Home / Romansa / Kehangatan Bodyguardku / 1. BODYGUARD BARU

Share

Kehangatan Bodyguardku
Kehangatan Bodyguardku
Author: Ainulmardhiah

1. BODYGUARD BARU

last update Huling Na-update: 2025-01-11 15:03:17

“What! Bodyguard?” pekik seorang gadis cantik yang mengenakan dress sebatas lutut.

Gadis berambut sebatas bahu dan berkulit putih itu bernama Davira Prameswari, putri bungsu dari Darko Pramana, seorang pengusaha sukses di kota itu.

“Davira, sekarang kamu tidak bisa menolak lagi, keputusan Papa sudah bulat. Mulai sekarang, Ilham akan menjadi bodyguard sekaligus sopir pribadi kamu!” Seorang pria paruh baya yang mengenakan jas hitam mengkilap menunjuk ke arah seorang pria yang berdiri tak jauh dari sana.

Davira langsung menatap ke arah pria bernama Ilham yang kini sedang menundukkan wajahnya.

Gadis itu seolah memperhatikan pria berkulit hitam manis tersebut dari atas sampai bawah.

“Yang bener aja? Masa bodyguard modelan kek tukang cilok begini?” celetuk gadis itu yang diiringi tawa mengejek.

Sementara Ilham masih menundukkan wajahnya, pria itu seolah menunduk patuh kepada sang majikan.

“Davira! Jangan lancang kamu ya! Dia ini anak Pak Sanusi, mantan sopir pribadi Papa. Pokoknya, mulai sekarang, kemanapun kamu pergi, Ilham akan mengikuti kamu. Dia adalah orang kepercayaan Papa ….”

“Tapi, Pah ….” Gadis itu memotong ucapan ayahnya dengan wajah kesal.

“Tidak ada tapi-tapian! Papa melakukan ini supaya kamu bisa fokus sama kuliah kamu. Apalagi sebentar lagi kamu akan sidang skripsi. Papa tidak mau kamu gagal, jadi kali ini tolong kerjasamanya. Nurut sama Papa atau Papa blokir semua rekening kamu!” ancam Darko yang terdengar menyeramkan di telinga putrinya.

Setelah mengatakan itu, pria paruh baya tersebut langsung berjalan meninggalkan Davira yang menatap punggung sang ayah dengan jengkel.

Pria berkuasa itu akan berangkat ke kantor tempatnya mengelola kekuasaan.

“Arrggghhhh … apa-apaan coba harus pake bodyguard sama sopir pribadi segala? Gue ‘kan bisa nyetir sendiri!” gerutu Davira sambil menghentakkan kakinya.

Namun, di sana tidak ada satu orangpun yang melihat aksinya selain Ilham.

“Heh, lo cowok kampungan!” panggil Davira dengan ketus.

Gadis itu menatap ke arah Ilham dengan wajah angkuh.

“Nama saya Ilham, Nona,” ucap pria itu yang baru mengeluarkan suara.

“Bodo amat! Gue gak nanya! Mulai sekarang lo, gue pecat!” Davira bersedekap dada dan memasang wajah angkuh.

“Saya ditugaskan oleh Tuan dan hanya Tuan yang bisa menghentikan saya dari pekerjaan ini,” balas pria yang memiliki hidung mancung, serta alis tebal itu.

Jika dipandang, wajah Ilham terlihat manis, apalagi dengan kumis tipis yang tumbuh di atas bibirnya.

“Ck … tapi gue gak suka lo jadi bodyguard gue!”

“Saya bertugas untuk menjaga Nona, bukan untuk membuat Nona menjadi suka,” balas Ilham lagi yang membuat Davira semakin merasa jengkel.

“Arrggghhhh … dasar cowok kampungan! Kalau lo gak bisa gue pecat, gue bakal bikin lo mengundurkan diri jadi bodyguard sekaligus supir pribadi gue.” Davira tersenyum miring di akhir kalimatnya.

Gadis cantik dengan paras menarik itu sepertinya mulai menyusun rencana untuk menyingkirkan Ilham.

Setelah itu, Davira berjalan terlebih dahulu, ia keluar dari rumah dan akan berangkat ke kampus.

