共有

Bab 08 - Musuh Baru - Part 02

作者: Aljum'ah R
last update 最終更新日: 2025-10-07 02:05:08

Pria itu tersenyum di balik topengnya. "Namaku Zael, salah satu eksekutor Black Crescent. Tugasku sederhana: mengambil pecahan yang kau bawa dan menghapus segala rintangan yang menghalangi."

Mira mengayunkan tombaknya ke bahunya. "Kalau begitu, kita tidak punya banyak pilihan selain menghancurkan kalian."

Zael menghela napas. "Sangat disayangkan. Aku benci pertempuran yang tidak perlu."

Dalam sekejap, dia mengangkat tangannya dan bayangan hitam menyebar dari kakinya, menciptakan pusaran energi gelap yang mulai menyelimuti area tersebut.

"Bersiaplah!" Renzu berteriak.

Lyra langsung menarik busurnya, menembakkan anak panah bercahaya ke arah Zael. Namun, bayangan di sekitarnya dengan mudah menyerap serangan itu.

Rufus melancarkan serangan angin, mencoba meniup kabut gelap itu, tetapi efeknya hanya sebentar sebelum Zael kembali mengendalikannya.

"Kalian masih terlalu lamban," Zael mencibir. "Biarkan aku menunjukkan kepada kalian perbedaan antara kita."

Dalam satu gerakan cepat, dia melesat ke arah Renzu dengan kecepatan yang sulit diikuti mata. Renzu nyaris tidak sempat bereaksi sebelum Zael melayangkan serangan tajam ke arahnya.

Namun, pada detik terakhir, Sistem Astral dalam pikirannya mengaktifkan peringatan otomatis.

Sebuah cahaya biru keperakan muncul di sekitar tubuh Renzu, menahan serangan Zael sebelum bisa menyentuhnya.

Mira memanfaatkan momen itu, menebas dengan tombaknya ke sisi Zael. Dia berhasil mengenai lawannya, tapi hanya meninggalkan luka kecil di lengannya.

Zael melompat mundur, matanya berkilat tajam. "Hmm... sepertinya aku harus sedikit lebih serius."

Dari balik bayangannya, tiga sosok lain muncul anak buahnya, yang masing-masing memegang senjata berlapis energi gelap.

"Kita harus bertarung dengan seluruh kekuatan kita," Renzu berkata tegas, matanya bersinar dengan tekad baru.

Mira mengangguk. "Tidak ada pilihan lain. Kita harus menang."

Rufus mengepalkan tangannya, siap untuk menyerang lagi. "Mari kita habisi mereka."

Dan dengan itu, pertempuran besar di kota pun dimulai.

Setelah pertarungan sengit di kota pelabuhan, Renzu dan timnya tahu bahwa mereka tidak bisa tinggal lebih lama. Black Crescent telah mengincar mereka secara terbuka, dan Kekaisaran Sunturion pun mulai bergerak di balik layar. Mereka butuh tempat untuk bersembunyi, sekaligus mencari petunjuk baru tentang Gelang Bintang.

Malam itu, mereka berkumpul di ruang belakang Guild Petualang Samudra, yang masih menunjukkan tanda-tanda kerusakan akibat serangan sebelumnya. Kapten Darios duduk di depan mereka, dengan peta besar terbuka di atas meja kayu yang berdebu.

"Kalian harus pergi dari sini secepat mungkin," Darios memulai, suaranya terdengar lelah. "Kekaisaran Sunturion memiliki informan di seluruh kota. Tidak butuh waktu lama bagi mereka untuk mengetahui keberadaan kalian."

Mira menyilangkan tangannya. "Lalu ke mana kita harus pergi? Setiap kota besar pasti memiliki mata-mata Kekaisaran."

Darios menunjuk ke satu titik di peta. "Kontinen Aurora."

Rufus mengernyit. "Negeri es itu? Tempat yang terkenal dengan badai salju dan sihir yang sulit dikendalikan?"

"Tepat," Darios mengangguk. "Di sana terdapat kelompok yang dikenal sebagai Ordo Es Purba. Mereka adalah para penyihir kuno yang diyakini memiliki catatan sejarah tentang benda-benda magis legendaris. Jika ada tempat yang bisa memberikan kalian jawaban tentang Gelang Bintang, maka itu di sana."

