Satu bulan kemudian kedekatan Citra dan Kevin semakin sering terjadi, Kevin dan Citra sudah sering bertemu, makan bersama hingga Kevin sering mengantar jemput Citra.
Benih-benih cinta pun mulai tumbuh di antara ke duanya, namun sepertinya Kevin belum mau mengutarakan isi hatinya itu.
Seperti sore ini Citra sedang berdiri di halaman depan kantornya, rupanya ia sedang menunggu kedatangan Kevin.
"Mau pulang bareng Cit?"tanya Regan yang menghampiri Citra, Citra pun langsung menoleh ke arah belakang dan mendapati Regan sedang berada di sana."Makasih Re, tapi gue di jemput. Lain kali aja ya?"
ucap Citra dengan hati-hati."Oh gitu, oke deh! Gue duluan ya?"
"Oke, hati-hati Re!"
Regan pun hanya terdiam kemudian ia berjalan menuju parkiran kantor, ia segera memasuki mobil hitamnya dan berjalan meninggalkan Citra.
Selepas Regan pergi, mobil berwarna putih itu pun muncul."Hi, sudah lama menunggu ya?"
tanya KeviRegan berjalan menuruni anak tangga dengan perlahan-lahan, pria itu berjalan menuju ruang makan di mana sudah ada Tiara dan Nita di sana."Pagi semua!" sapa Regan kemudian menarik kursi dan duduk di hadapan Tiara."Pagi kak!""Pagi sayang, gimana tidurnya enak?" tanya Nita."Enak ma, oh ya papa berangkat lagi ya?""Iya, maklum deh sekarang kerjaannya banyak banget! Kita doakan agar papa sehat-sehat ya!" ujar Nita menjelaskan."Amin!" jawab Tiara dan Regan serentak, mereka pun langsung memulai sarapan pagi mereka.Regan mengambil selembar roti kemudian mengoleskan selai kacang di atasnya, kemudian ia langsung memakannya."Regan, kamu nanti bisa kan antar jemput Tiara? Mama mau ada perlu ke rumah tante Viona."ujar Nita memandang ke arah Regan."Bisa ma, nanti pas jam makan siang Regan bisa jemput Tiara dulu!" sahutnya lagi."Jalan-jalan dulu ya kak?"celoteh Tiara."Enak aja, langsung pulang dong! Ka
Sesuai dengan janjinya dengan Citra, sore ini Regan akan mengantarkan Citra untuk pulang."Re, maaf nunggu lama ya? Tadi isi absen pulang dulu!"ucap Citra yang baru saja tiba di parkiran, Regan yang sedang bersandar di samping mobilnya langsung menoleh ke arah Citra."Santai aja Cit, ya udah ayo masuk kita pulang."ajak Regan, membuat gadis itu pun mengangguk dan masuk ke dalam mobil berwarna hitam itu.Citra tampak terlihat senang bisa bersama dengan Regan lagi, walau sikap Regan sedikit berubah menurutnya. Namun, Citra tau dalam hatinya Regan tak bermaksud seperti itu."Udah lama ya kita gak ngobrol santai lagi Re?"ujar Citra memecah keheningan antara ia dan juga Regan."Hmm.. iya Cit, sorry ya kalau akhir-akhir ini gue jarang perhatiin lo. Kerjaan yang dikasih ke gue banyak banget, dan gue juga harus bisa bertanggung jawab.""Iya gak apa-apa Re, gue ngerti kok. Gue cuma senang aja walau gue gak bisa balas perasaan l
Sinar mentari pagi pun mulai menyeruak masuk, menyinari kamar seorang gadis yang masih terlelap tidur.Citra membuka matanya perlahan-lahan, hari minggu ini akan ia gunakan untuk berolahraga dan juga bersantai."Hooaaammm... Udah pagi ternyata."gumam Citra sambil duduk dan meregangkan otot-otot tubuhnya, setelah itu ia pun segera bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.15 menit kemudian, Citra sudah berganti pakaian. Pagi ini ia ingin berkeliling komplek, menikmati pagi yang indah ditemani suara burung-burung yang berkicauan."Bu, ayah mana?"tanya Citra sambil berjalan menghampiri Sekar yang sedang menonton televisi."Ayah lagi mandi, ada apa? Kamu udah rapi mau kemana?"tanya Sekar menatap ke arah anak gadisnya itu."Oh gitu, Citra mau jalan-jalan keliling komplek. Boleh ya bu?""Hmm.. boleh, tapi pulangnya jangan siang-siang ya?""Asik! Siap bu, Citra jalan dulu ya. Assalamualaikum
