Share

Tamu tak diundang

Penulis: Im Novia
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-23 06:51:07

  "Dia baik dek, kamu nggak akan nyesel. Ayah yakin sama dia begitu juga Abang," jelas Yardan dengan senyuman.

   "Tapi..."

   "Tapi kok dia batalkan investasi dan hancurkan impian Abang?" lanjut Youmna.

   "Mau ya dek, nikah sama Kai. please!" Yardan memohon.

   "Youngie nggak mau nikah sama orang yang udah hancurkan impian Abang!"

   Mendengar perkataan tersebut terucap dari lidah Youmna, Yardan tertawa terbahak-bahak membuat Youmna tak mengerti akan tingkah Yardan saat ini.

   "Kok malah ketawa?" tanya Youmna datar.

   "Kenapa? ada apa sama Kai, Abang yakin alasan kamu bukan itu!" kini Yardan berbicara lebih serius.

   Youmna terdiam karena Ia tahu menjawab hal yang sebenarnya hanya akan mengingat kan kejadian dimasa lalu dan menjawab dengan dusta pasti akan tercium oleh Yardan.

   "Hemm, yaudahlah Abang juga bukan dukun. Tapi yang Abang bisa pastikan bahwa Ia orang baik dan nggak akan pernah ngecewain kamu." yakin Yardan.

   "Gimana Abang bisa seyakin itu, sedangkan dia dengan tega hancurkan mimpi Abang!" tegas Youmna.

   Yardan memegang pipi sebelah kiri Youmna dan menatapnya dalam dengan tersenyum, "Dia nggak hancurkan mimpi Abang." Yardan bangkit dan pergi dari kamar Youmna.

   "Apa maksud Abang?" teriak Youmna kepada Yardan yang telah meninggalkannya sendiri.

Dasar!

Punya Abang satu tapi penuh misteri, banyak sekali teka-teki yang harus Youmna pecahkan sendirian, dia benar-benar tidak mengerti apa arti dari perkataan Yardan tadi.

Lelah, tentu saja!

Memikirkan hal diluar kendali.

***

   Dengan rambut acak-acakan Youmna terbangun dari tidurnya, menguap dan meregangkan otot-ototnya dengan mengangkat kedua tangan.

   Meminum segelas air putih yang sudah didiamkannya semalaman diatas nakas, matanya melirik arah jarum jam menunjukkan pukul enam pagi, hari ini Ia tidak bangun subuh untuk sholat subuh karena sedang datang tamu bulanan, sehingga bangun siang adalah andalannya.

   Pagi yang selalu menjadi aktifitas rutinnya, berdiri didepan jendela. Dengan mata yang masih terkatup Ia mencari sinar mentari, berusaha membuka mata untuk melihat sunrise dari lantai dua rumahnya.

   Tapi sayang hari ini pagi terlalu sejuk hingga mentari pun enggan mengusik, langit juga berwarna abu-abu menandakan akan turun hujan. Hanya terjangan angin mampu menerbangkan helaian rambut yang dapat Youmna rasakan dan nikmat saat ini.

   Titt ... Titt ... Titt ...

  Suara klakson mobil berbunyi, rodanya terdengar seperti memasuki pekarangan rumahnya.

   "Siapa sih, pagi-pagi berisik banget," komentar Youmna untuk mobil yang terus-menerus membunyikan klaksonnya.

   "Rumah dipinggir jalan tapi nggak seberisik ini juga kali!" umpat Youmna kesal pada pengendara tersebut, matanya berusaha mencari asal kebisingan itu melalui balkon kamarnya.

  Berdiri dengan kedua tangan yang memegang pagar balkonnya, dengan mata yang masih menyisakan kantuk dan angin yang menyapu wajahnya.

   Ia melihat sosok yang tengah berdiri di pekarangan rumahnya, tepat dibawah pohon depan kamar Youmna. Sosok itu menatap Youmna dengan senyum lucu seperti ingin tertawa.