Renzu menatap peta dengan mata penuh tekad. "Baik. Jika itu satu-satunya tempat yang bisa memberi kita jawaban, kita akan pergi."

Darios menatapnya dalam-dalam. "Perjalanan ini tidak akan mudah. Kalian akan menghadapi lebih banyak bahaya, bukan hanya dari Black Crescent atau Kekaisaran, tetapi juga dari rahasia yang tersembunyi di sana."

Lyra menghela napas. "Itu bukan hal baru bagi kami. Kami sudah melewati banyak hal sejauh ini."

Darios tersenyum kecil. "Kalau begitu, kalian harus berangkat sebelum fajar. Aku akan mengatur sebuah kapal dagang yang bisa membawa kalian sampai ke batas es pertama Aurora."

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • Kekuatan Gelang Bintang : Astral Odyssey   Bab 97 - Kota Bawah Laut- Part 03

    Renzu mengepalkan tangannya. "Jika semua fragmen dikumpulkan, apa yang akan terjadi?"Elyndor menghela napas, ekspresi wajahnya tegang. "Kemungkinan besar, sesuatu yang telah lama tersegel akan bangkit kembali. Dan dari apa yang tertulis di sini… itu bukan sesuatu yang kita inginkan."Keheningan melingkupi mereka. Seakan kota ini sendiri menunggu jawaban mereka.Tiba-tiba, tanah bergetar di bawah mereka. Air laut di sekitar reruntuhan mulai berputar perlahan, dan dari celah-celah batu yang mereka injak, muncul kilatan cahaya biru kehijauan."Apa yang terjadi?!" Neyra berteriak, mencoba menyeimbangkan dirinya di dalam air yang mulai bergolak.Sebuah suara berat bergema di seluruh reruntuhan, suara yang tak berasal dari makhluk hidup, melainkan dari sesuatu yang lebih tua, lebih dalam, lebih purba."Sang Penguasa Laut telah tertidur selama seribu tahun… tetapi kehadiran kalian telah mengganggunya…"Renzu merasakan Fragmen Lautan di tangannya bergetar semakin kuat, seolah mencoba memperi

  • Kekuatan Gelang Bintang : Astral Odyssey   Bab 96 - Kota Bawah Laut- Part 02

    "Serangan biasa tidak akan bekerja!" Vale berteriak. "Makhluk ini terbuat dari energi kuno! Kita harus mencari kelemahannya!"Renzu berusaha membaca pergerakan Sentinel, mencoba menemukan celah. Namun, setiap kali ia mendekat, makhluk itu mengeluarkan gelombang energi yang memaksanya mundur. Air di sekitar mereka semakin bergejolak, seolah-olah kota ini tidak ingin mereka berada di sana."Kita butuh strategi!" Mira menangkis serangan dari tentakel energi yang muncul dari tubuh Sentinel. "Kalau tidak, kita akan terkubur di sini!"Elyndor mulai membaca inskripsi di sekitar reruntuhan, matanya bergerak cepat menganalisis pola sihir yang terpahat di dinding. "Aku menemukannya! Makhluk ini hanya bisa dihentikan jika kita memutus sumber mananya! Simbol di dadanya!"Renzu melihat simbol spiral yang bersinar di dada Sentinel dan menyadari itulah titik lemahnya."Kita harus menyerang bagian itu!" Renzu berteriak.Vale mengangguk cepat. "Aku bisa menciptakan celah dengan sihirku! Tapi aku butuh

  • Kekuatan Gelang Bintang : Astral Odyssey   Bab 95 - Kota Bawah Laut- Part 01

    Kedalaman lautan semakin gelap, hanya diterangi oleh sinar dari kristal sihir yang dibawa Vale dan Elyndor. Ombak di atas mulai mereda ketika Renzu dan timnya akhirnya mencapai dasar lautan, di mana reruntuhan megah Kota Nautalis terbentang di hadapan mereka.Pilar-pilar batu raksasa menjulang dari dasar laut, ditutupi lumut dan karang yang telah mengeras selama berabad-abad. Gerbang kota yang setengah runtuh masih berdiri tegak, dengan ukiran kuno yang memancarkan aura magis. Mereka semua berdiri dalam diam sejenak, mengagumi sisa-sisa peradaban yang telah lama hilang."Tempat ini…" Vale berbisik kagum, jari-jarinya menyentuh pahatan di salah satu dinding pilar. "Aku bisa merasakan energi sihir yang luar biasa dari kota ini. Seolah-olah sesuatu masih hidup di dalamnya."Renzu melangkah maju, mendekati gerbang utama, di mana ukiran kuno membentuk pola spiral yang seakan menuntun mereka masuk. Kristal Fragmen Lautan di tangannya mulai bergetar, seolah merespons sesuatu di dalam kota."

