Emily dan Selly terlihat cemas karena terbongkar tanggung jawab mereka atas kematian Diana. Ryan merasa sangat marah dan kecewa karena mereka melakukan hal yang sangat jahat dengan membunuh saudaranya sendiri.
"Kalian melakukan itu untuk apa? Apakah ini semua hanya tentang uang?" tanya Ryan dengan nada yang penuh amarah.Emily dan Selly tidak dapat berkata-kata karena kesalahan mereka terbuka. Ryan terus meminta penjelasan dari mereka, tapi mereka tetap diam."Tidak akan ada yang terjadi pada kalian jika kalian memberitahuku apa yang sebenarnya terjadi," ucap Ryan dengan nada yang lebih tenang, mencoba mencari tahu alasan mereka.Setelah tertunduk dalam diam selama beberapa saat, Emily akhirnya memutuskan untuk memberitahu kebenaran tentang rencana mereka untuk memanipulasi Ryan dengan kepura-puraannya. Keduanya berusaha untuk memanfaatkan amnesia Ryan agar ia menandatangani surat wasiat yang menguntungkan mereka."K-ami ... kami tahu kalau kamu sedang mengalami amnesia, dan kami pikir kami bisa memanfaatkan kondisi tersebut. K-ami hanya ingin mendapatkan manfaat finansial dan lebih banyak uang melalui surat wasiat itu, sedangkan Diana ingin merusak rencana kami," kata Emily dengan terbata-bata."Diana bahkan tidak mengatakan apapun rentang kalian!" bentak Ryan.Ryan merasa sangat kesal karena mereka berdua hanya memikirkan keuntungan finansial dan tidak peduli dengan apa pun. Dia merasa sangat marah dan tidak bisa mengampuni mereka untuk membunuh saudaranya sendiri hanya untuk uang.Padahal pada kehidupannya sebagai "Ryan" yang berprofesi sebagai pembunuh bayaran, tidak pernah memikirkan hal apapun kecuali selesainya misi yang diembannya."Tindakan kalian sangat kejam dan tidak dapat dimaafkan. Aku akan memastikan bahwa kalian berdua akan mendapatkan ganjarannya! Aku akan mengambil langkah-langkah sesuai dengan keinginanku, sebab hukum tidak akan mampu membuat kalian jera!" ucap Ryan dengan tegas.Emily dan Selly terkejut mendengar perkataan Ryan yang jauh berbeda dari biasanya. Pertanyaan demi pertanyaan muncul di hati dan pikiran mereka berdua, hingga keduanya saling pandang dalam ketidak pastian.Sepertinya, Ryan punya rencana sendiri untuk memberikan hukuman pada istri dan ibu mertuanya itu. Ia akan melakukannya hukuman yang tidak biasa, sebab kelakuan mereka berdua juga yang menyebabkan Ryanoir tidak berdaya hingga akhirnya meninggal dunia.Dalam hal ini, Ryan ingin mengetahui lebih banyak lagi tentang bagaimana keluarga Ryanoir yang asli atau kandung sehingga membiarkan "Tuan Muda" mereka berada dalam lingkungan keluarga istrinya yang tidak sehat secara mental karena sering menyiksanya hingga akhirnya meninggal dunia."Pasti ada yang tidak beres dengan keluarga Ryanoir," gumam Ryan."Tapi untuk sementara waktu, aku akan menyiksa dua wanita itu untuk menerima hukuman. Aku ingin memastikan mereka bicara, siapa tahu ini ada kaitannya dengan keluarga Ryanoir sendiri."Ryan justru curiga dengan keluarga kandung Ryanoir yang terkesan tidak peduli dengan keadaannya, dan hanya memberikan dukungan secara finansial saja tanpa mau tahu keadaan yang sebenarnya dialami Ryanoir.Setelah mengeluarkan ancamannya, Ryan meninggalkan ruangan menuju ke tempat di mana ia telah menahan Emily dan Selly. Dengan