Share

18. Kecurigaan Pakdhe

"P-pembalut. Kamu tahu?" tanya Pakdhe seolah ragu.

Seketika aku terperangah dan mendongak menatap Pakdhe. "Jadi Pakdhe juga tahu?"

Pakdhe tiba-tiba menghela napas panjang. Dia meraup wajahnya dengan kedua tangan. Khas seseorang ketika sedang dalam keadaan kalut.

"Pakdhe, aku mohon jangan ceritakan ini pada siapa pun untuk sementara waktu," pintaku pada Pakdhe bersungguh-sungguh.

Aku tak menyangka rupanya Pakdhe hampir tahu semuanya. Namun, sepertinya Pakdhe enggan memperjelas karena sungkan.

"Kamu tenang saja, Nduk. Kamu tahu Pakdhe kan? Percayakan ini pada Pakdhe," sahut Pakdhe meyakinkan.

"Sebenernya juga ada yang ingin aku tanyakan Pakdhe," ujarku.

"Tanyakan sekarang "

Aku mengeluarkan secarik kertas dari saku baju. Kertas yang hampir kulupakan ketika berangkat ke sini. Niatku hendak kutanyakan pada Budhe Yanti, akan tetapi kondisinya tidak memungkinkan karena banyak orang.

Beruntungnya ada Pakdhe. Aku yakin Pakdhe paham, mengingat dia asli penduduk kampung ini.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status