Share

Bab 3

Didalam perjalanan, kesunyian melanda diantara kedua nya. Mereka berdua merasa sama- sama canggung untuk memulai obrolan. Beberapa kali Arga mencoba memperhatikan Keira dengan ujung ekor mata nya dimana Keira sedang menarik nafas berkali- kali dan didahinya mengeluarkan keringat yang begitu lumayan banyak padahal pendingin di mobil Arga sudah terbilang cukup dingin hingga rasa penasaran datang di dalam diri Arga. 

''Kamu kenapa Ra, ada yang menggangu pikiran kamu?'' tanya Arga memastikan keadaan Keira.

''Eh? Ga kok itu aku cuman kepikiran orangtua ku, soalnya tadi handphone ku mati terus lupa kabarin kalo aku pulang sendiri soalnya biasanya aku dijemput sama abangku Ga,'' ucap Keira mencoba membohongi Arga agar tidak bertanya lagi tentang keadaan nya.

Sebenarnya Keira merasa dejavu dengan kejadian yang dialami nya sepulang sekolah, Keira teringat kembali akan kejadian 12 tahun silam dan mencoba untuk menghilangkan rasa takutnya itu dengan mencoba mengontrol dirinya. 

''Oalah tenang aja nanti aku bantu jelasin sama orangtua kamu kalo semisal ada apa- apa ya Ra,'' ucap Arga mencoba untuk menenangkan Keira.

''Oh iya kamu sekolah di SMA Lentera Bangsa?'' timpal Arga untuk mencairkan suasana.

''Eh iya Ga, kamu tau?'' tanya Keira yang cukup kaget karena Arga mengetahui sekolahnya.

''Tau ko, itu dari seragam yang kamu pakai,'' jawab Arga dengan menunjuk kearah seragam yang Keira kenakan.

''Oh iya ga kepikiran kalo aku masih pake seragam sekolah,'' ucap Keira merasa malu dikira nya Arga mencari tau tentang Keira selama dia tak sadarkan diri. 

''Nah belok kanan Ga, itu yang pagar biru rumah aku,'' timpal Keira menunjuk salah satu rumah.

Lalu mereka keluar dari dalam mobil yang disambut oleh kedua orangtua Keira dengan raut wajah yang teramat khawatir dikarenakan Keira yang pulang dengan larut malam. Lantas sang Ibu memeluk Keira dengan erat. Lalu Ayah Keira yang sadar dengan keberadaan laki- laki yang berada dibelakang tubuh Keira mencoba untuk meminta penjelasan, Arga yang melihat itu langsung menyalami kedua orangtua Keira dan memperkenalkan diri kepada mereka.

''Maaf Om dan tante membawa pulang Keira dalam keadaan larut malam begini. Sebelumnya perkenalkan saya Arga,'' ucap Arga memperkenalkan dirinya.

Kedua orangtua Keira menatap bingung ke arah Arga lantaran Keira tidak pernah menceritakan atau memberitahukan teman berjenis laki- laki yang bernama Arga. Dimana Keira selalu menceritakan apa saja dan siapa saja Keira berteman karena kedua orangtua dan abang satu- satu nya yang cukup posesif jika menyangkut dengan Keira. Pernah ketika di masa awal masuk Sekolah Dasar disitu teman- teman Keira meledek nya bahkan membully nya dengan sebutan ''Pembawa Sial'' dan pada saat itulah ketakutan Keira semakin menjadi- jadi hingga mereka pindah ke luar kota agar Keira tidak mengingat kembali kejadian yang telah dialami nya.

''Tadi Keira hampir kecelakaan yah, bu tapi untungnya ditolong sama Arga terus dibawa ke rumah sakit,'' ucap Keira mencoba menjelaskan dan menjawab rasa penasaran kedua orangtua nya. 

''Ha? Mana mana yang sakit nak?'' tanya Ibu Keira dengan nada khawatir lalu mengecek kondisi Keira dari atas sampai bawah.

