Althon mengembus napas panjang untuk kesekian kalinya. “Dengarkan aku baik-baik, Tuan. Aku sudah menjalani hari ini dengan sangat buruk, dan aku berharap kau tidak membuat hariku menjadi lebih buruk lagi dengan sandiwaramu. Hentikan sandiwaramu dan segera tangkap aku.”
“Tuan Muda, kami datang bukan untuk menangkap Anda. Kami datang untuk mengantar Anda bertemu dengan kakek Anda. Kami bukanlah suruhan pria bernama Alvin seperti yang Anda duga,” ujar pria berusia tiga puluh tahunan.
Althon memijat kepalanya yang pening. “Kau benar-benar keras kepala.”
“Tuan Muda, sentuh cincin Anda selama tiga detik hingga cincin itu bekedip beberapa kali. Anda akan mendapatkan informasi mengenai Anda.”
“Berjanjilah untuk berhenti bersandiwara setelah aku melakukan permintaan konyolmu.” Althon menyentuh cincin selama tiga detik. Ia terkejut ketika sebuah layar hologram tiba-tiba muncul di hadapannya. “Apa ini?”
Althon menyentuh layar hologram, tetapi tangannya justru menembus layar. Ia membaca informasi di layar. “Althon Leander. Apa Leander adalah nama keluargaku?”
Althon melirik pria itu sekilas. “Aku lahir di Okatown, 24 tahun yang lalu. Ayahku bernama Arthur Leander dan ibuku bernama Adele Leander. Bagaimana layar ini bisa memasang fotoku?”
Althon tercenung selama beberapa waktu. “Pria bernama Arthur Leander memiliki wajah yang mirip denganku. Apa dia benar-benar ayahku?”
Althon menggeser layar. “Anthony Leander, dia … adalah kakekku?”
“Namaku Alan.” Pria itu membungkuk singkat, mendekati Althon. “Aku adalah asisten kepercayaan Master Anthony.”
“Cincin ini sudah bersamaku selama bertahun-tahun, tapi cincin ini baru pertama kali menampilkan layar hologram seperti sekarang.”
“Cincin Anda aktif setelah cincin itu terkena darah Anda. Kami berhasil melacak lokasi Anda dari sinyal cincin Anda. Ketika cincin itu aktif, cincin akan melakukan pemindaian pada pemakainya. Jika Anda bukan pemiliknya, cincin itu akan menjadi tidak aktif.”
Althon mengamati Alan dan para pengawalnya saksama, menggeleng beberapa kali. Ia masih ragu untuk mempercayai mereka. “A-aku tidak mempercayai kalian. Kalian pasti suruhan Alvin dan menjadi bagian dari rencananya untuk menghancurkanku.”
“Anda bisa mempercayai kami, Tuan Muda. Kami bukanlah musuh.”
“Berikan kami jaminan jika kalian bukanlah musuh.” Althon mengembus napas panjang. Ia benar-benar sudah lelah dengan malam ini, dan tidak ingin tertipu oleh siapa pun lagi.
Alan melempaskan jam tangannya dan sebuah pistol. “Jam tangan ini berharga satu juta dolar. Anda bisa menjadikan jam tangan ini sebagai jaminan. Selain itu, jika Anda melihat tindakan kami mencurigakna, Anda bisa langsung menembak kami.”
Althon menerima jam tangan dan pistol, mengamati kedua benda itu lekat-lekat. “Jam tangan ini merupakan merk terkenal, tapi aku tidak tahu apakah jam ini asli atau tidak. Pistol ini juga terlihat sungguhan.”
“Anda bisa mengarahkan cincin Anda pada jam tangan dan pistol itu untuk mengetahui keasliannya, Tuan Muda.”
Althon tampak ragu, tetapi ia tetap mengarahkan cincinnya pada jam tangan dan pistol. Layar hologram seketika menampilkan informasi mengenai jam tangan dan pistol. “Jam tangan dan pistol ini asli. Tidak, aku tidak boleh mempercayai hal ini dengan mudah.”
Althon mengarahkan cincin pada sepeda listriknya. Layar menampilkan informasi terkait sepeda listrik. “Layar bahkan menampilkan status sepeda listrikku yang rusak.”