   Mata Youmna memfokuskan ke objek yang terlihat kecil tersebut, berkali-kali Ia memerem-melekkan matanya hingga terlihat jelas wajahnya di penglihatan Youmna.

   "Kai?" kaget Youmna dengan wajah yang mengekspresikan pikiran dan isi hatinya yang heran mengapa pagi-pagi pria itu berada di rumahnya.

   Kai menatap Youmna dengan tawa, sambil mengisyaratkan bahwa 'kamu bau, kusut, belum mandi' atau 'kamu seperti singa' atau bisa jadi 'kamu jelek'.

   Tanpa instruksi Youmna membawa tubuhnya untuk masuk ke dalam kamar dengan wajah kesal, tidak terima atas ejekan yang diperlihatkan Kai melalui bahasa tubuhnya.

   "Ngapain sih dasar cowok prasmanan!" umpat Youmna sambil menutup jendela kamarnya yang besar dan terhalang hordeng.

   Youmna mengintip lagi dari balik hordeng, mencari tubuh Kami untuk memastika pria itu masih ada dihalaman atau sudah masuk kedalam.

   "Yang benar saja. Sepagi ini?" ucap Youmna masih tidak habis pikir dengan kejadian pagi ini.

   Teka-teki yang semalam Yardan berikan saja Youmna belum mampu menebaknya dan pagi ini saat tubuhnya baru saja terbangun harus dihadapkan dengan teka-teki baru, ya ampun!

   Kenapa setiap tanya datang bertubi-tubi tanpa tahu jawaban terdahulu?

   Youmna kembali mengacak-acak rambutnya, dia frustasi!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kekasih dari masa lalu   Satu shaf dibelakang Kai

    Dengan rambut yang masih acak-acakan Youmna terbangun dari tidurnya dan langsung menuju keluar kamarnya untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah di mushola yang ada di dalam rumahnya. Dengan biasa Youmna akan memakai kamar mandi yang ada dibawah agar lebih mudah dan lebih simpel untuknya seperti hari-hari biasa yang rutin dia lakukan. Selesai memakai kamar mandi dan wudhu Youmna memakai mukena untuk menunggu Yardan dan Bagas, sementara Yanti telah bersama Youmna untuk menunggu mereka juga. Yanti menunggu sambil memegangi tasbih berdzikir sedangkan Youmna memilih untuk membaca Mushaf, dan tak selang beberapa lama yang di tunggu akhirnya datang; Yardan. "Kamu disini Kai?" Ucapan Yanti yang memecah fokus Youmna yang sedang membaca Mushaf dan melirik ke arah Yardan yang berdiri bersama dengan Kai. "Iya Tan," senyum Kai. Youmna menyudah

  • Kekasih dari masa lalu   Kisah lama

    "Dari mana lu bro?" tanya Yardan pada Kai, yang kini memasuki kamarnya. "Habis reunian," jawab Kai, tanpa meminta izin Kai langsung menjatuhkan tubuhnya ke kasur milik Yardan. Ia memijat kening dengan perlahan untuk menghilangkan pusing yang sedari tadi dia alami. "Berarti tadi ketemu Youmna?" "Iya," jawab Kai dengan singkat dan nada berat, Yardan menutup pintunya dan mendekati Kai, memposisikan tubuhnya sama dengan tubuh Kai saat ini; berbaring. Malam ini Kai berniat untuk menginap dirumah Yardan, sekarang mereka berada diranjang yang sama keduanya tidur terlentang menatap atap langit seraya menghayal. "Kai, kenapa sih Youmna sama lu. Pusing gua?" tanya Yardan blak-blakan. "Ada hal yang nggak dia suka dari gua, dimasa lalu," Yardan melirik Yardan sebentar dan menatap atap langit lagi. "Apa itu?" "Dan apa lu bena

