Share

Bab 5. Tekad

last update Last Updated: 2023-12-27 17:05:29

Emily duduk di depan komputer, sibuk merencanakan kecelakaan yang akan dialami oleh Diana saat pulang dari rumahnya. Dia merasa senang dan kegirangan karena akhirnya akan bisa menyingkirkan Diana yang dianggap menghambat niatnya.

Dia menggigit bibirnya dan berkonsentrasi pada layar komputernya, memperhatikan setiap detail dari rencana itu. Emily merancang kecelakaan itu begitu detail dengan cermat dan hati-hati, menginginkan Diana mengalami kecelakaan yang cukup parah agar dia tidak bisa membocorkan rahasianya untuk memanipulasi Ryanoir.

"Baiklah, semuanya sudah selesai," gumam Emily sambil menikmati hasil kerjanya.

"Ini lebih dari kata sempurna!"

Wanita itu tersenyum puas saat melihat rencana kecelakaannya yang sempurna di layar komputernya. Rencana tersebut tidak hanya menargetkan mobil Diana, namun juga memasukkan kendaraan lain ke dalamnya untuk memastikan Diana tidak bisa lolos dari maut.

Emily mengirim pesan singkat ke temannya yang bekerja sebagai sopir truk besar. Dia meminta bantuan temannya untuk mempercepat truknya dan menghalangi jalur mobil Diana. Emily juga merencanakan untuk menyiapkan sebuah jebakan berupa genangan minyak agar mobil Diana keluar dari control dan terguling menghantam trotoar.

Emily tersenyum licik di wajahnya saat membayangkan adegan kecelakaan yang sedang dirancangnya. Dia merasa puas karena keinginannya untuk menghilangkan Diana akan segera tercapai.

"Sekarang waktunya," gumamnya lirih.

Saat melihat jam di dinding, Emily merasa lega karena waktunya sudah hampir tiba. Dia membuka laci meja dan mengambil peralatan pertolongan pertama yang dia siapkan. Dia tahu bahwa akan menjadi lebih meyakinkan jika dia membantu Diana di tempat kecelakaan nanti. Dengan santai, dia mengambil kunci mobil dan mematikan lampu di sekitar rumah untuk memastikan tidak ada yang tahu keberadaannya saat itu.

Pada akhirnya, Emily mengetahui info tentang kecelakaan yang telah merenggut jiwa salah satu keluarganya tersebut. Dia mendapat kabar dari petugas polisi yang sudah berada di tempat kejadian.

"Ya, saya tantenya. Baik, saya akan segera ke sana!" Emily mengangguk saat menerima telepon.

***

Beberapa jam kemudian, Selly yang sudah berada di rumah mendapatkan kabar dari ibunya tentang kematian sepupunya - Diana.

"Kecelakaan lalu lintas? Kapan, Bu?" tanya Selly yang tidak mengetahui rencana dadakan ibunya kali ini.

"Dua jam yang lalu, saat pulang dari rumah membantu suamimu terapi."

"Ya, aku segera ke rumah sakit!"

Ryan yang secara tidak sengaja ikut Mendengar pembicaraan telepon mereka, merasa shock dan tidak percaya atas kematian Diana. Ia merasa hancur dan merasa semua usaha yang dilakukan bersama Diana beberapa waktu lalu menjadi sia-sia.

"Saat itu, semuanya terasa baik dan aku merasa bahwa Diana sedang bergerak maju untuk menjadikan terapi ku lebih baik. Sekarang, aku merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan kematian Diana." Ryan berujar dengan nada kesedihan.

Emily dan Selly memang memberikan reaksi yang seharusnya dimiliki oleh saudara jika ada kabar duka, tapi insting Ryan yang peka, merasa ada sesuatu yang tidak benar dari sikap keduanya. Sebab setahu Ryan, istri dan ibu mertuanya tidak memiliki rasa empati pada penderitaan orang lain.

Seandainya instingnya tepat, atau setidaknya mendekati kebenaran, Ryan bertekad untuk keluar dari kepura-puraan amnesianya. Ia akan membalas dendam karena mereka berdua yang selalu ingin mencelakakan dirinya. Jadi, besar kemungkinan kecelakaan Diana juga ulah istri dan ibu mertuanya.

