Share

Chapter 7

Pov ulat bulu, eh Fitri 🙏

Siapa yang tak ingin menikah dengan atasan tampan dan kaya raya. Setelah menjadi sekretaris nya beberapa bulan aku akhirnya bisa menaklukkan laki-laki itu, walau aku tahu dia sudah punya istri. Tak masalah, biasanya istri seorang direktur itu tak pernah perhatian dengan suami, sibuk menyenangkan diri sendiri. 

Walau wanita bernama Dita, itu cantik. Tapi aku pastikan dia akan kalah dalam hal merebut hati Mas Arya, bos ku sekaligus suamiku. Kami sudah menikah. Perhelatan besar itu kami adakan di Puncak Bogor, gampang saja mengelabui si Dita itu. Bucin sih, jadi mudah di beg* in suami.

"Sayang, Mas ingin kamu dan Dita akur, Mas mau kamu tinggal bersama kami, berpura-pura menjadi sepupu Mas. Setelah Dita merasa nyaman denganmu, baru kita beritahu bahwa kita adalah suami istri,"

Kata Mas Arya, setelah kami lelah menuntaskan hasrat yang terpendam,ups.

"Ah sayang, aku ga mau ah, males nanti kalian mesra-mesraan didepanku, mana kuat aku menahan cemburu!" rajukku.

"Tidak sayang, Mas akan menjaga perasaanmu, tinggalah bersama Mas dan Dita. apa mau mu akan Mas turuti," katanya lagi.

"Tapi janji ya, belikan aku rumah, mobil, dan uang yang banyak, aku mau jalan-jalan ke Eropa berdua denganmu," aku melingkarkan tangan dilengang polos suamiku itu.

"Iya, Mas janji. Mudah saja kalau soal itu," jawabnya santai.

Tak sia-sia aku merayunya dan rela menjadi yang kedua.

Dan disinilah aku sekarang, dirumah Mas Arya dan istri tuanya. Ternyata wanita itu lumayan cantik, wajahnya berseri dan tegas. Persis ibu-ibu sosialita. Tapi Dita ini tak pernah kumpul-kumpul atau arisan seperti ibu-ibu kaya kebanyakan. Dia lebih banyak menghabiskan hari dengan kembang juga terkadang sibuk dengan laptopnya. Entah apa yang dia lakukan, paling juga nonton, drakor!

Sebenarnya aku lelah tinggal disini, semua pekerjaan aku yang kerjakan, ga semua sih, kadang si Dita itu yang ngerjain. Orang kaya kok ga punya pembantu, aneh!

Belum lagi kejadian-kejadian pahit yang aku alami, entah itu kebetulan entah memang perbuatan Setan, eh maksudnya perbuatan Dita. 

Betapa malunya saat aku tak sengaja buang air besar dicelana, perut terasa diremas, mules tak tertahankan. Hingga suara angin menjadi pembuka kotoran itu melesat keluar tanpa ijin, Si*l. padahal mau ke hotel, seharian malah bolak balik ke kamar mandi karena diare. Untung si Dita memberikan obat kepadaku, aku bisa tidur dengan tenang, walau bukan dihotel, hiks.

Hari ini hari pertama aku bekerja, sudah terbayang berangkat kerja bareng suami tercinta. Ah manis sekali, aku mendampingi suamiku yang mengemudikan mobil mewah ini.

 Walau jabatan Mas Arya diturunkan, aku terpaksa menerima, sekarang dia staff biasa punya atasan killer kayak singa. Tapi Mas Arya berjanji aku tetap akan diprioritaskan. Rumah, mobil dan uang yang banyak akan dia berikan. Mas Arya menyanggupi permintaanku, walau entah kapan yang pasti sebentar lagi aku akan jadi nyonya Arya yang kaya raya, duhaaai... beruntungnya aku.

Hayalan naik mobil mewah dengan Mas Arya diluar ekspektasi, si Dita sakit, aku terpaksa naik ojek kampung dengan driver seorang laki-laki tua, tak itu saja motornya itu lho, bunyinya menyesakkan dada. Sepanjang perjalanan aku menjadi bahan perhatian, mau ditaro dimana mukaku? Seorang istri Arya Wiguna naik motor butut.

