Share

Bab 3 - Elvin Wright

‘Untuk apa si brengsek ini datang ke sini?’

Bagi orang lain, sudah pasti akan terlihat normal jika Elvin Wright datang mengunjungi Jessica Wright yang merupakan anak kandung dari mendiang kedua orang tua angkatnya itu. Tapi tidak bagi Jessica dan keluarga besar Wright yang tahu tentang perselisihan di antara keduanya. Di mata mereka, kedua saudara angkat itu bagai musuh yang tidak akan pernah bisa didamaikan, apapun keadaannya.

Elvin ingin mengulang pertanyaan yang sama untuk ketiga kalinya, namun mengurungkan niatnya setelah melihat cara Anna menatapnya.

Walau mata bulat Anna sangat berbeda jauh dengan mata upturned milik Jessica —yang selalu membuatnya kesal saat mendapat tatapan tajam dari adik angkatnya itu—, namun sorot mata dan cara gadis bertubuh mungil itu menatap padanya membuat Elvin merasa jika ia seperti sedang berhadapan langsung dengan Jessica, terutama saat gadis berambut hitam sepinggang itu mulai berbicara.

“Menyingkir dari hadapanku!”

Elvin menyingkir dengan refleks seakan ia memang harus melakukannya saat gadis itu memerintahkannya.

Tapi setelah ia menyadari tindakan tak terduganya, Elvin merasa heran dan bingung sendiri kenapa mau melakukannya, —seperti otak bawah sadarnya lah yang memerintahkannya untuk menyingkir, atau dia akan mendapatkan masalah dengan gadis itu.

'Perasaan apa ini?' pikir Elvin, tahu jika mereka baru pertama kali ini bertemu tapi anehnya ia merasa jika mereka sudah saling mengenal cukup lama.

“Nah, harusnya kau melakukannya sejak tadi. Sekarang pergi dari sini,” ucap Jessica. Kalimat  itu terdengar seperti sebuah perintah di telinga Elvin, bukannya sebuah permintaan.

Elvin mundur beberapa langkah, tertegun dengan cara Anna berbicara. Nada imut yang dihasilkan pita suara Anna memang jauh berbeda dengan suara huskey milik Jessica, tapi dari gaya bicara dan cara pengucapan kalimatnya yang lugas, tegas, dan... —kasar—, Elvin lagi-lagi merasa jika ia seakan sedang berhadapan dengan Jessica.

Barulah setelah menyadari jika dirinya melakukan kesalahan —saat melihat Anna menghampiri selang oksigen Jessica lagi—, Elvin buru-buru meraih pergelangan tangan gadis itu dan menariknya menjauh dari ranjang dimana tubuh Jessica terbaring.

“Apa kau sedang berusaha membunuh adikku?!”

Hampir saja Jessica mengucapkan kata “Ya” —karena memang itulah tujuannya datang ke tempat ini— andai dia tidak segera menahan diri untuk tidak menanggapi pertanyaan tersebut.

Jessica memang tidak peduli jika Elvin memergokinya membunuh tubuh aslinya sendiri. Toh dia juga tinggal melakukan bunuh diri setelahnya, dan ia berpikir jika keadaan pasti akan berubah setelah kematian mereka hingga ia tidak perlu repot-repot mempertanggungjawabkan apa yang diperbuatnya.

“Atau jangan-jangan kau ini…,” Elvin teringat pada komplotan penyerang adik angkatnya yang belum tertangkap.

“Kau ingin menuduhku sebagai orang yang sudah membuatnya seperti ini?” Jessica bisa menebak apa yang sedang pria itu pikirkan dan buru-buru membantahnya.

“Kalau benar bukan kau pelakunya, bagaimana kalau kita pergi ke kantor Polisi? Kau akan membuktikannya di sana,” ucap Elvin sambil memberikan tatapan penuh curiga yang mengintimidasi. “Lagian aku baru saja melihatmu sedang berusaha mencabut alat bantu pernafasan adikku!”

Cara bicara disertai tatapan permusuhan yang sudah menyatu dengan kebiasaan Elvin saat menegur orang yang berani bersinggungan dengannya itu, sebenarnya akan membuat orang dewasa yang tinggal di negara ini akan langsung kehilangan nyali.

Sebagai CEO dari Wright Automotive —perusahaan otomotif terbesar di Asia—, Elvin sebenarnya tidak kalah terkenal dengan adik angkatnya, Jessica. Orang dewasa biasanya akan langsung mengenalnya dan berusaha untuk tidak bersinggungan dengannya jika tidak ingin mengalami kesulitan di sisa hidup mereka karena takut akan pengaruh kuat yang Elvin miliki di negara ini.

Mereka tahu, Elvin memiliki pendukung hebat di belakangnya yang berasal dari nama besar keluarga Wright, salah satu keluarga paling berpengaruh di Asia.

Tapi, apa yang normalnya akan orang rasakan jika berhadapan dengan Elvin itu sama sekali tidak berpengaruh pada Anna yang dirasuki roh Jessica. Tentu saja karena dia adalah Jessica Wright, cucu kandung tertua dari pemimpin Wright Group yang sudah pasti memiliki status lebih tinggi dari Elvin yang hanyalah cucu angkat.

Karena itu jugalah Jessica sadar jika ia harus kembali ke tubuh aslinya jika ingin membalas dendam pada tunangannya. Dia akan dengan mudah melakukannya saat memiliki dukungan nama besar keluarga Wright, juga nama besarnya sendiri sebagai aktris terbaik se-Asia.

Anna menatap Elvin dengan berani, menghentakkan tangannya untuk melepaskan genggaman Elvin, juga membentaknya, “Lepaskan, brengsek! Kau sudah sembarangan menuduh!”

“Kau terlalu berani!” Elvin menghardik balik. Ia sebenarnya sedang berusaha menahan diri agar tidak menangkap Anna lagi dan menyeretnya keluar ruangan dengan kasar, mengingat jika gadis berparas manis namun memiliki tatapan penuh kebencian yang berdiri di hadapannya ini masih terlihat seperti anak sekolahan.

“Kenapa aku tidak berani padamu? Apa kau pikir bisa menakut-nakutiku seperti kau menakuti orang-orang di luaran sana?!” Melihat Elvin kini menatapnya dengan ekspresi bingung —setelah mendengar ucapannya yang mirip dengan cara Jessica berbicara tiap kali mereka kebetulan bertemu dan bertengkar—, Jessica kembali berbicara dan menghardik balik, “Justru kau lah yang sudah lancang berani masuk ke sini tanpa izin dariku!”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dwi Risda
suka karakter FL yg to the point
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status