Share

Bab 6

pagi itu matahari baru saja muncul ke permukaan. cahaya mentari yang tak terlalu terang namun juga tak terlalu mendung membuat suasana pedesaan itu terasa begitu nyaman .

aroma pepohonan yang menyejukkan serta kicauan burung yang menenangkan hati, membuat Siapa saja yang sedang butuh waktu sendiri, akan merasa begitu nyaman saat berada di sini.

dan kenyamanan itu juga dirasakan oleh Mia. Gadis itu baru saja bangun dari tidurnya setelah seharian kemarin ia menghabiskan waktu untuk membantu acara bakti sosial.

setelah mencuci muka dan menggosok gigi, Mia merapikan sedikit penampilannya sebelum ia keluar dari kamar dan bergabung dengan yang lain.

dan sekarang di sinilah Mia, yaitu di tepian sungai kecil yang ada di ladang milik warga tak jauh dari penginapan. Ia sengaja jalan-jalan pagi untuk menikmati suasana pedesaan yang tak mungkin bisa ia dapatkan di Jakarta.

Ia yakin hampir sembilan puluh persen dari Warga Jakarta menginginkan waktu yang seperti ini, melepaskan diri dari hiruk pikuk pekerjaan dan juga melemaskan otot-otot dan saraf yang tegang karena terlalu sibuk dengan urusan mereka yang ada di Jakarta.

bahkan keadaan di sini bisa dikatakan 180 derajat berbanding terbalik dengan Jakarta. di sini Yang ada hanyalah asap dari pembakaran jerami yang dilakukan oleh para petani bukan dari asap kendaraan yang sudah berkeliaran walaupun hari masih pagi.

saat asyik menikmati udara paginya, Mia dikejutkan dengan kehadiran Adit yang tiba-tiba muncul dari arah belakang. pantas saja saat tadi di Villa ia tak melihat Adit sama sekali, ternyata pria itu sedang olahraga pagi. dan lagi-lagi di sebelah Adit Ia kembali melihat banyak gadis-gadis yang juga ikut berlari.

Ia yakin para Gadis itu Tujuan sebenarnya bukanlah untuk olahraga, melainkan untuk menggoda dokter muda tersebut.

melihat semua itu, Mia mencoba untuk tak terlalu peduli. ia lebih memilih untuk menikmati udara paginya daripada melihat sesuatu yang akan membuat hatinya memanas.

dan benar saja, ia sama sekali tak menyapa Adit walaupun pria itu sudah tersenyum padanya lebih dulu. Mia bahkan hanya mengangguk sedikit untuk membalas senyuman Adit padanya. sampai Adit hilang dari pandangannya.

"cih! Dasar cewek kegatelan! nggak bisa lihat yang bening dikit aja langsung gatel tuh badan." gerutu Mia dengan kesal.

Ia tak tahu Kenapa ia bisa sekesal ini melihat Anggun, Laras dan yang lainnya bisa tertawa dengan lepas bersama Adit, sedangkan dirinya bahkan untuk bicara dengan Adit saja ia tak bisa.

Entahlah ia sendiri tak tahu apa yang terjadi dengan dirinya. yang jelas ia tak mempunyai keberanian untuk itu.

Mungkin karena ia yang selama ini cuek dengan lawan jenis dan tak terlalu peduli, jadilah sekarang ia tak tahu Bagaimana caranya mendekati lawan jenisnya.

Mia mendadak Tak semangat lagi pagi itu, hasilnya ia memutuskan untuk kembali ke Villa dan bersiap-siap untuk menyiapkan acara bakti sosial, apalagi Hari ini adalah hari penutupan mereka.

~

Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 malam, di mana banyak dari panitia bakti sosial, sudah masuk ke kamar mereka masing-masing untuk membereskan semua barang-barang bawaan mereka selama mereka ada di Puncak.

karena besok mereka diharuskan untuk kembali lagi ke Jakarta setelah satu minggu Mereka menyelesaikan tugas bakti sosial mereka di Puncak.

sebenarnya semua anggota berpikir jika acara mereka akan memakan waktu satu minggu lebih, ternyata Mereka salah, karena semua selesai dalam waktu satu minggu saja dan data-data yang diinginkan pun sudah terkumpul dengan lengkap.

termasuk dengan Cleo dan Mia, setelah acara penutupan tadi selesai dilakukan, mereka pun langsung masuk ke kamar untuk merapikan semua barang-barang.

