Share

221.

Penulis: Al_Fazza
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-22 13:33:25

Ketua Dewan menatap tajam. “Bukan darah yang kami nilai, Arka. Tapi tindakan. Kau melanggar hukum dengan menggunakan cermin merah terlarang. Kau menodai kehormatan keluarga Lotus.”

“Omong kosong!” Arka menggeram, menunjuk ke arah Bintang dengan pedang ditangannya. “Dialah biang segalanya! Kalau bukan karena bocah ini, aku takkan pernah diseret ke sini!”

Bintang hanya berdiri tegak, matanya menatap lurus pada Arka. “Salahmu sendiri yang membuat jebakan murahan, Arka. Aku hanya membuka tabir busukmu itu saja.”

“Tabir? Kau pikir aku tidak tahu siapa kau sebenarnya?” Arka mendengus kasar. “Kau bukan pahlawan. Kau hanya pengembara miskin yang kebetulan dicintai Lily. Tanpa dia, kau bukan apa-apa!”

Bisik-bisik kembali terdengar dari barisan bangsawan. Beberapa wajah menunjukkan keraguan, yang lain justru penasaran akan kelanjutan konflik itu.

Bintang melangkah perlahan mendekat. “Mungkin benar, aku tidak berasal dari keluarga besar. Tapi aku tahu satu hal, Arka. Harga diri tidak ditentukan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   225.

    Bintang mengangguk pelan. “Aku pernah melihatnya pada seorang pedagang di perbatasan, campuran akar nigra dan alkaloid laut. Campur garam hangat dengan ramuan jahe, tekan poin Baihui, lalu akupunktur giok untuk pengaktifan paru. Dan... Segera hantarkan cairan glukosa,” ia menoleh pada penjaga, “cari juga madu panas jika ada.”Seorang penjaga menatap bingung. “Glukosa? Madu? Itu bukan persediaan di aula.”“Ambil madu dari dapur istana!” perintah Bintang. “Cepat!”Dewi Medist bekerja di sisinya, menghancurkan beberapa herbal, merebus dengan air hangat, menambahkan garam. Bintang terus mengarahkan, lalu dengan tangan yang tegas, ia menyentuh titik-titik di leher Ketua Dewan, satu tekanan di bawah dagu, dua jari di titik tenggorokan. Ia menekan dengan ritme, menyanyikan mantra pernafasan lama yang biasa dipakai tabib-pejuang.“Ayo tarik napas! Tarik, lepaskan lalu tarik lagi!” Bintang memerintah, suaranya stabil. Sebagian penjaga meniru, meniup lembut ke hidung hingga kearah tenggorokan p

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   224.

    “Dewan mengundang semua tetua untuk membahas pengamanan pernikahan dua anggota keluarga bangsawan. Arka memegang kontrol pelayanan minuman. Ia bilang kata-katanya , 'biarkan mereka minum, biarkan api kecil itu menyebar’. Dia ingin mereka pingsan, bingung, lalu menuduh ada rencana penghasutan dari luar. Begitu suasana semrawut, Arka bilang dia akan ‘membawa solusi’ dan mendapatkan simpati. Untuknya segera kembali duduk sebagai pangeran.”Bintang menatap lurus, dingin. “Kau yakin racunnya bisa menimbulkan gejala pingsan cepat? Bukan kematian?”Raksa mengangguk. “Racun itu sejenis racun yang tidak korosif, bekerja lambat. Dalam beberapa menit membuat kepala ringan, mulut kering, dan napas tersengal. Tidak langsung bunuh. Cukup untuk membuat kebingungan, cukup untuk komplotannya menuding pihak lain.”Lily muncul dari balik tirai. Wajahnya pucat, namun matanya berapi. “Jangan biarkan mereka menyentuh satu pun tetua. Kalau Arka berhasil negara kami akan porak. Kau harus menghentikannya, Bi

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   223.