tergesa-gesa, ia mendatangi ruangan kecil yang ia siapkan untuk menyiksa kedua wanita itu.Saat ia membuka pintu, Emily dan Selly terlihat ketakutan dan cemas. Mereka sama-sama berteriak memohon pada Ryan agar tidak menyiksa mereka. Namun, Ryan tidak merespon dan terus berjalan dengan pasti ke arah mereka."Tolong ... beri kami kesempatan! Aku Ibu mertuamu, Ryan!" teriak Emily, mencoba untuk menenangkan Ryan."Tolong, Ryan! Kami sungguh menyesal! Bukankah aku istrimu?" tambah Selly mengingatkan statusnya sebagai istrinya."Cih! Aku tidak punya istri dan ibu mertua macam kalian!" umpat Ryan.Tak hanya itu, Ryan juga memandang mereka dengan mata tajam yang penuh dendam. Ia sangat marah dan kecewa dengan perbuatan mereka. Namun, ia tahu bahwa sebagai seorang pembunuh bayaran, siksaan tidak akan memecahkan masalah apapun. Sebaliknya, itu hanya akan membuat ia terlihat tidak profesional.Ryan merenung sejenak dan memutuskan untuk mengambil tindakan yang berbeda. Ia telah memiliki rencana yang lebih bijaksana untuk menghukum Emily dan Selly."Dengar, kalian berdua," kata Ryan dengan nada tegas, membuat kedua wanita itu merinding."Kalian berdua mungkin akan mendapatkan hukuman yang pantas untuk apa yang kalian lakukan, tapi tidak dengan cara yang kalian bayangkan."Emily dan Selly saling pandang takut, tidak tahu apa yang akan terjadi pada mereka. Melihat sosok Ryan yang ada dihadapan mereka saat ini, sungguh jauh berbeda dengan sosok Ryan yang dulu.Ryan tersenyum miring melihat keduanya yang terlihat ketakutan, saling merangkul satu sama lain."Aku memiliki rencana. Kalian berdua akan bekerja untukku selamanya tanpa upah dan kebebasan," terang Ryan."Dengan demikian, aku yakin ini lebih baik daripada kalian terus menerus merasa bersalah dan merasa takut akan hukuman yang akan diterima jika ditangkap polisi. Iya, kan?" tanyanya pada istri dan ibu mertuanya, tapi dengan nada sinis.Emily dan Selly kaget mendengar rencana Ryan. Mereka sama-sama tidak tahu harus bereaksi apa. Namun, pada akhirnya mereka sepakat untuk mengikuti rencana Ryan dan bekerja untuknya selama yang diinginkan oleh Ryan, karena dengan demikian mereka masih bisa menyusun rencana sambil jalan.Dari sini Ryan mulai menyelidiki satu persatu keluarga Ryanoir dan juga keluarga istrinya. Dia tidak pernah percaya dengan satu orang pun, pengalamannya di masa lalu sebagai seorang pembunuh bayaran yang dikhianati oleh orang yang paling ia percaya.Dia masih bersyukur karena diberikan kesempatan untuk hidup dalam tubuh Ryanoir yang sebenarnya sudah meninggal dunia, untuk mengetahui lebih banyak hal yang tidak dia ketahui sebelumnya.***Ryan memulai penyelidikannya dengan mengumpulkan bukti-bukti dan melakukan penyelidikan dengan sejumlah orang yang mengenal keluarga Ryanoir, termasuk teman-teman dekat Diana ataupun rekan kerjanya."Yang saya tahu, keluarga Tuan Muda Ryanoir adalah milyader yang tidak tersentuh." Seseorang memberikan keterangan."Sebenarnya keluarga Ryanoir itu kaya raya, memiliki banyak usaha dan bisnis. Tapi, seberapa banyak dan seberapa besar tidak pernah ada yang bisa menghitung." Yang lain memberikan jawaban yang hampir sama."Tapi untuk anggota keluarga Ryanoir sendiri, saya tidak pernah mendengar berapa jumlahnya dan siapa