Althon menatap Alan dan pasukannya. “Apakah pria itu dan pasukannya memang suruhan dari kakekku?”
Althon tidak sengaja mengarahkan cincin ke salah satu mobil. “Mobil itu berharga sepuluh juta dolar? Mobil itu memang terlihat sangat mewah.”
“Aku tahu Alvin berasal dari keluarga kaya, tapi aku yakin dia tidak akan mampu membeli mobil mewah itu, apalagi berjumlah sepuluh buah.”
Alvin menyentuh cincin, dan layar hologram seketika tertutup. “Apa kalian memang suruhan kakekku?”
Alan mengangguk. “Benar, Tuan Muda.”
Althon tercenung selama beberapa waktu. Jika ia terus berada di taman ini, polisi akan menangkapnya. Akan tetapi, ia belum sepenuhnya percaya pada Alan dan pasukannya. Apa yang harus ia lakukan sekarang?
Althon mengembus napas panjang, memasukkan jam tangan dan pistol ke dalam saku. “Baiklah, aku akan ikut bersama kalian. Aku akan menembak kalian jika kalian mencurigakan.”
“Ikuti aku, Tuan Muda.” Alan berjalan menuju mobil, membukan pintu untuk Althon. “Anda bisa mengganti baju Anda di dalam mobil. Kami sudah menyediakan banyak pakaian untuk Anda. Jika Anda membutuhkan sesuatu, Anda bisa mengatakannya padaku.”
Althon memasuki mobil, terkejut ketika melihat bagian dalam mobil yang sangat mewah. “Ini benar-benar luar biasa. Aku tidak pernah memasuki mobil mewah seperti ini sebelumnya.”
Althon mengganti pakaiannya dengan pakaian baru. “Pakaian ini sangat nyaman sekali dan pasti sangat mahal.”
Althon mengamati Alan dan pasukannya yang masih berada di luar. “Jika mereka memakai mobil mewah ini untuk berpergiaan, maka seberapa kaya keluargaku?”
Althon bersandar di kursi. “Jangan terlalu berkhayal, Althon. Mereka hanyalah orang asing. Kau tidak boleh mempercayai mereka.”
Alan duduk di samping Althon. “Kita akan pergi ke Paradise Mansion di Okatown sekarang, Tuan Muda.”
“Aku tidak tahu di mana Okatown berada?”
“Okatown berada di negara bagian Pixeland.”
“Bukankah letaknya sangat jauh dari tempat ini?”
“Anda tenang saja, Tuan Muda. Kami bisa mengantar Anda ke Pixeland dengan cepat. Anda bisa beristirahat sekarang. Kami akan memberi tahu Anda ketika kita akan sampai.”
Althon tertalu lelah untuk berpikir, memejamkan mata. “Baiklah, lakukan sesukamu.”
“Anda mengatakan jika pria bernama Alvin akan menangkap Anda. Apa yang sudah pria itu lakukan, dan dari keluarga mana dia berasal?”
“Alvin adalah orang yang selalu merundungku sejak sekolah. Dia meminta Alicia untuk berpura-pura menjadi kekasihku. Mereka mempermalukanku di sebuah club. Aku memukul Alvin, dan dia sangat marah padaku.”
“Alvin Julian, dia berasal dari keluarga Julian.”
“Kami akan memastikan Alvin Julian tidak akan pernah menganggu Anda lagi.”
Althon tidak memedulikan ucapan Alan. Rombongan mobil meninggalkan taman, melaju cepat di jalan raya. Althon mengamati pemandangan kota sampai akhirnya tertidur.
Tak lama setelah kepergiaan Althon, orang-orang suruhan Alvin tiba di taman. Mereka berpencar untuk menangkap Althon.
Althon terbangun beberapa jam kemudian. Ia mengamati keadaan sekeliling dan terkejut saat menyadari ia tidak berada di dalam mobil. “Di mana aku sekarang?”
“Anda berada di pesawat, Tuan Muda,” jawab Alan.