Beberapa bulan kemudian kedekatan antara Citra dan juga Kevin semakin sering terjadi, beberapa kali mereka makan siang bersama, menonton film, bahkan berjalan-jalan.Seperti siang ini, Kevin dan Citra sedang menikmati makan siang bersama."Mau tambah lagi?"tanya Kevin memandang ke arah Citra, gadis itu langsung menggelengkan kepalanya."Enggak! Udah cukup kok, aku udah kenyang."sahutnya sambil menatap ke arah Citra."Apa nanti pulang kerja mau saya jemput juga?""Emangnya kamu gak ada jadwal di rumah sakit?"tanya Citra."Ada sih, tapi malam jadi saya bisa antar kamu pulang dulu.""Emm.. kayaknya kamu gak perlu antar aku pulang hari ini."balas Citra lagi membuat Kevin menatap heran ke arahnya."Memangnya kenapa?""Aku gak mau kamu menomor dua kan pekerjaan kamu, karna pekerjaan kamu ini adalah pekerjaan yang mulia. Di mana jasa kamu itu sangat dibutuhkan orang-orang, jadi kamu tetap stay di rumah sak
Danu tak tau harus berkata apa dengan anak dan istrinya itu, jika Danu berbicara jujur pasti mereka akan terluka."Om? Om kenapa? Citra gak apa-apa kan?"tanya Regan yang menunggu Danu di luar ruang UGD."Kenapa kamu di luar? Kenapa gak menjaga Citra di dalam?"tanya Danu menatap ke arah Regan."Tadi saya lihat Citra tertidur, makanya saya tunggu dia di luar aja om."Danu berjalan menuju kursi tunggu, pikirannya sekarang menjadi kacau. Hal itu membuat Regan bingung, berkali-kali pria itu mendesak Danu agar bercerita padanya."Om kenapa? Ada masalah apa?""Entahlah om bingung.""Tolong cerita sama saya om, apa ini menyangkut Citra?""Iya."jawab Danu mengangguk."Citra kenapa om? Dia baik-baik aja kan?"tanya Regan pada Danu, dan akhirnya pria itu pun menceritakan apa yang dokter katakan padanya."Tapi kamu harus janji sama om, kamu gak akan menceritakan hal ini pada Citra."kata Danu denga
Kevin berjalan menuju ruangan dokter Frans, pria itu harus memastikan bahwa Citra tak benar-benar mengidap penyakit itu."Dokter Frans!"panggil Kevin dari luar, pria itu pun menjawab dan langsung menyuruh Kevin untuk masuk."Iya, silahkan masuk!"jawabnya, kemudian Kevin pun segera masuk dan berdiri di dekat Frans yang sedang membaca beberapa laporan."Ada apa dokter Kevin? Sepertinya anda terlihat gelisah?""Saya mau bertanya dok, apa benar ada pasien yang bernama Citra dan terdiagnosa Leukimia?"tanya Kevin memandang serius ke arah Frans."Ya, benar! Saya baru saja membaca hasil laporan lengkapnya. Ini dia."kata Frans sambil memberikan beberapa lembar hasil pemeriksaan atas nama Citra, dengan penasaran Kevin segera mengambilnya ia membaca hasil itu dengan teliti.Semua yang ia lihat itu seperti mimpi, dari hasil yang tertulis benar adanya jika Citra mengidap Leukimia."Jadi ini benar?""Saya harap se
Regan terus memikirkan kondisi Citra, biar bagaimana pun Regan mencintai Citra ia sangat menyayangi Citra dan tak ingin ada sesuatu hal terjadi pada gadis itu."Gue selalu doain lo Cit, agar lo bisa kuat lewati semua ini. Gue percaya lo itu wanita yang kuat."batin Regan bermonolog, Regina yang melihat Regan hanya melamun sejak pagi pun menghampiri pria itu."Regan?""Eh, iya mba? Ada apa?""Kamu kenapa? Saya perhatiin kok melamun dari awal dateng, kamu sakit Re?"tanya Regina memandang ke arah Regan."Enggak kok mba, saya gak apa-apa.""Benar? Kalau ada sesuatu cerita sama mba ya?""Iya mba siap deh!""Ya udah kamu fokus bekerja ya, kalau butuh apa-apa kabari mba."Regan pun tersenyum kemudian ia mengangguk, Regina pun kembali ke tempat duduknya.Sepertinya semua orang diruangan ini belum mengetahui tentang penyakit Citra, tapi biarlah mereka tak tau jadi mereka tak akan memandang iba pada Citra.
Setelah puas menemani Citra, Regan pun segera berpamitan padanya dan juga pada Sekar."Cit, gue balik ke kantor dulu. Lo istirahat aja nanti sore gue ke sini lagi.""Iya Re, makasih ya udah mau jengukin. Tapi lo langsung pulang aja, kerjaan lo kan banyak nanti lo sakit kalau harus bolak - balik ke sini."kata Citra memberitahu."Santai aja Cit, gue pamit dulu."Regan pun berdiri dari duduknya, ia menghampiri Sekar yang sedang menonton video di ponselnya."Tante, Regan pamit dulu ya maaf gak bisa temani lama-lama.""Iya nak, gak apa-apa. Kamu fokus bekerja aja ya? Jangan pikirkan Citra terus-terusan, kamu juga harus perhatikan kondisi kesehatan kamu."jawab Sekar."Iya tante, tante tenang aja."Setelah berpamitan Regan pun segera pergi dari ruangan itu, Sekar berjalan mendekati Citra yang sedang melihat bucket bunga ditangannya."Dilihatin terus!"goda Sekar sambil tersenyum."Ah ibu.. bunga nya cantik