Sementara Ilham membuntutinya dari belakang, setelah tiba di halaman rumah, pria itu segera membukakan pintu mobil untuk sang majikan.

“Silahkan, Nona!” ucapnya dengan santun, bahkan ia sampai menundukkan wajahnya sebagai tanda hormat.

Davira melirik sekilas ke arah pria bertubuh tegap tersebut.

Setelah itu ia masuk ke dalam mobil sambil mengibaskan rambutnya.

Hampir saja rambut indah gadis itu mengenai wajah Ilham yang masih berdiri di dekat pintu.

“Cepat berangkat! Gue gak mau telat!” titahnya dengan ketus setelah Ilham masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi.

“Baik, Nona. Tapi, sebelum itu silahkan pakai seat belt dulu untuk keamanan Nona,” ucap Ilham yang terdengar seperti robot.

“Halah, ribet banget pake beginian. Udah, cepat jalan aja! Orang cuma ke kampus doang bentar,” tolak Davira sambil membenarkan rambutnya.

“Kalau begitu, izinkan saya memasangkan seatbelt untuk Nona.” Ilham menoleh ke arah Devira yang duduk di kursi belakang.

“Eh, lancang lo ya! Berani nyentuh gue, gue potong jari lo!” ketus Davira dengan wajah sangar.

Namun, hal tersebut malah membuat Ilham tersenyum tipis.

“Apa lo senyum-senyum? Gak ada yang lucu!” ketusnya lagi.

“Sabar, Non,” ucap Ilham yang terlihat santai.

“Gak bisa! Emosi terus gue lihat muka lo. Udah, cepetan jalan, tar gue telat datang ke kampus!” cerocos gadis itu sambil memakai seat belt.

Ilham segera menjalankan mobil mewah itu keluar dari gerbang sebuah rumah yang terlihat bagaikan istana.

“Lo tahu ‘kan dimana kampus gue?” tanya Davira ketika mereka berada di perjalanan.

“Tahu lah, Non. Saya bukan orang Amerika, kota Jakarta doang mah saya hafal semua,” tutur Ilham yang terdengar ramah.

“Gue gak yakin lo orang Jakarta, paling lo orang kampung yang baru merantau ke kota.” Lagi-lagi Davira terdengar angkuh.

“Bapak saya sudah menjadi sopir pribadi Tuan Darko sejak dulu, bagaimana mungkin saya baru merantau?” Ilham masih terdengar santai.

“Serah lo mau bilang apa. Asal lo tahu ya, walaupun lo bodyguard gue, tapi lo jangan terlalu ikut campur.” Davira seolah memberi peringatan.

“Saya hanya menjalankan tugas dari Tuan.”

“Ck … kaku banget lo, kayak tiang bendera. Udah, berhenti di sini, gak perlu nganterin gue sampe depan kelas,” cerocos gadis itu lagi setelah mobil yang ia tumpangi tiba di parkiran kampus.

Ilham turun dengan cepat, pria itu membukakan pintu mobil di samping sang nona.

“Silahkan, Nona!” ucapnya sambil memberi hormat.

“Gue jadi merasa kayak ratu Elizabeth.” Davira turun dari mobil dengan wajah kesal.

Sepertinya pagi ini bibir seksi gadis itu belum mengembangkan senyum.

“Ayang!” teriaknya ketika melihat seorang pemuda yang berjalan menghampirinya.

“Hai, Honey!” Seorang pemuda berparas tampan dan berdarah blasteran itu merentangkan kedua tangannya.

“Tumben kamu udah datang?” Davira langsung merangkulkan tangannya pada tubuh pemuda itu.

“Iya, sengaja, biar aku yang nunggu kamu pagi ini.” Pemuda itu tersenyum.

“Ekhem ….” Ilham berdehem, pemandangan di depannya itu terlihat kurang mengenakan.

“Siapa dia?” tanya pemuda yang bernama Reyno, dia adalah kekasih Davira.

Mereka sudah menjalin hubungan cukup lama, bahkan hampir semua mahasiswa di kampus itu mengetahui soal hubungan keduanya.

Karena Davira dan Reyno adalah sama-sama mahasiswa terpandang di kampus itu dan selalu mencuri perhatian banyak orang.