''Sudah bu kita lanjut didalam saja tidak enak kalau dillihat tetangga, Ayo nak Arga!!'' ucap Ayah Keira mempersilahkan Arga untuk masuk ke dalam rumah. 

''Lain kali aja mungkin Om karena saya masih ada keperluan lain jadi saya izin untuk pamit ya om tante,'' ucap Arga izin untuk berpamitan.

''Yaudah lain kali main kesini ya nak Arga dan terimakasih sudah menolong puteri kami,'' ucap Ayah Keira dengan tulus.

Setelah Arga berpamitan lalu Keira dan kedua orangtuanya masuk ke dalam rumah, Keira menceritakan keseluruhan cerita yang dia alamin ketika pulang sekolah dan meminta maaf karena membuat orangtuanya khawatir.

''Bang Kalvin mana bu?'' tanya Keira karena lantaran dari tadi dia tidak melihat keberadaan abangnya itu.

''Belum pulang, lagi cari- cari kamu di rumah teman kamu nak karena tadi Ibu panik banget makanya minta tolong abang kamu untuk cari keberadaan kamu nak,'' jawab Ibu Keira.

''Yaudah kamu mandi sana abis itu langsung istirahat, Ayah mau menghubungi abang kamu dulu,'' ucap Ayah Keira lantas beranjak dari ruang tamu. 

##########################################################

Setelah itu Keira kembali ke kamarnya untuk membersihkan badan nya yang terasa lengket, butuh waktu 45 menit Keira untuk menyelesaikan ritual nya di kamar mandi. Lalu setelah selesai dengan urusan di kamar mandi dia mencoba mengecek handphone nya dan ternyata banyak pesan dan panggilan tidak terjawab baik dari teman- teman nya maupun keluarganya yang menanyakan keberadaan nya. Keira mengabaikan nya begitu saja lalu meletakan kembali handphone nya ke nakas. Setelah itu dia mencoba untuk memejamkan mata nya namun kejadian yang terjadi pada sore hari dan kejadian 12 tahun silam seketika terlintas secara bergantian di dalam otaknya. 

''Arghhhhhh!!!'' teriak Keira mencoba menahan sakit di kepala nya.

Ceklek

Lalu pintu terbuka, Kalvin yang melihat Keira merintih kesakitan dan memegang kepala nya dengan cepat berlari menuju ke arah Keira untuk mengecek keadaan adiknya.

''Kenapa ra? mana yang sakit?'' tanya Kalvin mencoba memeluk Keira.

''Sakit bang, disini sakit banget,'' jawab Keira dengan menunjuk kepala nya.

''Sssstttttt tenang Ra tenang, '' ucap Kalvin mencoba menenangkan dan membaringkan Keira ke tempat tidur. 

Lantas Kalvin mencoba turun ke bawah untuk mengambil segelas air putih namun tangan nya dipegang erat oleh Keira.

''Bang jangan tinggalin Keira,'' ucap Keira dengan nada memohon. 

Kalvin yang mendengar nada memohon dan ketakutan di dalam Keira lalu mengurungkan niatnya kembali untuk ke dapur, lalu dia duduk kembali disamping dimana Keira berbaring dikasur. Kalvin memperhatikan adiknya yang sedang memejamkan mata entah mengapa dia juga merasakan sakit melihat Keira yang seperti ini.

Setengah jam berlalu nafas Keira sudah teratur menandakan Keira sudah bergabung dengan alam mimpi nya. Lantas Kalvin melepaskan genggaman tangan Keira lalu bangkit untuk membersihkan dirinya terlebih dahulu karena sepulang dari kantor Kalvin langsung mencari keberadaan adiknya sehingga Kalvin belum sempat untuk kembali ke rumah. Setelah selesai membersihkan dirinya lalu Kalvin tidur disamping Keira dengan memeluknya begitu erat.

''Tenang Ra, abang akan selalu ada untuk kamu,'' ucap Kalvin lalu mencium pipi adiknya lantas Kalvin bergabung dengan alam mimpinya. 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status