Tubuh Cia bergetar saat mengatakan, dirinya takut sakit, sakit saat di tinggalkan seorang Aaron Ramsey. takut merasakan yang namanya kehilangan, cukup dirinya kehilangan seorang Ayah, cukup sudah air matanya mengalir mengingat ayahnya yang telah meninggal.
"Apa yang kamu takutkan Cia, aku akan ada di sampingmu. sampai kapanpun." Kata Aaron tangannya terukur di pipi Cia yang putih mulus.
"Kamu sangat cantik Cia. kamulah gadis yang mampu menggetarkan hatiku yang dingin ini. Kamulah gadis yang membawa warna dalam hidupku." Aaron menangkup wajah Cia. seketika wajahnya mendekati wajah Cia dan satu kecupan mendarat di kening Cia. membuat wajah Cia berubah merah.
"Kenapa wajahmu merah sayang?" Goda Aaron pada Cia.
"Eh!" Cia meraba wajahnya, namun dirinya Tidak merasakan wajahnya memanas, namun sebaliknya yang dia rasakan hanya dingin di wajahnya. merasa di kerjain oleh Aaron Cia memukul dada bidang Aaron.
"Ayo ikut denganku." Aaron membawa Cia kekr
Aaron mengantar Cia kerumah, setelah mengajaknya pergi. sesampai di rumah Sinta sang ibu menatapnya dengan senyum bahagia akhirnya putrinya mau memberi kesempatan pada Aaron, pria yang menjadi ketua OSIS di sekolahnya. bahkan pria yang tidak lain adalah putra memiliki sekolah, walau ada rasa takut putrinya terluka. namun janji yang di berikan Aaron padanya membuat Sinta mendukung putrinya bersama dengan Aaron."Ibu, Cia pulang." Kata Cia, ketika memasuki rumah."Sudah pulang nak? nak Aaron duduklah." Kata Sinta pada Aaron."Terima kasih Bu." Aaron duduk di kursi tepat di depan Sinta ibu dari kekasihnya."Nak, ada yang ingin ibu katakan padamu." Kata Sinta saat putrinya masuk ke dalam kamar."Ada apa Bu?" Kata Aaron. alisnya berkerut saat Sinta menatapnya intens."Tolong jaga putriku nak, jangan biarkan hatinya terluka. hanya dia yang ibu miliki hatinya sangat rapuh. jangan lihat luarnya saja tapi hatinya." Kata Sinta ada raut wajah kek
Tiga bulan sudah Cia menjadi kekasih Aaron, begitu banyak perubahan yang terjadi di hidupnya bahkan, Jessika yang mengganggunya kini berubah menjadi pendiam meski terlihat diamnya. menyimpan cara untuk membuat Cia terlepas dari pelukan Aaron."Cia, tunggu." Jessika menghentikan langkah Cia yang akan menuju kantin menyusul dua sahabatnya yang tengah menunggunya."Ada apa Jessika?" Walau di hatinya merasakan keraguan saat Jessika menghadangnya tanpa ada niat di dalamnya."Aku, pikir kamu tidak akan bertahan lama dengan Aaron. ternyata hingga hari ini kalian masih bisa bersama. Cia apa kamu tahu siapa Aaron?" Jessika mendekati tubuh Cia yang tengah berdiri di hadapannya."Aku tidak peduli siapa Aaron. sekalipun Aaron hanya seorang satpam jika aku menyukainya. maka aku akan bersamanya." Kata Cia dengan suara lembut."Dari kata-kata mu sepertinya kamu tidak tahu siapa Aaron yang sebenarnya. baiklah akan aku katakan padamu siapa Aaron itu sebenarnya." Jessika mene
Keesokan harinya Cia melakukan aktivitas seperti biasanya, tanpa membuat perhatian dari orang lain termasuk dengan Aron kekasihnya.Dengan langkah lebar ia menuju kelasnya dan saat berada di koridor sekolah Cia berpapasan dengan Anna."Cia, kamu baru datang?" Tanya Anna, saat melihat Cia datang dengan langkah terburu-buru."Anna, Sejak kapan kamu berada di sana?" Tanya Cia tanpa menjawab pertanyaan dari Anna sahabatnya."Aku, yang seharusnya bertanya dengan mu Cia? Ada Apa denganmu. Kenapa kamu terburu-buru? Seolah-olah ada seseorang yang kamu hindari?" Tanya Anna."A.. aku, tidak menghindari siapapun!" Kata Cia."Kamu yakin Cia? kamu tidak menghindari seseorang? Katakan padaku Cia? ada apa sebenarnya terjadi denganmu? hari ini kamu sangat berbeda dari sebelumnya Cia? Kamu tidak bisa menyembunyikan sesuatu dari ku?" Kata Anna."Aku, tidak apa-apa percayalah padaku Anna. dan.." ucapan Cia terhenti saat tanpa sengaja melihat Aaron melangk
Lima bulan sudah, Cia tinggal di salah satu kota yang jauh dari ibu kota. selama lima bulan pula cia harus mengejar pelajaran yang tertinggal, selama berapa Minggu dirinya harus mencari sekolah yang lebih cocok untuknya. mengingat dirinya yang kini telah kelas dua dan satu tahun lagi akan lulus. membuat Cia, benar-benar berjuang untuk mendapatkan pendidikan agar bisa membantu ekonomi keluarganya. seperti saat ini, selama lima bulan penghasilan dari toko kue tidak bisa di andalkan. walau pun toko kue nya sangat terkenal di kota sebelumnya namun di kota baru ini, Cia dan Sinta ibunya harus memulai semuanya dari awal."Ibu, bagaimana hari? apakah masih mengalami seperti yang hari-hari sebelumnya?" Kata Cia, yang kini duduk di samping Sinta."Ya, sayang. tapi kamu tidak perlu memikirkannya Karena itu adalah tanggung jawab ibu. untuk berusaha mencari pelanggan. dan kamu tidak perlu memikirkan biayai sekolah kamu. karena ibu sudah menyiapkan semuanya." Kata Sinta, tidak ingin