  • Kekasih dari masa lalu   Berusaha mengabaikan masa depan sendiri

    Kai sengaja mengantar Gisela tepat di depan Youmna, bukan untuk membuat dia sakit hati namun, agar dia tahu. Dibalik pengetahuan Youmna Kai memiliki suatu rencana yang tidak dia tahu. Kai sadar betapa sakit hati Youmna dihina dihadapan banyak orang namun, dia memiliki sebuah rencana balas dendam yang elegan. "Gimana kerjaan lu?" tanya Kai memulai pembicaraan. "Baik." "Gua denger bos gua temen akrab lu ya?" lanjut Gisela dengan tanya. "Iya, akrab banget malah," ucap Kai dengan santai, Gisela menatap Kai dengan kagum dalam batinnya saat masih menyetir pun Kai masih terlihat tampan. Kai tahu tatapan Gisela, bertahun-tahun mengenal Gisela Ia tahu apa arti tatapan itu. Terlebih sudah beberapa kali Gisela mengungkapkan perasaan pada Kai namun, Kai tidak pernah menggubrisnya. D

  • Kekasih dari masa lalu   Berusaha menyembunyikan sesuatu

    "Sel. Pulang bareng yuk!" Kai menawarkan diri untuk mengantar Gisela pulang karena wanita itu tidak ada yang menjemput dan mengharuskannya memakai jasa antar jemput online. "Ayuk, dari pada lu naik jasa online. Mending sama gua udah kenal!" Kai berbicara tepat disaat Yunsri dan Youmna ingin menaiki kendaraan mereka, Youmna mendengar dengan jelas. Kan, dasar cowok nggak tau malu! bisa-bisanya dia jalan sama cewek yang udah hina gua! sebenarnya mau lu itu apa sih Kai? Youmna berkali-kali membatin, Ia tidak tahan akan setiap tingkah diam Kai yang menyebalkan, tingkah yang seolah membela penghujat, sadar Youm. Mereka itu satu Genk jadi kemungkinan kecil akan dibela! tidak mungkin kan Ia menghianati kawan satu Genk-nya dahulu. "Sabar Youngieku." Yunsri berucap dan memberikan kecupan dari jauh untuk Youmna. "Apaan sih!" &n

  • Kekasih dari masa lalu   Berusaha menyembunyikan sesuatu

    "Sel. Pulang bareng yuk!" Kai menawarkan diri untuk mengantar Gisela pulang karena wanita itu tidak ada yang menjemput dan mengharuskannya memakai jasa antar jemput online. "Ayuk, dari pada lu naik jasa online. Mending sama gua udah kenal!" Kai berbicara tepat disaat Yunsri dan Youmna ingin menaiki kendaraan mereka, Youmna mendengar dengan jelas. Kan, dasar cowok nggak tau malu! bisa-bisanya dia jalan sama cewek yang udah hina gua! sebenarnya mau lu itu apa sih Kai? Youmna berkali-kali membatin, Ia tidak tahan akan setiap tingkah diam Kai yang menyebalkan, tingkah yang seolah membela penghujat, sadar Youm. Mereka itu satu Genk jadi kemungkinan kecil akan dibela! tidak mungkin kan Ia menghianati kawan satu Genk-nya dahulu. "Sabar Youngieku." Yunsri berucap dan memberikan kecupan dari jauh untuk Youmna. "Apaan sih!" "Lag

  • Kekasih dari masa lalu   Reuni Teman Sekolah

    "Woy, siapa nih yang datang?" celetuk Ella, wanita yang dahulu adalah siswi paling cantik dan populer di SMP termasuk satu Genk Kai dahulu. "Yunsri, sama siapa lu?" tanya Devanya wanita populer karena sempat menjadi pacar Kai sewaktu SMP, Ia juga satu Genk dan sahabat baik Ella. "Coba tebak?" ucap Yunsri dengan nyaring dan mengambil tempat duduk bersama dengan Youmna disampingnya. Youmna hanya tertunduk, karena senyumnya di awal kedatangan tadi tak dihiraukan oleh wanita-wanita populer di masanya itu. Kenapa Yunsri bisa seakrab ini? pikir Youmna yang Ia urungkan tanyanya untuk nanti. "Ini Youmna," ucap Yunsri dengan senyumannya. "Wihh, cowok terhits datang guys!" sorak beberapa pria dan wanita yang ada disini ketika tiga pria masuk ke dalam ruangan. Youmna tidak peduli siapa yang datang, sebab Ia tahu yang mereka sebut terhits, terg

