Share

Bab 93: Cinta Affandi

Mendengar suara abangnya, Affandi lantas berbalik memunggungi sumber suara, lalu menganyunkan kaki menjauh, setengah berlari.

"Aku masih sibuk!" ucap Affandi di tengah lorong sana, tanpa berbalik badan, tanpa pertanyaan apa pun dari Aiman.

Hal tersebut membuat alis tebal Aiman hampir menyatu, terlebih mendengar suara sang adik yang sedikit aneh. "Dia kenapa?"

"Ada apa, Aiman?" Ambar bertanya di balik punggung sang putra.

"Itu tadi Affandi, dia seperti terdengar ... menangis?" Aiman bahkan tak percaya dengan apa yang diucapkannya. Masa iya sang adik itu menangis? Kalaupun iya, tapi kenapa? Apa yang membuat dia menangis?

**

Wanita tua dengan tampilan sederhana, ditemani oleh putri bungsunya, perlahan mengayunkan kaki masuk ke ruang rawat Binar. Wanita tua itu langsung berderai air mata, melihat sang putri sulung yang masih terbaring lemah dengan banyaknya selang-selang rumah sakit yang melilit di tubuh mungil itu.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mom's Reyva
bukanlah hatimu binar.... buat Affandi daripada kamu pilih aiman
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status