Transaksi Cinta Bersama Kolonel

Transaksi Cinta Bersama Kolonel

last updateLast Updated : 2025-05-02
By:  KurniaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
5Chapters
13views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Tuan Duke hanya memanfaatkan, menjadikan Gisela sebagai alat belaka, lalu mencampakkan Gisela, membuangnya layaknya sampah, bahkan telah berselingkuh di belakang Gisela. Yang Mulia pikir, Gisela akan terpuruk, menangis pilu di bawah guyuran derasnya hujan. Ooohhh tentu TIDAK! Gisela bukan wanita lemah, bukan wanita menye-menye, ia akan melakukan pembalasan! "Semua yang aku berikan, pengorbananku, waktuku selama 3 tahun, dimuntahkan begitu saja ... Janji gelar Duchess untukku, hanya bualan ... Aku bersumpah! Aku akan membuatmu menyesal, Lukas!"

View More

Chapter 1

Bab. 01. Luka Yang Mengejutkan

Sambutan meriah rakyat berikan pada Lukas, Duke baru Kadipaten Elysium. Pria tampan berusia 27 tahun itu mendapatkan gelar tertinggi setelah kakaknya, Tuan Julian meninggal akibat sakit.

Melihat Lukas menebar senyum, sembari melambaikan tangan kepada rakyatnya, membuatku ikut tersenyum senang.

Sebagai kekasih yang menemani Lukas selama 3 tahun, aku merasa sangat bangga dengan keberhasilannya. Namun ... Kebahagiaanku sirna begitu saja saat aku melihat wanita lain berdiri di samping Lukas, dan diperkenalkan sebagai calon Duchess, pendamping Lukas, wanita yang akan dinikahi oleh kekasihku.

Tanpa sadar, air mataku jatuh. Aku menyentuh dadaku yang terasa sesak. Lukas ... Tidak menganggapku? Ingin sekali aku menghampirinya, menginterupsinya. Tapi aku tak ingin menghancurkan hari istimewa Lukas. Hari yang telah lama dinanti olehnya.

Aku terdiam sambil menatap lurus kekasihku yang sedang bercanda gurau bersama wanita itu, dan ibunya yang sangat membenciku ...

Setelah perayaan berakhir, barulah aku berani menghampiri Lukas, menanyakan mengenai semua hal yang terjadi. Dan ... Jawaban darinya membuat hatiku terluka. Secara sepihak Lukas mengakhiri hubungan kami, seakan 3 tahun tak berarti apa-apa baginya.

“Setelah semua yang aku lakukan untukmu?” Aku tertawa getir.

“Aku sama sekali tidak pernah memintamu untuk membantuku. Kamu sendiri yang mengajukan diri,” papar Lukas tanpa ekspresi.

“Sungguh sial, kamu bisa menolakku, ‘kan?” sosorku melempar tatapan sinis pada Lukas.

“Menolakmu? Kamu terus mengejarku, memberiku perhatian, dan selalu melakukan apa pun yang aku perintah. Aku tak kuasa menolakmu," beber Lukas memandangku kecil.

Aku tak terima dengan perkataannya yang seolah-olah aku kecintaan sendiri. Padahal waktu itu dia dengan senang hati menerimaku.

"Tapi sekarang aku harus tegas. Karena aku akan menikahi wanita yang benar-benar aku cintai.” Lukas berdiri tegak, wajahnya tak menunjukkan sedikit pun penyesalan.

Pandanganku beralih pada sosok wanita yang kini tersenyum manis ke arahku, seakan tengah mengejekku.

“Anggap saja kita tidak pernah bertemu sebelumnya,” ucap Lukas tanpa emosi.

Kata-kata yang keluar dari bibir Lukas mampu menusuk lebih dalam daripada pisau.

“Kamu ingin menghapusku dari sejarah hidupmu?” Amarahku tiba-tiba tersulut, aku berteriak padanya, “Kamu lupa! Akulah yang membawamu sampai di sini?!”

Air mataku menggalir membasahi pipiku. Aku berusaha keras untuk tetap tegar, tapi tubuhku bergetar hebat.

“Di mana sopan santunmu! Berani sekali kamu berbicara keras pada Yang Mulia Duke!” sosor Nyonya Emilia, ibu Lukas.

Nyonya Emilia mendorongku hingga aku terjatuh. Wanita berusia 60 tahun itu memandangku rendah. Kakinya yang berbalut sepatu mahal menekan pundakku agar tidak bangkit.

“Apa yang kamu harapkan dari statusmu yang hanya gadis dari kalangan bawah? Menjadi Duchess of Elysium? Bangunlah dari mimpimu!” hina Nyonya Emilia menoyor kepalaku.

“Wanita yang cocok mendampingi anakku adalah putri dari seorang Hakim Agung Kadipaten Elysium. Bukan gadis yang tak jelas asal-usulnya seperti kamu,” imbuh Nyonya Emilia sebelum menendangku hingga aku tersungkur.

Refleks aku menyentuh bagian tibuhku yang sakit akibat tendangan Nyonya Emilia.

“Pergilah ... Jangan pernah menunjukkan wajahmu di depanku lagi. Aku akan segera menikahi Clara, dan menjadikannya Duchess.” Penuturan Lukas bagaikan perasan jeruk nipis yang sengaja dikucurkan ke lukaku yang menganga.

