Share

Chapter 22

Setelah seminggu dirumah, Alif kembali ke Pondok, kali ini Papa dan Om Binsar juga ikut, sekalian refreshing katanya.

Kami hanya mengantarkan tanpa berlama-lama, karena besoknya adalah hari Senin, hari memulai semangat baru.

"Dit, bagaimana hubungan kau dengan Haris?" tanya Om Binsar yang tengah membawa laju mobil kembali ke Jakarta.

"Hubungan apa, Om?" tanyaku.

"Yaah, macam tak tau nya kau itu!" 

Aku menatap ke arah jendela, apa perlu aku sampaikan kepada Om Binsar apa yang waktu itu aku lihat di kantor Haris. Tapi Om Binsar orangnya serem, kalau suka ya suka. Kalau benci langsung dikata, tak ada pencitraan dalam kamusnya.

"Kami hanya sebatas hubungan kerja aja Om, seperti yang Om tahulah, dia bantu aku. Aku bayar jasanya, udah itu aja!"

"Tak ada rasa sedikit pun rupanya kau? H

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status