“Pe-pesawat? Bagaimana mungkin aku bisa berada di pesawat?” Althon terkejut ketika mengintip keadaan luar melalui jendela pesawat. Ia melihat lautan dan titik-titik kecil cahaya. “Sejak kapan aku berada di pesawat?”
“Anda berada di pesawat sejak dua jam lalu, Tuan Muda. Anda tertidur sangat pulas sehingga aku sangat takut membangunkan Anda. Para pengawal membawa Anda ke pesawat.”
“A-apa pesawat ini milik keluargaku?”
“Benar, Tuan Muda.” Alan melirik jam tangan. “Kita sebentar lagi tiba di salah satu kediaman utama keluarga Leander.”
“Salah satu kediaman utama?” Althon terkejut ketika melihat sebuah bangunan mewah dengan halaman yang sangat luas di layar. “Apa rumah itu rumah keluargaku?”
“Benar, Tuan Muda. Rumah Anda berada di Pulau Esa, sebuah pulau ekslusif milik keluarga Anda yang tidak dimasuki oleh sembarang orang.”
“Pulas Esa? Aku tidak pernah mendengar nama pulau itu.”
Althon tidak tahu seberapa banyak ia terkejut malam ini. Semua hal ini seperti mimpi baginya. Ia hanyalah pria miskin yang tidak memiliki apa pun sebelumnya, tetapi seseorang tiba-tiba saja memanggilnya tuan muda dan memperlakukannya selayaknya raja.
“Siapa keluargaku sebenarnya, Alan?”
“Master Anthony yang paling berhak untuk menjelaskan semuanya pada Anda.”
Althon tidak sabar menunggu untuk bertemu dengan pria bernama Anthony. Benarkah pria itu adalah kakeknya? Kalaupun semua ini hanya jebakan, setidaknya ia sudah pernah merasakan diperlakukan seperti seorang raja.
“Aku pasti sudah gila karena mengikuti orang asing,” gumam Althon seraya bersandar di kursi. Ia mengamati pemandangan kota, tertidur.
Pesawat mendarat di sebuah halaman luas.
“Kita sudah tiba, Tuan Muda,” ujar Alan.
Althon mengintip keadaan luar dari jendela. Ia melihat sebuah air mancur besar dan halaman yang sangat luas. “Aku pulang ke rumahku?”
Althon menuruni tangga dengan perasaan tegang. Ia begitu takjub melihat sebuah rumah megah seperti istana dengan halaman yang luas, pepohonan yang menjulang tinggi, dua air mancur besar, dan taman yang sangat indah.
“Mohon ikuti aku, Tuan Muda.”
Althon mengikuti Alan, mengawasi keadaan. Pasukan menjaganya dari sekeliling arah. Ia sangat tegang, takut, dan penasaran di saat yang sama.
“Tuan Muda Althon sudah kembali!” teriak Alan tiba-tiba.
Althon terkejut ketika Alan bergesar ke samping, begitupun dengan para pengawal yang mengikutinya. Ia melihat para pengawal berpakai hitam berbaris di sisi kiri dan kanan, membungkuk hormat padanya.
“Apa yang terjadi?” Althon tidak pernah mendapatkan sambutan seperti ini sebelumnya. Ia mencubit lengannya sangat keras, mengerjap beberapa kali. “Semua ini bukan mimpi. Jika Alvin memang mengejaiku, dia pasti harus mengeluarkan banyak uang untuk menyewa mobil, pesawat, rumah mewah ini, dan juga para pengawal.”
Althon berjalan dengan perasaan takut. Ia menahan napas ketika melihat seorang pria tua di teras bersama para pengawal.
“Cucuku, Althon, kau akhirnya kembali.”
