Karena postur tubuh Samuel dan Arsen hampir sama, dulu aku mengira Samuel yang menyelamatkanku. Padahal saat itu ucapannya belum selesai.Aku yang salah dengar. Atau mungkin aku memang tidak pernah terpikir kalau itu dia.Takdir benar-benar mempermainkanku. Sejak awal, aku sudah salah. Orang yang selalu kurindukan itu namanya adalah Arsen, bukan Samuel."Setelah tujuh tahun menikah, kamu punya begitu banyak kesempatan untuk memberitahuku kebenaran ini. Kenapa nggak pernah bilang apa-apa?" Hal ini membuatku bingung.Arsen menatapku, emosi bergejolak di matanya. "Aku pikir kalau kamu sendiri nggak bisa menyadarinya, ya biarkan saja. Kalau suatu hari kamu bisa menemukan jawabannya sendiri, penantianku itu baru layak."Aku langsung menangis. Pria ini benar-benar bodoh. Air mataku jatuh deras. Aku tersedu-sedu.Dia mencium mataku, berbisik dengan lembut, "Rachel, aku mencintaimu."Aku membenamkan wajah di pelukannya. Saat ini, aku merasa benar-benar bahagia.Tujuh tahun menikah, dia seperti
Dia mencoba membujukku untuk mengkhianati pernikahan, mengkhianati suamiku yang mencintaiku.Dia pergi ke luar negeri selama tujuh tahun tanpa mengingatku, tetapi kurang dari sebulan setelah kembali, tiba-tiba dia sadar mencintaiku. Sungguh konyol.Kalau dulu dia bilang begitu, aku pasti akan terharu. Namun, sekarang cinta yang terlambat itu tak ada harganya.Apalagi dia bilang mencintaiku, tetapi membiarkan Jennie tinggal di rumah Keluarga Gotama. Apa-apaan ini? Dia lupa bagaimana sikapnya padaku saat pertama kembali, tetapi aku tidak lupa.Bimbang, serakah, tanpa tanggung jawab. Dia ingin balikan denganku, tetapi tidak memikirkan apa yang terjadi dengan wanita lain yang dibawanya.Jennie berdiri tak jauh, terpaku melihat kami. Aku sengaja bertanya kepada Samuel, "Apa kamu memikirkan perasaan Jennie? Kamu lupa kata-katamu yang bilang akan menikahinya?""Kamu nggak perlu memikirkan dia, kamu hanya perlu bilang padaku, bisa atau nggak? Kita pergi ke luar negeri, nggak ada yang tahu masa
Aku tak bisa menahan tawa. Kemudian, aku menenangkan Arsen, "Nggak sakit lagi kok."Sejak hari itu, Samuel sesekali bertemu denganku. Dia beberapa kali mencoba berbicara, tetapi aku selalu menghindar.Hingga pada hari ulang tahun ayah Arsen, seluruh keluarga berkumpul untuk makan bersama. Samuel duduk di samping Jennie. Begitu aku duduk, matanya terus menatapku.Arsen menyadarinya. Dia menoleh dan menahan pandangan Samuel, lalu mendengus dengan dingin. Kemudian, Samuel baru bersikap normal kembali.Entah siapa yang mengatur tempat duduk. Aku duduk berlawanan dengan Samuel. Jarak kami cukup dekat, jadi dia bisa mengambilkan lauk untukku.Dia mengambil sepotong sayap ayam panggang dan meletakkannya di depanku. "Rachel, ini makanan favoritmu. Masih panas, cepat dicoba."Aku menatapnya seperti melihat orang bodoh. Di tempat umum seperti ini, dengan suami dan mertuaku di sini .... Apa dia ingin mencelakaiku?Benar saja, ayah mertuaku sekaligus kakek Samuel langsung memasang ekspresi suram.
Saat aku berjalan ke gang tanpa lampu jalan, beberapa preman mengadangku. Saat aku berpikir hidupku akan hancur di sana, seorang pria yang wajahnya tak terlihat jelas menyelamatkanku.Dia mengantarku sampai ke depan rumah. Ketika dia hendak pergi, aku memanggilnya, "Terima kasih. Siapa namamu? Aku akan menyuruh keluargaku berterima kasih padamu."Dia menoleh sedikit ke belakang dan berkata, "Aku dari Keluarga Gotama, namaku ...."Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, teriakan ibuku menyela, "Rachel, Rachel, akhirnya kamu pulang. Ibu takut sekali!"Saat itulah cinta mulai tumbuh tanpa peringatan, berakar di hatiku, bertunas, dan terus membesar.Sejak itu, aku mencari tahu informasi tentangnya. Dia adalah Tuan Muda Keluarga Gotama. Orang tuanya sangat menyayanginya, dia satu-satunya anak laki-laki di keluarganya.Aku mulai mengejarnya tanpa henti. Dia sepertinya tidak terlalu menyukaiku, tetapi juga tidak membenciku.Hingga suatu hari, dia bilang suka kue dari sebuah toko kue. Aku m
Samuel yang sudah kehilangan akal sehat tidak mendengar suara siapa pun.Kepala pelayan pun tampak senang. Dia buru-buru melepaskan Samuel. "Tuan Samuel, Tuan Arsen sudah kembali."Arsen masuk, langsung melihatku dalam keadaan berantakan dan melindungi anak. Pipiku bahkan bengkak, rambutku juga kusut. Wajahnya suram saat menatap sekeliling.Samuel sama sekali tidak melihat ekspresi pamannya, malah menunjukku sambil mulai menuduh, "Paman, kamu datang juga! Lihat, Rachel si wanita berengsek ini selingkuh. Anaknya bahkan sudah sebesar ini. Aku harus memberi pelajaran pada mereka."Suasana sunyi senyap, sampai jarum jatuh pun terdengar.Arsen mengangkat kelopak matanya, matanya penuh hawa dingin. Saat berikutnya, dia menampar Samuel. "Lihat baik-baik, dia istriku. Leo adalah anakku."Samuel memegangi wajahnya, penuh keterkejutan. "Paman, kamu bicara apa? Kenapa aku nggak ngerti? Gimana Rachel bisa jadi istrimu? Dia jelas istriku. Apa Rachel takut ketahuan, jadi dia minta kamu ikut bersandi
Kepala pelayan buru-buru menjelaskan, "Tuan Samuel, ini anak Tuan Arsen."Samuel langsung marah. "Diam! Dasar nggak tahu malu, kamu ini pengkhianat keluarga! Di mana orang tuaku? Siapa yang mengizinkan dia bersikap sewenang-wenang seperti ini? Sudah selingkuh, tapi merasa paling benar.""Seluruh Keluarga Gotama sudah tahu tentang ini."Dulu saat Samuel melarikan diri dari pernikahan, orang tuanya merasa bersalah, jadi mereka tidak menentang Arsen menikahiku.Mendengar itu, Samuel benar-benar murka. Matanya seperti pisau yang menatap sekeliling. "Siapa pria itu? Berani sekali menodai nama Keluarga Gotama, sudah bosan hidup ya?"Bagaimanapun dia mencoba menebak, tidak ada satu pun yang cocok menjadi tersangka.Aku pun tertawa sinis.Dengan nada sok peduli, Jennie menasihati, "Kak, sebaiknya kamu mengaku sendiri. Kalau sampai Kak Samuel murka, aku juga nggak bisa menolongmu."Aku menatapnya dengan sinis. "Dasar rubah, jangan pura-pura peduli deh."Belum sempat aku bereaksi, Samuel sudah m