Share

2. JARAK DEKAT

last update Last Updated: 2025-01-11 15:46:15

Ilham menunggu Davira sampai majikannya itu menyelesaikan jam pelajaran. 

Setelah jam pelajaran selesai, hampir semua mahasiswa keluar dari kampus yang termasuk ke dalam universitas favorit di kota itu. 

Tak semua orang bisa masuk ke sana, karena selain elit, untuk berkuliah di sana juga membutuhkan buaya yang fantastis. 

“Silahkan, Nona!” ucap pria bertubuh tegap itu seraya membukakan pintu mobil untuk sang majikan. 

“Lo pulang duluan aja ya, gua mau nongkrong dulu sama teman gue,” tolak Davira yang datang bersama dengan Reyno dan juga dua gadis yang sepertinya 

adalah sahabat gadis itu. 

“Mohon maaf, Nona. Tapi saya harus menjalankan tugas.” Ilham membantah dengan halus. 

“Ck … tinggal lo bilang aja sama Papa kalau gue nongkrong dulu, biasanya juga gitu. Tar gue pulang diantar si Gretha dan Alda. Bokap udah tahu kok sama mereka.” Dania berkata dengan santai, gadis itu menunjuk ke arah dua gadis yang berdiri di sampingnya. 

Davira menggandeng lengan Rey yang sedari tadi sedang menatap Ilham dengan sorot mata tak suka. 

“Baiklah, biar saya lapor dulu kepada Tuan.” Ilham segera menghubungi nomor 

Darko. 

“Halo, Tuan. Nona Davria tidak akan langsung pulang. Non Davira ingin pergi nongkrong bersama kekasihnya,” tutur Ilham melaporkan apa yang terjadi di sana. 

Kedua mata Davira terbuka lebar saat mendengar ucapan Ilham. 

“Ck … kenapa bilang gitu?” protesnya dengan kesal. 

Bahkan, gadis itu sampai mengepalkan tangannya karena merasa geram dengan ucapan Ilham barusan. 

“Mana Davira?” Suara berat Darko terdengar pada ponsel Ilham. 

“Ini, Tuan!” Pria itu mendekatkan ponselnya ke arah Davira.

“Davira, pulang bersama Ilham atau kamu tahu sendiri konsekuensinya. Pulang sekarang!” gertak pria paruh baya itu yang membuat putrinya semakin merasa kesal. 

“Tapi, Pah ….” 

“Pulang bersama Ilham atau Papa stop uang jajan kamu selama satu Minggu!” ancam Darko. 

“Ck … iya-iya, aku pulang sekarang!” Davira langsung memutuskan panggilan telepon itu karena ia tak ingin kembali mendengar ocehan sang ayah. 

“Guys, sorry ya gue gak bisa ikut. Sayang, aku pulang duluan ya.” Davira berbicara kepada sahabat dan juga kekasihnya. 

“Yah, gak asik lo, Nia,” celetuk seorang gadis berambut pirang, itu adalah Gretha. 

“Iya nih, padahal kita udah rencana mau kumpul bareng,” timpal Alda. 

“Ya sorry guys, lain kali ya kita hangout bareng.” Wajah gadis itu terlihat kecewa. 

“Ya udah, lo hati-hati ya. Kalau bisa, bodyguard lo buat gue aja.” Gretha mengibaskan rambutnya dengan penuh percaya diri. 

“Ambil aja kalau lo mau!” Davira menunjuk ke arah Ilham yang berwajah datar meski dirinya sedang menjadi topik pembicaraan. 

“Beb, aku pulang duluan ya. Kamu jangan marah aku gak jadi ikut.” Davira bergelendotan manja pada lengan Reyno. 

“Oke, Yang. Tapi lain kali kamu harus jadi.” Rey menyentuh dagu lancip milik Davira. 

“Ini semua juga gara-gara dia! Ngapain juga harus bilang kalau aku mau nongkrong sama kamu?” Davira menatap kesal ke arah Ilham. 

“Silahkan masuk, Nona!” Ilham kembali mempersilahkan Davira untuk masuk ke dalam mobil. 

“Ngapain sih lo harus bilang kayak tadi sama Bokap? Kenapa gak bilang aja kalau gue mau pergi sama teman-teman gue?” gerutu Davira setelah masuk ke dalam mobil. 

“Saya hanya menjalankan tugas, Nona,” balas Ilham yang tetap terdengar santai meski Davira sudah terlihat dongkol. 

“Dasar kepala batu!” umpat gadis itu dengan kesal. 

Ilham tak membalas umpatan Davira, pria itu memilih diam dan menjalankan roda empat tersebut. 

Davira tak lagi mengeluarkan suara, entah apa yang dilakukan gadis itu kursi belakang. 

Merasa tak mendengar Davira berbicara dalam waktu cukup lama, Ilham melihat ke arah kaca sun visor. 

Pantas saja tidak ada suara, ternyata gadis cerewet dan ketus itu sedang tertidur. 

Bahkan, Davira tak menyadari kalau mobil yang ditumpanginya kini telah tiba di tempat tujuan. 

