Share

Pertengkaran pertama

  "Sampai kapanpun lu nggak akan pernah bisa berubah!"

   "Youm! lu bukanTuhan, lu nggak bisa nentuin masa depan seseorang!"

   Mereka masih memperdebatkan segala yang menjadi bahasan di restoran tadi, meski dalam keadaaan mobil yang berjalan keduanya tidak henti mengungkapkan semua argumen yang ada di kepala masing-masing dan ego masing-masing.

   "Tapi orang tipe kaya lu nggak akan bisa berubah!"

   "Selalu ngerendahin orang lain! lu pikir. Lu sempurna!" lanjut Youmna dengan amarahnya.

   "Youm!" panggil Kai seakan ingin membela dirinya.

   "Orang lain bisa aja stres gara-gara omongan lu!" lagi Youmna melontarkan umpatan untuk Kai.

   "Tolong jangan ungkit masa lalu. Gua udah berubah, Youm!"

   "Bicara tanpa tindakan itu namanya penipuan!" tegas Youmna.

   "Gua nggak nipu lu! basing lu lah!" Kai menyerah dengan usahanya membela diri, pasrah dengan lontaran-lontaran Youmna yang buruk tentang dirinya. Telinganya sudah kebal untuk itu, toh dengan memperjelas dirinya sudah berubah pun wanita itu tidak akan pernah percaya pada ucapan Kai, dan yang Ia dapatkan hanyalah rasa lelah berbicara untuk menjelaskan dirinya.

   "Untuk rencana perjodohan itu. Batalkan!"

   Kai kaget bukan main, kakinya menginjak rem secara mendadak dan membuat keduanya terperanjat. Kepala Kai hampir mengenai stir mobil dan dengan sadar Ia langsung menatap wajah Youmna yang tertunduk dan terhalang oleh rambutnya.

   "Nyetir itu yang bener ngapa! Inget lu itu bawa anak gadis orang!" Youmna mengomel sambil membenarkan posisi duduk dan rambutnya.

   Bola mata Youmna tepat bertemu dengan kedua bola mata Kai yang sedang menatapnya dalam, Youmna terkejut dengan tatapan pria ini seperti ingin memangsa buruannya.

   Mati gua! Youmna membatin dalam, pikirannya kini kemana-mana. Tatapan pria itu semakin dalam dan membuat Youmna melongo kebingungan.

   "Youm! gua bisa aja lakukin apa yang lu nggak bisa. Jadi jangan macam-macam. Jangan sampai rasa sabar gua habis!"

   "Eh Kai, dimana-mana kalo orang baik mah nggak akan pernah berubah oleh keadaan. Jadi lu simpen aja sabar lu itu buat orang yang nggak kenal lu!"

   "Sama gua mah jadi aja diri sendiri. Nggak usah pura-pura sabar, nahan sabar. Nggak usah! percuma gua nggak akan percaya!"

   "Terserah lu! yang pasti gua nggak bakalan batalin!"

   "Gila lu ya! lu pikir pake otak. Bagaimana bisa nikah sama orang yang jelas-jelas nggak suka sama lu!"

   "Lu mau bales dendam dengan nyiksa gua jadi istri lu gitu!" lanjut Youmna masih dengan amarahnya.

   "Nggak ada niat gua bales dendam ke lu!"

   "Bodo! gua minta lu batalin perjodohan itu!"

   Youmna masih tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Kai bahwa Ia tidak akan membatalkan 'perjodohan' itu menjadikan suatu tanda tanya yang besar di kepala Youmna untuk apa dia melakukannya jika bukan untuk membalas dendam atas setiap perkataan kasar Youmna.

   "Bukan balas dendam, Youm. Lebih tepatnya balas budi," Kai kembali membuka suaranya dengan nada yang lembut dan melajukan kembali mobilnya.

   Mendengar perkataan Kai yang mengejutkan itu membuat Youmna mengarahkan wajahnya untuk menatap Kai yang sedang menyetir dengan santai.

   "Kamu alasan aku berubah," ucap Kai lembut dan balas menatap Youmna.

   "Aduh, fakboi beraksi!" keluh Youmna dengan suara yang keras agar Kai mendengar dengan jelas.

   "Gimana cara biar kamu percaya?" Kai fokus menatap jalan didepannya.

   Youmna hanya diam tanpa reaksi, pikirnya bagaimana pun Kai saat ini membuktikan atau mencoba menyakinkan Ia tetap tidak akan pernah percaya.

   "Batalin perjodohan!" Youmna menatap kembali jalanan lewat kaca jendela yang ada disampingnya.

   "Yakin?"

   Kai memberi tanya dengan nada yang bercampur antara sedih, kesal dan terselip pergolakan batin antara hati dan pikiran. Hatinya berkata bahwa bagaimanapun juga Ia tidak akan pernah ingin membatalkan perjodohan itu dan pikiran mencari cara bagaimana bisa bertahan dengan seseorang yang memang tidak ingin bersama.

   "Yakin!" jawab Youmna penuh optimisme.

   "Jangan nyesel ya, karena aku bisa lakukin apa yang nggak bisa kamu lakuin!" Kai menatap Youmna dengan senyuman liciknya.

   "Basing lu. Gua nggak peduli!"

   Youmna tidak menatap wajah Kai meski Kai menatap wajah Youmna, Youmna masih sibuk dengan pekerjaannya menatap jalanan dari kaca jendela mobil. Ia benar-benar tidak peduli dengan ancaman yang diberikan oleh Kai, Ia tidak peduli dengan semua ucapan Kai.

   Kai kembali fokus pada kemudinya, tidak ingin menganggu Youmna dengan pikirannya. Bagaimanapun juga Kai tidak bisa memaksa meski Ia ingin dan berniat tulus, menurutnya cinta tidak bisa memaksa dan terpaksa.

   "Lu pikir cewek itu prasmanan. Bisa diambil semua!" umpat Youmna kesal.

   "Ketauan ya suka ngepoin orang!"

   Hemm... Youmna membuang nafasnya dengan kasar hingga terdengar seperti rasa kekesalan Youmna pada Kai. Kai yang mengetahui itu hanya bisa tersenyum kecil melihat tingkah Youmna yang jarang sekali Ia lihat waktu sekolah dulu.

   Terkenal playboy dari zaman SMP membuat siapa saja menganggap bahwa Kai memang benar-benar buaya dan kenyataan yang dikatakan Youmna bahwa Kai menganggap bahwa wanita itu sebagai prasmanan benar adanya karena setiap wanita yang menarik matanya pasti akan Ia dekati dan kencani tidak peduli sikap serta sifat wanita itu bagaimana.

   Wajar jika seorang Youmna mengetahui itu sebab peran utama dalam film jendelanya adalah Kai, Ia tahu dari tontonan setiap hari dan juga gosip sekolah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status