Home / Romansa / Kekasih Tuan Muda / Bab 14. Hamil Muda

Share

Bab 14. Hamil Muda

Author: reinsabiila
last update Last Updated: 2025-09-28 16:05:37

Bab 14. Hamil Muda

“Tuan tidak ke kantor?” tanya Yuna ketika melihat Kennan melangkah ke arahnya dalam balutan kasual. Celana santai selutut dengan polo shirt hitam.

Kennan nyengir, dia menggaruk belakang kepalanya. “Ada yang harus diurus di rumah.”

“Mengurus apa?”

Menjatuhkan tubuh di sebelah Yuna, Kennan menelusupkan lengan di pinggang perempuan itu dan menariknya mendekat agar merapat ke tubuhnya.

“Mau urus perempuan muda yang ngeyel buat minum susu kehamilan,” kisik Kennan disusul dengan kekehan pelan.

Yuna merona, dia memberengutkan bibir dan mencoba berkelit. “Saya sudah meminumnya.”

“Oh ya?” Kennan menaikkan sebelah alis, menatap segelas susu putih yang teronggok di meja kecil sebelah Yuna. “Lalu itu apa?”

Mengikuti arah pandang Kennan, Yuna tersenyum. “Itu susu buatan saya untuk Tuan.”

Menelan ludah. Kennan menggelengkan kepalanya. Dia paling tidak suka dengan susu, entah itu susu cokelat atau putih.

“Kenapa tidak mau, padahal susah payah saya membuatnya. Harus berebut dengan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kekasih Tuan Muda   Bab 23. Senja Itu

    Bab 23. Senja ItuWilona tengah berbaring di kamar Kennan, mendongak menatap langit-langit putih polos di atasnya. Kali ini, dia memasuki kamar Kennan dengan pandangan berbeda. Sekian tahun bersama Kennan, tak sekalipun Wilona merasakan kegelisahan teramat seperti saat ini.Memiringkan tubuh, Wilona membenamkan wajahnya di bantal Kennan. Menghidu sisa wangi laki-laki itu. Kenapa baru saat ini darahnya berdesir sekadar membaui wangi Kennan. Wilona semakin tidak paham dengan hatinya. Ada yang selalu mengganjal di sana, entah apa dan kenapa?Kennan adalah satu-satunya orang yang mau dekat dengannya. Yang selama belasan tahun ini tak pernah bosan untuk menemani dirinya.Dulu, keluarga Kennan baru pindah dari Jepang. Sebagai seseorang yang memiliki hubungan kerabat, meski jauh. Wilona memberanikan diri mendekat lebih dulu, menyapa Kennan yang usianya hanya berjarak beber

  • Kekasih Tuan Muda   Bab 22. Datang Terlambat

    Bab 22. Datang TerlambatKennan merapikan jasnya sembari melenggang keluar kamar dengan buncahan bahagia di dada. Semalaman dia tidur dengan memeluk Yuna. Bahkan sampai subuh tadi, rasanya Kennan enggan memindahkan lengannya dari perut Yuna. Di mana di dalamnya ada calon penerusnya.Tersenyum sendiri, Kennan persis seperti orang yang kurang waras. Di luar sedang hujan padahal, persis seperti kemarin pagi. Namun, hal itu tidak berdampak pada cerahnya hati Kennan saat ini.Berjalan ke dapur, Kennan mendapati Yuna membelakangi dirinya dengan celemek putih bunga-bunga. Perempuan itu sedang lincah-lincahnya, bergerak kanan kiri entah sedang apa.Menyungging senyuman jahil, Kennan meniupkan napasnya ke tengkuk Yuna. Hobi Yuna adalah menggulung rambutnya ke atas, dicepol rapi dengan terkadang dihiasi jepit rambut atau aksesori lain.Yuna bergidik pelan. Dia menoleh, menatap teduh wa

  • Kekasih Tuan Muda   Bab 21. Hujan Perasaan

    Bab 21. Hujan PerasaanKennan berdiri di depan ruang tamu dengan perasaan gelisah. Sesekali dia berjalan mondar-mandir dengan ponsel menempel di telinga. Di luar sedang hujan, meski tidak lebat namun rintiknya tak kunjung berhenti sejak beberapa jam lalu.Menyugar rambutnya dengan tangan kanan, Kennan memejamkan mata kala panggilan yang ia lakukan tidak mendapat jawaban.“Di mana dia?” gumam Kennan semakin gusar.Sudah pukul delapan malam, dan Yuna belum pulang. Dia sendiri baru saja menginjakkan kaki di rumahnya beberapa menit lalu setelah sesorean menghabiskan waktu di kantor. Yuna tidak pernah pergi sendiri, dan sekalinya keluar rumah, perempuan itu membuat Kennan kelimpungan.“Kenapa kamu tidak ikut dengannya?” tanya Kennan tajam, melihat Mini yang berdiri di belakangnya dengan kepala tertunduk.Ada amarah di dadanya juga kekecewaan dalam waktu bersama. Dia