Anthony tiba-tiba berlari dan memeluk Althon sangat erat. Pria tua itu menangis sesegukan. Ia seperti mendapatkan kekuatan setelah mendengar Alan menemukan cucunya yang sudah lama menghilang.Anthony memangis ketika melihat Althon untuk pertama kalinya. Ia sudah mencari cucunya selama bertahun-tahun. Harapannya semakin menipis bersamaan dengan kondisinya yang semakin menurun. Akan tetapi, doanya untuk bertemu dengan Althon akhirnya terkabul.“Althon, aku sangat bahagia kau kembali. Harapanku akhirnya menjadi kenyataan.”“Kakek?” Althon memanggil dengan suara kecil. Ia masih bingung, tetapi ia membalas pelukan Anthony. “Kakek.”Anthony melepas pelukan, menatap Althon lekat-lekat, mengelus pipi cucunya berkali-kali. “Kau sangat mirip dengan ayahmu, Althon.”“A-apa benar aku adalah cucumu?” Althon menoleh pada Alan dan para pengawal yang masih membungkuk. “A-aku … aku ….”“Kau memang cucuku. Kau mewaris fisik ayahmu, tapi kau memiliki mata ibumu.” Anthony menggenggam tangan Althon. “Aku
“Awalnya, aku berencana untuk menjadikan Arthur sebagai pewaris utama keluarga, tetapi rencana itu gagal karena aku terpengaruh oleh hasutan ketiga putraku. Ketika aku mengetahui jika Arthur sama sekali tidak bersalah, aku justru mendapatkan kabar jika Arthur, Adele, dan kau mengalami kecelakaan yang menewaskan kalian bertiga. Namun, aku percaya jika kalian masih hidup, dan itu terbukti dengan kau yang ada di dekatku, Althon.”“Aku … aku sangat terpukul hingga jatuh sakit. Aku mengerahkan semua yang aku bisa untuk mencari keberadaan kalian, tapi aku tidak mendapatkan hasil apa pun. Aku akhirnya tahu jika ketiga putraku yang sudah menghalangi pencarianku. Mereka jugalah dalang di balik kecelakaan yang akan menewaskanmu dan orang tuamu. Aku sangat murka pada mereka, tetapi mereka mengelak jika mereka memfitnah Arthur, mencelaikainya dan keluarganya.”“Mereka memanfaatkan kondisiku yang terus melemeh dan sakit-sakitan untuk mengambil alih seluruh harta kekayaaan keluarga, termasuk kekaya
Anthony kembali ke kamar untuk beristirahat. Sementara itu, Althon mengelilingi rumah bersama Alan dan beberapa pengawal.“Aku pasti akan tersesat jika aku tidak pergi bersamamu, Alan.” Althon berjalan di lorong, menatap lukisan-lukisan, patung, dan guci di sisi kiri dan kanan. Ia masih belum terbiasa dengan kemewahan dan kemegahan mansion ini.“Anda bisa menggunakan bantuan Ansen jika Anda tersesat, Tuan Muda,” ujar Alan.“Aku lupa soal Ansen. Aku belum terbiasa dengan kehidupan baruku.”Althon mengunjungi banyak ruangan, dan ia masih saja terkejut dan terkagum-kagum. “Aku kesulitan mengingat saking banyaknya ruangan di mansion ini.”Althon mengujungi halaman belakang, berjalan di taman belakang, menyentuh air mancur. “Alan, seluas apa mansion ini?”“Mansion Anda seluas Pulau Esa, Tuan Muda.”“Apa?” Althon terkejut. “Maksudmu, Pulau Esa adalah rumahku?”“Pulau Esa adalah pulau ekslusif milik Master Arthur, ayah Anda. Selain itu, Pulau Adu, Pulau Gati, Pulau Pato, dan Pulau Mali juga
Noah terkejut ketika Althon mengetahui identitasnya. “Bagaimana mungkin pengemis sepertimu mengenalku? Apa kau mengikutiku hingga ke tempat ini?”Noah mengamati Althon lekat-lekat. “Tunggu, aku mengenalmu. Kau adalah si brengsek Althon. Kau sudah menghancurkan pesta adikku dan menghajarnya di hadapan semua orang. Kau bahkan akan melecehkan pacarnya.”“Apa?” Althon mengepalkan tangan erat-erat. Ia adalah korban dari kejahatan Alvin dan Alicia, tetapi mereka justru memfitnahnya. “Alvin dan Alicia sudah mempermainkanku dan mempemalukanku di hadapan semua orang. Alvin memang pantas mendapat hukuman.”“Dasar brengsek!” teriak Noah sangat keras hingga para pengunjung menoleh ke arahnya dan Althon. “Bagaimana kau bisa berada di Pulau Adu sekarang? Kau adalah buronan di Asthonia. Kau seharusnya berada di dalam penjara sekarang. Alvin mengalami kecelakaan hingga berada di rumah sakit karena ulahmu.”“Alvin mengalami kecelakaan?” Althon terkejut, tersenyum ketika mengingat ucapan Alan semalam.
