Home / Romansa / Kekasih Taruhan / 5. Saling tatap

Share

5. Saling tatap

Author: Rilla
last update Huling Na-update: 2022-04-17 10:49:19

Pagi ini, Mia sudah bersih dengan dandanan cantiknya serta rambut terikat kuncir kuda. Ia mengenakan kaca mata yang tentu saja itu hanya untuk gaya. Dengan sedikit polesan bedak di wajah serta lipstik di bibir tipisnya, ia siap menyambut pagi dengan senyum manis.

Hari ini Randi mengatakan ada penyuluhan. Ya walaupun hanya penyuluhan biasa dan lebih tepatnya pengenalan diri pada warga. Setidaknya ia tetap harus terlihat bersih, rapi dan wangi. Setidaknya ini usaha pertamanya untuk menggaet Adit, si dokter muda yang tampan.

Jangan tanyakan betapa susahnya Mia tidur semalam. Mengingat hari ini saja ia harus memaksakan matanya untuk terpejam. 

Haaah, sepertinya ini akan jadi tantangan menarik untuk dirinya.

Sedang asik berkaca, Mia dikejutkan dengan suara pintu kamar yang terbuka. Ia segera melirik ke belakang dan mendapati Kleo sedang berdiri sambil berkacak pinggang.

"Dari tadi belum selesai juga? Lo mau penyuluhan apa mau nikahan?" ejek Kleo. 

Gadis itu berjalan mendekati Mia yang sedang tersipu.

"Cantik banget neng? Mau kemana?" godanya.

"Apaan sih. Kan penyuluhan."

"Lah iya kali penyuluhan dandanannya kayak ratu begini. Mau penyuluhan apa penyuluhan?" 

Kleo tak henti-hentinya menggoda Mia ,bahkan membuat wajah Mia memanas.

Dan goda menggoda itu selesai saat suara ketukan pintu terdengar.

"Siapa?" teriak Kleo.

"Rangga! Kalian ngapain sih? Lama amat!" terdengar suara Rangga yang cukup kesal. Mungkin karena memang sudah terlalu lama menunggu dua gadis yang saat ini sedang bercanda.

Kleo berjalan ke arah luar dan membuka pintu. Ia menatap Rangga yang sudah berdiri dengan wajah masamnya.

"Jangan lihat gue begitu. Noh sepupu lo, noh! Dandannya lamaaaaa banget. Lo tanya aja sama dia kenapa dandannya sampai segitunya." 

Rangga memunculkan kepalanya sedikit ke dalam kamar dan menatap tepat di wajah Mia.

Benar, Mia berdandan. Batinnya. 

Mia jarang berdandan. Ia tahu itu. Dan sekarang, hanya karena sebuah penyuluhan, Mia mau berdandan secantik itu?.

Rangga kembali menormalkan posisi berdirinya.

Ia berdehem sekali, "Oke. Tapi urusan kalian selesai kan? Karena tim tak akan mau menunggu kalian terlalu lama. Sudah jam delapan, gue takutnya nanti nggak bisa lihat warga yang lagi di kebun."

Kleo mengangguk, "lo tenang saja. Gue pastiin ini sepupu cantik lo, akan keluar dalam beberapa menit lagi. Ya palingan tak sampai dua menit lah."

"Baiklah." Rangga kembali melirik Mia yang ada di kamar, "Gue nggak mau nungguin lo dandan Mia. Buruan!!" sorak Rangga dengan perintahnya.

Mia cemberut seketika. Ia berdiri dari duduknya di depan cermin dan melangkah mendekati Kleo.

Rangga sudah beranjak dari tempatnya berdiri.

"Lo sih dandannya kelamaan."

"Lah, kok gue."

"Ya emang lo tersangkanya. Noh lihat! Udah pada ngumpul kan semua. Dan itu cuma karena mau nungguin lo doang."

Mia berdecih. Ia berjalan keluar mendahului Kleo.

Jujur, suasana jantungnya saat ini sudah sangat berdetak tak karuan. Semua itu hanya karena ia melihat Adit berbicara dengan Rangga. Adit sungguh terlihat tampan. Tubuh tinggi dan tegap, rahang yang tajam dan hidung yang mancung sempurna.

Ia yakin orang tua Adit sangat cantik dan tampan.  Melihat dari pahatan sempurna seorang Adit, ia yakin tak salah dengan tebakannya.

Adit mengenakan pakaian santai. Sebuah hodie berwarna putih dengan sedikit corak pada bagian depannya dan celana gunung berwarna coklat muda.