"Ryan, ayo cepat! Kamu ikut ke rumah sakit, Diana mati." Selly berkata dengan ketus saat mengajaknya pergi.

"Diana ... Diana mati? Kenapa mendadak?" tanya Ryan pura-pura tidak tahu.

Hal ini karena Ryan merasa ada sesuatu yang aneh dengan kematian Diana. Pada awalnya dia tidak tahu pasti apa yang membuatnya merasa seperti itu, tapi setelah ia mengamati sikap Selly, ia semakin yakin bahwa ada sesuatu yang tidak beres.

Tadi, saat di telepon Emily dan Selly seperti memiliki rasa simpati yang besar, tapi sekarang Selly sepertinya tidak terlalu terpukul oleh kematian Diana, padahal mereka adalah keluarga dekat Diana.

"Diana pasti tidak mati begitu saja," gumam Ryan dalam hati.

"Ada yang tidak beres di sini," gumamnya lagi.

Ryan bertekad untuk melakukan penyelidikan sendiri dan mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada saat kecelakaan itu terjadi. Dia akan menghubungi seseorang, yang tentu saja sangat dikenalnya pada kehidupan sebelumnya sebagai seorang informan.

Tapi kali ini Ryan harus berhati-hati dengan tidak menyertakan identitasnya setiap dia masih harus menyelidiki dengan teliti.

Sebagai mantan seorang pembunuh handal, jiwanya bergejolak dalam situasi seperti sekarang ini. Apalagi Diana sempat bersikap aneh setelah berbicara dengan Emily, ketika ibu mertuanya itu memergoki mereka berbicara serius.

"Selly, aku merasa tidak enak badan. Bagaimana kalau kau saja yang ke rumah sakit?" Ryan menolak untuk ikut.

"Huh! Dasar tidak berguna, bilang dong dari tadi." Selly mendengus dingin.

"Ya, pergilah."

Setelah memastikan istrinya pergi, Ryan cepat masuk ke dalam kamar ibu mertuanya. Ia ingin mencari sesuatu yang bisa dijadikan bukti atas kecurigaannya yang sedari tadi mengusik pikirannya.

Beberapa waktu kemudian, setelah mengutak-atik komputer ibu mertuanya. Dan tak lama kemudian, ia menemukan sesuatu yang sangat mengejutkan.

Ternyata, Emily yang merancang kecelakaan tersebut untuk membunuh Diana, karena Diana mengetahui rahasia Emily dan Selly yang ingin memanfaatkan amnesianya Tuan Muda Ryanoir. Dalam kecemasannya, Emily merasa bahwa Diana akan mengungkapkan rahasia tersebut dan merusak rencananya untuk memanipulasi Ryan dengan kepura-puraannya.

"Brengsek!" umpat Ryan marah.

Setelah mengetahui kebenaran itu, Ryan merasa sangat marah dan kesal. Dia merasa jika istri dan ibu mertuanya itu sangat jahat, tega membunuh saudaranya sendiri demi keuntungan mereka pribadi.

Akhirnya Ryan memutuskan untuk menghadapi Emily dan Selly saat mereka di rumah nanti, meminta penjelasan atas tindakan mereka yang diluar batas.

"Aku akan membuat kejutan untuk mereka," lirih suara Ryan dengan senyum misterius.

***

Saat tengah malam, Selly bersama ibunya baru saja pulang. Mereka langsung duduk di ruang tengah, mengistirahatkan tubuh lelah mereka.

"Huhfff ... capek juga, Bu." Selly mengeluh.

"Heh, tak perlu tunjukkan rasa lelahmu! Yang penting sekarang, Diana sudah mati. Jadi, rahasia kita tetap aman." Emily memarahi anaknya.

"Iya, kok bisa ibu punya rencana seperti itu dan tidak memberitahu aku?" Selly menuntut penjelasan dari ibunya.

Akhirnya Emily memberikan penjelasan pada Selly, kenapa dia sampai berbuat nekat seperti itu. Ia tidak mau jika Diana membocorkan rencananya, padahal sedikit lagi rencana mereka berhasil.

Meskipun mereka tahu kalau Ryanoir sedang amnesia, tapi banyak saudara-saudara Ryanoir yang menginginkan hartanya juga. Jadi mereka harus bisa bertindak cepat agar Ryanoir segera menandatangani surat wasiat, setelah dengan mudah akan disingkirkan.

