Share

Bab 203

Author: Galang Damares
Aku berpikir bahwa ketika Charlene tiba, aku akan menariknya ke ranjang dulu.

Sedangkan sisanya, aku nggak peduli lagi.

Dengan kata lain, kalau aku ketahuan, itu bukan masalah besar.

Skenario terburuknya adalah kami tidak akan melakukan kontak satu sama lain mulai sekarang.

Tapi, aku harus bersenang-senang dulu malam ini.

Aku berbaring di ranjang dan menunggu dengan gelisah beberapa saat, ketika terdengar ketukan di pintu.

"Masuk, pintunya nggak tertutup rapat." Untuk mencegah diriku turun dari ranjang, aku meninggalkan celah di pintu.

Charlene membuka pintu dan masuk.

Dia mengenakan gaun biru dan terlihat sangat elegan.

"Sudah berapa lama kamu di sini?" Charlene bertanya padaku.

Aku takut Charlene akan mendengar suaraku, jadi aku merendahkan suaraku dan berkata, "Aku sudah datang 20 menit. Kemarilah, biar kulihat."

Charlene menghampiriku.

Aku meraih pergelangan tangannya dan menariknya ke ranjang.

Kemudian bersiap untuk langsung ke intinya.

"Kenapa kamu begitu buru-buru?" Charlene men
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
katon edi
kembali kecerita ini lagi????bosen
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1649

    Setelah makan, mereka harus mengantar Dinda pergi.Leo menahan amarah yang tidak bisa dilampiaskan. Dia hanya bisa meluapkannya pada meja dan kursi. "Berengsek, apa-apaan ini? Siapa Edo? Sampai-sampai Kak Dinda ikut turun tangan?""Tenanglah," kata Rony.Leo berkata, "Bagaimana aku bisa tenang? Aku sudah siap-siap buat kasih pelajaran ke orang itu. Sekarang, Kak Dinda ikut campur. Aku nggak bisa berbuat apa pun lagi."Rony berkata, "Kenapa nggak bisa? Barusan, Kak Dinda bilang habis makan dia bakal kembali ke Kota Jilin.""Tapi ... Pak Rony, maksudmu kita bertindak setelah Kak Dinda pergi?" tanya Leo.Rony buru-buru berkata, "Eh, aku nggak bilang begitu. Waktu Kak Dinda datang, kita sudah janji. Setelah dia pergi, kita langsung bikin masalah. Bukankah itu artinya kita nggak menghargai Kak Dinda?""Apa maksudmu?" Leo tampak bingung.Saat ini, Liam berjalan mendekat dan berkata, "Maksud Rony mulai sekarang sebaiknya kita jangan turun tangan lagi. Demi seekor kutu busuk, menyinggung Kak D

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1648

    "Edo, sebaiknya kamu nggak bohong sama aku. Kalau nggak, aku bakal bikin kamu mati dengan tragis," kata Dinda dengan nada dingin sambil berdiri.Aku tetap tersenyum santai, "Mana berani aku bohong. Serius, Nona Dinda, kamu terlalu hebat. Aku sama sekali bukan tandinganmu.""Huh." Dinda berbalik dan pergi.Begitu dia pergi, aku langsung menghela napas lega.Akhirnya, pembuat onar itu berhasil aku usir.Namun, akhirnya aku benar-benar mengerti situasinya. Dinda dipanggil oleh Yuna untuk membantuku.Aku sama sekali tidak menyangka Yuna akan begitu baik padaku.Apa yang sebenarnya terjadi?Di satu sisi Yuna membenciku, tetapi di sisi lain dia juga membantuku. Sebenarnya, apa yang dia inginkan?Aku benar-benar tidak bisa memahami apa yang ada di dalam pikiran Yuna.Sudahlah, selama Yuna tidak menjadikanku sasaran lagi, aku sudah puas.Memikirkan terlalu banyak pun tidak ada gunanya....Di salah satu ruang VIP.Empat pemuda yang duduk di hadapan Dinda adalah Empat Tuan Muda Kota Jilin, Rony

