"Apa kamu sudah merasa baikkan?"
tanya Kevin sambil menyetir mobilnya itu."Iya, makasih ya."
jawab Citra tersenyum memandang ke arah Kevin."Sama-sama, kamu kerja di mana?"
"Aku kerja di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang property."
jawab Citra."Bagus juga!"
sahut Kevin sambil mengangguk."Kamu sendiri, sudah lama jadi dokter?"
"Hemm.. lumayan."
"Keren, semuda ini kamu udah jadi dokter."
"Awalnya saya juga gak kepikiran mau jadi dokter, tapi semenjak ibu saya sakit saya memutuskan untuk kuliah kedokteran."
"Lalu?"
tanya Citra yang mulai tertarik dengan cerita Kevin."Dulu saya bertekad saya harus jadi dokter, saya harus bisa sembuhin ibu saya.
Tapi nyata nya saya harus ikhlas ibu saya pergi karna penyakitnya.""Maaf! Aku jadi buka luka lama kamu."
"Gak apa, saya sudah ikhlas dengan semua ini.
Sekarang tujuan saya hanya ingin membantu orang-orang yang sedaCitra duduk di kursinya, sejak pagi tadi ia sudah merasa tubuhnya tak enak."Cit, kamu kenapa?"tanya Regina menghampiri Citra."Gak apa-apa mba, cuma sedikit gak enak badan aja."balas Citra."Harusnya kamu izin aja Cit, masalah kerjaan kan bisa di kerjakan nanti."jawab Regina memberitahu."Gak apa-apa mba, Citra baik-baik aja kok."jawabnya lagi sambil tersenyum, Regina pun berniat kembali menuju tempat duduknya itu."Ya udah, kalau ada apa-apa bilang sama mba ya Cit?""Siap mba! Makasih ya!"Regina pun hanya menggangguk, wanita itu berjalan kembali menuju meja kerja nya.Sedangkan Citra kini kembali mengerjakan pekerjaannya itu, tak lama ponselnya pun bergetar menandakan ada pesan singkat yang ia terima.Drrttt...[Regan : Hai, Cit. Apa kabar? Maaf baru kasih kabar, di sini sibuk banget!"Citra tersenyum membaca pesan yang di kirimkan oleh Regan, sejak kepergian pria itu menuju Solo ba
Citra membuka matanya secara perlahan-lahan, di lihatnya lah ruangan bernuansa putih ini. Ia bisa melihat Sekar yang sedang menangis di sampingnya.Ia juga melihat ada Dewi dan juga Kevin di sisinya."Ibu?""Ya sayang, ini Ibu, kamu baik-baik aja kan nak?"tanya Sekar sambil mengusap lembut ujung kepala anaknya itu."Citra gak apa-apa kok bu, maaf sudah buat ibu cemas ya?"jawab Citra merasa bersalah."Kalau kamu capek jangan di paksakan terus ya sayang, ibu gak mau kamu sampe kenapa-kenapa!""Iya, maaf bu. Citra terlalu lalai sama kondisi kesehatan Citra sendiri, Citra janji gak akan ulangi ini lagi."jawabnya sambil memegang tangan Sekar, berusaha menenangkan wanita itu."Syukurlah lo udah sadar Cit, gue panik banget tadi! Untungnya ada Kevin yang nolongin."cerita Dewi pada Citra."Makasih ya Wi, makasih juga pak Dokter Kevin yang udah mau nolong Citra."balas Citra memandang secara bergantian ke arah
Citra tampak terkejut melihat kedatangan Regan, antara senang dan juga merasa takut.Ia takut jika Regan merasa sakit hati melihat Citra dengan Kevin."Makasih ya nak Kevin, sudah temani Citra. Maafkan tante jadi merepotkan."ujar Sekar yang sudah berdiri di samping tempat tidur Citra bersama Regan di sebelahnya."Gak masalah kok tante.""Oh iya, Kevin.. kenalin ini Regan, teman kerja Citra di kantornya. Regan, ini Kevin yang merawat Citra di sini."jelas Sekar, membuat Kevin pun tersenyum dan memperkenalkan dirinya pada Regan."Saya Kevin!""Ya! Saya Regan!""Lo udah pulang Re? Kenapa gak kasih kabar sih?"ujar Citra memulai obrolannya, ia menatap ke arah pria yang ada di sampingnya itu."Iya tadi pagi gue udah sampe di kantor, cuma kata yang lain lo sakit. Lo sakit apa?"tanya Regan lagi."Gak apa-apa, cuma kecapean aja!"sahut Citra."Lo sih bandel kalau di bilangin, oh iya gue bawa ini b
Sejak bangun dari tidurnya Citra mencoba menghubungi Regan, namun tak ada jawaban dari pria itu.Ia ingin berbicara dengan Regan, ia juga tau pasti Regan kecewa melihat ada laki-laki lain yang dekat dengan dirinya."Regan kemana sih? Kok chat sama telfon gue gak di respon?"gumam Citra sambil memainkan ponselnya itu, ia tak bermaksud membuat Regan kecewa."Gue sayang sama lo Re, tapi bukan sebagai seorang pacar! Gue udah anggap lo seperti kakak gue sendiri. Dan gue harap lo bisa ngertiin bahwa rasa cinta itu gak bisa di paksakan."Citra menaruh kembali ponselnya, ia hanya berharap Regan mau menemuinya kembali dan ia akan menjelaskan semuanya."Citra, sarapan dulu ya?"ujar Sekar sambil menghampiri anak gadisnya itu."Hmm.. iya bu."jawabnya, tersenyum ke arah Sekar."Bu, Citra pengen pulang!""Lho? Kan kamu masih sakit sayang, nanti kalau kamu sudah sembuh baru kita pulang ya?"jawab Sekar menatap ke ara
