Home / Romansa / Kekasih Brengsekku / Part-3 ( mengharapkan ketulusanmu)

Share

Part-3 ( mengharapkan ketulusanmu)

Author: ms huang
last update Last Updated: 2021-09-01 22:05:40

"Aku berharap kau bisa memaafkan aku,Eowyn. Aku tidak berniat mengambil kesempatan dengan memelukmu tadi. Apa kau tahu, Wanita itu sungguh menjengkelkan. Dia tidak mempan oleh tolakan halusku. Jadi aku harus bagaimana?" Edward mengamati perubahan mimik wajah Eowyn.

Ia berharap wanita itu tidak marah padanya. Oke, ia mengakui jika tadi ia sedikit khilaf dan ia tahu kelakuannya itu sangat tidak terpuji. Sedikit khilaf katamu? Kau memeluk wanita itu dengan sangat erat lebih daripada yang dibutuhkan.

Tunggu dulu, bukankah aku melakukan itu untuk meyakinkan Bella?! Jangan mencari pembenaran, Sobat. Kau tahu jika yang kau katakan itu merupakan suatu kebohongan besar.

Edward mengatupkan bibirnya rapat-rapat untuk mencegah makian kasar yang hampir melompat keluar dari mulutnya.

"Tidak masalah, Pak. Aku senang bisa membantumu walau saat ini kita tidak sedang berada di lingkungan kantor," niat awal ingin bersikap sopan tapi nyatanya Pak Edward langsung murka mendengar ucapannya.

"Kau tak perlu mengingatkan aku tentang keberadaan kita sekarang. Aku tahu sekarang kau tidak sedang bekerja. Jika kau merasa keberatan, katakan saja. Aku akan membayarmu dengan pantas," begitu selesai melontarkan kalimat pedas itu Edward langsung menyesalinya. Ya, Tuhan! Tatapan wanita itu .... Seakan mengoyak-ngoyak hatinya.

"Hmm, maaf sekali lagi, Eowyn. Tidak seharusnya aku mengucapkan hal itu. Terima kasih karena kau sudah menolongku tadi. Kau datang dengan siapa, Eowyn? Aku tak melihat keberadaan kekasihmu di manapun," Edward berusaha mencairkan suasana dengan mengalihkan topik pembicaraan.

"Aku sangat yakin masih ingat dengan kejadian tadi. Kalau kau ingat, aku sama sekali tak melakukan apapun untuk menolongmu, Pak."

Kata-kata Eowyn mau tak mau mengingatkan kembali adegan saat dimana mereka berpelukan. Bukan, tepatnya ia yang memeluk wanita itu. Ya, memang betul yang dikatakan Eowyn. Wanita itu tak melakukan apapun untuk menyingkirkan Bella dari hadapannya.

Lantas kenapa kau mengucapkan terima kasih? Dasar Atasan sinting! Edward menarik nafas panjang. Ia betul-betul kehilangan akal untuk membungkam suara hatinya yang tukang ikut campur.

"Setidaknya kau membiarkan aku memelukmu. Jika kau menamparku tadi maka sandiwaraku tentu akan terbongkar. Itu berarti kau telah menolongku, Eowyn. Kenapa sangat sulit membuatmu menyetujui apa yang aku ucapkan. Kau selalu saja membantah," hardik Edward dengan suara tertahan. Tentu saja ia tak mau menimbulkan kehebohan di taman belakang rumah Diego. 

Lagi-lagi kena marah. Memang dalam hidupku ini tidak pernah ada kata indah di dalamnya. Ratap Eowyn dalam hati.

"Setiap ucapanku juga tak pernah langsung kau setujui, Pak. Itu jika kau menyadarinya. Tak habis pikir aku melihat atasanku ini. Entah apa maunya dia," gerutu Eowyn pada dirinya sendiri.

Dengan seketika Bulu kuduk Eowyn meremang begitu ia menyadari tanpa sengaja suara hatinya terucap keluar dari bibirnya.

Eowyn terbelalak dengan sebelah tangan menutupi mulutnya dan memandang ngeri ke arah atasannya yang malah tertawa terpingkal-pingkal. Tertawa? Biasanya Pak Edward akan langsung menggebrak meja begitu mendengar pembelaan diri dari Eowyn.

Tapi tentu saja atasannya itu tak akan melakukannya. Bukankah di sini bukan kantor? Lagipula tidak ada meja di sekitar mereka yang bisa dijadikan objek pelampiasan Pak Edward. Iya, terus saja melantur sesuka hatimu, Eowyn.

