Share

Chapter 4

Author: Ramdani Abdul
last update Last Updated: 2025-01-07 14:51:57

Anthony tiba-tiba berlari dan memeluk Althon sangat erat. Pria tua itu menangis sesegukan. Ia seperti mendapatkan kekuatan setelah mendengar Alan menemukan cucunya yang sudah lama menghilang.

Anthony memangis ketika melihat Althon untuk pertama kalinya. Ia sudah mencari cucunya selama bertahun-tahun. Harapannya semakin menipis bersamaan dengan kondisinya yang semakin menurun. Akan tetapi, doanya untuk bertemu dengan Althon akhirnya terkabul.

“Althon, aku sangat bahagia kau kembali. Harapanku akhirnya menjadi kenyataan.”

“Kakek?” Althon memanggil dengan suara kecil. Ia masih bingung, tetapi ia membalas pelukan Anthony. “Kakek.”

Anthony melepas pelukan, menatap Althon lekat-lekat, mengelus pipi cucunya berkali-kali. “Kau sangat mirip dengan ayahmu, Althon.”

“A-apa benar aku adalah cucumu?” Althon menoleh pada Alan dan para pengawal yang masih membungkuk. “A-aku … aku ….”

“Kau memang cucuku. Kau mewaris fisik ayahmu, tapi kau memiliki mata ibumu.” Anthony menggenggam tangan Althon. “Aku akan menunjukkan banyak hal padamu.”

Althon terperangah ketika melihat isi rumah. Matanya membulat sangat lebar dengan mulut terbuka. “Rumah ini sungguh seperti istana. Semua sudutnya terlihat sangat sempurna.”

Anthony tersenyum, sedikit menarik tangan Althon. “Ikuti Althon.”

Althon dan Anthony menaiki tangga, berjalan di lorong yang penuh dengan lukisan, lemari, guci-guci, dan benda-benda mewah lainnya.

Althon berjalan sehati-hati mungkin agar tidak menyengol benda apa pun. Ia takut jika harus mengganti rugi.

Althon melihat Anthony berhenti di depan sebuah figura besar. “Kakek?”

Althon sontak terdiam ketika melihat seorang pria dan seorang wanita yang tengah memangku seorang bayi laki-laki di sebuah foto. Matanya tiba-tiba berkaca-kaca, mengamati satu per satu sosok di foto saksama. “Apa mereka … orang tuaku, Kakek?”

Althon mengelus foto bayi laki-laki, berusaha menahan tangis. Bayi itu sangat mirip dengannya saat bayi.

“Mereka adalah orang tuamu, Althon. Pria itu adalah putraku, Arthur Leande. Lalu wanita itu menantuku, Adele Leander. Dan bayi kecil itu adalah kau, Atlhorn.” Anthony menyeka tangis. “Jika orang tuamu berada di sini, mereka pasti akan sangat bahagia.”

“Di mana ayah dan ibuku sekarang, Kakek?” Althon tidak sengaja menyenggol sebuah vas bunga hingga terjatuh dan hancur. Ia terkejut dan segera berjongkok untuk memungut pecahan vas bunga.

“Kau tidak perlu melakukannya, Althon.” Anthony menahan tangan Althon.

“Aku minta maaf karena aku menghancurkan vas bunga itu, Kakek. Aku akan membayar ganti rugi, tapi aku tidak bisa membayarnya sekarang.”

Anthony tertawa cukup keras. “Kau tidak perlu mengganti vas bunga itu, Althon. Kau adalah pemilik mansion ini.”

Althon menunjuk dirinya sendiri. “Aku pemilik mansion ini?”

“Bukan hanya mansion ini saja dan barang-barang yang ada di dalamnya, tapi kau adalah pemilik dari seluruh perusahaan milik ayahmu yang tersebar di dalam negeri dan luar negeri.”

“Itu tidak mungkin.” Althon menoleh pada foto keluarganya, terkejut. Bagaimana mungkin pria miskin sepertinya mendadak menjadi pria kaya raya dalam waktu semalam?

“Ini bukan lagi sebuah kemungkinan, tetapi sebuah kenyataan. Kau adalah pewaris utama keluarga Prindone. Kau adalah salah satu pria terkaya di negara ini.”

Althon memijat kepalanya yang berdenyut-denyut. “Kepalaku sangat pusing sekarang.”

“Kau tampak kelelahan. Kau sebaiknya beristirahat, Althon. Aku akan menjelaskan semuanya padamu setelah sarapan.”

Althon memasuki sebuah kamar yang sangat luas dengan dekorasi yang tertata rapi. Ia masih takut untuk menyentuh barang-barang di mansion ini. “Kamar ini sangat luar biasa.”