Ilham menghentikan roda empat itu di halaman rumah yang terlihat bak sebuah istana. 

“Non, Non Davira! Kita sudah sampai,” ucap Ilham yang berusaha membangunkan gadis itu. 

Namun, Davira yang tertidur pulas, seolah tak mendengar suaranya. 

Ilham turun dari mobil dan membukakan pintu di sebelah Davira. 

“Non Davira, kita sudah sampai!” ucap Ilham lagi yang berusaha membangunkan majikannya. 

Namun, Davira tetap saja tidak memberikan respon apapun. 

Gadis itu tertidur lelap. 

Ilham merasa bingung sendiri, sepertinya Davira tidak akan bangun, karena dari wajahnya, gadis itu terlihat benar-benar lelap. 

Ilham menoleh ke kanan dan ke kiri, kebetulan di rumah itu terlihat sepi, hanya ada dua security yang berjaga di depan. 

“Maafkan saya, Davira,” ucap Ilham. Entah kenapa pria itu hanya menyebut nama Davira, tidak ada tambahan Non. 

Ilham mengangkat tubuh Davira dengan perlahan dan membawanya keluar dari mobil. 

Pria bertubuh tegap itu menggendong Davira dengan enteng dan membawanya masuk ke dalam rumah. 

Ilham menatap wajah Davira yang masih terlelap di dalam gendongannya. 

Tiba-tiba saja bibir pria itu tersenyum devil, sorot matanya terlihat tajam dengan wajah dingin. 

Entah apa yang sedang ada di pikiran Ilham sampai berekspresi seperti itu saat menatap Davira. 

“Ya ampun, Davira kenapa?” tanya seorang wanita yang berusia sekitar tiga puluh dua tahun. 

Wanita cantik berambut sebahu itu adalah Narumi, kakak pertemuan Davira. 

Ilham cukup terkejut, ia langsung menoleh ke arah wanita yang menyandang status single mom tersebut. 

Karena Narumi telah bercerai dengan mantan suaminya setahun yang lalu, meskipun mereka telah dikarunia seorang anak laki-laki yang kini berusia lima tahun. 

“Maaf, Non. Tadi Non Davira tidur di mobil dan susah dibangunkan. Saya merasa kasihan dan membawanya masuk. Maafkan saya yang telah lancang,” tutur Ilham dengan wajah menunduk. 

“Oh begitu, tidak apa-apa. Langsung bawa Davira ke kamarnya saja, dia memang susah dibangunkan kalau sudah tidur,” balas Narumi dengan bibir yang tersenyum manis ke arah Ilham. 

“Baik, Nona.” Setelah itu, Ilham melanjutkan langkahnya dan membawa Davira ke kamar gadis itu yang terletak di 

lantai dua. 

Seorang pelayan mengikutinya dan segera membukakan pintu kamar Davira yang bagaikan sebuah kamar tuan putri. 

Ilham membawanya masuk dan menurunkan tubuh Davira ke atas ranjang dengan hati-hati. 

Namun, tiba-tiba saja Davira malah mengalungkan kedua tangannya pada leher Ilham sampai membuat tubuh pria itu terhuyung ke arahnya dan hampir saja menindih Davira. 

Ilham menatap dalam-dalam wajah cantik gadis itu. Bibirnya tersenyum devil seolah ada sesuatu yang memenuhi pikirannya. 

“Kamu memang cantik, tapi ….” Ilham tak melanjutkan ucapannya, entah apa yang membuat pria itu menggantungkan kalimatnya. 

Ilham memegang tangan Davira yang memiliki kulit selembut sutera, pria itu menyingkirkan tangan Davira dari lehernya. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kehangatan Bodyguardku    5. KE BIOSKOP

    Bub: Malam my Baby, kamu lagi apa sekarang? Keluar yuk kita nonton. Aku jemput atau kita ketemuan di lokasi, Baby? Notif wa dari Reyno sang kekasih.Dengan semangat dan senyuman indah yang bisa membuat siapapun yang melihatnya terpesona, Davira membalas wa dari Reyno. Davira: Malam juga, Bub, kamu kemana aja sih kok baru wa? Aku nunggu kamu tahu, Bub. Mmm … kita langsung ketemuan di tempat nongkrong aja ya, Bub, aku otw sekarang.(Send to: my Bub) Setelah selesai membalas pesan dari Reyno, Davira segera beranjak dari ruang tivi dan menuju kamarnya. Hal itu tentunya tak lepas dari pantauan Ilham sang bodyguard. Dengan mata sebelah sedikit menyipit, Ilham menatap Davira yang beranjak dari duduknya dan menuju kamar gadis itu. “Hemmm … kenapa dia? Mau kemana dia? Sepertinya mau pergi kalau dilihat dari gelagatnya. Aku ikuti dia kemanapun dia pergi.” Ilham berbicara dalam batinnya. Di dalam kamar, Davira bersenandung kecil sambil berganti baju. Dengan wajah yang cantik, kul

