Istri Ketiga Pengusaha Kaya

Istri Ketiga Pengusaha Kaya

Oleh:  Lestari Zulkarnain  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
33Bab
2.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Wanita muda bernama Nada Azkia, dipaksa menikah dengan pria Arab—seorang pengusaha meubel yang telah memiliki banyak cabang di kotanya. Namun, Nada tidak bersedia menuruti permintaan ibunya karena usia Tuan Abdul, atau nama lengkapnya Abdullah Rashid Athoilah, hampir setara dengan usia ibunya, yaitu 35 tahun. Karena paksaan sang Ibu, akhirnya Nada menyanggupinya dengan syarat jika selama setahun menikah dan tidak memiliki keturunan, maka Nada meminta cerai. Tuan Abdul ini, telah memiliki dua orang istri dan Nada Azkia akan dijadikan istri ketiganya. Namun dari kedua istrinya tersebut, Tuan Abdul belum memiliki keturunan. Maka dari itu Nada meminta syarat seperti di atas. Di cerita ini saya akan menghadirkan bagaimana usaha Nada untuk bisa bercerai dengan Tuan Abdul meski pantang bagi Tuan Abdul menceraikan istri-istrinya. Juga bagaimana kedua istri Tuan Abdul yang justru mendukung Nada untuk bisa bersama dengan Tuan Abdul meski itu hanya trik dan intrik saja demi mendapat kasih sayang dari Tuan Abdul.

Lihat lebih banyak
Istri Ketiga Pengusaha Kaya Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
33 Bab
Pemaksaan
Pagi ini di kediaman Bapak Slamet telah ramai oleh orang-orang yang akan mengikuti prosesi akad nikah putri semata wayangnya yaitu Nada Azkia. Gadis itu akan dinikahi oleh Tuan Abdul atau nama lengkapnya Abdullah Rashid Athoillah—pengusaha mebel—yang telah memiliki banyak cabang di kotanya. Rencana akad nikah akan dilangsungkan sekitar pukul sepuluh pagi. Sementara itu di kamar, Nada tengah dirias oleh Mbak Leli sebagai event organizer, yang terkenal di kota ini. Namun raut wajah Nada, gadis yang beberapa bulan lalu baru lulus sekolah itu tampak murung. Pasalnya ia dipaksa ibunya untuk menikah dengan Tuan Abdul, pria yang usianya hampir sama dengan ibunya. *** Seminggu yang lalu. “Aku nggak mau!” teriak Nada saat sang ibu memanggilnya untuk ke luar dari kamarnya. Gadis itu menutup wajahnya dengan bantal dan tak ingin ke luar bersama dengan ibunya. Sang ibu kemudian mendekat dan membuka bantal. Terlihat Nada memejamkan mata, wajahnya memerah karena kesal. “Ibu, tolong jangan paksa
Baca selengkapnya
Perjanjian
Setelah melakukan musyawarah antara Tuan Abdul dan keluarga Nada, akhirnya diputuskan bahwa pernikahannya enam hari lagi. *** Keputusan yang telah diambil orang tua Nada membuat gadis itu tidak bersemangat. Ia masih ingin melanjutkan kuliahnya dan bekerja untuk mendapatkan penghasilan. Namun apa dikata, takdir berkata lain. *** Hari yang dinantikan tiba. Rombongan Tuan Abdul datang untuk melakukan acara acara Akad Nikaj. Kedua istri Tuan Abdul pun datang untuk ikut menyaksikan janji suci itu. Sungguh pemandangan yang tidak biasa. Wajah kedua istri tuan Abdul pun biasa-biasa saja tanpa adanya kecemburuan atau marah. Entahlah, mengapa mereka bersikap demikian. Selain kedua istri, karib kerabat pun datang. Sementara Nada yang berada di kamar rias dan telah siap. Gadis itu menunggu panggilan untuk keluar dan bersanding dengan pria pilihan orang tuanya. Semuanya telah beres. Gaun pengantin yang dipakai gadis itu sangat istimewa, mungkin Tuan Abdul membelinya di negara asal yakni
Baca selengkapnya
Pembagian Jatah
