Share

Bab 427

Penulis: Galang Damares
Salah satu dari mereka memakai topi dan masker, wajahnya tertutup rapat. Namun, dia bukan Helena.

Sekilas, aku dapat langsung mengenali sikap dan aura Helena.

Gadis ini agak dingin dan waspada, seolah-olah takut dilihat orang lain.

Sedangkan gadis lainnya lebih ceria. Dia mengenakan jaket kulit dan terlihat sangat modis.

Tubuhnya langsing, tetapi dadanya agak tepos.

Pagi hari, klinik agak sepi. Jadi, biasanya kami duduk di lobi.

Dengan begitu, pelanggan lebih mudah memilih tukang pijat.

Gadis berjaket kulit itu melirik sekilas, lalu memilihku.

"Giliranmu, Charlene. Gimana menurutmu?" Gadis berjaket kulit itu bertanya pada gadis mumi itu. (Karena gadis itu terbungkus rapat, seperti mumi. Sementara, mari sebut dia gadis mumi).

Gadis mumi itu bahkan tidak melihatku dan langsung berkata, "Lupakan saja, ayo pergi."

Sembari berbicara, dia hendak keluar.

Gadis berjaket kulit itu menariknya ke belakang. "Pergi ke mana? Sudah datang, ayo coba. Kamu nggak mau terus terganggu sama masalah itu, 'k
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1631

    Dama tahu bahwa hati Lanny merasa sedih seperti dirinya.Dia juga tidak tahu harus berkata apa. Dia hanya bisa menggenggam erat tangan Lanny. "Jangan begini, kalau putri kita melihatnya, hatinya pasti tambah sedih."Akhirnya, Lanny tidak kuasa menahan diri. Dia langsung menangis dengan keras.Dia terjatuh ke dalam pelukan Dama, lalu menangis tersedu-sedu. "Kenapa bisa begini? Kenapa .... Kenapa nasib Lina begitu menyedihkan .... Kenapa Tuhan begitu nggak adil padanya ...."Dama juga tidak kuasa menahannya, hingga hidungnya terasa perih.Dia juga merasa tidak rela dan tidak adil. Dia ingin bertanya kenapa bisa begini?Namun, siapa yang bisa memberi mereka jawaban?Takdir menimpakan penderitaan pada mereka tanpa alasan apa pun.Saat menghadapi penderitaan, jika ingin terus hidup, kita harus kuat dan tidak boleh terpuruk!Dama memeluk istrinya tanpa berkata apa-apa. Dia hanya berharap Lanny bisa segera tenang.Karena putri mereka masih membutuhkan perawatan dari mereka.Bagi Lanny, sebesa

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1630

    "Apa-apaan kamu? Kamu pakai cara begini buat alihin perhatianku dan melindungi Edo?""Lina, oh Lina, apa sih bagusnya Edo? Sekarang, dia sudah mau menikah dengan wanita lain, tapi kamu masih mengkhawatirkan dia?"Dama sama sekali tidak menyadari wajah Lina yang kesakitan. Dia masih terus-menerus memarahinya.Setelah Lina kesakitan sampai terjatuh ke lantai dengan wajah pucat pasi dan keringat dingin bercucuran di dahinya, akhirnya Dama sadar ada yang tidak beres."Lina, Lina, kenapa kamu?"Dama buru-buru berjongkok untuk menanyakan kondisinya.Lina kesakitan hingga dia sama sekali tidak bisa membuka suara.Dama segera menggendong putrinya, lalu membawanya ke rumah sakit.Setelah serangkaian pemeriksaan, ternyata Lina didiagnosis mengidap kanker ovarium!"Duar!"Kabar itu bagaikan petir di siang bolong, hingga membuat Dama hampir tidak sanggup berdiri. Tubuhnya terhuyung dua kali, lalu jatuh ke kursi di belakangnya."Dokter, apa mungkin kamu salah? Putriku selalu sehat. Bagaimana dia bi

