Share

Bab 14

Puk! Puk! Puk!

“Dek sadar, Dek! Dek!”

“Astaghfirulloh!” Aku tiba-tiba merasa benda dingin menempel di pipiku.

"Astaghfirullah!" Rupanya tangan Mas Reza. Dia menepuk-nepuk pipiku dengan tangannya yang dingin.

Eh, aku kenapa?

Kesadaranku seperti baru kembali. Tadi aku kelewat kaget. Pikiranku lari entah ke mana dan rasanya mendadak aku tak mendengar apapun selain melihat bayangan uang yang beterbangan. Ya ampuun, sekatro ini aku.

“Adek gak usah shock gitu, dipanggil sampe gak nyahut, Mas gak bakal suruh Adek jadi tukang kebun, kok.” Mas Reza malah terkekeh santai. Dia mengacak pucuk kepalaku sekilas.

“Yang urus kebun Reza sudah banyak, kok, Rin. Kamu gak usah cemas,” timpal Bapak Mertua. Sepertinya dia pun berpikiran sama.

Lalu, obrolan pun mengalir lagi di antara mereka. Hanya aku saja yang masih sibuk menghitung-hitung, seberapa kira-kira tabungan Mas Reza selama dua puluh tahun ini.

Duh, payahnya aku?

***

Kunjungan singkat dari rumah Ibu Mertua, cukup memberikan kesan mendalam
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
pingin nabok si sandi
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status