  • Kekasih dari masa lalu   Kyo Caffe seperti punya sendiri

    Youmna masih menatap papan yang terpajang di Caffe ini, sebuah papan besar yang bertuliskan menu-menu. Setiap menu yang tersedia di Caffe ini sebagian besar adalah makanan dan minuman kesukaannya. Enaknya lagi makanan disini disediakan untuk semua karyawan secara gratis, wah Youmna pun ingin merasakan jadi karyawan di Kyo Coffe. Dengan tema Caffe yang klasik dan alami juga konsep yang diusung sesuai yaitu coffe, serta wangi coffe untuk parfum ruangan ini membuat Youmna betah rasanya bila berlama-lama, mungkin juga bukan hanya Ia tapi orang lain. Ruangan ini berlantai tiga, jadi cukup menampung lebih dari lima ratus karyawan bila di bagi tiga shift; shift pagi, siang dan malam. Karyawan yang cukup banyak untuk perusahaan rintisan. Yunsri kembali, berjalan perlahan sambil mendekati seorang pria berpakaian rapi memakai jas, celana dasar dan sepatu hitam pantopel yang sedang duduk tenang dengan laptop berwarna putih dihadapa

  • Kekasih dari masa lalu   Youmna yang tidak tahu apa-apa

    "Ini kan area pekerja. Kalo didepan, khususnya di masjid terbuka untuk umum. Kenapa, soalnya bosku itu mikir disini di pinggir jalan otomatis pasti kalo udah waktunya sholat banyak para pengendara yang mau sholat sedangkan disini nggak ada masjid palingan ada di dalam sini dan nggak ada pengendara yang tau. Jadi masjid di depan itu dibukanya buat umum, bahkan warga juga pakai itu," jelas Yunsri dengan rinci. "Bosmu bagus ya," ucap Youmna sedikit menghela nafasnya, yang ada dipikiran masih ada juga orang kaya yang baik hatinya dan sahabatnya ini beruntung sekali mendapatkan bos seperti itu. "Nanti aku kenalin bos aku ya," Youmna melemparkan senyuman dan berkata, "Bos mu pasti udah banyak pengalaman ya, pasti usianya udah kepala empat kalo nggak lima?" tebak Youmna menyuarakan kepada Yunsri. "Dia seumuran kita." Yunsri tersenyum melihat ekspresi wajah Youmna saat ini, rasa ingin tertawa melihat aksi tidak percaya Youmna

  • Kekasih dari masa lalu   Bertemu sahabat

    Kyo Coffe, 12.30 Youmna telah berada disini sekitar tiga puluh menit yang lalu, selesai sholat dzuhur di masjid terdekat (Masjid milik perusahaan Kyo Coffe). Ia sedang menunggu sahabatnya itu di halaman depan masjid, duduk sendiri. Mereka saling rindu karena telah lama tidak pernah bertemu, mereka juga telah menentukan jadwal hari ini untuk bertemu tapi telah lewat jam yang dijanjikan sahabatnya ini tidak juga muncul. "Mbak nunggu siapa?" tanya satpam yang sejak tadi memperhatikan Youmna dari kejauhan. "Nunggu teman saya pak," jelas Youmna. "Oh, temannya kerja disini?" "Iya pak. Hemm, ngomong-ngomong ini masjid untuk umum kan pak bukan hanya untuk karyawan?" "Iya mbak, ini masjid untuk karyawan dan siapa saja masyarakat yang mau sholat disini dipersilakan," jelas satpam ini yang membuat Youmna puas dengan jawabannya.&n

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status