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1629

    "Semua omonganmu itu cuma untuk mencari alasan supaya kamu bisa tetap tenang. Dengan begitu, kamu akan merasa tenang menikah dengan wanita lain."Aku sudah berbicara panjang lebar, tetapi Dama tidak mendengarkan sama sekali. Dia tetap keras kepala dengan pikirannya sendiri.Aku hanya bisa membiarkannya tetap berpikir seperti itu.Akhirnya, Dama pergi dengan marah.Aku berpikir, "Ini pasti terakhir kalinya dia mencariku. Setelah itu, sepertinya dia nggak akan pernah datang lagi.""Edo, orang tua itu bilang apa tadi?"Setelah Dama pergi, Kiki dan Zudith segera berlari kemari dan menanyakan kondisiku.Aku berkata, "Nggak ada apa-apa. Paling-paling hanya dimaki habis-habisan.""Orang tua itu jelas-jelas orang berpengaruh, tapi nggak menjaga harga diri sama sekali." Zudith merasa kesal.Kiki juga berkata, "Yah, masa wakil wali kota kelakuannya bisa nggak taat aturan."Aku menatap mereka sambil tersenyum. "Kalian nggak merasa aku ini berengsek?"Zudith berkata sambil tersenyum, "Berengsek? D

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1628

    "Dasar pengecut, kamu cuma cari alasan buat menutup ketidakmampuanmu!" Dama tidak menerima pendapatku. Emosinya tetap meledak-ledak.Aku tidak membantah, melainkan tersenyum. "Pengecut? Haha ... Paman, waktu kamu bilang begitu, aku rasa kamu pasti belum pernah mengalami semua hal yang aku alami.""Aku pikir dari kecil, kamu pasti hidup dalam keluarga yang cukup baik. Hidupmu bisa dibilang lancar, jadi kamu punya pencapaian seperti sekarang.""Benar, dibanding aku, kamu memang hebat. Tapi, apa kamu pernah berpikir untuk dibandingkan sama orang-orang yang lebih hebat dari kamu?""Sekarang, kamu wakil wali kota. Kalau orang yang kamu suka itu putrinya gubernur atau malah anak pejabat yang levelnya lebih tinggi ....""Kalau dia minta kamu naik jabatan ke level provinsi dalam setahun, apa kamu masih bisa tetap santai seperti sekarang?"Dama tidak mau mengakuinya. Namun, dia harus mengakui bahwa ucapanku memang membuatnya berpikir kembali."Seseorang, entah dia berhasil atau gagal, kalau dib

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1627

    "Johan bukan cuma punya selingkuhan satu, tapi ada yang kedua, ketiga, bahkan keempat. Masa kamu tega biarkan Kak Lina hidup seumur sama orang kayak begitu?""Bisa dibilang, aku muncul di saat yang kebetulan. Jadi, kelihatannya seolah-olah aku yang buat pernikahan mereka berujung cerai.""Tapi, coba kamu pikir baik-baik. Kalau mereka nggak cerai, seperti apa hidup yang bakal dijalani Kak Lina sekarang?"Dama membentak dengan marah, "Masa aku masih harus berterima kasih sama kamu?"Aku berkata, "Aku nggak maksud begitu, Paman. Aku cuma mau bilang, Johan itu memang bukan orang baik. Perceraian Kak Lina sama dia cuma soal waktu.""Soal aku dan Kak Lina, sebenarnya aku juga ingin menikahinya. Tapi, entah kenapa obrolan kami makin sedikit, komunikasi juga makin jarang. Akhirnya, kami merasa seperti ada dinding yang memisahkan kami.""Hari itu, aku mengajak Kak Lina keluar. Aku ingin memperbaiki hubungan kami dan kembali seperti dulu. Tapi, aku sadar bukan cuma aku yang nggak bisa, Kak Lina

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1626

    "Hei, apa-apaan kamu?""Kenapa kamu seperti ini? Apa hakmu pukul orang?"Kiki dan Zudith segera berlari kemari.Orang-orang di klinik juga merasa bingung dengan pemandangan ini. Mereka melihat ke arah kami.Aku menenangkan diri, lalu menatap Dama dan berkata, "Paman, ayo kita ke atas dan ngomong. Terlalu banyak orang di sini."Dama menatapku dengan marah. "Nggak! Aku mau ngomong di sini, biar semua orang lihat kamu itu orang nggak tahu terima kasih!"Orang-orang mulai ramai berdiskusi tentangku.Aku tidak buru-buru membela diri. Aku berkata dengan tenang, "Silakan, kamu ngomong saja. Tapi, aku ingetin, kalau sampai malu, belum tentu yang malu itu aku. Soalnya, aku cuma orang biasa, sementara statusmu beda.""Berani-beraninya kamu ancam aku?" kata Dama sambil menatapku dengan marah.Aku tetap berkata dengan tenang, "Ini bukan ancaman, tapi pengingat. Sekarang, zamannya video pendek. Meskipun aku nggak melakukan apa pun, apa kamu bisa jamin orang di sini nggak ada yang rekam lalu upload

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status