saja mereka."Semakin banyak Ryan mengetahui tentang keberadaan keluarga Ryanoir, semakin banyak misteri yang terungkap. Dia juga menemukan konflik yang merajalela di antara para anggota keluarga, seperti persaingan bisnis yang ganas, dan kelemahan mental yang menyerang banyak orang di keluarga tersebut.Ryan merasa semakin kesulitan untuk mengungkapkan semua rahasia dan kebenaran yang seperti sengaja disembunyikan."Ini terlalu rumit, bahkan lebih rumit dari misi membunuh." Ryan membuat kesimpulan."Sepertinya ada rencana-rencana kudeta yang belum tampak keluar," gumamnya lagi.Semakin dipikirkan, Ryan merasa semakin tertantang untuk mencari tahu tentang jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dan kecurigaannya.Tapi Ryan tidak ingin mendengarkan perintah Alicia, dia ingin menyelamatkan mereka semua dari situasi ini. Dia mengambil tongkat ajaib dan berdiri di dekat altar. Dengan nafas terengah-engah, dia mencoba mengucapkan mantra yang tepat untuk mengakhiri ritual.Tangan Ryan bergetar, ketika dia mencoba mengucapkan kata-kata mantra tapi sayangnya otaknya tidak bisa berkonsentrasi sehingga salah ucap. Tubuhnya mulai terasa lelah dan pusing, tapi dia tidak ingin menyerah. Dia mengulang mantra itu berkali-kali, sampai tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan cahaya matahari menyinari seluruh ruangan.Ryan melihat ke arah pintu dan terkejut melihat kehadiran dua orang berpakaian serba hitam dan memakai topeng, yang pastinya bukan teman melainkan lawan."R-yan, cepat, cepatlah keluar dari sini sebelum terlambat!" kata Alicia dengan suara lemah, tapi tegas."Hahaha ... kalian semua tidak ada yang bisa keluar dari sini!" teriak satu dari dua pria tadi.Pria itu, menodongkan senjata api ke arah Ryan da
Beberapa hari kemudian.Dalam ruangan yang cukup luas dan gelap, sebuah altar besar terlihat berdiri di tengah ruangan dengan api ungu yang menyala di atasnya. Di sekeliling altar, terdapat lingkaran ungu yang ditempati oleh tiga pria dewasa, mereka memakai jubah putih bergaris hitam dan membawa tongkat dengan bentuk aneh yang dihiasi dengan kristal merah dan biru.Di sudut ruangan, ada dua gadis yang saling berpelukan. Satu diantara mereka dengan wajah menangis, sementara yang satu menenangkan.Gadis pertama memiliki rambut cokelat kehitaman dan bibir tebal, sedangkan gadis kedua memiliki rambut pirang pendek dan mata hijau cerah. Keduanya mengenakan pakaian putih dengan kain tipis yang melambai-lambai terkena angin yang berhembus dari celah-celah jendela."Lepaskan aku, lepaskan aku!" desah gadis cokelat sambil menangis dan berusaha melepaskan diri dari genggaman pria yang mengikutinya dari belakang."Tidak perlu takut, kita hanya akan melakukan pertukaran jiwa saja," terang pria it
Setelah semua permasalahan yang rumit dan kompleks terselesaikan, Ryan berniat mewujudkan impiannya untuk pensiun meskipun saat ini ia masih muda. Tapi urusan perusahaan keluarga Herlambang sudah ia serahkan kepada orang-orang pilihan yang dipercayainya, jadi ia bisa lebih santai menikmati hidupnya dengan memantau perkembangan perusahaan hanya lewat email saja.Pria itu juga memimpin kelompok Pluto sebagaimana peran yang seharusnya, dan rencana terdekatnya adalah menikah dengan Alicia. meskipun