Semua mata tertuju pada Mia saat Mia keluar dari kamar. Khususnya tatapan anak cowok. Mereka seperti melihat seorang putri. Sungguh cantik dan itu berhasil membuat sedikit kepercayaan diri Mia tampil.

Tapi tak berapa lama, hal itu langsung lenyap saat ia tak melihat respon apapun dari Adit. Bahkan Adit hanya menatapnya sekilas lalu kembali melanjutkan bicaranya dengan Rangga.

"Sekarang semuanya sudah berkumpul. Saat kita keliling."

Selama menyusuri jalan setapak di pedesaan, semua tim terlihat sangat antusias. Mulai dari bertemu warga yang sedang berkebun sampai takjub melihat air sungai yang begitu jernih. Bahkan mereka membayangkan kesegaran air tersebut menyapa tenggorokan mereka.

"Pagi buk." sapa Randi pada salah seorang wanita paruh baya yang sedang memikul sekarung rumput jerami dipundaknya.

"Pagi juga." balasnya.

Rombongan terpaksa berhenti karena menunggu Randi berbicara dengan salah satu warga tersebut.

Disaat yang lain ada yang memperhatikan sekitar, berbincang dengan teman sebelah, Mia justru sedari tadi fokus pada Adit. Dokter muda yang sibuk memotret indahnya pemandangan alam. Selama perjalanannya dari Villa tadi, otak Mia tak pernah berhenti memikirkan cara untuk menggoda Adit. Pasalnya ia melihat, Adit tipe pria yang cukup cuek dengan keadaan sekitarnya. Namun tidak jika ia dibutuhkan untuk medis, ia akan menangani pasiennya dengan baik. 

Mia sudah memantapkan hati untuk melangkah, namun tiba-tiba ia dihentikan dengan sosok Aulia yang juga ikut melangkah lebih dulu mendekati sang dokter. 

Mia menyipitkan matanya, begitupun dengan Kleo. Sahabat Mia itu juga ikut menatap Aulia yang mendekati Adit.

Dari tempatnya berdiri, ia melihat Aulia dan Adit berbicara dengan santainya. Seolah mereka sudah kenal sangat lama. Padahal yang ia tahu dari Randi, Adit adalah dokter baru di penyuluhan mereka. Sudah bisa dipastikan jika yang kenal Adit di sini hanya Randi.

Tapi kenapa Aulia bisa begitu luwesnya berbicara dengan Adit.

Kleo beringsut mendekati Mia. Ia menggol lengan Mia membuat Mia sedikit terganggu.

"Sepertinya lo punya saingan, Mia." ucap Kleo membuat Mia panas seketika.

Gadis itu menatap Aulia dengan kesal.  Ia tak mengira Aulia juga berniat mendekati Adit.

Dan sekarang kedua manusia itu tengah berbincang dengan santainya dan penuh tawa, seolah percakapan tersebut adalah percakapan paling seru yang pernah ada.

"Lo mesti hati-hati." ucap Kleo lagi. Dan kali ini tujuan Kleo adalah untuk memanas-manasi. Kleo paham betul kalau Mia begitu mudah untuk dipengaruhi. Jadi Kleo yakin dan percaya kalau yang ia lakukan saat ini akan membuat Mia terbakar. 

Kleo mengintip raut wajah Mia secara diam. Dan entah kenapa, Kleo mendadak bangga dengan dirinya yang sudah berhasil mempengaruhi Mia untuk kesekian kalinya.  Tentu saja itu untuk kebaikan Mia sendiri.

Sedangkan di posisinya, Adit yang tengah berbincang dengan Aulia, merasa ada seseorang yang memperhatikannya dari belakang. Dan hal itu membuat rasa penasaran Adit meningkat untuk melirik ke belakang.

Dengan perlahan,  Adit memutar kepalanya ke arah Mia dan seketika pandangan mereka bertemu. Benar tebakannya, ada yang memperhatikannya. Dan dia adalah Mia. Gadis pertama yang ia temui saat  ia sampai di Villa.

Adit mengangguk pelan sambil tersenyum pada Mia. Namun hal itu tak digubris Mia lantaran gadis itu masih emosi dengan Aulia.

Mia memilih membuang muka, membuat Adit bingung seketika. Apa ia punya salah? Kenapa Mia membuang muka darinya?.

Setelah Randi selesai berbincang, rombongan kembali berjalan menuju lokasi tempat di mana akan diadakan penyuluhan dan pemeriksaan gratis dari Adit.

*****

Mereka sampai di lokasi yang ternyata tak terlalu jauh dari tempat Randi  dan rombongan tadi berhenti.