"Aku, telah memiliki kekasih." Kata Cia, dirinya tidak ingin merusak hubungan Natalia dan Amar, ketua OSIS di sekolah baru Cia."Kamu serius, Cia? sebaiknya kamu tidak perlu bercanda seperti ini, ini sama sekali tidak lucu Cia?!" Mira yang tahu jika sahabatnya hanya berbohong mengenai jaga dirinya telah memiliki seorang kekasih."Mira, untuk apa aku berbohong? tidak ada gunanya untukku bukan? Aku benar-benar memiliki seorang kekasih hanya saja hubungan kami saat ini, .." Cia menghentikan ucapannya saat Natalia mendekatinya."Apakah, kamu yang bernama Cia?" "Ya, Aku adalah Cia. ada apa?" Cia berusaha untuk berdiri namun dihalangi oleh Mira sahabatnya."Cia, kamu tetaplah di sana, tidak perlu kamu mendekati Natalia." Mira, mendekati Natalia yang berdiri dengan tatapan penuh arti pada Cia."Aku, ingin bicara dengannya. kenapa kamu menghalanginya?" Kata Natalia."Karena, aku tahu apa yang kamu inginkan dan aku tahu apa semua yang ingin kamu lakukan pada Cia." Mira menatap dingin Natalia.
Perjalanan waktu yang tidak terasa kini telah memasuki, satu tahun dan mereka akan mengikuti ujian akhir. Cia yang fokus dengan pelajarannya karena mengingat bahwa sebentar lagi mereka akan mengikuti ujian akhir. Sinta yang memperhatikan sikap Cia yang terlhat jauh lebih pendiam dari sebelumnya membuatnya merasa bersalah walau bagaimanapun Cia adalah putrinya, dan kejadian yang menimpa dengan keluarganya saat ini karena ulah dari kekasihnya Aaron."Nak, apakah kamu sedang sibuk?" Sinta duduk di samping Cia."Tidak Bu, ada apa? Apakah ibu meminta bantuan untuk membuat kue lagi?" Cia menutup buku dan menoleh ke arah Sinta yang berada di sampingnya."Tidak, ibu hanya ingin. bertanya padamu?"Cia mengerutkan kening mendengar perkataan dari sang ibu."Apa yang ingin ibu tanyakan padaku?""Cia, Apakah kamu tidak merindukan Aaron?"Uhuk UhukSinta mulai kelas yang ada di atas meja dan memberikannya pada Cia."Minumlah dulu sayang." Sinta yang merasa bersalah karena pertanyaannya lah yang mem
"Hentikan!!" Mereka menoleh kearah suara, dimana seorang laki-laki tampan mendekati Cia, bahkan tatapan mereka saling mengunci."Siapa kau? untuk apa ikut campur urusan kami?' Tanya Natalia dingin."Jelas, aku ikut campur. apa yang kalian lakukan padanya?" Aaron melepaskan ikatan di tangan Cia."Kamu tidak apa-apa?" Aaron mengusap pergelangan tangan Cia yang terluka."Apa ini sakit?" Aaron tidak tinggal diam saat Cia tidak menjawab pertanyaannya."Cia, maafkan aku," Bisik Aaron."Tunggu!! apa yang kamu lakukan? biarkan dia tetap disini. dan kau sebaiknya tinggalkan tempat ini, dan anggap kamu tidak melihat apapun.' Natalia berusaha mengusir Aaron, namun pesonanya membuat Natali tersipu."Apa dia, mengganggumu setiap hari? apa yang sudah dia lakukan terhadapmu? biar aku yang akan membalaskan apa yang sudah mereka lakukan padamu." Aaron berbalik menatap Natali dan dua temannya."Berhenti!! apa yang kamu lihat. tidak sepenuhnya benar. aku hanya memperingatkan dia untuk tidak mendekati Ke
"Apakah aku harus percaya dengan perkataan mu?" Cia menatap tajam wajah Aaron"Ya, kamu harus percaya dengan apa yang akan aku katakan padamu." Aaron menarik pergelangan tangan Cia, dan membawanya pergi menjauh dari sekolah."Kalian, awas terus tempat jangan sampai mereka, mengetahui jika aku ada di sini!" Dua pengawal menjauh dari Aaron, mereka memindai sekeliling sekolah."Bos, sebaiknya Kalian pergi dari sini secepatnya. saya sudah menyiapkan mobil yang bisa anda pakai dan mobil itu ada di sebelah sana." Kata salah satu pengawal Aaron."Cia, kamu harus ikut denganku.""Aku tidak mau Aaron! lepaskan aku!" Cia berusaha untuk melepaskan diri dari genggaman tangan Aaron, namun semuanya sia-sia karena tenaga Aaron yang jauh lebih kuat darinya.Aaron, melajukan kendaraan yang menjauh dari sekolah. setelah menempuh perjalanan kurang dari satu jam, mobil mewah yang dikendarai oleh Aaron berhenti."Turunlah, aku yakin tempat ini sangat aman untuk kita bicara." Cia masih bergeming tempatnya,