"Tolong pelankan suaramu, Pak. Dan aku mau memberitahumu ... Hmm, tapi sepertinya wanita cantik yang bergelayut manja padamu .... "

"Bisa minta waktunya sebentar? Kita harus bicara, Edward. Tidak lama, hanya lima menit. Aku mohon padamu, Edward." Bella muncul seperti hantu. Bukankah wanita itu sudah pergi dari tadi? Erang Edward sebelum akhirnya membalikkan badannya dengan enggan.

"Kau bisa memulainya dari sekarang, Bella. Kami berdua akan mendengarkanmu. Tapi jika maksudmu kita akan membicarakannya di tempat lain, maaf ... dengan berat hati aku tak bisa mengabulkan permintaanmu," kata-kata Edward terdengar lebih serius kali ini. Tatapannya tajam menusuk, menandakan kesabarannya sudah mulai hilang.

Sebaiknya kau menyerah dan segera pergi sejauh mungkin selagi kau bisa. Pria ini bisa berubah menjadi sangat kejam. Bahkan tatapan matanya bisa seketika mengubahmu menjadi batu. Ewoyn hanya bisa mengucapkan semua itu dalam hatinya.

Jika memungkinkan kepalamu pasti akan meledak karena tak sanggup harus terus-menerus menampung semua kalimat tak terucap dari mulutmu ... Ejek suara hatinya.

Dasar sarkastis! Omel Eowyn pada dirinya sendiri. Lama-kelamaan ia pasti akan menjadi gila karena memelihara kebiasaan berbicara pada dirinya sendiri.

"Kalau begitu, lain kali saja baru kita bicarakan. Sampai jumpa, Edward," Bella berbicara sambil melirik ke arahnya. Mengirimkan sinyal permusuhan antar sesama wanita. Lalu wanita bertubuh indah itu beranjak pergi dengan gerakannya yang gemulai.

Yang benar saja, jika kau mau ... Ambil saja Pak Edward untukmu. Aku tak menyukai persaingan. Satu-satunya hubungan nyataku dengan Pak Edward hanyalah berwujud laporan perusahaan. Ingin sekali Eowy melontarkan kalimat yang ada di benaknya itu tapi lagi-lagi ia hanya bisa mengutarakannya dalam hati sambil memandangi kepergian wanita itu.

Jangan lupa sertakan juga hubungan sandiwara yang baru kalian jalani beberapa menit yang lalu .... Begitu pemikiran itu terlintas di kepalanya, Eowyn spontan menutup mulutnya dengan tangan padahal ia tidak sedang berbicara dan langsung dihadiahi tatapan penuh tanya dari Pak Edward.

"Kau belum menjawab pertanyaanku tadi, Eowyn. Dan aku juga mau mendengarkan kelanjutan omonganmu yang sempat terpotong saat Bella datang tadi," Edward kembali membalikkan badannya menghadap Eowyn dan menunggu wanita itu bersuara.

"Pertanyaan yang mana, Pak? Dan omonganku yang mana lagi? Karena sudah banyak yang kita bicarakan dari tadi."

" Pertanyaanku tadi, kau datang dengan siapa? Kau juga berkata ingin memberitahuku sesuatu. Apa yang mau kau beritahukan?" dengan tidak sabaran Edward mengulangi pertanyaannya.

"Aku datang dengan teman priaku, Pak. Namanya Nathan dan jangan bertanya padaku kenapa dia tak terlihat di dekatku. Walau aku tahu kau pasti tak akan puas hanya dengan mendengarkan jawaban seperti itu," butuh keberanian bak prajurit perang untuk mengatakan semua itu.

Tapi nyatanya emosi Edward tak terpancing. Ia memandang lekat-lekat wanita yang ada di hadapannya ini tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Lalu ia memberi kode pada wanita itu agar mengikutinya masuk ke dalam. Sudah saatnya mereka kembali berbaur dengan tamu yang lain.

"Pertanyaanku yang juga belum kau jawab adalah, apa kau sudah makan?" tanya Edward sambil menggiring Eowyn ke meja yang dipenuhi makanan enak dan di sisi sebelahnya terdapat berliter-liter champagne kualitas terbaik.

Diego memang selalu memastikan para tamu undangannya keluar dari pintu rumahnya dalam keadaan terpuaskan dan selama sebulan penuh namanya akan terus disebutkan dalam topik pembahasan mengenai perjamuan makan termewah kalangan sosialita.