"Ya ampun, pak dokternya cakep pisan." celoteh salah seorang ibu-ibu.

"Ho oh ya. Ganteng pisan. Mau atuh kalau masih jomblo."

"He? Maksud kamu? Kamu kan sudah punya suami. Lagian nggak ingat umur."

"Bukan untuk saya atuh mbak Surti, tapi untuk anak saya. Siapa tahu saja pak dokternya mau."

Seketika tawa meledak di lokasi tersebut membuat rombongan bingung.

"Anak kamu masih SD kelas lima. Mau dijodohin sama pak dokter? Ada-ada saja."

Mendengat itu, semua rombongan pun ikut tertawa. Termasuk Adit sendiri.

Lagi-lagi tatapan Adit bertemu dengan tatapan Mia ,namun kembali Mia buang muka ,membuat Adit kembali bingung.

'Dasar gadis aneh' batin Adit lalu kembali fokua pada kertas-kertas di mejanya.

*****

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Pintia Arnadian
Lanjutkan ceritanya bagus thor .. aku menunggu update selanjutnya thor
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Kekasih Taruhan   Chapter 15

    "Oh my-- Mia, lo cantik banget. Ada gerangan apa nih lo dandan gini?" Mia yang dipuji hanya senyum-senyum manis. Ia tak percaya hasil tangannya hari ini akan membuatnya dipuji oleh sahabat satu-satunya ini."Lo bisa aja Cleo.""Gue serius Mia." Cleo menatap Mia curiga, "Apa jangan-jangan..""Jangan-jangan apa?""Jangan-jangan lo udah punya pacar ya? Hayoooo,ngaku looo--""Ih, apaan sih Cle. Ya nggak lah. Gue masih jomblo tulen.""Lah trus buat siapa lo dandan begini?"Mia kembali tersipu. "Sebenarnya gue dandan begini mau nanya sama lo. Menurut lo kalau gue begini, apa aneh?"Cleo nyaris tergelak, "Ya nggak lah. Justru bagus banget kalau lo mau. Cantik banget lho. Mana stylenta juga oke banget." ucap Cleo sembari memperhatikan Mia dari atas sampai bawah. "Pokoknya, gimanapun penampilan lo, lo harus tetap jadi diri lo sendiri. Gue tahunya seorang Mia itu nyablak dan blak-blakan. Jangan rubah sikap lo. Paham?"Mia mengangguk. "Siyap bos. Gue paham. Mia tetaplah Mia. Sebaik apapun danda

  • Kekasih Taruhan   Chapter 14

    Mia berdiri di depan kasir dan mengantri. Setidaknya ada satu orang lagi di depannya sebelum tiba gilirannya untuk membayar semua barang yang tadi ia pilih.Sembari menunggu, Mia memainkan kuku-kuku jari tangannya sembari mengecek kutek yang baru ia pasang semalam. Sesekali ia melirik ke sekelilingnya dan kembali melihat kuku tangannya sampai tiba gilirannya untuk membayar.Mia maju ke depan kasir dan meletakkan semua barang belanjaannya di atas meja kasir untuk dihitung.Mia kembali melirik ke sana ke mari, namun lirikannya terhenti pada sebuah resto yang menjual berbagai makanan khas Korea. Namun bukan tempat makannya yang Mia perhatikan, melainkan pengunjung yang sedang makan di sana.Ia bisa melihat dengan jelas, Adit di sana sedang makan dan jangan lupakan soal seorang perempuan yang duduk di hadapan Adit. Mereka makan sambil bercanda.What?Mia mendadak panas. Ia langsung melirik belanjaannya yang ternyata sudah selesai dihitung. Ia segera mengeluarkan kartu debit nya dan membay

  • Kekasih Taruhan   Chapter 13

    "Lo paham siapa yang gue bicarain?"Dengan santai Bimo mengangguk. Mia lagi-lagi dibuat bingung. Dari mana Bimo paham? Dari mana Bimo tahu? Ia kan tak mengatakan siapa namanya."Siapa orangnya?" tanya Mia lagi dengan raut wajah sedikit bingung.Lagi-lagi Bimo mengangguk. "Udahlah Mia, gue tahu siapa yang lo bicarain. Lo pikir, di apartemen yang lo datangi tadi itu banyak pemiliknya apa. Cuma ada empat orang Mia."Mia terdiam. Ia kesusahan menelan ludahnya sendiri. "Si--siapa orangnya?" tanya Mia lagi yang memaksa Bimo untuk menyebutkan siapa tadi yang dimaksud."Haaah, dalam apartemen itu hanya ada empat penghuni. Dan tiga penghuni lainnya sudah berkeluarga, Mia. Cuma Adit yang masih sendiri. Apa lo tetap ingin gue sebutin siapa orangnya?" Mia langsung menggeleng kuat. Ia tak tahu bagaimana cara menyembunyikan dirinya dari Bimo. Ternyata Bimo kenal Adit.Melihat reaksi Mia, Bimo langsung terkikik. "Santai saja Mia. Jika incaran lo adalah Adit, gue dukung lo."Bimo menyamankan duduk

