkir ke belakang, sebagian lain berbisik penuh semangat, seolah-olah sedang menonton pertunjukan aneh yang akan berakhir tragis.Rhela tertawa lantang sambil melipat tangannya di dada. Kalung emas di lehernya bergetar karena getaran tawa yang kasar.“Sudah kubilang, pelayan, kota ini bukan tempat untuk orang bodoh yang tidak tahu aturan! Siapa pun yang berani melawan geng Kobra, bahkan kepala pasukan pun akan berlutut!”Pelayan di sebelahnya hanya bisa menunduk, bibirnya gemetar antara takut dan malu.“T-tuan, sebaiknya... Anda pergi saja sekarang... Sebelum mereka benar-benar datang.”Namun Ardhana hanya diam. Pandangannya dingin, tak sedikit pun menunjukkan niat untuk mundur. Ia memandangi tangan Nyonya Rhela yang gemetar menahan kesombongan, lalu perlahan berujar.“Menarik... Jadi di kota ini, hukum tunduk pada seekor ular?”Rhela menyeringai. “Ular? Hahaha! Anak manis, ular yang satu ini bukan sembarang reptil. Ketua

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   281.

    "A-apa benar keluargaku belum mati?"Ardhana mengangguk tenang, dia mengeluarkan plat identitas miliknya. "Sebentar lagi akan ada seseorang berjubah hitam, dengan logo naga kemari... Kau katakan saja, ini pemberianku, agar mereka menunjukan jalan dimana tempat keluargamu berada...""Ta-tapi bagaimana jika dia tak percaya?""Plat ditanganmu, sama dengan perintah langsung negara Amerta... Melihat kabar kemenangan ini, dia pasti akan tahu, Bahwa aku sendiri yang memberikan plat kepadamu...""Baik terimakasih."Ardhan tak menjawab, dia mengambil beberapa kotak, lalu membawa dua kepala pembunuh kakeknya keluar dari ruang bawah tanah Paviliun Teratai Suci.Langkahnya tenang, bukan bearti dendam dihatinya telah usai. Tapi ini awal baru, dimana dia tahu. Dunia bekerja dengan cara apapun, demi untuk kepentingan diri sendiri.*Pemakaman pahlawan negara Amerta.Ardhana menunduk, dia menahan air matanya didepan makam kakeknya.Yang pasti, dia mulai berkata."Kek, aku telah membalaskan dendam.mu

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   280.

    "Ardhana, meski kini kau adalah hukum diistana, tapi kejahatannya begitu kuat... Bagaimana bisa hukumannya seringan ini?!" salah satu pejabat dibelakang Kaisar Diablo mulai berkata dengan nada kesal."Dia bahkan membuat negara Dumai dan Amerta saling bermusuhan.. Akibat ulahnya, negara kami dikucilkan?! Ardhana....!" timpal yang lain.Namun Ardhana menatap santai Kaisar Diablo yang tiba tiba setuju tanpa ingin berdebat."Tetap saja dia hukum tertinggi diistana ini... Lagi pula, dia sendiri yang membuat Jon Vick keluar dari persembunyiannya..."Nimira melangkahkan kaki kearah Ardhana, senyumnya cukup indah, seperti bidadari perang yang menunjukan sikap kepada orang yang berbeda."Aku tahu, kamu memiliki rencana lain... Ardhana, aku akan melakukannya."Beberapa saat setelah Nimira menangkap Jon Vick dan Valsha. Kaisar Diablo mulai mengutus seluruh pasukan Blades untuk membantai sisa sisa pemberontakan yang dilakukan oleh Jon Vick. *Di dalam ruang istana."Ardhana, aku secara terus ter

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status