"sudah hari terakhir kita di sini, dan lo juga belum ada kemajuan sama sekali Mia?" tanya Cleo saat Gadis itu keluar dari kamar mandi.

Mia berdecak seketika. "ini nggak semudah yang lo bayangin Cleo. deketin Adit itu susahnya minta ampun."

"susah dari mana? dia banyak kok waktu senggang gua lihat!" ucap Cleo.

"iya, tapi lu lihat kan, banyak banget cewek yang deketin dia. belum lagi Anggun, terus Laras siapa lagi itu yang centil-centil itu."

"ya Lu harus maju juga kayak gitu, "

"dan lu pikir itu mudah?"

"makanya usaha! Katanya mau cari jodoh. Katanya mau cari pendamping buat wisuda. udah ada di depan mata, buat deketin doang lu susahnya minta ampun!"

Mia mendelik Jengah, "lu bisa diam nggak Cleo? gue lagi mikir gimana caranya."

"Lu Telat kalau mikir sekarang. Besok pagi kita udah mau pulang dan Lagian Adit juga udah mau pulang malam ini."

mendengar ucapan Cleo Mia pun seketika terkejut . "seriusan loh?" tanya Mia. ia yang saat itu sedang mengeringkan rambutnya menggunakan mesin pengering rambut, langsung mematikan mesin tersebut dan duduk di atas tempat tidur di mana Cleo juga duduk di sana.

dengan santainya Cleo mengangguk ,"seriusan gue. barusan Gue denger Adit ngomong sama Randy kalau malam ini, itu dokter mau pulang. katanya besok ada kerjaan lagi. jadi kesempatan lo selesai." ucap Cleo membuat Mia seketika cemberut.

"terus gue gimana dong?"

"Gimana apanya? ya Salah lo. udah ada waktu seminggu dan lu sia-siain gitu aja."

" tapi kesempatan buat deketin Adit itu susah Cleo."

"susah karena lo yang nggak usah."

"Ya sekarang gue nanya sama lo, sekarang gue mesti gimana? di sini juga udah nggak bisa." tanya Mia dengan wajah sedikit frustasi, "mana Gue nggak tahu lagi alamat dia." lanjutnya.

Cleo menatap sahabatnya tersebut dengan Tatapan yang sulit dibaca . sebenarnya dalam benak Cleo saat ini adalah cara untuk mendapatkan alamat Adit tanpa bertanya pada Randi yang tentu saja Randi pasti tahu di mana Adit tinggal dan di mana Adit prakte, tapi pria itu pasti akan curiga Jika ia menanyakan tentang Adit padanya.

"caranya sih cuma satu. besok saat kita sampai di Jakarta, gue coba cari tahu deh di mana Adit praktek dan di mana pria itu tinggal. tapi lu janji sama gue, setelah gue nemu informasi tentang Adit, lu nggak boleh lengah lagi. lo harus ikutin semua aturan main yang gue buat, buat lo setelah ini!" ucap Cleo tegas.

awalnya Mia ragu namun akhirnya Gadis itu menyetujui apa yang Cleo minta padanya. toh setelah mereka sampai di Jakarta, Adit juga tak akan berhubungan lagi dengan Anggun Laras dan yang lainnya. dan ia bisa menggunakan kesempatan tersebut untuk mengejar Adit dan menjadikan pria itu sebagai kekasihnya karena dalam benak Mia punya pacar dokter itu sepertinya menyenangkan. terlebih dari tujuan utamanya yaitu menjadikan Adit pendamping wisudanya.

~

seperti acara yang sudah mereka tutup semalam, pagi ini mereka akan bersiap-siap untuk kembali ke Jakarta.

dalam rombongan tersebut, Adit sudah tak terlihat lagi lantaran pria itu sudah kembali ke Jakarta lebih dulu tadi malam dengan mobil pribadi Adit sendiri.

Mia masuk ke dalam bus yang akan membawanya ke Jakarta dengan tidak semangatnya. walaupun Cleo sudah berjanji untuk membantunya Sesampai di Jakarta Nanti, namun ia masih merasa kesal dengan dirinya sendiri lantaran ia menghilangkan kesempatan yang jelas-jelas sudah ada di depan mata.

"udah! nanti sampai Jakarta kita usaha lagi." ucap Cleo memberinya semangat.

walaupun begitu, perjalanan kali ini menuju Jakarta tak semeriah perjalanan saat ia pergi bahkan saat ia sudah sampai di rumahnya.

Mia masih saja kesal dengan dirinya sendiri.

~

(Bersambung)

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status