“Sopir aku, abaikan aja. Anggap dia cuma nyamuk!” Davira tersenyum angkuh.

“Hati-hati dengan nyamuk, Nona. Walaupun kecil, tapi bisa mengambil setetes darah tanpa sepengetahuan sang pemilik. Ia juga bisa memberikan penyakit yang sulit diobati,” tutur Ilham yang membuat Davira cukup tercengang.

Entah apa maksud dari ucapan ambigu pria itu.

Yang jelas, Davira merasa seperti ada sesuatu yang aneh ataas kalimat yang Ilham sampaikan tadi.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Kehangatan Bodyguardku    14. Dibonceng Ilham

    “Hmm … sudah Nona, ayo cepetan naik! Nanti telat, gimana? Nanti saya jelaskan di jalan, ini motor siapa. Ayo naik Nona! Biar saya bisa kebut,” ajak Ilham seraya menyerahkan sebuah helm ke arah gadis itu. “Iya-iya, sok ngatur banget lo!” Davira mengambil helm itu dan segera memakainya. Namun, ia merasa kesulitan saat mengancingkan pengait helm tersebut. Ilham yang melihat itu, segera mengulurkan tangannya. Tanpa berbicara, pria itu membantu Davira mengancingkan pengait helm tersebut. Davira yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari Ilham, hanya terdiam dengan wajah kaget. Bahkan, kedua bibirnya sampai menganga. Ia memperhatikan wajah Ilham yang terlihat sangat tampan dan manis dari jarak dekat. “Sudah, ayo naik, Nona!” ucap Ilham setelah selesai mengancingkan pengait helm yang dikenakan oleh Davira. Pria itu segera naik ke atas motornya, namun Davira masih terdiam mematung. “Non, Davira!” panggil Ilham seraya menoleh ke arah gadis itu. “I-iya, sabar dulu napa!” balas

  • Kehangatan Bodyguardku    13. Motor Ilham

    Sementara di rumah kecilnya, Ardi mantan suami Narumi hanya bisa menyesal setelah satu tahun lalu bercerai dengan Narumi. Uang yang dia simpan dari hasil mencuri dan membohongi Narumi dulu, kini sudah menipis. Bahkan, saat ini dia sudah tak bisa lagi pergi ke club malam untuk bersenang-senang dengan wanita langganannya. “Brengsek!! Gimana gue bisa seneng-seneng kalau begini terus? Mana si Narumi sudah tiga kali nolak gue ajak rujuk. Gue harus bisa deketin Narumi lagi. Kalau perlu, gue bikin dia hamil aja ya biar mau balikan sama gue. Tapi gimana caranya gue bisa ketemu dia. Apa gue samperin aja ya dia ke rumahnya?”Pria bertubuh tinggi dan kekar itu nampak berpikir. Jari telunjuk kirinya ia letakkan di dagu sambil digerak-gerakkan. Telapak tangan kanannya ia masukkan ke dalam saku celana. Sepertinya, Ardi sedang benar-benar berpikir keras untuk menyusul rencana yang matang untuk mendekati sang mantan istri. “Tapi, gue harus berlagak kaya dulu. Gue akan sewa mobil rental saja pas

  • Kehangatan Bodyguardku    12. Perempuan Bayaran

    Kedua mata Davira terbuka lebar saat melihat orang membekapnya. Pria bertubuh kekar yang membekap mulutnya itu adalah Ilham sang bodyguard. Davira masih terdiam di dekapan Ilham, matanya seperti terhipnotis ketika melihat ketampanan pria itu dari jarak dekat. Aroma mint dari hembusan nafas Ilham bisa Davira hirup dari pria itu. Dan anehnya davira mendapatkan rasa nyaman dan tenang. Terlebih lagi, ketika kedua lengan kekar Ilham mendepak tubuhnya. Davida merasakan kehangatan yang sebelumnya tidak pernah ia dapatkan dari orang lain. Bahkan, ia tak mendapatkan rasa hangat dan nyaman itu dari sosok Reyno, seorang pria yang telah lama menjalin kasih dengannya. Davira sedikit menengadahkan kepala untuk melihat ke arah wajah Ilham. Jantungnya semakin berdetak kencang, ini pertama kalinya ia berada pada jarak yang sangat dekat dengan pria itu. Padahal, biasanya Davira selalu berlagak ketus, jangankan didekati seperti sekarang, mendengar Ilham berbicara saja, ia sudah merasa kesal. Namu