Belum lagi cerita si Dita bahwa tukang ojek ini sering mengalami kecelakaan, sepanjang jalan aku sibuk komat Kamit membaca doa, aku takut kalau mati. Aku belum jadi kaya, ya Tuhan.

si Dita benar-benar tega.

*******

"Kau karyawan baru sepupunya Arya!" bentak laki-laki botak berbadan tegap itu saat aku masuk keruangan nya, ruangan dimana dulu adalah ruangan Mas Arya.

"I-iya Pak!" jawabku gugup, tampangnya horor sekali. Mirip Mafia.

"Sementara kau aku trening dulu, layak atau tidak kau kerja disini ya!" kenapa dia terlihat tersenyum jahat ya, apa perasaanku saja. terlebih logat Medan nya itu menambah ciut nyaliku.

"B-baik Pak!"

Dan disinilah aku sekarang, membersihkan toilet dan menyediakan minuman untuk para karyawan, semua mata menatapku menghina. Wajah julid yang dulu adalah rivalku saat berjuang mendapatkan cinta Mas Arya seakan tertawa bahagia. 

"Si*l! Mas Arya mana sih!"rutukku.

Tak menyangka aku menjadi office girl disini, ampun. Baru juga akan menelpon Mas Arya.

"Hei! kau mau kerja apa main tilipun! kalau tak mau kerja balik pulang kau sana!"

Gawai ditangan nyaris jatuh, karena kaget akan teriakan si botak itu. 

Dengan cepat aku menyimpan kembali gawai itu ke saku celana. Degub jantung masih saja menghantam. Sia****l rutukku kesal.

Jam makan siang Mas Arya asik makan di kantin bersama si Botak, aku mendekat.

"Hei hei...sana kau, jangan kesini, bentar lagi ada klien mau kesini. Mau kau dihari pertama aku kasih SP tiga!," Aku tertunduk, suara kencang si botak mengundang perhatian orang-orang di kantin itu. 

Mas Arya memberi kode dengan matanya, agar aku pergi, Ya Ampuun, mimpi apa aku semalam!

Ting!

[ Sayang, di kantor kita Jaim(jaga image) dulu ya, profesional. Panggil Mas dengan Pak oke! satu lagi, ada kabar gembira. Nanti malam Dita ke Bandung ke rumah Papa nya. kita bisa bebas, dan Mas akan mengambil sertifikat rumah ini untuk mu. Dita dan anak-anak bisa tinggal dirumah Papa nya dulu sementara, kita bilang aja Mas butuh modal usaha, gimana seneng kan?]

Sumpah, hatiku begitu bahagia, akhirnya cita-cita jadi wanita tajir akan segera terwujud.

[ Ya Allah sayang, makasih banyak yaa...aku sayang kamu, nanti malam kita tempur hingga tepar yaa...jangan lupa minum jamu kuat, biar kamu sanggup mengimbangi aku...]

Saking senangnya aku tak sadar senyum-senyum sendiri di loby.

[ Tenang sayang, kamu is the best. Hot hot pop makin gaya makin encok, eh makin ngetop. Udah dulu ya sayang, kita kerja dulu. Sabar nanti malam kita lanjutkan pertarungan.]

Aku membalas dengan emoticon kiss berlapis-lapis, kayak tenggo.hehehe

"Idiiiih, ketawa sendiri! dari sekretaris sekarang jadi OG, besok jadi OGB tuh!" ledek Anggi temanku dulu.

"OGB, paan Ngi?" sahut Rizal.

"Orang Gila Baru wkwkwkkwkw" 

Mereka berlalu, sambil memandangiku jijik.

Tenang Fit, nanti mereka akan menyesal setelah melihat saat Upik abu menjadi Cinderella, saat itu mereka akan kusuruh membersihkan telapak sepatu kacaku.

"Hei, kerja kau! udah selesai ini istirahatnya. senyum-senyum sendiri, macam orang gila saja kutengok!" 

Hayalanku ambyar! oleh bos botak ini.