Tuan Abdul keluar kamar membuat Nada menjadi bengong. Namun ia hanya mengangkat bahu dan kemudian kembali merapikan baju-baju yang ada di koper. "Kamar yang luas," gumamnya sembari mengedarkan pandangan. Selama masuk kamar ini, ia belum menelusurinya. Ia juga belum menelusuri setiap seluk beluk rumah milik suaminya. Tok tok tok! Terdengar suara ketukan pintu kemudian gadis itu berhenti. Ia melangkah ke pintu dan menariknya. Seorang wanita berwajah khas Jawa tengah berdiri.. Apakah ia adalah istri kedua Tuan Abdul? Pikir Nada, sebab tadi saat acara akad nikah, ia melihat wanita itu duduk bersama dengan wanita cantik itu. "Boleh aku masuk," tanyanya sembari bersandar di sisi pintu. "Owh silakan!" balas Nada kemudian mempersilakan wanita itu untuk duduk. Wanita dengan kulit hitam manis itu berjalan menuju ke ranjang dan duduk di sisinya. Diamati kamar ini dengan seksama. "Kamu kenapa bo*oh sekali?" tanya Wanita itu. "Maksud Mbak apa? Mbak ini siapa, sih!" tanya Nada sembari me
Baca selengkapnya
Malam Pertama
Baru saja terlelap, sayup-sayup terdengar suara pintu diketuk. Nada mendelik dan kaget kemudian bangkit. Ia ingat bahwa malam ini adalah malam pertamanya. "Celaka!" --- "Astaghfirullah! aku lupa tidak kembali ke kamar Tuan Abdul," gumamnya. Apakah dia yang mengetuk pintu? Nada pun bangkit dan membuka pintu. Ternyata benar apa yang ia khawatirkan. Seorang pria berambut ikal dengan bibir tipis itu tersenyum sembari melipat kedua tangannya membuat gadis itu salah tingkah. "Tu-tuan Abdul? Kenapa ke sini?" tanya Nada. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kamu lupa? Ini jatahmu," seru pria itu mengingatkan. Nada hanya cengar-cengir. Ia berpikir bagaimana caranya agar malam ini tidak ada acara malam pertama baginya. "Tuan, malam ini saya berikan kepada istri Anda yang lain saja, bagaimana?" usul gadis belia yang memiliki lesung pipit itu. "Laa, aku ingin bersamamu, ayo!" Pria itu menggandeng Nada yang ragu. Sepintas ia melirik jam dinding yang menempel, pukul sebelas malam.
Baca selengkapnya
Pertemuan Dengan Mantan
Saat ini aku masih aman, entah besok-besok, pikir Nada. Pagi ini Ruqoyah telah siap dengan pakaian rapi. Penampilannya yang anggun memang sangat mempesona. Perlu diakui bahwa wanita Arab cantik-cantik. Apalagi matanya yang indah. "Mau ke mana, Mbak," sapa Nada ketika melihat kakak madunya hendak pergi. Wanita keturunan Arab nan cantik jelita itu tersenyum sinis. "Kamu pikir aku hanya ongkang-ongkang saja di rumah?" jawabnya. "Aku kerja, memegang beberapa toko milik Mas Rashid," ungkapnya. Nada mendelik. "Aku juga mau pergi, mau pulang," ucap gadis belia itu. "Kalau kamu mau pergi, harus izin sama Mas Rashid. Jangan asal pergi," ketus wanita yang menggunakan gamis hitam. "Mbak, malam ini kan bukan jatahku, jadi bebas, dong!" "Nggak bisa gitu, kamu harus menghormati suami," balas wanita yang mengenakan jilbab hitam senada dengan gamis yang ia pakai. "Kalau begitu aku harus izin melalui telepon," ungkap Nada. Gadis itu merasa bosan di rumah ini meski rumah mewah bagai ista
Baca selengkapnya
Ketahuan
"Astaga, akhirnya ketahuan juga jika aku sedang tidak haid," gumam Nada sembari nyengir. Rasa takut merasuki jiwanya. Takut akan hal yang selama ini dialami oleh pasangan pengantin di malam pertamanya. Namun bagi gadis belia itu, ia memiliki banyak akal. Ia akan menggunakan kakak madunya sebagai alasan agar Tuan Abdul tidak mendekat. Pria itu berdiri kemudian masuk ke dalam menemui Bu Hamidah yang tengah mempersiapkan makanan. "Bu, saya pamit pulang," ucap menantunya itu. "Lho kok cepat amat?" tanya Bu Hamidah sedikit kaget lalu mengelap tangannya karena basah terkena kuah sayur. "Tuan, saya mau nginep di sini saja, kangen ibu," ujar Nada sembari menggelayut manja dengan sang ibu. Namun, sang ibu melepas tangannya dan menyerahkan dirinya pada Tuan Abdul. "Ayo pulang," ajak Tuan Abdul dan menggandeng Nada. Dengan terpaksa Nada pun mengikuti suaminya itu. Gadis itu bersalaman dengan ibu dan bapaknya, kemudian masuk ke dalam mobil Expander putih. Dengan segera Tuan Abdul menjalankan
Baca selengkapnya
Kekacauan
