Keluargamu bukan KeluargakuPart 50 POV Kania"Kania, kamu baca berita hari ini nggak?" tanya Bang Ruli ketika kami sedang sarapan. Aku menggeleng pelan menjawab pertanyaan Bang Ruli barusan. Karena memang aku tidak menonton Televisi dan juga tidak membaca koran pagi ini."Memangnya berita apa, Ruli?" tanya Mama penasaran."Iya nih. Jangan jahil tapi ya. Beritanya harus yang serius dan juga up to date!" seruku menatap Bang Ruli tajam. Karena aku sudah kapok dikerjain terus sama Bang Ruli. Apalagi dia pernah bohong tentang Bang Reno yang sudah menikah.Bang Ruli dan yang lainnya ikut tertawa karena bisa melihat aku seperti trauma dengan berita yang diberi sama Bang Ruli. Begitu juga istrinya, dia lah yang paling tau bagaimana jahilnya suami tercintanya itu. Kata Kakak ipar, dia mencintai Bang Ruli karena dia humoris. Tapi menurutku, dia jahil."Iya, dijamin dah berita ini up to date!" jawab Bang Ruli sambil tersenyum lebar. Aku terus menyuapkan nasi ke dalam mulut. Sudah lama sekali a
Keluargamu bukan KeluargakuPart 49POV NovalAku meringis kesakitan ketika tendangan kaki Ilham mengenai perutku. Jeritan Vivi tidak ditanggapi oleh Ilham. Dengan beringas Ilham mengambil tongkat bisbol yang ada di dinding kamarnya. Aku menelan ludah yang terasa pahit, sepahit nasibku hari ini."Mas, jangan, Mas. Sadar!" teriak Vivi memegangi Ilham yang sedang dikuasai amarah."Diam. Karena aku lagi sadar, makanya aku melakukan ini. Oh atau kamu msu ikut bergabung dengan laki-laki itu?" tanya Ilham sambil menyeringai lebar. Dia sangat menyeramkan. Lebih menyeramkan daripada setan yang pernah aku jumpai dalam mimpi.Perlahan Vivi melepaskan cengkraman tangannya dari Ilham. Sial, rupanya dia tidak mau membelaku."Tunggu. Kamu jangan salah paham. Aku baru saja sampai ke sini. Yang menikmati tubuh istri kamu bukan aku. Tapi dua laki-laki tadi, kamu pasti jumpa sama kedua laki-laki tadi di luar bukan? Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa tanyakan Dino kapan aku sampai ke sini. Jangan berti
Keluargamu bukan KeluargakuPart 48POV Kania"Huft…." Aku membuang nafas panjang ketika sudah berjalan di bandara. Tidak terasa nyatanya aku sudah pergi selama tiga tahun dari Indonesia. Bukan waktu yang sebentar memang, namun itu bisa memulihkan hatiku yang pernah patah. Jiwa yang pernah layu dan juga raga yang sangat lelah.Aku memutuskan untuk mengambil kesempatan melanjutkan pendidikanku di Swedia. Tempat dimana aku membuka lembaran baru dalam hidupku. Aku meninggalkan semuanya di sini, kenangan, impian dan harapan. Dan kini aku sudah kembali. Semoga hidupku menjadi lebih baik sekarang."Kaniaaa…." Terdengar suara teriakan Mama dan Papa yang sedang menunggu kedatanganku. Mereka bersorak senang dengan binar bahagia terpancar dari wajah tuanya. Mereka sampai membawa spanduk kecil dengan tulisan 'We Miss You Kania. Welcome back.' Aku sampai terpingkal melihat wajah kesal Bang Ruli yang berdiri mematung di samping Mama dan Papa memegang spanduk kecil itu."Mama… Papa… Kania kangen ba
Keluargamu bukan KeluargakuPart 47POV NovalHari ini tepat tiga tahun aku berpisah dari Kania. Hubungan yang selama ini aku jaga mati-matian, tapi harus kandas di tengah jalan. Aku sebenarnya tidak pernah membayangkan akan berpisah dari Kania. Hanya saja takdir membuatnya pergi dariku. Aku masih menatap foto pernikahan kami yang sampai saat ini masih terpajang di kamar. Ibu sebenarnya sudah menyuruhku untuk membuang saja foto itu. Tapi aku terlanjur jatuh ke dalam cintanya Kania.Dia wanita yang sangat cantik. Jika kalian menyuruhku untuk menggambarkan bagaimana rupa Kania. Kalian bisa bayangkan saja tubuhnya semampai dengan hidung mancung tapi kecil. Kulitnya putih cerah dan sangat bersih. Bibirnya yang merah alami, membuatnya semakin menawan. Tidak ada yang bisa menandingi Kaniaku, termasuk Vivi. Dia itu menawan, gadis ceria, tegas.Hanya saja entah kenapa dulu aku sampai tergoda olehnya. Dengan alasan anak, dia selalu menggodaku dan meminta uang dari setengah gajiku. Tentu saja s
Keluargamu bukan KeluargakuPart 46POV Kania"Kania Azzahra. Kenapa kamu meninggalkan saya?" tanyanya yang membuat dadaku kembali merasa nyeri."Itu sudah berlalu. Dan tidak penting untuk saya jawab," balasku pelan sambil menunduk ke bawah."Tapi bagi saya itu penting. Sangat penting, tolong jawab. Dan buat saya untuk membenci kamu!" teriaknya yang membuatku tergugu.Rasanya ingin sekali aku menjawab sambil berteriak, kalau aku terpaksa.Elkan Rayasa, dia adalah laki-laki pertama yang pernah singgah di hatiku dulu. Empat tahun yang lalu aku dan dia pernah menjadi sepasang kekasih. Dimana semua teman-temanku sangat iri dengan hubungan kami yang selalu hangat. Tidak pernah ada pertengkaran diantara kami. Jika pun ada, akulah yang akan sedikit marah dan setelag dia membujuk kami akan baik kembali.Elkan adalah Abang letingku di kampus. Kami bertemu dan akrab setelah acara sambutan mahasiswa baru. Kami sama-sama mengambil mata kuliah bisnis. Makanya kami saling mendukung satu sama lain.
Keluargamu bukan KeluargakuPart 45POV Kania"Ya nggak papa. Kan Kania aja nggak keberatan kok," balas Bang Reno santai. Aku menepuk jidat."Dia cuma sekretaris," balas Pak Bara kesal."Yaudah kalau gitu, kamu pindah ke meja Abang aja yuk," ajak Bang Reno sambil tersenyum ke arahku."Berani kamu ninggalin saya?" tanya Pak Bara lagi padaku. Ya Tuhan, anugerahkan hamba jurus menghilang.Belum juga aku menjawab tawaran dari Bang Reno, tiba-tiba saja ada yang datang menyapa kami."Selamat malam, Pak Bara. Senang sekali rasanya bisa bertemu di sini malam ini," sapa seseorang yang sangat aku kenal. Untuk mengalihkan pandangan, akhirnya aku memilih untuk meminum jus yang di sediakan di atas meja."Selamat malam, Pak Elkan. Saya juga sangat senang sekali bisa ikut tender yang Anda adakan malam ini," balas Pak Bara sok ramah. Wajah dingin itu tidak henti-hentinya memancarkan senyum."Wah, ada Pak Reno juga. Selamat malam Pak Reno, semoga suka ya sama jamuan makan malamnya. Ini salah satu menu