Semua orang seketika terkejut ketika melihat Sean Ruild dan pasukannya membungkuk hormat pada Althon, seorang pria berpakaian lusuh yang mereka anggap sebagai pengemis. Suasana begitu hening bahkan beberapa mobil ikut berhenti.Noah sontak mundur beberapa langkah. Mata dan mulutnya terbuka sangat lebar. Pria itu membeku, sedangkan jantungnya justru berdetak sangat cepat seperti akan meledak.Noah menggelengkan kepala dan mengerjapkan matanya berkali-kali. Mulutnya seperti akan jatuh ke trotoar saking terkejut melihat kejadian ini. “Ba-bagaimana mungkin Tuan Sean Ruild membungkuk pada pria sialan itu dan memanggilnya Tuan Muda? Apa sedang berada di alam mimpi sekarang?”Noah menatap Althon lekat-lekat. “Pria brengsek itu hanya seorang pegawai restoran kecil. Dia … hanyalah pria tidak berguna. Dia bahkan tidak pantas menginjakkan kakinya di Pulau Adu sekalipun.”Noah menampar pipinya dengan sangat keras, menyentuh pipinya yang terasa panas. Ia menatap trotoar selama beberapa waktu. “Das
Vin dan staff Paradise Store sontak terkejut, menjatuhkan tas belanjaan dari tangan mereka. Mereka menatap Althon tak percaya, saling bertatapan. Meski begitu, mereka tidak berani mengatakan apa pun.“Tuan Muda.” Vin berkata dengan suara kecil. Ia tahu bahwa dirinya dan staffnya sudah melakukan kesalahan fatal dan hanya menunggu untuk mendapatkan hukuman.“Sean, aku ingin pergi dari tempat ini secepatnya. Kau harus memastikan belanjaanku sampai dengan selamat di rumahku.” Althon berjalan menuju mobil Sean, menoleh pada Noah yang masih mematung.“Aku mengerti, Tuan Muda.” Sean membungkuk, memberi tanda pada para pengawalnya, berjalan mengikuti Althon.Para pengawal Sean memasukkan tas-tas belanjaan Althon ke mobil. Noah dan semua orang melihat peristiwa itu dalam diam.Althon mendekat pada Noah, merapikan jas pria itu. Ia menahan tawa saat melihat wajah pucat pasi Noah. “Senang bertemu denganmu, Noah. Aku tidak sabar untuk bertemu lagi denganmu dalam waktu dekat. Aku harap malammu meny
“Althon, bagaimana keadaanmu?” tanya Anthony sembari berlari. Ia mendekat bersama beberapa pengawal dan seorang dokter.“Aku baik-baik saja, Kakek. Kau tidak perlu mengkhawatirkanku.”Anthony memeriksa keadaan Althon, menoleh pada seorang pria berjas putih. “Segera periksa keadaan cucuku sekarang. Aku tidak ingin dia terluka.”“Kakek.” Althon terkejut ketika seorang dokter mendekat ke arahnya. “Aku hanya mengalami masalah kecil dengan beberapa orang.”“Tidak boleh ada siapa pun yang menghina dan menyakitmu, Althon. Kau adalah cucuku yang sangat berharga. Aku tidak akan memaafkan diriku jika kau terluka.” Anthony menyeka tangis, tampak khawatir.“Kakek.” Althon menatap Anthony lekat-lekat. Ia melihat kakeknya sangat mengkhawatirkannya. “Aku menganggap masalah di Paradise Store bukanlah hal besar karena aku sering mendapatkan perundungan dan perlakukan buruk dari orang lain. Akan tetapi, Kakek tidak bisa menerima perlakukan orang-orang itu setelah semua hal yang dia alami selama ini,” g