"Owh, jadi mereka tidak bicara padamu?" Nada menggeleng. Kemudian Pria tampan itu mendekati Nada perlahan membuat napas Nada tidak turun naik, tetapi tiba-tiba pintu diketuk.Akhirnya Tuan Abdul berhenti dan melangkah menuju ke pintu. Ia membuka kunci dan menarik gagang pintu. Saat pintu terbuka, ternyata Ruqoyah dan Ainur yang datang. "Maafkan aku, Mas," ujar Ruqoyah, "aku nggak tahu kalau Mas Rashid ada di sini. Tadi lupa mau kasih tahu kalau Nada disuruh ke kamar. Lelaki yang memiliki alis tebal itu menganggukkan kepalanya lalu memberi kode agar mereka segera pergi. Namun Nada mencegahnya. "Mbak Ruqoyah, tunggu," panggil Nada kemudian bangkit dari kasur dan berjalan menuju ke arah wanita itu. "Mbak, biasanya bikin ramuan, mana?" ucap Nada mengingatkan."Oh iya, bentar aku buatkan. Nanti aku ke sini lagi," ujar wanita itu lalu meninggalkan kamar Nada diikuti Ainur. Tuan Abdul mengusap kepalanya lalu berjalan ke ranjang. Nada mengikutinya tetapi duduk di sofa. "Nada, jika menghin
Baca selengkapnya
Sebuah Rencana
"Aku suamimu!" ucap Tua Abdul lirih membisikkan ke telinga istri mudanya. Nada hanya mendelik.------"I--iya," jawab Nada. Keringat dingin keluar dari badannya. Selama ini, ia belum pernah merasakan hal seperti ini, tidur dengan pria asing. "Ma-maf, Tuan, aku mau ke kamar mandi," pinta gadis itu dengan grogi. "Tidak! Kamu pasti merencanakan sesuatu," ujar sang suami. Nada menggeleng, "aku sudah terjebak, Tuan, mau merencanakan apa?" ucap Nada dengan suara terbata. Dengan segera ia berlari dan masuk ke kamar mandi. Saat di kamar mandi, ia berteriak girang. Keceriaan terpancar di matanya. Kemudian, ia keluar dengan bahagia. "Tuan, aku haid!" teriak gadis itu sembari tertawa serta berjingkrak. "Jangan bohongi aku," balas Tuan Abdul sembari menarik tangan istrinya. "Tuan nggak percaya? Mau aku tunjukkan?" Nada menantang suaminya kemudian memegang celana panjang yang ia pakai. "Nggak-nggak, cukup! Sekarang tidurlah!" ucap Tuan Abdul lalu ke luar dengan kesal. Sementara gadis itu pun
Baca selengkapnya
Rencana Lanjutan
"Baik." Setelah itu Tuan Abdul berbalik menuju ke dapur. Bu Hamidah menutup pintu kamarnya lalu naik ke ranjang dan membangunkan putrinya. Ia menggoyang-goyang badan putrinya sedikit kencang sebab putrinya itu susah untuk dibangunkan. "Nada, bangun! Kamu itu sudah jadi istri, layani suamimu," seru Bu Hamidah sedikit kesal. "Ini anak udah nikah tapi kelakuan masih kayak anak-anak, bangun!"Karena suara Bu Hamidah terlalu keras sehingga Nada pun terbangun. "Nada, kamu kebangetan sekali!" "Kenapa, Bu," sahut Nada sembari mengucek matanya dan menggeliat. "Mandi sana!" "Nanti, lah, lagian nggak ada kegiatan," ucap Nada hendak memeluk guling kembali. "Kamu dipanggil suamimu dan pagi ini mau didaftarin kuliah," ucap perempuan yang berprofesi tukang kredit, itu. "Iyakah? Asyiik!" "Iya, pagi ini kamu mau diajak ke universitas untuk daftar kuliah." Mata Nada pun berbinar, dengan segera ia menyambar handuk dan menuju ke kamar mandi. Terdengar ceburan air membuat wanita yang memiliki par
Baca selengkapnya
Putus!
ISTRI KETIGA (SUGAR DADDY)"Iya, ada apa dengannya? Ah, kamu itu!" Bu Hamidah semakin kesal karena putrinya mengalihkan pembicaraan. Nada terlihat sedih bercampur marah lalu merebahkan diri di kasur dengan kasar. -----"Nada, kok malah tidur, katanya mau ngambil ijazah!" Nada diam kemudian menutup wajahnya dengan guling. Terdengar suara isak tangis putrinya, membuat Bu Hamidah heran dan bertanya-tanya. Tadi, terlihat ceria, tetapi kenapa tiba-tiba sedih dan tidak bersemangat? batinnya.Suara tangis Nada semakin mengeras meski tertutup guling membuat Bu Hamidah penasaran lalu mendekat. "Sebenarnya kamu ada apa?" tanya wanita itu dan berusaha membuka guling yang menutup wajah sang putri.Gadis itu menggeleng."Ibu nanya serius!" lanjutnya dan malah membuat suara Nada mengeras. Nada membuka guling yang menutup wajahnya, matanya merah dan sembab. Gadis itu masih sesenggukan membuat sang ibu semakin bingung. "Bu, ini." Nada menunjukkan ponselnya. Di aplikasi berwarna pink itu, terlihat f
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status