"Kenapa kalian melakukan ini pada aku dan Diana?" tanya Ryan dalam suara yang penuh amarah.

"Ry ... Ryanoir?"

"Tuan Muda?"

Emily dan Selly terkejut mendengar pertanyaan tersebut, dan lebih terkejut lagi dengan kondisi Ryan yang tidak duduk di kursi roda tapi berdiri dengan tegap di depan mereka.

"Katakan padaku, cepat! Mengapa kalian melakukan ini?" Tanya Ryan lagi, dengan nada yang lebih kuat dan tegas.

"K-amu sudah sembuh?" tanya Emily, tidak menghiraukan pertanyaan Ryan.

Selly juga masih ternganga, melihat kondisi suaminya yang sekarang. Saat ini, Ryanoir terlihat jauh lebih sempurna tanpa kursi roda dan wajah polosnya.

Ryan menggebrak meja, membuat kedua wanita yang ada di depannya ini terlonjak kaget. Bahkan keduanya sampai berdiri, takjub dan gugup dengan apa yang mereka lihat sekarang ini.

"Kalian pembunuh!" tuding Ryan pada istri dan ibu mertuanya.

"K-ami?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 121. Ritual Akhir

    Tapi Ryan tidak ingin mendengarkan perintah Alicia, dia ingin menyelamatkan mereka semua dari situasi ini. Dia mengambil tongkat ajaib dan berdiri di dekat altar. Dengan nafas terengah-engah, dia mencoba mengucapkan mantra yang tepat untuk mengakhiri ritual.Tangan Ryan bergetar, ketika dia mencoba mengucapkan kata-kata mantra tapi sayangnya otaknya tidak bisa berkonsentrasi sehingga salah ucap. Tubuhnya mulai terasa lelah dan pusing, tapi dia tidak ingin menyerah. Dia mengulang mantra itu berkali-kali, sampai tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan cahaya matahari menyinari seluruh ruangan.Ryan melihat ke arah pintu dan terkejut melihat kehadiran dua orang berpakaian serba hitam dan memakai topeng, yang pastinya bukan teman melainkan lawan."R-yan, cepat, cepatlah keluar dari sini sebelum terlambat!" kata Alicia dengan suara lemah, tapi tegas."Hahaha ... kalian semua tidak ada yang bisa keluar dari sini!" teriak satu dari dua pria tadi.Pria itu, menodongkan senjata api ke arah Ryan da

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 120. Yakinlah

    Beberapa hari kemudian.Dalam ruangan yang cukup luas dan gelap, sebuah altar besar terlihat berdiri di tengah ruangan dengan api ungu yang menyala di atasnya. Di sekeliling altar, terdapat lingkaran ungu yang ditempati oleh tiga pria dewasa, mereka memakai jubah putih bergaris hitam dan membawa tongkat dengan bentuk aneh yang dihiasi dengan kristal merah dan biru.Di sudut ruangan, ada dua gadis yang saling berpelukan. Satu diantara mereka dengan wajah menangis, sementara yang satu menenangkan.Gadis pertama memiliki rambut cokelat kehitaman dan bibir tebal, sedangkan gadis kedua memiliki rambut pirang pendek dan mata hijau cerah. Keduanya mengenakan pakaian putih dengan kain tipis yang melambai-lambai terkena angin yang berhembus dari celah-celah jendela."Lepaskan aku, lepaskan aku!" desah gadis cokelat sambil menangis dan berusaha melepaskan diri dari genggaman pria yang mengikutinya dari belakang."Tidak perlu takut, kita hanya akan melakukan pertukaran jiwa saja," terang pria it

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 119. Menikahlah Denganku

    Setelah semua permasalahan yang rumit dan kompleks terselesaikan, Ryan berniat mewujudkan impiannya untuk pensiun meskipun saat ini ia masih muda. Tapi urusan perusahaan keluarga Herlambang sudah ia serahkan kepada orang-orang pilihan yang dipercayainya, jadi ia bisa lebih santai menikmati hidupnya dengan memantau perkembangan perusahaan hanya lewat email saja.Pria itu juga memimpin kelompok Pluto sebagaimana peran yang seharusnya, dan rencana terdekatnya adalah menikah dengan Alicia. meskipun sadar jika Alicia adalah orang yang memiliki darah sama dengannya karena lahir dari rahim yang sama, tapi Ryan merasa bahwa dirinya ini adalah orang lain yang kebetulan terperangkap dalam tubuh kakak dari Alicia. Dan ia ingin menghabiskan sisa umurnya bersama gadis tersebut, meskipun ia sendiri tidak yakin jika Alicia akan setuju dengan keputusannya itu.Ryan duduk di teras rumahnya sambil menatap jauh ke depan. Hari itu ia memutuskan untuk menjalankan rencananya, meskipun ia tahu itu akan menja