"Dan sebelum kau menjawab pertanyaanku, aku ingin meminta sesuatu padamu. Bisakah kau hilangkan sebutan "Pak" setiap kau memanggilku? Cukup hanya memanggilku Edward tanpa embel-embel lainnya. Aku merasa menjadi tua sebelum waktunya," Edward mengamati Eowyn yang terlihat sedang mempertimbangkan usulannya.

"Baiklah,Edward. Tidak ada orang yang bisa membantahmu, termasuk aku," Eowyn memilih mengalah karena percuma saja jika ia melawan.

Lebih baik sekarang ia memusatkan perhatiannya pada makanan yang menggiurkan di hadapannya. Putus Eowyn dalam hati.

"Kalau begitu, ayo ... kita makan," ajak Edward  sambil mengambilkan piring untuk Eowyn dan  dirinya sendiri.

"Ini merupakan kalimat terindah pertama yang kau ucapkan malam ini, Edward. Kau tahu, aku selalu tak habis pikir jika melihat makanan yang melimpah seperti ini tapi seakan hanya menjadi pajangan semata. Lihatlah sekelilingmu, Edward. Para pria sibuk merayu ke sana kemari sedangkan para wanita sibuk menebar pesona. Itulah sebabnya semua makanan enak ini terabaikan," Eowyn berkata dengan suara pelan agar suaranya hanya bisa didengar Edward.

Wanita ini bole juga dalam hal berpikir logis. Memang betul yang dikatakan Eowyn. Semua makanan lezat ini akan berakhir di tong sampah. Pikir Edward dalam hati sambil mengamati Eowyn yang mengitari meja dan mengisi penuh piringnya dengan aneka cemilan kue.

Melihat hal itu, Edward diam-diam tersenyum. Ia kemudian menyimpulkan jika malam ini ia tak akan terlalu merasa bosan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kekasih Brengsekku   bab 24 (aku hamil!)

    Jauh setelah kedua orang berbeda jenis kelamin itu menaiki tangga dan lenyap dari pandangannya, Eowyn masih berdiri dengan tubuh kaku, tidak bergerak sama sekali. Danu belum beranjak, ia memandangi sosok wanita jelita yang terlihat begitu pucat. Eowyn terlihat seperti patung lilin. Wanita yang memiliki kecantikkan klasik itu seperti kehilangan jiwanya. Tatapanya kosong. Tanpa sadar Danu menghitung dalam hati, menunggu wanita itu menangis tapi Eowyn terlihat tegar. Atau air matanya telah tertuang habis tak bersisa, pikir Danu dalam hati. Ia ingin memberitahu Eowyn jika Nathan memiliki kebiasaan bersenang-senang menyangkut wanita dan sudah tak terhitung banyaknya wanita yang dia bawa pulang ke rumah ini. Tapi Danu mengunci rapat-rapat mulutnya, ia tak akan ikut campur karena itu bukan urusannya.Pertama kali melihat Eowyn saat wanita itu memasuki rumah ini, ia tahu jika Eowyn berbeda. Wanita itu sangat ramah walau terlihat sedikit canggung dan tidak nyaman dengan sekelilingnya. Tent

  • Kekasih Brengsekku   bab 23

    Eowyn mematikan lampu kamar setelah ia mengakhiri pembicaraannya dengan Edward. Ia kemudian merebahkan dirinya dan seketika tubuhnya tenggelam ke dalam selimut tebal nan empuk. Pandangannya otomatis mengarah ke langit-langit kamar. Ajaibnya lukisan bintang-bintang itu seakan berpendar. Eowyn terpana, ia tak menyangka ternyata lukisan itu menggunakan cat minyak glow in the dark. Eowyn pernah membaca di sebuah rubrik bahwa cat sejenis itu terbuat dari campuran bahan fosfor hingga membuatnya bisa berpendar di ruangan yang gelap.Ia merasa seperti sedang rebahan di ruang terbuka dan menikmati langit malam yang cerah bertaburan bintang. Salah satu lagi kelebihan Nathan yang harus ia akui, pria itu memiliki selera yang cukup tinggi. Termasuk dalam hal wanita. Kecuali dirinya, tentu saja. Eowyn merasa dirinya jauh dari kriteria wanita idaman Nathan. Ia tidak tahu apa yang merasuki Nathan hingga dia memilih Eowyn dan menyematkan tanda kepemilikan atas diri Eowyn. Atau mungkin lebih tepatny