sadar jika Alicia adalah orang yang memiliki darah sama dengannya karena lahir dari rahim yang sama, tapi Ryan merasa bahwa dirinya ini adalah orang lain yang kebetulan terperangkap dalam tubuh kakak dari Alicia. Dan ia ingin menghabiskan sisa umurnya bersama gadis tersebut, meskipun ia sendiri tidak yakin jika Alicia akan setuju dengan keputusannya itu.Ryan duduk di teras rumahnya sambil menatap jauh ke depan. Hari itu ia memutuskan untuk menjalankan rencananya, meskipun ia tahu itu akan menja
Beberapa hari kemudian, Ryan dan Alicia akhirnya memiliki rencana yang matang untuk mengalahkan musuh-musuh mereka. Mereka merencanakan serangan mendadak ke markas kelompok yang ingin merebut kekuasaan, dan mereka yakin bahwa itu akan berhasil.Ryan dan Alicia duduk di sebuah kafe kecil di sudut kota, guna menghindari perhatian orang lain - di mana mereka sengaja bertemu secara diam-diam untuk membicarakan rencana ini. Mereka sedang merancang strategi dan merencanakan serangan mendadak ke markas musuh mereka, jadi tidak ingin didengar oleh siapapun termasuk para asisten supaya menghindari mata-mata yang kemungkinan besar tetap ada di antara orang-orang terdekat."Mereka pasti akan siap untuk serangan kita," bisik Ryan sambil memicingkan matanya pada menu kafe di hadapannya - agar tidak terlalu tentara saat berbicara."Tentu saja mereka akan siap," sahut Alicia, "Tapi kita punya keunggulan. Kita sudah mengetahui rencana mereka, dan kita bisa memanfaatkan kelemahan-kelemahan mereka untu
Ryan akhirnya memutuskan untuk pergi sendiri ke tempat persembunyian yang disebutkan oleh orang misterius tersebut - yang menghubunginya lewat telepon. Setibanya di sana, pria itu langsung menyelidiki sekitar dan mendapatkan informasi penting yang bisa digunakan untuk mengalahkan orang-orang yang merupakan musuh-musuh keluarga Herlambang dan menggulingkan Ryanoir dari kursi pewaris tunggal.Namun, di tengah-tengah penyelidikannya, Ryan bertemu dengan sosok yang tidak ia duga. Sosok itu adalah Alicia, gadis yang kini bekerja di perusahaan Herlambang miliknya.Namun, kali ini perspektif Ryan terhadap gadis tersebut telah berubah. Dia tidak lagi memandang Alicia sebagai musuh atau bukan lawan. Sebaliknya, Ryan mulai melihat gadis itu sebagai seseorang yang dapat dipercaya dan menjadi sekutunya dalam melawan kelompok yang ingin menaklukkan dunia bawah."Aku tidak tahu bahwa kamu akan datang ke sini, Ryan," kata Alicia dengan wajah yang menggambarkan rasa terkejut dan lega.Ryan hanya ters
Dengan terus mendengarkan pembicaraan Alicia dengan seseorang melalui telepon, Ryan memikirkan dugaan-dugaan sementara yang sedang ia pikirkan untuk kesimpulan penyelidikannya."Apa?" Ryan terkejut saat pengakuan Alicia, tentang hubungannya dengan Selly - istri Ryanoir yang sudah dihukum dengan cara yang menyedihkan hingga meninggal dunia.Ryan terdiam, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya lewat alat sadapnya. Ia berusaha menekan perasaan kekecewaannya karena ia sudah sempat terlena pada pesona gadis itu."Apakah Selly benar-benar terkait dengan penyelidikanku tentang Alicia? Mereka masih ada hubungan darah, dan apa tadi ... adiknya Selly?" Ryan berpikir keras, mencari tahu apakah ada kaitannya dengan kasus kelompok Pluto di masa lalu - yang nyatanya melibatkan keluarga Herlambang.Pria itu merasa terbebani dengan pengetahuan yang baru ia ketahui. Ia tidak bisa mengabaikan fakta bahwa Alicia, gadis yang sudah membuat hatinya terpesona, memiliki hubungan dengan keluarga