“Kau bisa keluar sekarang, Noah,” ujar seorang polisi seraya membuka pintu.Noah bergegas berdiri, menepis tangan para tahanan yang akan menariknya. “Aku memang tidak bersalah. Aku seharusnya tidak berada di tempat ini. Aku akan menuntut rugi.”Noah mengikuti para polisi, mengabaikan para tahanan yang meneriakinya. Ia menepis tangan seorang tahanan yang menarik bajunya hingga ia nyaris terjungkal. Ketika menoleh ke cermin, ia melihat penampilannya yang sangat kacau.Noah tidak bisa tidur nyaris semalaman. Perutnya sangat lapar karena ia tidak menyentuh makanannya. Ia seketika muntah ketika melihat makanannya. “Aku mengalami malam yang paling mengerikan sepanjang hidupku. Aku bersyukur karena neraka ini berakhir dengan cepat. Aku pasti gila jika aku berada di tempat ini lebih lama.”Noah menangis tersedu-sedu ketika melihat halaman. Polisi tidak mengizinkannya menghubungi keluarganya. “Dasar brengsek! Aku tidak menerima penghinaan ini.”Dua pengawal Sean mendekati Noah.“Kami sudah mem
Tembakan dari Arnold menjadi genderang perang. Ali dan para pengawal segera melindungi Althon dari tembakan. Sayangnya, beberapa pengawal terkena tembakan hingga nyaris terjatuh. Suasana yang tegang berubah menjadi kacau saat suara tembakan terdengar di mana-mana. Dua kubu seketika saling berperang. Anggota keluarga Leander sontak terkejut, bergegas mengikuti arahan para pengawal mereka. “Jangan biarkan dia melarikan diri,” ujar Althon sembari menahan perih karena bahunya membentur lantai cukup keras.Arnold mendengkus kesal, memberi tanda pada para pengawalnya untuk segera pergi. Ia mengamati Arthur dan Althon yang berada dalam penjagaan para pengawal. “Dasar sialan! Aku cukup sulit menghabisi mereka sekarang. Aku sebaiknya pergi dari tempat sialan ini secepatnya! Aku bisa kembali mengatur rencana.”“Ayah!” teriak Alex saat melihat para pengawal membawa Arnold keluar ruangan. “Astaga! Kenapa semua ini harus terjadi?” Alexa menjerit seraya menutup telinga. “Bawa aku dari tempat i
“Siapa pria yang berteriak barusan?” tanya Arnold sembari mengamati dua sosok yang mirip dengan Adam di dekat Althon dan Abraham. “Dasar brengsek! Siapa di antara mereka yang merupakan sosok Adam asli? Apakah keduanya adalah sosok palsu?”“Lalu, suara teriakan barusan?” Arnold sontak menegang di tempat, menatap kedua tangannya yang bergetar hebat. Matanya terbuka sangat leba. “Suaranya sangat mirip dengan Arthur? Apa mungkin dia ....”“Di mana dia?” Arnold mengamati keadaan sekeliling, mengabaikan ketegangan yang terjadi. “Apa mungkin dia Arthur?”Ketakutan terlihat di wajah Arnold. Keringat mulai menetes dari dahi. Ia seperti mendengar teriakan Arthur dari berbagai arah, tetapi ia tidak melihat sosok adiknya itu. Arnold menatap sosok Adam di atas panggung, mengepalkan tangan erat-erat. “Pra itu adalah Arthur.”Aaron dan Andy merasakan ketakutan dan ketegangan yang sama. Mereka mengenal suara teriakan tadi.“Adam.” Aaron dan Andy terkejut saat melihat dua sosok Adam di dua tempat ber