Althon berada di tengah ruangan, mengamati keadaan sekeliling. Ia menampar pipinya sangat keras, tersenyum. “Semua ini bukanlah mimpi.”

Althon melemparkan tubuh ke kasur. “Malam ini sungguh gila. Aku berpikir jika aku akan berakhir di penjara selama beberapa tahun. Akan tetapi, aku justru berakhir di sebuah istana mewah, dan aku mengetahui jika aku adalah seorang pewaris keluarga kaya raya. Aku bahkan lebih kaya dari Alvin?”

Althon duduk. “Ya, aku lebih kaya dari Alvin. Aku tentu bisa membalas perbuatannya padaku selama ini.”

Althon berbaring di ranjang, terlelap.

Keesokan paginya, Althon sarapan bersama Anthony. Ia terkejut melihat banyak hidangan lezat di meja.

“Althon, apa yang kau tunggu? Kau harus makan untuk mengisi tenagamu. Setelah sarapan, kita akan berbincang cukup lama.” Anthony meletakkan sepotong daging ke piring Althon. “Kau pasti akan menyukainya.”

“Terima kasih, Kakek.” Althon menatap daging lezat di piringnya. “Apa aku harus membayar semua makanan ini?”

Anthony tertawa. “Kau tampaknya masih berpikir bahwa semua ini mimpi, Althon.”

Althon menikmati hidangan dengan lahap. Ia sampai lupa kapan terakhkir kali ia menikmati makan lezat.

Althon dan Anthony memasuki sebuah ruangan setelah sarapan. Althon masih takjub melihat keindahan dan kemewahan mansion ini.

Anthony mengembus napas panjang, duduk berhadapan dengan Althon. “Apa kau sudah siap mendengarkan semuanya, Althon?”

Althon mengepalkan tangan erat-erat. “Aku sudah siap, Kakek.”

“Sebelum aku menjelaskan mengenai keluarga Leander, aku ingin mendengar kisah hidupmu,” ujar Anthony seraya memegang dadanya.

“Aku besar di sebuah panti asuhan hingga aku berusia lima belas tahun. Kehidupanku dan anak-anak di panti asuhan itu cukup sulit. Beberapa temanku diadopsi oleh beberapa keluarga. Aku sempat hampir diadopsi oleh seorang pria, tetapi pria itu tiba-tiba saja ditangkap oleh polisi. Aku akhirnya kembali ke pantai asuhan.”

Althon menunduk, menjeda sejenak. “Setelah aku keluar dari panti asuhan, aku hidup mandiri. Aku mendapat sebuah beasiswa di sebuah sekolah elit. Aku mendapat beasiswa untuk masuk ke Universas Harolda. Akan tetapi, beasiswaku tiba-tiba dicabut tanpa alasan jelas. Aku akirnya memutuskan untuk bekerja sampai akhirnya aku bertemu dengan Alan dan berada di dekatmu sekarang, Kakek.”

Anthony memegang tangan Althon. “Kau pasti menjalani hidup yang sangat berat selama ini, Althon. Aku berjanji kau tidak akan pernah kesepian dan menderita lagi. Aku berjanji.”

“Terima kasih, Kakek.” Althon tersenyum.

Anthony memejamkan mata erat-erat sebelum bercerita, “Aku akan menjelaskan lebih dahulu mengenai keluarga Leander. Keluarga kita adalah keluarga paling kaya di Thondonia. Keluarga kita memiliki banyak perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang bisnis di dalam negeri maupun luar negeri. Kita berada di puncak paling atas keluarga kelas atas selama beberapa dekade.”

Althon mendengarkan saksama. Semua ini masih terasa mimpi baginya.

Anthony menunduk sesaat. “Aku memiliki empat orang putra, dan Arthur adalah putra keduaku. Arthur merupakan pria yang sangat cerdas. Kecerdasannya terlihat sejak dia masih kecil. Aku sangat bangga padanya. Akan tetapi, ketiga saudaranya menjadi iri padanya, terlebih aku terlalu mengistimewakan Arthur.”

“Ketiga putraku yang lain, Arnold, Aaron, dan Andy memfitnah Arthur sudah menggelapkan uang perusahaan hingga perusahan-perusahaan keluarga mengalami kerugian. Aku tidak mempercayai hal itu, tetapi Arnold, Aaron, dan Andy memberikan bukti yang membuatku percaya.”

“Aku sangat kecewa sampai akhirnya aku mengusir Arthur. Aku tidak ingin bertemu dengannya maupun berbicara dengannya selama berbulan-bulan. Aku bahkan tidak hadir saat kau lahir ke dunia, Althon.” Anthony memejamkan mata, merasa sangat marah dan kecewa pada dirinya sendiri.