"Emh, Ryan. Aku ingin kerja di perusahaan Herlambang. Apakah kamu bisa menerima aku sebagai karyawan kamu?""Kerja di perusahaan Herlambang?" tanya Ryan terkejut.Tiba-tiba saja, Alicia pengajukan pertanyaan yang tidak pernah disangka-sangka Ryan. Itulah sebabnya Ryan semakin curiga jika gadis itu memiliki maksud tertentu supaya bisa masuk dalam lingkungan perusahaan, agar pergerakannya lebih mudah dan cepat - menurut Ryan.Ryan tidak bisa menyembunyikan keheranan pada wajahnya atas permintaan Alicia. Ia bertanya-tanya kenapa gadis itu meminta pekerjaan di perusahaannya, dan bagaimana hal itu akan mempengaruhi penyelidikan yang sedang ia lakukan."Apa alasannya? Kamu sudah mendengar hal-hal buruk tentang perusahaan itu, kan?" Ryan mencoba mencari alasan untuk tidak menerima gadis itu bekerja di perusahaan keluarga Herlambang."Iya, aku tahu tentang banyak kasus yang terjadi, selain perampokan yang melibatkan teman pengacara keluarga Herlambang. Tapi, hal itu bukanlah masalahku. Aku mu
Sayangnya, Ryan tidak bisa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada di otaknya lewat internet - setelah beberapa kali mencoba mencari. Nyatanya, Alicia tidak memiliki profil lengkap sehingga Ryan harus bekerja lebih keras untuk mencari tahu identitas asli Alicia. Gusar dan kesal, akhirnya Ryan memutuskan untuk memasang penyadap pada Alicia. Alat sadap mini, yang dulu pernah ia pasang pada sepupunya Selly. Alat sadap yang berukuran sangat kecil sehingga tidak disadari keberadaannya oleh orang yang menjadi targetnya."Ok, aku akan memasang penyadap pada ponselnya ... atau anggota tubuhnya saja.. Dengan begitu, aku bisa mendapatkan informasi yang diperlukan untuk mengungkap siapa sebenarnya Alicia," gumam Ryan dalam hati.Ryan segera mengoperasikan - mendesain dan memproduksi penyadap tersebut dan bersiap untuk memulai misi pencariannya. Dia tidak sabar untuk mengungkap identitas sebenarnya dari gadis yang telah mencuri hatinya itu, meskipun juga mencurigakan karena mengetahu
Ryan cepat-cepat berlari kembali ke ruangan sebelah dan berhenti di depan tempat duduk Alicia. Ia berharap belum terlambat untuk meminta maaf pada gadis itu."Maaf, sudah menunggu lama sekali," kata Ryan ketika ia duduk kembali di samping Alicia. "Maaf, tadi ada urusan yang terpaksa aku lakukan," imbuhnya kemudian."Ah, tidak masalah." Alicia menjawab dengan senyumannya yang manis.Ryan merasa malu karena membuat Alicia harus menunggunya selama itu. Namun, ia tetap berusaha untuk tenang dan melanjutkan pembicaraan yang sempat ditunda.Alicia sendiri tidak pernah menyangka jika Ryan memiliki posisi yang sangat penting di perusahaan Herlambang ini. Gadis itu memang belum sepenuhnya tahu bahwa Ryan adalah Tuan Muda Ryanoir."Aku ingin menanyakan sesuatu kepadamu," celetuk Alicia yang membuat Ryan mengerutkan keningnya."Hm, apa?" tanya Ryan ingin tahu apa yang ingin diketahui oleh gadis itu."Apakah k-amu, emh ... maksudku, Anda ... adalah Tuan Muda Ryanoir?" Akhirnya, gadis itu mengajuk