Althon tersenyum, melirik ke belakang sesaat, merasa sangat tertolong. “Tanpa bantuan mereka, aku tidak mungkin bisa melakukan semua ini. Aku harus berterima kasih pada mereka, terutama pada Paman Adam.”“Kalian tidak bisa langsung mempercayai pria asing itu, Paman, Bibi. Dia hanya orang yang ingin mengacaukan acara ini sekaligus menjegalku dari posisi ahli waris,” kata Arnold penuh penekanan. “Bagaimana mungkin kalian bisa langsung mempercayai pria itu?”Abraham berdiri dari kursi roda, menarik napas panjang sebelum berbicara. “Anthony sudah menceritakan semua kebenarannya padaku. Pria itu memang putra dari Arthur. Dia tiba di rumah ini sekitar empat bulan lalu.”Abraham menatap tajam Arnold, Aaron, dan Andy. “Anthony juga memberi tahuku soal kejahatan kalian pada Arthur, Adele, dan Althon. Kalian bahkan merencanakan pembunuhan pada Anthony, ayah kalian sendiri. Tindakan kalian tidak mungkin bisa dimaafkan sehingga harus mendapatkan hukuman yang sangat berat.”“Tidak!” pekik Arnold s
Bukti-bukti kejahatan Arnold, Aaron, dan Andy terus bermunculan di layar. Semua orang bisa melihat foto dan video itu dengan sangat jelas. Suasana menjadi sangat riuh. Arnold, Aaron, dan Andy masih berada di tempat mereka berdiri, tetapi keadaan mereka terus terpojok saat tatapan sanak saudara mereka begitu sinis dan penuh selidik. Melihat reaksi Abraham, Arka, dan Anita, mereka bisa memastikan jika orang-orang itu sudah bekerja sama dengan Althon untuk mengacaukan acara ini.Arnold, Aaron, dan Andy sudah mengira jika Althon ataupun Arthur kemungkinan akan muncul dan membuat kerusuhan di acara. Akan tetapi, mereka tidak menduga Abraham, Arka, dan Anita akan tahu soal kejahatan mereka. “Semua video dan foto itu adalah palsu! Pria sialan itu hanya ingin mengacaukan acara ini! Penjaga segera singkirkan sampah itu dari tempat ini sekarang juga!” teriak Arnold sembari menunjuk Althon. Aaron memekik kencang. “Sampah itu hanya berpura-pura sebagai putra dari Arthur! Dia hanya pembohong! J
“Hentikan semua ini!” teriak Althon dengan penuh kesungguhan. Ia menatap tajam Arnold yang nyaris menerima pedang di tangannya. Hampir semua anggota keluarga Leander sontak terkejut, menoleh pada pasukan bersenjata yang memasuki ruangan. Hujan yang mengguyur deras mendadak berhenti. Althon terus berjalan di tengah-tengah pasukan bersenjata. Ia melihat pasukan Arnold, Aaron, dan Andy mulai bersiaga, mengarahkan pistol padanya dan pasukannya.“Apa?” Arnold seketika menoleh, menatap tajam. “Apa yang terjadi? Siapa mereka? Bagaimana mungkin mereka bisa masuk dan lepas dari penjagaan?”Arnold mengepalkan tangan erat-erat. “Apa mungkin dia ... Arthur?”Aaron dan Andy juga sangat terkejut. Mereka saling melirik, memberikan tanda pada pasukan mereka untuk bersiaga penuh. “Siapa orang yang berteriak tadi?” tanya Alex sembari mengamati pasukan yang terus mendekat. “Dasar bajingan! Apa mungkin apa yang ayah takutkan benar-benar terjadi?”“Maksudmu Paman Arthur datang?” Alexa tampak ketakutan.
