Share

Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku
Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku
Author: Astri Wibowo

Keceplosan

Author: Astri Wibowo
last update Last Updated: 2024-09-19 18:49:05

“Mas, besok Mama dan Mbak Sum mau datang ke Jakarta, katanya mereka mau menginap di rumah kita. Kata Mama, Mama kangen sama Mala, apa Mas Hanung tidak keberatan kalau Mama dan Mbak Sum menginap beberapa hari di rumah kita?” tanya Aisyah pada sang suami yang terlihat sedang menikmati makanan di dalam piringnya itu.

Hanung mengangguk dengan semangat, seperti biasanya, ia akan merasa sangat senang jika keluarganya Aisyah datang ke rumahnya. Terutama Bu Seruni sang Mama mertua dan juga Mbak Sumiyati sebagai kakak tertua dari istrinya itu.

“Tentu saja boleh, kan mereka juga adalah keluargaku. Lagi pula wajar juga kan, namanya juga orang tua, pasti Mama akan merindukan anak–anaknya yang tinggal jauh dari rumah. Malah bagus kan, besok kamu kan harus pergi ke luar kota selama 2 hari, itu tandanya aku dan Mala tidak hanya berdua saja di rumah ini. Ada Mama dan juga Mbak Sum yang menemani kami,” jawab Hanung yang membuat perasaan Aisyah merasa sangat bersyukur karena memiliki suami yang sangat penyayang terhadap keluarganya.

“Alhamdulillah kalau Mas Hanung mengizinkan. Aku juga jadi lega sekarang. Aku merasa sangat bersyukur karena memiliki suami yang sangat pengertian seperti Mas Hanung.”

Kemudian Aisyah menatap ke arah sang adik yang sejak tadi tak berkomentar apa–apa.

“Mala, nanti kalau kamu cari suami, harus cari yang sifatnya seperti Mas Hanung ya. Agar nantinya dia bukan hanya akan sayang sama kamu saja, tapi juga harus sayang sama keluarga kita.” ujar Aisyah menasehati sang adik yang masih terlihat sibuk dengan sendok dan juga garpu nya itu.

“Nggak usah khawatir Mbak, Mala lebih pintar dari Mbak Ais kok. Nanti jika sudah waktunya, Mala pasti akan memperkenalkan calon suami Mala sama Mba Aisyah ya!” jawabannya sambil tersenyum, menatap Aisyah dan Hanung bergantian.

“Memangnya sekarang kamu sudah punya pacar? Kalau bisa kamu jangan pacaran dulu Mala! Kalau memang calon suami kamu itu serius, kamu langsung ajak saja dia ketemu Mama. Minta segera halalin, kalau kamu sudah merasa cocok sama dia. Ingat ya Mala, pacaran itu dilarang sama ajaran kita loh.”

Pesan Aisyah lagi, ia merasa takut jika adiknya sampai melakukan hal yang di larang. Apalagi ia dititipi secara langsung oleh sang Mama, makanya Aisyah bersikap lebih protektif sama sang adik. Karena ia tidak ingin membuat sang Mama merasa kecewa.

“Iya, iya Mbak, Mala paham kok.” jawab Mala yang terlihat sedikit risih akan ceramah sang Kakak di pagi hari.

“Itu lah kenapa Mbak Ais meminta Mas Hanung mengantar jemput kamu. Karena selain perusahaan kalian yang satu arah dan berdekatan, diantar jemput sama Mas Hanung itu lebih aman Mala. Apalagi kamu tahu sendiri pergaulan anak sekarang seperti apa kan? Mbak Ais nggak mau jika sampai kamu terjebak dalam pergaulan bebas di luar sana. Bukan apa–apa, semua ini Mbak Aisyah lakukan karena Mbak Aisyah sayang sama kamu, Mala.”

“Iya, iya Mbak, Mala dengar kok. Nggak usah ceramah tiap hari deh!” jawab Mala seraya mencebikkan bibirnya. Ia kemudian memilih tidak menghabiskan makanannya, karena terlanjur kesal sudah di ceramahi oleh sang Kakak.

“Udah lah Aisyah, Mala kan sudah besar. Dia juga tau mana yang baik dan mana yang buruk. Kalau kamu kayak gitu terus selalu ceramah sama Mala, yang ada nanti dia jadi membangkang sama kamu. Kamu nggak perlu khawatir, tiap hari Mala kan pulang sama aku, jadi dia nggak akan aneh–aneh!”

Seperti biasanya, Hanung selalu membela Mala setiap kali Aisyah sedang memberikan ia nasihat nya untuk sang adik bungsunya itu. Membuat Mala selalu merasa diatas angin dan tidak mau mendengarkan setiap nasihat yang dilontarkan oleh sang kakak.

