Share

BAB 99

last update Last Updated: 2025-05-18 11:05:13

“Kenapa tidak?” Wilda menjawab cepat. “Semua aset masih atas nama Rama Ranggajati. Itu menjadi warisan untukku dan akan langsung kuwariskan pada anak-anakku. Termasuk tabungan, deposito dan harta benda lainnya yang saat ini atas namaku dan tersimpan rapi di Bank. Bahkan, legalitas usaha semua atas namaku. Kuharap kau tidak lupa itu, Afrizal!” Wilda mengacungkan telunjuknya.

“Posisimu bukan pemilik disini. Kau hanya pekerja yang mendapat bayaran bisa menikmati kemewahan dari pemilik perusahaan.” Wilda menandaskan hingga membuat Afrizal terdiam.

“Aku akan mem-blow up kehamilanku ke media.” Ralin tersenyum lebar. Dia harus mendapatkan bayaran yang besar dari keluarga ini jika ingin mengenyahkannya dari hidup mereka. Mengancam adalah satu-satunya cara yang terpikir saat melihat Afrizal mati kutu.

“Silahkan!” Fikar menjawab cepat. “Aku ingin melihat lagi kehebatanmu menghancurkan hidup orang lain seperti Aditya Buana setahun lalu. Memangnya bisa apa kau tanpa aliran uang dari lelaki tua ba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Diana Susanti
moga saja mereka sudah sehat,,, mereka kembali lagi di Indonesia,,,, mozok di Singapura berobatnya
goodnovel comment avatar
Andin Gemoy
sat set langsung tersebar... dgn sendirinya nama aditya menjadi terehabilitasi
goodnovel comment avatar
au nom de lalun
Kakak Aurhor ini kalo mau balas dendam itu bikin hati puas, gembira, bahagia tralalalala ahoy hahaha ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kekasih Suamiku   BAB 102

    “Kau tahu? Ibu sakit sejak berita ini mencuat beberapa minggu lalu.” Jefry mengepalkan tangan. Hidungnya kedat. Lelaki itu menengadah agar air matanya tidak tumpah. “Setahun belakangan, beliau sangat bangga melihat anaknya wara wiri di layar kaca. Walau tak pernah lagi saling berkabar, Ibu selalu bercerita dengan bangga pada tetangga dan keluarga yang lain kalau beliau senang melihat prestasimu saat ini.”Ralin mengusap air mata. Dia tidak punya keberanian untuk pulang selama ini. Dia sepenuhnya menyadari apa yang dia lakukan dengan menjadi simpanan Afrizal adalah sebuah kesalahan besar. Namun, bagaimana lagi? Hanya dengan cara itu dia bisa membalaskan dendam pada Jihan dan melihat kehancuran Aditya, lelaki yang tidak bisa dimilikinya."Ibu sakit karena memikirkan kamu, Dik. Beliau tidak kuat mendengar cacian tetangga yang menghinamu. Banyak juga dari desa sebelah melakukan teror dengan mengatakan kami tidak becus mendidik anak gadis di keluarga kami." Jefry terengah. "Ibu … Ibu menin

  • Kekasih Suamiku   BAB 101

    Iskandar tersenyum mendengar pertanyaan beruntun dari awak media. Sebagai pengacara yang sudah cukup sering menangani kasus besar, dia sudah terbiasa dengan sorot kamera dan perhatian publik seperti ini.“Betul, saya kesini mendampingi keluarga klien saya untuk membuat laporan terkait pencemaran nama baik terhadap Aditya Buana, Jihan Qirani dan Perusahaan Mata Air Buana. Disini, klien kami sangat dirugikan.Seperti yang kita ketahui, Jihan harus meninggalkan karirnya di dunia modeling, Aditya harus kehilangan perusahaan karena amukan massa yang diduga disebabkan oleh hasutan Ralin dan Afrizal di belakangnya.Tidak hanya itu, mereka juga harus menerima sanksi sosial digunjingkan dan dicaci maki oleh publik yang menaruh simpati pada Ralin. Klien kami juga sempat mengalami depresi ringan karena menghadapi masalah ini karena saat itu mereka juga sedang berduka kehilangan orangtua dan mertua serta bersedih dengan kondisi kedua anak mereka.Jadi, karena banyaknya kerugian yang didapat oleh