    Pria berbekas luka itu menunduk, matanya penuh keraguan, campuran antara takut dan harapan. Kata-kata Bintang tentang menyembuhkan putrinya seperti cahaya samar di lorong yang gelap. Ia menggigit bibirnya, menahan perasaan yang selama ini terkubur.“Kalau kau benar-benar bisa menyembuhkan putriku…” suaranya bergetar. “Aku akan menyerahkan segalanya padamu, bahkan jika kamu menginginkan jiwaku.”Bintang tidak menanggapi dengan panjang. Ia hanya menatap lurus, tatapan yang dingin tapi mantap, lalu memberi isyarat pada penjaga. “Bawa dia ke rumahnya. Aku akan ikut.”Beberapa jam kemudian, di sebuah gubuk sederhana di pinggiran ibukota, aroma kayu lembab bercampur dengan suara napas berat seorang anak kecil. Tubuh mungil itu berbaring di ranjang anyaman, wajahnya pucat, keringat dingin membasahi pelipisnya. Ibunya menangis tersedu-sedu, menggenggam tangan putrinya tanpa daya.Ketika pintu berderit terbuka, ibu itu terkejut melihat pria berbekas luka masuk bersama orang asing berwibawa. “S

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   222.

    Arka tak pernah pulang malam itu. Setelah sidang yang memalukan, ia menghilang ke lorong-lorong gelap istana, lalu naik menara paling tua yang biasa dipakai untuk merencanakan intrik. Di sana, ia menyalakan sebatang dupa pahit, dan menatap cermin yang kini tak lagi memantulkan wajahnya, melainkan amarah yang menggerogoti.“Dia menang hari ini,” gumam Arka pada udara. “Tapi kemenangan sekali itu tak akan membuatku mundur begitu saja. Bintang harus jatuh… Dan aku akan memastikan itu bukan sekadar gertak.”Di balik tirai beludru, seorang utusan bertubuh kekar menunggu. Arka menatapnya, lalu tersenyum pahit.“Kau tahu pekerjaan itu, bukan? Aku butuh tiga orang. Satu untuk bayangan, satu untuk racun, satu untuk… Memastikan tidak ada saksi.”Utusan kekar itu mengangguk. “Ada kelompok yang kamu pesan, Pangeran. Mereka bukan anak bawang, mereka profesional yang tak menanyakan alasan, hanya hasil. Aku akan panggil mereka malam ini, di gudang lama pelabuhan utara. Mereka akan datang dengan syar

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   221.

    Ketua Dewan menatap tajam. “Bukan darah yang kami nilai, Arka. Tapi tindakan. Kau melanggar hukum dengan menggunakan cermin merah terlarang. Kau menodai kehormatan keluarga Lotus.”“Omong kosong!” Arka menggeram, menunjuk ke arah Bintang dengan pedang ditangannya. “Dialah biang segalanya! Kalau bukan karena bocah ini, aku takkan pernah diseret ke sini!”Bintang hanya berdiri tegak, matanya menatap lurus pada Arka. “Salahmu sendiri yang membuat jebakan murahan, Arka. Aku hanya membuka tabir busukmu itu saja.”“Tabir? Kau pikir aku tidak tahu siapa kau sebenarnya?” Arka mendengus kasar. “Kau bukan pahlawan. Kau hanya pengembara miskin yang kebetulan dicintai Lily. Tanpa dia, kau bukan apa-apa!”Bisik-bisik kembali terdengar dari barisan bangsawan. Beberapa wajah menunjukkan keraguan, yang lain justru penasaran akan kelanjutan konflik itu.Bintang melangkah perlahan mendekat. “Mungkin benar, aku tidak berasal dari keluarga besar. Tapi aku tahu satu hal, Arka. Harga diri tidak ditentukan

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   220.

    Aula Dewan Lotus dipenuhi cahaya lentera, tapi udara di dalam terasa dingin. Semua bangsawan duduk berjajar, wajah-wajah mereka campuran antara cemas, penasaran, dan haus akan drama. Di tengah ruangan, Bintang berdiri tenang dengan pakaian sederhana yang di gunakan. Di sisi lain, Arka muncul dengan jubah merah marun, langkahnya penuh kesombongan.“Baiklah,” suara Ketua Dewan menggema. “Hari ini kita membicarakan tuduhan serius, Pangeran manipulasi, pengkhianatan, dan penggunaan cermin merah terlarang. Pangeran Arka, apa kau siap membela dirimu?”Arka tersenyum tipis. “Tentu saja. Pertama-tama, aku ingin mengingatkan Dewan bahwa semua tuduhan ini datang dari seorang pendatang. Seorang yang bahkan belum lama menginjakkan kakinya di istana Lotus.” Ia menoleh pada Bintang dengan tatapan meremehkan. “Bintang hanyalah pria yang tak tahu tingginya langit. Tapi ingin menghancurkan nama keluargaku agar dirinya bisa melesat cepat.”Beberapa bangsawan mengangguk, sebagian lainnya diam.Bintang t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status