“Tau nih Mbak Aisyah bikin badmood banget! Mas ayo kita berangkat sekarang, nanti kita telat! Ini hari senin, pasti di jalan macet banget!” ajak Mala pada Hanung yang belum menghabiskan makanan di dalam piringnya tersebut.

“Sebentar Mala, Mas Hanung kan belum selesai sarapannya. Lagi pula ini kan masih pagi, tuh lihat jam saja baru menunjukkan pukul 06.00 WIB, waktunya masih banyak jadi biarkan Mas Hanung menghabiskan makanannya dulu ya?”

Aisyah mencoba mencegah, namun seperti biasanya ternyata ucapan Mala malah langsung di iya kan oleh sang suami. Hanung ternyata lebih memilih menuruti ucapan Mala ketimbang ucapannya itu.

“Sudah lah, aku juga sudah kenyang kok. Mala benar, hari senin adalah hari macet nasional. Jadi kalau kita telat sedikit saja pasti kita akan terlambat. Kalau begitu aku berangkat dulu ya, Aisyah.”

Hanung kemudian mengulurkan tangannya pada Aisyah, lalu seperti biasa ia pun mengecup kening istrinya ketika akan berangkat ke kantor.

Mala yang sudah tak sabar itu pun berteriak, ia memanggil Hanung yang sedang dibereskan dasinya oleh Aisyah.

“Mas, Ayo! Nanti kita kesiangan!”

“Iya, iya sayang! Eh Mala, tuh kan jadi keceplosan deh! Gara–gara kamu sih Aisyah ah! Ya udah, Mas berangkat dulu ya, kamu nanti hati–hati di jalan ya!”

Pesan Hanung itu pun di anggukan oleh Aisyah. Hanung lalu bergegas pergi meninggalkan sang istri yang menatap kepergian suaminya tanpa rasa curiga sedikitpun.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Di Talak

    “Bagaimana bisa kamu di pecat dari perusahaan itu Mala? Bukankah kamu bilang kalau boss kamu sudah sangat cocok sama kinerja kamu selama ini?” tanya Hanung ketika ia baru masuk ke rumah baru milik Mala yang beberapa hari lalu baru ia belikan itu.“Aku gak tahu Mas, karena tiba–tiba saja aku dipecat tanpa tahu kesalahanku apa? Mereka hanya bilang kalau aku sudah melanggar kontrak kerja, tapi mereka sendiri tidak memberikan aku penjelasan apa–apa.” Hanung berdecak kesal, tak menyangka di posisinya yang serba sulit seperti saat ini, tiba–tiba Mala pun dipecat dari perusahaan tempat ia bekerja. “Kenapa kamu bersikap seperti itu Mas? Kamu seolah tidak suka dengan kabar ini? Bukankah waktu itu kamu pernah bilang, kalau tanpa perlu aku bekerja pun kamu akan selalu mencukupi semua kebutuhanku dan juga calon anak kita. Lalu kenapa sekarang kamu berubah, Mas? Mana janji yang sudah kamu ucapkan itu di hadapan semua keluargaku hmm?”Mala yang sedikit kaget dengan perubahan mimik wajah yang ditu

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Kabar Buruk

    “Apa? Kenapa bisa sampai sebanyak ini tagihan untuk perusahaan kita Sarah? Bagaimana bisa semua klien kita membatalkan proyeknya hanya dari satu pihak saja? Sedangkan semuanya sudah deal kan?” Hanung membulatkan bola matanya seketika ketika ia mendapatkan laporan dari sekretaris dan juga asisten pribadinya.“Betul Pak, tadi Pak Dodi sudah menghubungi pihak sana, dan mereka memang membatalkan proyek–proyek ini. Jadi mau tidak mau kita harus mengembalikan uang mereka Pak.” terang Sarah seraya memberikan bukti dokumen yang diberikan oleh Dodi.“Benar begitu Dodi?” tanya Hanung dengan tatapan tajam menghunus ke arah sang asisten pribadinya.“Betul Pak.”“Kenapa kamu tidak mencoba untuk membujuk mereka. Paling tidak kamu berusaha terlebih dahulu agar mereka tidak jadi membatalkan proyek ini.” “Sudah Pak, saya sudah mencobanya tapi nyatanya mereka tetap membatalkan proyek yang hampir berjalan ini. Dan ada kabar buruk lagi Pak,” ucap Doni dengan wajah yang belum apa–apa saja sudah merasa