Aku sangat terpukul, gelar Duchess untukku yang dijanjikan Lukas hanya bualan semata. Aku tertipu olehnya. Nyatanya, sejak awal gelar itu akan ia berikan pada Clara, putri bangsawan terkenal yang selama ini dikenalkan padaku sebagai wanita yang dianggap adik oleh Lukas.

“Apakah aku hanya alatmu?” tanyaku lirih, suaraku tercekat.

Lukas menyeringai, lalu menjawab, “Jika itu yang kamu rasakan, maka kamu benar.” Ia berjongkok guna mensejajarkan posisinya denganku. “Ya, kamu hanya alatku untuk merebut posisi dan gelar kakakku." Lukas sengaja berbisik agar tak ada orang lain yang mendengar kalimatnya.

Aku menatap sengit Lukas dengan kedua tanganku yang terkepal. Sekarang, aku sangat ingin mencabik-cabiknya. “Aku ... Akan membuatmu menyesal,” desisku.

Seringai Lukas makin lebar. “Kamu tidak akan bisa membuatku menyesal. But, coba saja, semangat ya ....” balasnya menantangku sekaligus meremehkanku.

Lukas menjauhkan diri dariku, ia memerintah pelayan untuk mengusirku dari hadapanya. Tentu mereka langsung menjalankan perintah. Aku diseret keluar dari istana utama Keluarga Klaus.

Mataku menatap nanar pintu tinggi yang tertutup.

Selama 3 tahun aku mencurahkan hidupku untuk Lukas. Aku mengorbankan mimpi-mimpiku, masa depanku, dan seluruh tabungan yang aku miliki untuk membantunya merebut gelar Duke dari kakaknya, ahli waris pertama.

Aku menggunakan kecerdasan dan koneksiku, bahkan rela terlibat dalam permainan politik yang kotor, semua aku lakukan ... Demi ambisi Lukas. Aku rela menjadi bayangan, bekerja keras di balik layar, sementara Lukas menikmati pujian dan sorotan.

Dan lihat, apa yang aku dapat? Aku justru dibuang layaknya sampah. Apakah ini adil bagiku?

Setelah beberapa menit termenung, aku membangkitkan tubuhku. Aku berjalan pelan menuju gerbang keluar. Namun langkahku dihadang oleh seseorang. Otomatis aku mendongak untuk melihat siapa sosok yang berdiri di depanku.

“Marco?”

“Izinkan aku mengantarmu pulang,” pinta Marco, adik Lukas yang menjabat sebagai Kolonel Kadipaten Elysium.

“Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri,” tolakku sopan.

Bukannya membiarkanku berlalu, Marco justru menggenggam pergelangan tanganku, ia menarikku masuk ke dalam mobilnya. Aku ingin melayangkan protes, tapi aku urungkan karena melihat wajah dingin Marco.

“Di mana kamu tinggal?” tanya Marco setelah sopir melajukan mobil. Aku pun memberitahu di mana tempat tinggalku sekarang.

Aku memberanikan diri melirik Marco yang terdiam. Situasi ini membuatku bingung. Aku mengetahui bahwa Marco anak terakhir di Keluarga Klaus, tapi aku sama sekali belum pernah berduaan dengannya seperti ini. Situasi ini ... Terlalu canggung bagiku.

“Aku melihat bagaimana Lukas memperlakukanmu, tapi aku tidak akan meminta maaf atas nama orang lain,” ujar Marco membuka perbincangan.

Tanpa sadar aku menggulung senyum. “Tuan ... Tidak perlu meminta maaf atas kesalahan yang tidak Tuan perbuat,” timpalku.

Suasana kembali hening. Aku memutuskan untuk memandang pemandangan dari balik kaca mobil. Ada sedikit ketenangan di hatiku saat melihat hamparan bunga di sepanjang jalan.

Beberapa menit berlalu, tak terasa, mobil berhenti tepat di depan rumahku yang sederhana. Saat aku ingin turun, Lukas turun terlebih dahulu, dan membukakan pintu untukku. Sikapnya membuatku tersentuh.

“Anda tidak perlu melakukan ini, Tuan,” ucapku sungkan.

Marco menggengam kedua tanganku, membuatku kebingungan.

“Aku bertugas selama dua tahun di perbatasan. Aku sama sekali tidak tahu mengenai kakak pertamaku yang mengalami sakit. Dan aku baru dikabari setelah kakakku telah menjadi mayat. Apa yang terjadi dengannya?”

Aku sudah menduga jika sikap baik Marco pasti ada alasannya. Ternyata ia ingin menanyakan perihal Tuan Julian yang meninggal karena sakit parah. Marco pasti mengira jika aku tahu sebab dan akibat kakak pertamanya sakit.

“Meski aku tahu, apa yang terjadi pada Tuan Julian, aku tidak ingin mengatakannya padamu,” lontarku.

“Kenapa? Karena aku oang asing bagimu?” sahutnya. Aku bisa merasakan genggamannya pada kedua tanganku mengerat. “Bagaimana caraku agar tak lagi menjadi orang asing bagimu? Haruskah kita menikah?”

“Huh? Apa semudah itu mengajak orang menikah?”

Bersambung ...

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Kurnia
Hallo ... Ini buku keempat aku, semoga menghibur ... terima kasih ya, jangan lupa kasih aku banyak cinta ......
2025-05-16 22:59:10
0
5 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status