  • Kekasih Brengsekku   Bab 22

    Eowyn lalu berjalan ke arah jendela setelah ia mengakhiri pembicaraannya dengan Edward. Eowyn bisa melihat kolam renang berbentuk persegi panjang yang terletak di seberang bangunan. Kolam renang itu berada di ruang terbuka yang sangat luas, tepatnya di lantai dua. Sedangkan lantai satu bangunan itu dijadikan tempat parkir. Eowyn mengagumi gajebo-gajebo yang dibangun di sekeliling Kolam renang. Semua kemewahan yang ditawarkan tempat ini menggambarkan kehidupan Nathan yang sebenarnya. Kemudian setelah puas mengamati, ia beranjak dari jendela dan menuju kamar mandi. Lagi-lagi ia menjumpai kemewahan lain di rumah Nathan. Kamar mandinya luar biasa luas, di tengah-tengah kamar mandi mewah itu terdapat jacuzzi berbentuk persegi. Dinding kamar mandinya memakai lempengan batu alam berwarna khaki. Eowyn berjalan masuk ke dalam kamar mandi yang sangat luas itu. Dibagian sudut kiri kamar mandi terdapat pancuran untuk mandi, dindin

  • Kekasih Brengsekku   Bab 21

    Eowyn setengah merenung saat dalam perjalanan menuju tempat kediaman Nathan. Ia berharap keputusannya ini akan membawa perubahan baik dalam hidupnya. Nathan juga berjanji akan memberinya kamar terpisah. Eowyn menganggap itu sebagai bentuk kemurahan hati Nathan yang patut ia syukuri. Sejauh ini pria itu masih bersikap manis padanya. Karena pada dasarnya jika Eowyn bersikap penurut, Nathan juga akan senantiasa bersikap manis padanya. Nathan membawa mereka memasuki rumah mewah bertingkat dua.Sebelumnya Eowyn juga sudah beberapa kali diajak Nathan kemari. Rumah Nathan memiliki pekarangan yang sangat luas. Ada hiasan air mancur berukuran besar berdiri di tengah-tengah taman. Eowyn yakin Nathan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk menata pekarangannya hingga terlihat sangat apik. "Aku sudah menyuruh pelayan membersihkan kamarmu. Seprai dan gorden juga sudah diganti," Nathan menoleh ke arah Eowyn. Raut wajah kemenangan terg

  • Kekasih Brengsekku   Bab 20

    "Aku tak akan pernah mempersulit hidup siapapun, terutama dirimu, Nath. Aku hanya mohon izinkan aku memiliki sedikit privasi untuk diriku sendiri. Aku mohon ...." Eowyn bersedia bersujud jika hal itu bisa membuat Nathan merubah keputusannya. "Aku bukan penjual jadi jangan tawar-menawar denganku. Aku juga tidak menanyakan pendapatmu jadi simpan saja tenagamu untuk hal yang lebih berguna," Nathan berkata dengan nada pelan sambil tersenyum ke arah Eowyn. "Aku berhak atas hidupmu sekarang, Eowyn. Karena mungkin saja benih yang kutitipkan padamu mulai membentuk kehidupannya sekarang." "Tapi, Nath ..." kata-kata Eowyn terputus saat Edward tiba-tiba masuk melalui pintu depan. Dia datang bersama Kenzo. Nathan yang tidak siap dengan kedatangan mereka sempat tertegun sejenak. "Aku tak habis pikir kenapa akhir-akhir ini bermunculan orang-orang yang peduli dengan kehidupan pribadiku," cetus Nathan tanpa berusaha menutupi kekesalannya. "Pria br

  • Kekasih Brengsekku   Bab 19

    Mulut Eowyn seperti terkunci. Ia tidak tahu harus mengatakan apa ketika mendengar penuturan Nathan. Sudah bisa ia bayangkan bagaimana kehidupannya ke depan nanti. Ia berharap tidak terjadi kehamilan pada dirinya. Mereka akhirnya menyelesaikan acara sarapan mereka dalam diam. Eowyn tidak sedikitpun mengangkat wajahnya. Ia tidak ingin Nathan melihat kesedihannya. Jika Nathan tahu pun, Eowyn yakin pria itu juga tak akan peduli. "Aku sudah menelepon pemilik perahu motor. Dia akan sampai siang ini. Aku ingin tahu apa yang akan kau katakan pada atasanmu saat dia bertanya tentang masalah ini," Nathan sengaja memancing Eowyn. Dia ingin melihat reaksinya. "Apakah kau akan memberitahunya jika kita sudah tidur bersama? Lihat ke arahku saat aku sedang berbicara padamu, Eowyn," Nathan mulai terlihat kesal karena menganggap Eowyn sengaja mengabaikannya. "Tidak, tentu saja aku tidak akan mengatakan hal itu, Nath. Jika dia bertanya, aku hanya akan mengatakan pa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status