Anthony masih belum sadarkan diri hingga sekarang. Arnold, Aaron, Andy, dan keluarga mereka menjenguk pria itu sebelum acara dimulai. Dokter mengatakan kondisi Anthony sudah mulai membaik. Sayangnya, pria itu tidak bisa hadir di lokasi acara. Arnold mengamati Anthony lekat-lekat. Ia menggenggam tangan ayahnya dengan erat-erat, tersenyum. “Aku tidak akan mengecewakanmu, Ayah. Aku berjanji.”Aaron dan Andy menatap sinis Arnold, menahan kekesalan. Abraham berkata sembari mengelus rambut Anthony, “Berdasarkan aturan keluarga, Anthony seharusnya yang memimpin pengukuhanmu sebagai ahli waris keluarga. Akan tetapi, karena kondisi Anthony yang masih belum menunjukkan tanda-tanda sadarkan diri serta untuk menghindari hal buruk, maka tugas itu berada di tanganku sekarang. Aku harap kau tidak keberatan, Arnold.”“Aku sangat mengerti, Paman.” Arnold menoleh pada Arka dan Anita. “Kau adalah sosok yang paling tepat untuk menggantikan posisi ayah. Paman Arka dan Bibi Anita juga sudah setuju dengan
Waktu berjalan sangat cepat bagi Arnold, Aaron, dan Andy. Meski mereka sudah melakukan semua hal yang mereka bisa untuk pertemuan keluarga besok, tetapi mereka masih saja sangat tegang dan ketakutan.Para pengawal menjaga ketat kediaman mereka dengan persenjataan canggih dan lengkap. Para bawahan mereka akan mengirimkan informasi setiap lima belas menit sekali. Akan tetapi, ketakutan bila musuh mendadak menyerang terus membesar dari waktu ke waktu. Arnold, Aaron, dan Andy belum mendapatkan informasi mengenai siapa orang yang sudah menyerang mereka selama ini. Mereka hanya menduga-duga jika pelakunya adalah Anthony. Kehadiran Arthur di pertemuan besok menjadi momok mengerikan bagi Arnold, Aaron, dan Andy. Setiap kalian melihat jam dinding, ketegangan dan kengerian semakin membesar hingga napas mereka terasa sangat sesak. Hujan deras dan petir menambah kengerian Arnold, Aaron, dan Andy. Mereka terus terjaga meski waktu sudah menunjukkan pukul tiga pagi. Mereka masih belum mendapatka
“Dasar bajingan tengik!” Arnold menggebrak meja dengan sangat keras hingga vas bunga terjatuh dan hancur di lantai. Suasana ruangan mendadak hening. Sean Ruild menunduk dalam, sedangkan Arnold, Aaron, dan Andy merasakan amarah dan kekesalan yang sangat besar. Meski Anthony sudah sangat lemah dan nyaris selalu berada di kursi roda, tetapi ayah mereka mampu melangkah sejauh itu tanpa mereka sadari. “Sialan!” Arnold menendang meja hingga nyaris mengenai Sean Ruild. Tatapannya memelotot sangat tajam seolah akan menelan seseorang. Darahnya mendidih dan dadanya bergemuruh karena amarah. Suara detak jam dan embusan napas Sean seakan menghinanya.Aaron mengepalkan tangan erat-erat, berusaha mengendalikan amarah sekuat mungkin meski sekujur tubuhnya terasa bergetar hebat. Hal-hal buruk mulai menghantui pikirannya. Andy mengembus napas panjang. “Apakah kau tahu siapa saja bawahan Arthur yang masih hidup hingga sekarang, Sean?”Arnold dan Aaron seketika menoleh pada Andy. “Aku lebih memilih
Althon meninggalkan pulau beberapa menit kemudian. Ia mengamati pulau selama beberapa waktu, mendongak ke langit yang bertabur bintang. “Aku sudah mempelajari banyak hal selama berlatih di pulau.” Althon mengepalkan tangan erat-erat. “Itu adalah pengalaman berharga untukku. Aku sudah menunggu hari pertemuan tiba sejak lama, dan aku tidak akan membiarkan semua usahaku sia-sia. Aku akan menghancurkan ketiga sampah itu dan menyeret mereka ke neraka.”Althon memejamkan mata erat-erat, merasakan embusan angin. Semua peristiwa dalam hidupnya seketika saja bermunculan dalam benaknya. Beberapa bulan lalu, ia hanya pria miskin sendirian yang tidak memiliki apa pun. Akan tetapi, semua berubah saat ia bertemu dengan Alan dan Anthony. Althon tiba di kediaman Arthur dan Adele pagi buta. Orang tuanya menyambutnya di halaman bersama para pengawal. “Althon, kami senang kau sudah kembali.” Adele memeluk Althon sangat erat, menangis tersedu-sedu. “Kau sudah berjuang keras selama ini.”“Althon.” Arth