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 118. Bukan Darah Herlambang

    Beberapa hari kemudian, Ryan dan Alicia akhirnya memiliki rencana yang matang untuk mengalahkan musuh-musuh mereka. Mereka merencanakan serangan mendadak ke markas kelompok yang ingin merebut kekuasaan, dan mereka yakin bahwa itu akan berhasil.Ryan dan Alicia duduk di sebuah kafe kecil di sudut kota, guna menghindari perhatian orang lain - di mana mereka sengaja bertemu secara diam-diam untuk membicarakan rencana ini. Mereka sedang merancang strategi dan merencanakan serangan mendadak ke markas musuh mereka, jadi tidak ingin didengar oleh siapapun termasuk para asisten supaya menghindari mata-mata yang kemungkinan besar tetap ada di antara orang-orang terdekat."Mereka pasti akan siap untuk serangan kita," bisik Ryan sambil memicingkan matanya pada menu kafe di hadapannya - agar tidak terlalu tentara saat berbicara."Tentu saja mereka akan siap," sahut Alicia, "Tapi kita punya keunggulan. Kita sudah mengetahui rencana mereka, dan kita bisa memanfaatkan kelemahan-kelemahan mereka untu

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 117. Skandal

    Ryan akhirnya memutuskan untuk pergi sendiri ke tempat persembunyian yang disebutkan oleh orang misterius tersebut - yang menghubunginya lewat telepon. Setibanya di sana, pria itu langsung menyelidiki sekitar dan mendapatkan informasi penting yang bisa digunakan untuk mengalahkan orang-orang yang merupakan musuh-musuh keluarga Herlambang dan menggulingkan Ryanoir dari kursi pewaris tunggal.Namun, di tengah-tengah penyelidikannya, Ryan bertemu dengan sosok yang tidak ia duga. Sosok itu adalah Alicia, gadis yang kini bekerja di perusahaan Herlambang miliknya.Namun, kali ini perspektif Ryan terhadap gadis tersebut telah berubah. Dia tidak lagi memandang Alicia sebagai musuh atau bukan lawan. Sebaliknya, Ryan mulai melihat gadis itu sebagai seseorang yang dapat dipercaya dan menjadi sekutunya dalam melawan kelompok yang ingin menaklukkan dunia bawah."Aku tidak tahu bahwa kamu akan datang ke sini, Ryan," kata Alicia dengan wajah yang menggambarkan rasa terkejut dan lega.Ryan hanya ters

  • Kelahiran Kembali Sang Tuan Muda    Bab 116. Informasi Misterius

    Dengan terus mendengarkan pembicaraan Alicia dengan seseorang melalui telepon, Ryan memikirkan dugaan-dugaan sementara yang sedang ia pikirkan untuk kesimpulan penyelidikannya."Apa?" Ryan terkejut saat pengakuan Alicia, tentang hubungannya dengan Selly - istri Ryanoir yang sudah dihukum dengan cara yang menyedihkan hingga meninggal dunia.Ryan terdiam, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya lewat alat sadapnya. Ia berusaha menekan perasaan kekecewaannya karena ia sudah sempat terlena pada pesona gadis itu."Apakah Selly benar-benar terkait dengan penyelidikanku tentang Alicia? Mereka masih ada hubungan darah, dan apa tadi ... adiknya Selly?" Ryan berpikir keras, mencari tahu apakah ada kaitannya dengan kasus kelompok Pluto di masa lalu - yang nyatanya melibatkan keluarga Herlambang.Pria itu merasa terbebani dengan pengetahuan yang baru ia ketahui. Ia tidak bisa mengabaikan fakta bahwa Alicia, gadis yang sudah membuat hatinya terpesona, memiliki hubungan dengan keluarga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status