  • Kekuatan Gelang Bintang : Astral Odyssey   Bab 94 - Lahirnya Constela Empire- Part 03

    Vale menoleh ke Renzu. "Berarti masih ada jenderal lain Sunturion yang belum menunjukkan diri. Kita harus bertindak, sebelum mereka siap menyerang."Neyra mengepalkan tinju. "Aku bisa mengirim pasukan merfolk untuk memantau, tapi jika mereka benar-benar punya pemimpin baru, keadaannya bisa lebih serius."Renzu terdiam sejenak, berpikir cepat. Ia sadar bahwa memberi waktu bagi Sunturion untuk pulih adalah kesalahan fatal."Kita tak boleh membiarkan mereka bangkit. Kita serang duluan sebelum bala bantuan datang," katanya, akhirnya.Salah satu kepala suku merfolk angkat bicara. "Pasukan kita juga butuh istirahat. Jika kita terburu-buru menyerang, malah banyak yang jadi korban."Renzu mengangguk paham. "Kita takkan kerahkan semua prajurit. Hanya satu unit elit yang akan menghantam titik vital mereka. Ini bukan perang frontal, melainkan pukulan cepat agar mereka tak bisa bangkit."Mira menatap lurus ke arah Renzu. "Siapa yang memimpin?""Aku," jawab Renzu, mantap. "Aku harus memastikan mer

  • Kekuatan Gelang Bintang : Astral Odyssey   Bab 93 - Lahirnya Constela Empire- Part 02

    Vale menatap Renzu dengan penuh keyakinan. "Tapi kita tak bisa hanya mengandalkan kekuatan. Kita perlu perencanaan, strategi, dan peradaban yang kuat. Aku akan mengabdikan diriku demi membangun administrasi yang layak untuk kita semua."Elyndor melangkah maju, sorot matanya tegas. "Kita memiliki kekuatan Astral, dan kita punya sejarah yang perlu kita gali lebih dalam. Aku akan memastikan setiap fragmen dan rahasianya digunakan untuk melindungi kekaisaran ini."Renzu mengangkat tangannya, mengisyaratkan agar kerumunan hening. "Mereka pikir kita hanya segelintir pemberontak. Mereka kira kita bisa dihancurkan sewaktu-waktu. Tapi mereka salah. Mulai malam ini, kita bukan lagi korban. Kita bukan lagi hamba. Kita adalah kekaisaran!"Raungan menyemangati pun mengguncang langit. Kemenangan atas Kekaisaran Sunturion kini lebih dari sekadar kemenangan perang ini adalah awal dari perubahan besar.Constela Empire telah berdiri.Meski demikian, Renzu sadar betul: ini baru permulaan. Ancaman masih

  • Kekuatan Gelang Bintang : Astral Odyssey   Bab 92 - Lahirnya Constela Empire- Part 01

    Laut yang sebelumnya menjadi medan peperangan kini tampak lebih tenang, namun jejak pertempuran masih jelas terlihat. Puing-puing kapal musuh mengambang di atas ombak, dan di sepanjang garis pantai, para beastmen dan merfolk yang tersisa mulai mengumpulkan tubuh-tubuh rekan mereka yang telah gugur.Di tengah lautan, kapal utama aliansi perlahan berlabuh di dermaga, disambut penduduk yang menanti dengan campuran perasaan lega dan duka. Renzu berdiri di anjungan, pandangannya menerawang jauh. Baru saja ia memimpin perang besar, namun kemenangan ini terasa pahit oleh pengorbanan yang tak sedikit.Saat Renzu turun, Mira, Rufus, Neyra, dan Vale berjalan di sampingnya. Wajah mereka letih, tubuh masih berlumur darah dan debu pertempuran. Di hadapan mereka, suku beastmen dan merfolk berkumpul mengadakan upacara bagi para pahlawan yang telah kehilangan nyawa.Sebuah altar batu berdiri di tengah alun-alun, bendera Aliansi yang baru berkibar pelan diiringi angin laut. Di sampingnya, sebuah spand

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status