  • Kekasih Tuan Muda   Bab 20.2 Andai Bisa

    Bab 20.2 Andai BisaYuna menilik jam di tangan kirinya, sudah pukul tujuh malam dan dia masih berada di halte tempat kursus masaknya.Dia memutuskan untuk belajar memasak, membuat kue lebih rincinya. Tadi sore, selepas Kennan berangkat ke kantor, Yuna izin untuk pergi.Pastinya melewati banyak kata penolakan dan alasan-alasan tak masuk akal Kennan, yang tidak membiarkan Yuna keluar rumah tanpa ditemani laki-laki itu. Yuna bosan di kantor Kennan, dan merasa hanya mengganggu laki-laki itu bekerja.Misalnya saja seharian ini, Kennan rela hanya bersantai-santai dan menghabiskan waktu di rumah demi menemani Yuna, dan baru ke kantor siang menjelang sore ketika Jefry berulang kali menghubungi.Yuna mengeratkan sweater-nya, hujan rintik terus mengguyur sesaat setelah dia keluar tempat kursus. Dia sudah mengirim pesan pada Kennan, memberi tahu laki-laki itu akan keberadaannya. Namun, sampai saat ini dia tak kunjung mendapat balasan.“Apa telpon saja, ya?” gumam Yuna bermonolog, sebelah tangann

  • Kekasih Tuan Muda   Bab 20.1 Andai Bisa

    Bab 20.1 Andai BisaYuna tersenyum hangat, sebelah tangannya terulur mengusap bahu Kennan lalu menggoyangkannya pelan.Hari sudah beranjak pagi namun Kennan tak kunjung menyibak selimut dan melakukan rutinitas paginya. Harusnya Kennan sudah berangkat ke kantor di jam itu, namun karena selepas subuh Kennan kembali rebah akhirnya malas menggelayuti.“Tuan, sudah jam tujuh. Tidak ke kantor?” tanya Yuna, tak kunjung menghentikan goyangan di bahu Kennan yang lebih mirip usapan lembut.Kennan melenguh. Di balik pejam matanya, dia menahan senyum di bibir. Ingin tetap tidur dan mengerjai Yuna yang sejak sepuluh menit lalu duduk di sisi ranjangnya.“Nanti terlambat ke kantor,” Yuna kembali berucap, sedikit berbinar menyadari Kennan yang menunjukkan tanda-tanda bangun.Selama ini Kennan tidak sulit dibangunkan. Kecuali memang lembur sampai dini hari. Tapi, kemarin malam, Kennan justru tidur awal sekali.“Kalau kamu membangunkanku seperti ini, yang ada aku semakin terlelap,” ucap Kennan, merubah

  • Kekasih Tuan Muda   Bab 19. Sepenuhnya Cinta

    Bab 19. Sepenuhnya CintaYuna menunduk, menatap langkah kakinya yang terasa berat. Ini adalah hari yang entah ke berapa bagi Yuna menginjakkan kaki di kantor Kennan. Lelaki itu yang memaksa agar Yuna ikut. Katanya, daripada di rumah sendiri, lebih baik ikut ke kantor biar banyak teman.Ayolah, bukannya terbalik, ya. Di rumah, Yuna bebas melakukan apa pun. Namun di kantor, Yuna hanya akan diam, tidur, menunggui dan memenuhi permintaan Kennan.“Jangan terlalu jauh,” tegur Kennan, menyadari jika langkah Yuna yang semakin tertinggal di belakang. Memang selalu seperti itu, Yuna yang tidak pernah mau untuk sejajar dengan Kennan.“Saya lebih suka di rumah,” lirih Yuna. Dia menengadah, menatap Kennan yang menaikkan sebelah alis.“Aku tidak suka bantahan.” tegas Kennan. Dan seperti itulah Kennan. Penyayang yang menyeramkan.Meringis tipis, Yuna melanjutkan langkah mendekati Kennan. Hingga langkahnya kini sejajar dengan laki-laki itu.Kennan menyeringai, membawa tangan Yuna untuk melingkar di l

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status