Heran orang yang satu ini kok malah ngurusin OG, apa ga ada kerjaan lain apa ya?.

*****

Sore aku pulang terlebih dahulu, Mas Arya katanya lembur sampai jam delapan. Seorang wanita tua menyambutku dengan tatapan tak suka.

"Heh Lo siapa?" kataku curiga.

"Saya Mbok Yuna, Asisten Non Dita disini. Saya sudah menjadi asisten Non Dita, sudah sejak Non Dita orok, jadi kamu jangan macam-macam sama saya!" 

Eh, eh pembantu kok belagu, trus kemarin dia kemana? oh iya libur! aku manggut-manggut.

"Ya udah, sana! saya mau mandi," 

Aku mendorong kasar badannya dengan bahuku, masih sempat ku dengar dia beristighfar, bodo amat. Aku mau siap-siap menjadi ratu Sebelum sang raja pulang.

Mandi dan memakai minyak wangi, serta berdandan secantik mungkin. Tak lupa lingerie merah sebagai penambah gairah sudah selesai kukenakan.

Aku duduk diruang depan menunggu Mas Arya sambil memainkan gawaiku.

"Baju kok kayak kekurangan bahan begitu!" sindir Mbok Yuna saat lewat didepanku 

Ah bodo amat, babu mah babu aja. sebentar lagi aku yang akan menggantikan Dita disini. siap-siap aja aku tendang.

Deru mobil terdengar, ga sabar, aku berlari ke kamar, menyemprotkan lagi minyak wangi. dan kembali ke pintu menyambut Mas Arya.

Mata Mas Arya terpana melihatku.

"Den, sini tas nya Mbok bawa masuk!" 

Mbok Yuna bergerak selangkah lebih cepat dariku, mengambil tas ditangan Mas Arya.

"Sayang, kamu kenapa pakai baju ini keluar, ada Mbok Yuna. Kalau dia mengadu ke Dita, repot urusannya!" katanya setengah berbisik.

Boro-boro dipuji lalu digendong kekamar lalu terjadilah yang terjadi seperti hayalanku, ini malah diomeli, dasar suami tampan yang akan kuporotin, untung kaya!

"Tunggu Mas dikamar, Mas mau mandi dulu, biar ajib," dia berbisik dan mengerlingkan mata padaku.

Aku tersenyum nakal.

"Jangan lama-lama sayang," 

bisikku ke telinga nya.

Dia membalas dengan menjawil daguku.

"Tunggu diranjang, kita langsung on the way,"

Lalu dia bergegas masuk kamar, Akupun masuk ke kamarku. Mbok Yuna entah kemana mungkin sudah tidur karena tadi dia buru-buru kebelakang setelah menggembok pagar rumah.

Perlahan aku masuk kedalam selimut tebal itu, AC ku setting paling dingin, biar dingin-dingin empuk kayak permen pindimin aahay.

Jantung kenapa deg-degan begini, mungkin karena sudah lama juga aku tak melakukan itu dengan suamiku sendiri. Terakhir beberapa hari lalu, saat si Dita ketiduran dan lupa mengunci pintu kamar, sehingga Mas Arya bisa migrasi ke sini.

Tiba-tiba, badanku terasa gatal semua. Ada sesuatu yang bergerak dikakiku, merambat pelan.Ada satu, eh dua eh apaan sih nih?! aku menyingkap selimutku.

Daaaan!

"Huaaaaa huaaaa huaaaaa...." aku meloncat turun dari ranjang, tanganku mengibaskan makhluk hitam berbulu lebat itu jijik, rasa gatal pun menyerang hingga ke ubun-ubun.

"Huaaaaa Maaaaaaassss!!!"

Dari kamar Mas Arya malah terdengar suara teriakan.

"PANAAAAAAAASSSSS....HOSSSST HOSSST...."

Nah lho, dah kayak film Azab kan kalian berdua wkwkwkwk

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Murniyati Mommy
wahhh lucu ya kpedesan...
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
kereeen thoor mantab bacanya senyum "buat pelakor dan laki "pengkhianat rasain he...........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status