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1647

    "Saat Pak Harmin mengalami musibah, aku ikut dia ke Kota Gulma untuk menanganinya. Aku lelah mengurusnya. Tapi, akhirnya, bukannya berterima kasih, dia malah berbalik melawan aku.""Dia berbalik melawanmu? Kenapa begitu?" Akhirnya, Dinda tertarik pada ceritaku.Aku kesal setengah mati. "Aku mana tahu? Aku merasa kayak niat baikku nggak dihargai, hatiku rasanya sesak banget!""Nggak, kamu bohong. Waktu di pemakaman, jelas-jelas kamu masih membela si jalang itu." Dinda ternyata cukup cerdas. Dia tidak mudah dibodohi.Aku berkata sambil tersenyum getir, "Aku berbuat seperti itu menghormati Pak Harmin. Dia pernah berjasa padaku, tapi kamu malah terus menghina orang yang paling dia cintai di hadapan makamnya.""Ditambah lagi, waktu itu aku belum terlalu mengenalmu. Aku pikir kamu sengaja menyerang Yuna, jadi aku cuma membelanya.""Tapi, kamu juga lihat sendiri. Dari awal sampai akhir, dia bahkan nggak menoleh padaku, satu kata terima kasih pun nggak ada."Dinda mengangguk. "Itu memang benar

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1646

    Aku mengangkat tanganku. Aku hampir memukulnya.Dinda tetap tidak menghindar atau bergerak. Dia hanya menatapku tanpa gentar."Sialan ... biasanya aku nggak pernah pukul wanita, tapi jangan paksa aku!" kataku sambil menggertakkan gigi.Dinda menyeringai, "Aku memang mau paksa kamu. Kalau berani pukul saja!"Akhirnya, aku tidak memukulnya.Bukan karena aku takut padanya, tetapi karena dia bilang barusan, alasannya datang ke Kota Jimba karena Yuna.Kemungkinan besar Yuna memintanya datang ke Kota Jimba karena aku.Jika aku memukulnya, itu sama saja tidak menghargai Yuna.Aku bisa tidak menghargai wanita itu. Namun, aku tidak boleh tidak menghargai Yuna.Aku duduk dan menenangkan diri terlebih dahulu."Yuna memintamu datang untuk apa?" tanyaku.Dinda duduk di depanku dan menyilangkan kaki sambil mengisap sebatang rokok.Wajahnya tampak sangat percaya diri dan keren.Tak bisa dipungkiri, wanita ini memang memiliki aura wanita tangguh dan percaya diri.Jika dia tidak ngomong kasar begitu, d

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1645

    Jadi, aku sama sekali tidak terlalu memikirkannya.Namun, kenyataan adalah hal yang paling sulit untuk aku percaya.Keesokan harinya, Dinda kembali muncul di hadapanku. Kali ini, dia datang ke Aula Juve.Saat mata kami saling bertemu, kami sama-sama terkejut."Kamu? Sialan!" Dinda langsung menunjukkan ekspresi penuh jijik.Aku juga menatapnya dengan jijik. "Kenapa kamu datang ke tempatku?""Sialan, kalau aku tahu yang dimaksud jalang itu ternyata kamu, mati pun aku nggak akan datang.""Bisa nggak kamu berhenti pakai kata jalang ....""Aku mau bilang, apa urusannya sama kamu!"Wanita itu berteriak keras, hingga para staf menoleh ke arahku.Aku malas meladeni dia, jadi aku berbalik dan pergi."Berhenti!" Dinda mengejarku. "Apa hubunganmu dengan Yuna?""Teman.""Teman apaan? Teman tidur?"Sialan!Wanita ini gila, bukan?Wajahku langsung menjadi masam. "Kamu sengaja cari gara-gara, ya?""Aku datang untuk menanyakan ini demi Harmin," kata Dinda dengan tidak tulus.Aku berkata dengan ekspres

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1644

    Baiklah. Aku tidak bisa bersembunyi lagi.Aku tidak punya pilihan selain berjalan mendekat bersama Bella.Aku memberi penghormatan pada Harmin terlebih dulu.Lalu, aku melihat ke arah Yuna. Namun, Yuna sama sekali tidak melihatku.Saat ini, Dinda selesai memberi penghormatan. Dia menatap Yuna dan berkata, "Yuna, dasar jalang. Dulu, aku seharusnya nggak percaya sama kamu."Mendengar wanita itu memaki Yuna, hatiku langsung dipenuhi amarah.Yuna begitu lembut. Apa hak dia memaki Yuna seperti itu?Namun, dengan posisiku sekarang, aku memang tidak pantas banyak bicara.Dinda terus memaki. Setiap kalimatnya selalu diselipi kata jalang.Aku benar-benar tidak tahan lagi. Aku merasa wanita itu keterlaluan."Hei, kamu sudah selesai ngomong?" selaku sambil menatap Dinda dengan kesal.Dinda menatapku dengan tajam, "Siapa kamu? Apa urusannya sama kamu dengan perkataanku?""Aku temannya Pak Harmin. Di depan makam Pak Harmin, kamu malah menghina istrinya. Apa kamu nggak merasa keterlaluan?""Haha, ju

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status