Share

18. Tidak Terima Wanita Itu Di Rumah

“Bicara apa, mau ributin kami? Suruh ke luar dari rumah ini?”

Mataku langsung beralih pada lelaki yang tampak berbeda. Ia tak lagi menatapku mengiba, tapi tatapan menantang.

“Iya, ini rumah kita sepakati untuk anak-anak, ke-“

“Kamu ulang-ulang itu terus aku sudah tau, Soraya. Anak-anak juga anakku. Kamu bisa tinggal di rumah anak, begitu pun aku. Kenapa harus ribut?!”

Kutelan saliva yang terasa berubah jadi duri, masuk menusuk-nusuk rongga dada. Aku kehabisan kata-kata. Denok pun terlihat tak bisa apa-apa. Yah, memang benar. Ia sama sekali tidak salah! Ini rumah anak kami, tapi bukan milik perempuan itu!

Aku bangun dari tempat duduk, melangkah cepat ke kamar perempuan lakn*at tanpa malu.

“Aya?” Temanku mengingatkan diri, ia mengikutiku dari belakang.

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status