Hari ini saat jam makan siang Regan berniat ingin menyempatkan dirinya untuk menjenguk Citra kembali, walau sudah merasa di kecewakan namun rasa sayang Regan terhadap Citra mengalahkan segalanya.Pria itu berjalan sambil memegangi bunga, ia tak sabar ingin bertemu dan menghabiskan waktu bersama Citra."Apa aku boleh pulang?""Tetaplah di sini!""Aku bosan! Tolonglah pak dokter ku, aku ingin pulang dan bekerja kembali!""Baiklah, akan aku pikirkan dulu."Regan berdiri di depan pintu, ia mendengarkan percakapan antara Citra dan juga Kevin.Ia tersenyum sinis, langkah kakinya ia mundurkan 1 langkah."Gue berharap bisa ngobrol berdua sama lo Cit, tapi ternyata sekarang lo udah bahagia sama laki-laki lain."batin Regan bermonolog, ia berjalan meninggalkan tempat itu tak lupa Regan membuang bunga yang ada di tangannya.Sejujurnya Regan begitu mencintai Citra, apapun akan ia lakukan demi Citra.Tapi jika Citra tak
Hari ini Citra sudah bisa beraktifitas kembali seperti semula.Gadis itu berjalan menuju ruangannya, di sana sudah ada Bayu dan juga Dewi yang sedang menikmati sarapannya itu."Eh Citra! Udah sehat?"tanya Bayu."Citra? Ya ampun gue seneng lo udah bisa masuk kerja lagi."balas Dewi."Iya udah kok! Gue juga seneng bisa masuk kerja lagi."sahut Citra kemudian duduk kursinya itu."Syukurlah, maaf ya kita belum sempat jengukin lo. Baru rencana hari ini mau jenguk lo eh udah masuk duluan."ujar Dewi memberitahu."Ah santai aja Wi, gue keluar dulu ya mau beli minum.""Oke, Cit."Citra bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan ruangannya, dalam perjalanan menuju kantin ia bisa melihat Regan yang baru saja tiba."Regan!"panggil Citra membuat pria itu menoleh ke arahnya, Citra pun langsung berjalan menghampiri Regan."Re, gue mau ngomong sama lo.""Ngomong apa?"tanya Regan.
Satu bulan kemudian kedekatan Citra dan Kevin semakin sering terjadi, Kevin dan Citra sudah sering bertemu, makan bersama hingga Kevin sering mengantar jemput Citra.Benih-benih cinta pun mulai tumbuh di antara ke duanya, namun sepertinya Kevin belum mau mengutarakan isi hatinya itu.Seperti sore ini Citra sedang berdiri di halaman depan kantornya, rupanya ia sedang menunggu kedatangan Kevin."Mau pulang bareng Cit?"tanya Regan yang menghampiri Citra, Citra pun langsung menoleh ke arah belakang dan mendapati Regan sedang berada di sana."Makasih Re, tapi gue di jemput. Lain kali aja ya?"ucap Citra dengan hati-hati."Oh gitu, oke deh! Gue duluan ya?""Oke, hati-hati Re!"Regan pun hanya terdiam kemudian ia berjalan menuju parkiran kantor, ia segera memasuki mobil hitamnya dan berjalan meninggalkan Citra.Selepas Regan pergi, mobil berwarna putih itu pun muncul."Hi, sudah lama menunggu ya?"tanya Kevi
Regan berjalan menuruni anak tangga dengan perlahan-lahan, pria itu berjalan menuju ruang makan di mana sudah ada Tiara dan Nita di sana."Pagi semua!" sapa Regan kemudian menarik kursi dan duduk di hadapan Tiara."Pagi kak!""Pagi sayang, gimana tidurnya enak?" tanya Nita."Enak ma, oh ya papa berangkat lagi ya?""Iya, maklum deh sekarang kerjaannya banyak banget! Kita doakan agar papa sehat-sehat ya!" ujar Nita menjelaskan."Amin!" jawab Tiara dan Regan serentak, mereka pun langsung memulai sarapan pagi mereka.Regan mengambil selembar roti kemudian mengoleskan selai kacang di atasnya, kemudian ia langsung memakannya."Regan, kamu nanti bisa kan antar jemput Tiara? Mama mau ada perlu ke rumah tante Viona."ujar Nita memandang ke arah Regan."Bisa ma, nanti pas jam makan siang Regan bisa jemput Tiara dulu!" sahutnya lagi."Jalan-jalan dulu ya kak?"celoteh Tiara."Enak aja, langsung pulang dong! Ka