  • Kehangatan Bodyguardku    4. PERHATIAN NARUMI

    Mereka melanjutkan makan malam dengan keheningan. Hanya terdengar suara dentingan antara sendok dan garpu saja. “Mau nambah lagi ayamnya, Ilham?” tanya Narumi secara tiba-tiba di tengah keheningan. Sontak semua orang menoleh ke arahnya, termasuk Davira yang seketika menatap heran ke arah sang kakak. Sementara tuan Darko kembali melanjutkan makan malamnya tanpa berbicara. “Perhatian banget, Kak. Sama adiknya sendiri aja gak perhatian kayak gitu,” celetuk Davira dengan mata yang melirik sinis ke arah Ilham. “Kalau kamu ‘kan bisa ambil sendiri, Davira,” balas Narumi dengan nada bicara yang terdengar lemah lembut. Sangat berbeda jauh dengan Davira yang lebih bar-bar dan terkadang berbicara dengan nada tinggi. “Lah, emang si Ilham gak punya tangan apa? Sampai gak bisa ambil makanan sendiri,” protes Davira lagi. Sementara Ilham yang menjadi topik pembicaraan kedua wanita itu, hanya terdiam dan fokus pada makanannya. “Davira, Narumi, sudah, jangan berdebat di ruang makan. Kalian la

  • Kehangatan Bodyguardku    3. RUANG RAHASIA

    “Hemm ...!” Kedua mata gadis itu hampir terbuka dengan perlahan saat Ilham meletakkan tangan Davira di atas perutnya secara kasar. “Tidurlah, aku tidak akan mengganggumu.” Setelah mengatakan itu, Ilham berjalan ke arah pintu kamar. Pria itu menoleh ke arah Davira yang kembali memejamkan mata. Sepertinya gadis itu tidak sepenuhnya sadar, buktinya sekarang ia kembali tidur lelap. Ilham keluar dari kamar dan menutup kembali pintu kamar Davira. Pria itu membuang nafas kasar dengan ekspresi wajah yang terlihat dingin. “Apa Davira belum bangun?” Suara lembut itu membuat Ilham langsung menoleh. Ekspresi wajahnya seketika berubah ramah saat melihat Narumi berjalan mendekat ke arahnya. “Belum, Nona. Sepertinya Non Dania kelelahan,” jawab Ilham dengan santun. “Dia memang seperti itu, suka tidur di mobil dan susah dibangunkan.” Narumi tersenyum yang membuat wajahnya semakin terlihat manis. “Baiklah, Nona. Kalau begitu saya pamit ke lantai bawah dulu.” Ilham menundukkan wajahnya s

  • Kehangatan Bodyguardku    2. JARAK DEKAT

    Ilham menunggu Davira sampai majikannya itu menyelesaikan jam pelajaran. Setelah jam pelajaran selesai, hampir semua mahasiswa keluar dari kampus yang termasuk ke dalam universitas favorit di kota itu. Tak semua orang bisa masuk ke sana, karena selain elit, untuk berkuliah di sana juga membutuhkan buaya yang fantastis. “Silahkan, Nona!” ucap pria bertubuh tegap itu seraya membukakan pintu mobil untuk sang majikan. “Lo pulang duluan aja ya, gua mau nongkrong dulu sama teman gue,” tolak Davira yang datang bersama dengan Reyno dan juga dua gadis yang sepertinya adalah sahabat gadis itu. “Mohon maaf, Nona. Tapi saya harus menjalankan tugas.” Ilham membantah dengan halus. “Ck … tinggal lo bilang aja sama Papa kalau gue nongkrong dulu, biasanya juga gitu. Tar gue pulang diantar si Gretha dan Alda. Bokap udah tahu kok sama mereka.” Dania berkata dengan santai, gadis itu menunjuk ke arah dua gadis yang berdiri di sampingnya. Davira menggandeng lengan Rey yang sedari tadi sedang menata

  • Kehangatan Bodyguardku    1. BODYGUARD BARU

    “What! Bodyguard?” pekik seorang gadis cantik yang mengenakan dress sebatas lutut.Gadis berambut sebatas bahu dan berkulit putih itu bernama Davira Prameswari, putri bungsu dari Darko Pramana, seorang pengusaha sukses di kota itu.“Davira, sekarang kamu tidak bisa menolak lagi, keputusan Papa sudah bulat. Mulai sekarang, Ilham akan menjadi bodyguard sekaligus sopir pribadi kamu!” Seorang pria paruh baya yang mengenakan jas hitam mengkilap menunjuk ke arah seorang pria yang berdiri tak jauh dari sana.Davira langsung menatap ke arah pria bernama Ilham yang kini sedang menundukkan wajahnya.Gadis itu seolah memperhatikan pria berkulit hitam manis tersebut dari atas sampai bawah.“Yang bener aja? Masa bodyguard modelan kek tukang cilok begini?” celetuk gadis itu yang diiringi tawa mengejek.Sementara Ilham masih menundukkan wajahnya, pria itu seolah menunduk patuh kepada sang majikan.“Davira! Jangan lancang kamu ya! Dia ini anak Pak Sanusi, mantan sopir pribadi Papa. Pokoknya, mulai se

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status