  • Kehangatan Bodyguardku    11. Seseorang

    Di bioskop, teman-teman Davira baru saja menyelesaikan tontonan film yang mereka lihat tadi.Meskipun sempat ada kejadian yang cukup tragis, namun keempat gadis itu tetap melanjutkan tontonannya.Karena mereka sudah terlanjur membeli tiket, terlebih lagi Davira juga sudah dibawa pulang pulang oleh bodyguardnya.Jadi, Gretha, Alida, Renata, dan Irene merasa lega.“Eh, si Vira gimana ya? Dia udah sampe rumah belum?” tanya Irene ketika mereka berjalan keluar dari bioskop.“Gak tau, dari tadi wa gue gak dibalas,” jawab Alida.“Jangan-jangan si Vira dibawa kabur sama bodyguardnya itu. Siapa namanya? Gue lupa,” tumpal Renata dengan wajah bingung.“Ilham, namanya Ilham,” jawab Gretha.“Iya itu, lupa banget gue. Padahal orang ganteng kalem. Tapi, biasanya yang kayak gitu anteng di ranjang. Ahay ….” Renata tertawa sendiri di akhir kalimatnya.“Sok tahu lo, kayak yang udah pernah aja!” Irend menoyor pelan kepala sahabatnya.“Emang gue udah pernah.” Renata menjawab sambil mengibaskan rambutnya.

  • Kehangatan Bodyguardku    10. Kegilaan Reyno

    Sementara di kamarnya, Davira menangis sambil tengkurap. Gadis itu benar-benar merasa malam ini mengalami dua hal yang membuatnya sesak. Kejadian pelecehan di bioskop dan ketika di jalan tadi. Rasanya kali ini raganya bener-bener capek dan lelah. Pikiran gadis itu ikut kacau balau tak tentu arah. Hidup tanpa seorang ibu di sisinya membuat Davira merasa sendiri dan kesepian. Namun, ia juga tak ingin ayahnya menikah lagi. Sejak dulu, Davira selalu melarang tuan Darko untuk menikah lagi. Karena Davira takut ibunya merasa sakit hati dan terluka, meskipun sang ibu sudah tak ada di dunia ini. Davira meminta ayahnya untuk tetap setia kepada sang ibu, meskipun sudah beda tempat. “Aaaa … gue benci … gue benci lo, Reyno! Gue benci lo. Kenapa lo lakuin ini ke gue? Kenapa, Reyno? ….” Davira memukul bantal untuk melampiaskan segala emosinya. Gadis itu menangis sendiri, meskipun ia memiliki seorang kakak perempuan, tetapi Davira tidak pernah mencurahkan isi hatinya kepada Narumi. Ent

  • Kehangatan Bodyguardku    9. Ngambek

    “Itu … itu kan Reyno? Kok bisa dia malah asik boncengan sama cewe lain sih? Dasar Reyno, bajingan juga kamu ya! Kamu tinggalin aku di bioskop sendiri dan hampir dilecehkan orang. Bajingan kamu Reyno. Kamu malah boncengin cewek sambil pelukan mesra gitu. Awas kamu Reyno … awas kamu!!” teriak Davira di dalam mobil.Gadis itu mengepalkan tangannya seolah siap melemparkan bogeman keras pada wajah kekasihnya.Ilham hanya diam membisu ketika mendengar teriakan Davira. Bahkan segala umpatan dan sumpah serapah pun Davira ucapkan untuk sang pacar. Ilham tak berani ikut campur sedikitpun. Diam adalah hal paling aman yang ia lakukan saat ini.Sepanjang perjalanan, Davira terus-terusan mengoceh dan memberikan umpatan untuk Reyno. "Dasar bajingan lo Rey! Awas aja lo, gue mau putus sama lo! Pokonya mau lo bujuk gue bawa bunga sama kebonnya juga gue gak akan mau. Gue beneran muak sama lo, Rey! Lo kenapa kayak gini ke gue? Gue sakit hati sama lo, Rey. Gue benci lo ... gue benci lo sebenci-bencinya .

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status