  • Kekasih Taruhan   Chapter 12

    Mia terdiam memucat. Apa yang baru saja ia lihat membuatnya langsung tertegun dan takut.Adit gila!Batinnya merutuk kasar. Kenapa pria itu bisa segegabah ini. Hal yang tak harus ia lihat sekarang terlihat dan ini pertama kalinya ia melihatnya secara nyata di depan mata.Mia masih berjongkok meringkuk di lantai kamar Adit. Ia tak berani membuka matanya hanya untuk sekedar melihat apa yang sedang terjadi. Sedangkan Adit, pria itu sudah selesai berpakaian rapi. Ia menatap tajam Mia. Kenekatan Mia masuk ke dalam kamarnya yang tentu saja menjadi ruang pribadinya tak bisa ditoleransi begitu saja. Mia sudah merusak peraturan yang ia buat untuk ruang pribadinya sendiri.Adit menghentikan langkahnya di hadapan Mia. Gadis itu masih terlihat menunduk dan tak mau menengadah ke atas."Oi!" Adit menendangkan kakinya pelan pada kaki Mia."Oi!" ulangnya lagi, namun Mia menggeleng."Pakai bajumu dulu. Aku--""Angkat kepala lo!" perintah Adit.Mia masih ragu, namun perlahan ia mencoba mengangkat kepa

  • Kekasih Taruhan   Chapter 11

    Mia mendadak jadi gadis yang nekat. Ia tak tahu entah dari mana keberanian ini ia dapatkan. Walaupun ancaman selalu datang dari Adit dan pria itu mengatakan jika akan terjadi sesuatu pada dirinya jika ia tak juga mau menjauh dari pria tersebut, namun ia tak peduli sama sekali. Ia ingin mendekati Adit. Dan ini kesempatan langka yang sangat sulit ia temukan. "Pulang lo!" perintah Adit lagi namun Mia lagi-lagi menggeleng. Adit berdecak kesal. Ia tak habis pikir, kenapa Mia bisa seperti ini. Rendi yang notabennya sepupu Mia tak punya kelakuan segila ini."Biarin aku masuk ya. Please.!" "Ngapain? Buat apa? Lo cuma bakaln gangguin gue. Dan satu lagi, gue nggak suka orang asing ngacak-ngacak rumah gue." ucap Adit dingin lalu kembali melanjutkan perjalanannya menuju pintu masuk ruang apartemen Adit."Nggak bakalan ganggu kok Adit. Mia janji. Beneran deh. Mia di tempat Adit cuma sampai Mia di telpon sama teman Mia itu."Adit mengehela nafas dengan kengeyelan Mia. "Ya sudah! Sini HP lo!" ad

  • Kekasih Taruhan   Chapter 10

    "Lo gila ya Mia. Gue pikir lo itu pindah ke sini juga karena tahu Adit praktek di klinik dekat apartemen lo." ucap Cleo saat gadis itu memasuki apartemen Mia."Ya nggak lah! Gue nggak tahu dia di sana. Lagian nih ya, lo tahu kan mobil gue lagi di bengkel. Ya pas kondisi begini, gue nyarinya yang terdekat.""Tapi masa lo udah nggak mempan make obat warung?""Ck!" Mia berjalan menuju lemari TV nya. Ia mengambil sesuatu di sana dan memperlihatkannya pada Cleo. "Nih! Lo lihat kan? Dari semalam gue minum ini tapi nggak mempan. Udah takdir gue kali harus ketemu Adit hari ini." celetuk Mia di akhir kalimatnya.Cleo mencibir, "Itu sih mau-mau lo aja." Cleo berbaring di sofa panjang ruang TV. Ia melihat ke arah Mia. Gadis itu menyimpan sarapan yang tadi Adit berikan padanya."Lo beneran nggak mau makan tu bubur?" Tanya Cleo kaget.Mia dengan senyum lebarnya langsung menggeleng, "Nggak." jawabnya singkat."Ih! Jorok banget sih lo, Mia.""Biarin. Kan letaknya juga dalam freezer, jadi nggak akan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status