  • Kekasih Suamiku   BAB 100

    “Hasil sidang hari ini semakin menyudutkan Ralin dan Afrizal. Setelah mendengarkan keterangan para saksi, kesemuanya memberatkan model dan pengusaha itu. Selain keempat anak Afrizal, saksi yang dihadirkan adalah Roni, supir pribadi Afrizal yang selalu mengantar Afrizal kemanapun. Lelaki itu membenarkan sering mengantar Afrizal dan Ralin saat bepergian.Saksi-saksi lainnya yaitu Rusdi dan Yarsi, pasangan suami istri yang berprofesi sebagai penjaga dan pembersih villa, tempat penggerebekan terjadi. Berdasarkan keterangan saksi dan barang bukti yang ada, semakin menguatkan tuntutan Wilda Ranggajati pada suami dan selingkuhan suaminya itu.”Simpang siur berita menggemparkan itu memenuhi halaman utama media hampir beberapa minggu ini. Publik benar-benar menaruh simpati besar pada Wilda dan keempat anaknya yang saling berpegangan erat untuk memenjarakan Afrizal, lelaki yang menjadi pemimin di keluarga mereka.“Betul, klien kami sudah mengajukan tuntutan balik. Salah satunya dengan dasar pas

  • Kekasih Suamiku   BAB 99

    “Kenapa tidak?” Wilda menjawab cepat. “Semua aset masih atas nama Rama Ranggajati. Itu menjadi warisan untukku dan akan langsung kuwariskan pada anak-anakku. Termasuk tabungan, deposito dan harta benda lainnya yang saat ini atas namaku dan tersimpan rapi di Bank. Bahkan, legalitas usaha semua atas namaku. Kuharap kau tidak lupa itu, Afrizal!” Wilda mengacungkan telunjuknya.“Posisimu bukan pemilik disini. Kau hanya pekerja yang mendapat bayaran bisa menikmati kemewahan dari pemilik perusahaan.” Wilda menandaskan hingga membuat Afrizal terdiam.“Aku akan mem-blow up kehamilanku ke media.” Ralin tersenyum lebar. Dia harus mendapatkan bayaran yang besar dari keluarga ini jika ingin mengenyahkannya dari hidup mereka. Mengancam adalah satu-satunya cara yang terpikir saat melihat Afrizal mati kutu.“Silahkan!” Fikar menjawab cepat. “Aku ingin melihat lagi kehebatanmu menghancurkan hidup orang lain seperti Aditya Buana setahun lalu. Memangnya bisa apa kau tanpa aliran uang dari lelaki tua ba

  • Kekasih Suamiku   BAB 98

    “Memalukan!” Fikar mendesis. Anak nomor dua Afrizal dan Wilda itu memang sedikit temperamental. Dia bahkan sempat mengusulkan menggarap Ralin bergantian tadi. Untuk memberi pelajaran pada wanita yang sudah meneror sang Mama dan menggoda papanya. Beruntung, Wilda bisa menenangkan keempat anaknya.“Jaga mulut kalian!” Afrizal menegakkan badan. “Hal seperti ini sudah bukan sesuatu yang aneh diantara kita. Bahkan, anak-anak muda seperti kalian pasti paham sekali bagaimana lingkaran pertemanan dalam dunia bisnis yang kita jalani.” Afrizal menggeram.“Tidak usah munafik kalian! Papa hafal mati bagaimana cara lobi melobi antar rekan bisnis. Wanita penghibur itu sudah bukan hal aneh lagi!” Afrizal menatap keempat anaknya bergantian. “Aku sudah lebih dulu terjun disini dari kalian. Kau bahkan belum ada dalam bayangan, Fandy, ketika Papa sudah melemparkan salah satu artis besar pada oknum pejabat agar memberikan izin salah satu proyek terbesar di negeri ini bahkan hingga hari ini.”Ruangan itu

  • Kekasih Suamiku   BAB 97

    Wilda memalingkan wajah melihat Afrizal dan Ralin berjalan beriringan keluar dari kamar. Mereka duduk bersebelahan di sofa yang masih kosong. Wilda dan keempat anaknya memang sengaja memberi kesempatan pada dua pasangan yang baru saja berbuat hina itu untuk berpakaian.“Apa Papa sering kemari, Mang?” Fandy menoleh pada penjaga Villa. Anak pertama Afrizal dan Wilda itu sengaja memanggil pekerja di villa untuk ikut berkumpul disana. Mereka butuh informasi sejelas mungkin mengenai perselingkuhan sang Papa. “Tidak mungkin Mang Rusdi tidak tahu, kunci Villa ini Mamang yang pegang.”“Saya hanya tahu beberapa kali saja Bapak kemari kalau kebetulan sedang ada di villa.” Rusdi menunduk menghindari tatapan Afrizal. “Sejak setahun lalu, Bapak pegang kunci sendiri. Jadi, saya tidak tahu dengan pasti sering atau tidak Bapak kemari.”“Waktu kebetulan bertemu, Papa datang dengan wanita j*lang itu?” Fandy menunjuk Ralin dengan dagu. Dia melihat jijik ke arah Afrizal dan selingkuhannya. Lelaki itu tid