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Persiapan Balas Dendam

    Setelah kepergian Aisyah, Erna dan juga Restu yang mengantar Aisyah ke kamarnya, Mala kemudian menarik paksa tangan Hanung yang masih menatap kepergian istrinya itu dengan lekat. “Mas, kamu apa–apaan sih bersikap seperti tadi sama Mbak Aisyah? Memangnya kamu ini masih mencintai Mbak Aisyah apa?” Mala menatap Hanung dengan kesal, wajahnya terlihat sangat badmood dan juga dongkol. Mengingat saat tadi Hanung memohon–mohon sama Aisyah hingga dirinya berlutut di hadapan Aisyah. Sedangkan Hanung sendiri sudah berjanji kalau ia akan segera menceraikan Aisyah.“Sayang di sana kan ada Erna dan juga Restu, ya kamu tahu sendiri kan Mas masih harus akting. Agar Mas bisa membujuk Aisyah agar mau menyerahkan perusahaannya sama kamu. Memangnya kamu nggak mau jadi ibu CEO menggantikan posisi Aisyah?”Hanung beralasan, ia berusaha untuk meyakinkan Mala agar tak banyak protes, padahal ia sendiri sebenarnya sedang merasa ketakutan dengan sadarnya kembali Aisyah dari komanya.Ia takut jika sampai Aisy

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Mulai Balas Dendam

    “Aisyah! Aisyah! Kamu ingat sama Mas kan sayang? Ini aku Hanung. Hanung suami kamu Aisyah. Kamu ingat aku kan sayang?” Hanung berusaha mendekat ke arah Aisyah, walaupun ia sudah dilarang oleh Erna dan juga Restu tapi Hanung tetap memaksa untuk mendekati Aisyah. Bahkan kini Hanung bersimpuh di hadapan Aisyah, dan memegangi tangan Aisyah dengan eratnya.“Mas!” Bentak Mala, ia yang tak terima jika Hanung sampai berlutut seperti itu terhadap Aisyah yang harusnya sudah diceraikan oleh Hanung.“Aisyah, ini Mas. Kita sudah menikah lima tahun yang lalu. Sebelum ini rumah tangga kita sangat harmonis dan juga bahagia, sayang. Aisyah, kamu ingat sama mas kan Aisyah?” Hanung meremas dengan erat kedua jari–jari tangan Aisyah, namun tak disangka oleh Hanung jika Aisyah langsung melepaskan genggaman tangannya tersebut.“Kamu siapa? Aku nggak ingat sama kamu,”Ekspresi wajah Aisyah terlihat datar, cuek seperti orang yang tak saling mengenali. Benar–benar tak terlihat ada pancaran cinta di sana.“

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Pulang Kerumah

    “Siapa yang sudah berani menuduh aku melakukan ini semua, Mas? Padahal aku nggak tahu apa–apa dengan masalah ini, Mas?” tanya Mala yang seketika langsung menaruh sendok dan garpu yang sedang ia pegang.Mala mencoba membela diri di hadapan Hanung, merasa tak terima jika dirinya sudah dituduh dengan sengaja mengirimkan foto–foto mesranya dengan Hanung pada Aisyah.“Lalu kamu pun tak ada niat untuk membela aku di hadapan mereka ya, Mas? Kalau kamu fiam, itu tandanya kamu mengiyakan tuduhan mereka Mas.” tanya Mala ketika Hanung menanyakan soal foto dan video mereka yang kini ada di ponselnya Erna dan Mala itu.“Erna, sayang, Erna lah yang bilang kalau kamu sudah sengaja mengirimkan foto–foto pribadi kita itu pada Aisyah. Dan Erna juga bilang kalau foto dan video itu adalah penyebab kecelakaan yang terjadi pada Aisyah.” terang Hanung, yang disaksikan oleh Bu Seruni dan juga Mbak Sum yang juga ada di sana. “Mas juga nggak yakin kalau itu kamu yang mengirimkannya. Tapi kalau bukan kamu, si

  • Keluargaku Menjadi Saksi Pernikahan Siri Suami dan Adikku    Pura-pura Koma

    Setelah Hanung dan Mala pergi meninggalkan ruangan Aisyah, Erna yang telah selesai makan malam itu pun bergantian dengan Restu. Ia pun langsung masuk ke dalam ruangan tersebut setelah Restu pergi mencari makan. Namun betapa kagetnya Erna ketika melihat Aisyah yang ia ketahui sedang tak sadarkan diri sejak beberapa hari terakhir, ternyata saat ini Aisyah sedang duduk sambil menangis sesenggukan dengan suaranya yang tak terlalu keras.“A–Aisyah! Ka–kamu sudah sadar Ais?” Kedua bola mata Erna membulat sempurna, menyaksikan keajaiban yang selama ini ia dan Restu tunggu–tunggu. “ Ah syukurlah Aisyah, Alhamdulillah ya Allah akhirnya kamu sadar juga Ais. Ais sebentar ya biar aku panggil suster dulu ya!”Dan saat Erna hendak memanggil suster, Aisyah pun langsung melarangnya. “Jangan Erna! Jangan lakukan itu! Karena mereka semua sudah mengetahuinya kok!” cegah Aisyah pada Erna yang terlihat sangat semangat itu.Erna langsung berhenti, tak lama ia pun langsung berbalik menghampiri sahabat se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status