  • Kekasih Suamiku   BAB 96

    “Aku sudah menyiapkan uang untukmu. Sepulang dari sini akan langsung kutransfer. Sebagai bentuk terima kasihku karena kau telah banyak membantu melenyapkan Aditya Buana dan juga, sebagai tanda kasih sayangku.” Afrizal memegang tangan Ralin. “Kau benar-benar penutupan yang indah untuk mengakhiri petualangan sebelum kembali pada keluargaku.”“Aku tidak mau kita selesai.” Ralin menarik tangannya. Dia menatap Afrizal dengan pandangan menggoda.“Kau akan mendapat bayaran yang fantastis dariku, Ralin. Namamu sebagai aktris juga semakin berkibar di industri hiburan tanah air. Kuharap kau tidak lupa, semua itu karena jasaku membayar media sehingga namamu bersih kembali.” Afrizal tersenyum lembut. “Kita nikmati hari-hari menjelang perpisahan ini. Aku akan selalu mengingat liukan tubuhmu yang selalu memabukkan untukku.”Ralin menarik napas panjang. Dia sudah menduga hari ini pasti terjadi. Saat dimana dia dibuang dan dicampakkan. Seperti dulu, saat Aditya memutuskan meninggalkannya, begitu juga

  • Kekasih Suamiku   BAB 95

    “Mas manly sekali. Dengan jambang dan rambut seperti itu, Aditya Buana terlihat sangat jantan dan berbeda. Seperti penampilan koboi-koboi berkuda di Texas sana.” Aditya tersenyum tipis mengingat pembicaraan mereka beberapa malam yang lalu. Rasanya, itu kali pertama mereka bercanda lagi setelah sekian lama.“Nanti kapan-kapan aku belikan topi koboi.” Mereka tertawa bersama sambil memandang bintang dari jendela rumah sakit. Ah, kalau saja Jihan melemparkan candaan itu dulu. Bisa dipastikan mereka sudah berada di Texas beberapa minggu kemudian.Roda berputar. Dulu dia memiliki kelebihan harta, sekarang Aditya harus berpikir keras untuk membiayai pengobatan kedua anaknya. Belum lagi dia dan Jihan juga punya keperluan sendiri mulai dari makan dan kebutuhan pribadi sebagai makhluk hidup.“Bismillah ….” Ranu menahan napas saat mengangkat brankar ke dalam ambulans. Dia memegang tangan Jihan yang berdiri di sampingnya. Tepat jam dua belas malam, dua ambulans membelah jalan.Jihan mengelus waja

  • Kekasih Suamiku   94

    "Ma, Pa, saya pamit. Kami akan pergi untuk mengobati Rayna dan Damar. Cucu-cucu Mama dan Papa belum sembuh. Mereka masih butuh perawatan agar bisa seperti dulu lagi." Aditya menghela napas panjang. Dia menatap dua pusara di hadapannya. Kuburan Cakra dan Hida sudah bukan gundukan tanah merah lagi, rumput jepang menghiasi pinggiran dan atasnya sehingga sudah seragam dengan makan yang lebih dulu ada.“Dinihari nanti kami berangkat, jam empat. Sengaja mencari penerbangan subuh untuk menghindari pantauan media.” Aditya akhirnya duduk bersila beralaskan koran. Dia memang membawa koran dan sekeranjang bunga tabur saat akan kesini tadi.“Mama sama Papa tidak apa ya saya tinggal? Saya tidak tahu kapan bisa ziarah lagi. Entah tahun depan, sepuluh tahun lagi, atau malah tidak akan pernah bisa datang kesini lagi.” Aditya memegang rumput jepang di kuburan Hida. Dia tersenyum tipis di antara tangis saat ujung-ujung rumput mengenai tangannya. Tajam, hingga menimbulkan rasa perih seperti digigit semu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status