“Kakek,” gumam Althon.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 293

    “Bukankah aku harus siap, Ayah?” Althon merasa sangat bahagia karena semua impiannya sudah tercapai. Ia melewati banyak hal sulit untuk sampai di titik sekarang. Althon, Arthur, dan Adele keluar dari ruangan, berjalan menuruni tangga. Mereka bertemu dengan Anthony, Abraham, dan Adam di ruangan utama.“Apa kau sudah memiliki kekasih, Althon?” Adele bertanya. Althon tiba-tiba menunduk, malu. “Aku belum memikirkan hal itu sekarang, Ibu. Aku akan fokus pada pekerjaanku sekarang.”“Kau tampak luar biasa, Althon.” Anthony tersenyum. “Aku sangat bangga padamu.”Sementara itu, Lily memeriksa penampilannya, mengembus napas panjang. “Aku tidak boleh mengecewakan Master.”“Apakah kau sudah siap, Lily?” tanya Linda seraya berdiri dari sofa, memeriksa penampilan Lily. “Kau sangat menawan hari ini.”“Kami tidak menduga jika putra Master Arthur Leander memanggilmu ke kantor utama hari ini. Kami akhirnya bisa bertemu dengannya dan putranya hari ini,” ujar ayah Lily. “Aku akan melakukan yang terba

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 292

    292“Selamat kau menang, Arthur.” Arnold tertawa. “Kau memang selalu menang dalam segala hal. Kau memang lahir untuk menjadi pemenang.”“Ayah,” gumam Alex, Alexa, dan Albert. Aaron dan Andy menoleh ke arah lain.Anthony mengembus napas panjang, menatap ketiga putranya berkaca-kaca. “Akulah yang bersalah dalam semua kejadian ini. Aku salah menunjukkan rasa sayangku pada kalian. Rasa iri dan benci sudah mendorong kalian untuk melakukan hal buruk.”Anthony menjeda sejenak. “Sebagai seorang ayah, aku merasa sudah gagal. Aku gagal menjadi penengah di antara kalian semua. Aku juga gagal menjadi sosok yang peka dan tegas.”“Meski begitu, semua itu tidak akan mengubah apa pun. Kalian akan mendapatkan hukuman atas semua perbuatan jahat kalian.”Alex, Alexa, Albert, Andrew, Aldhen, Alfie, dan Ana terdiam. “Aku akan tetap memberikan status ahli waris pada Arthur sesuai dengan keputusanku dahulu. Aku menilainya sebagai sosok yang paling layak.” “Sebagai hukuman atas kesalahan kalian, sembilan

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 291

    Anthony menangis semakin kencang. Ia mengabaikan keadaan tubuhnya yang lemah. “Di mana Arthur? Aku ingin bertemu dengannya sekarang. Aku harus meminta maaf padanya.”“Kakek.” Althon memeluk dan menenangkan Anthony. “Semua sudah baik-baik saja sekarang, Kakek. Kau tidak perlu mengkhawatirkan apa pun lagi.”“Apa maksudmu, Althon? Di mana ayahmu sekarang?”Althon melepas pelukan, mengembus napas panjang. “Kakek, ayah sedang mengejar ketiga orang itu sekarang.”“Apa?” Anthony seketika menahan napas, menatap Abraham. “Mereka harus mendapatkan hukuman atas semua kesalahan mereka. Aku tidak akan lagi membela ataupun melindungi mereka.”Anthony memejamkan mata, membiarkan air mata menetes. “Aku seharusnya menghukum mereka saat aku tahu mereka adalah dalang di balik kejahatan bertahun-tahun lalu. Mereka pantas mendapatkan hukuman.”Arnodl, Aaron, dan Andy bergegas menyelamatkan diri. Sayangnya, pasukan Arthur menghadang mereka dari berbagai tempat. “Dasar brengsek!” pekik Arnold, mengepalkan

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 290

    Tembakan dari Arnold menjadi genderang perang. Ali dan para pengawal segera melindungi Althon dari tembakan. Sayangnya, beberapa pengawal terkena tembakan hingga nyaris terjatuh. Suasana yang tegang berubah menjadi kacau saat suara tembakan terdengar di mana-mana. Dua kubu seketika saling berperang. Anggota keluarga Leander sontak terkejut, bergegas mengikuti arahan para pengawal mereka. “Jangan biarkan dia melarikan diri,” ujar Althon sembari menahan perih karena bahunya membentur lantai cukup keras.Arnold mendengkus kesal, memberi tanda pada para pengawalnya untuk segera pergi. Ia mengamati Arthur dan Althon yang berada dalam penjagaan para pengawal. “Dasar sialan! Aku cukup sulit menghabisi mereka sekarang. Aku sebaiknya pergi dari tempat sialan ini secepatnya! Aku bisa kembali mengatur rencana.”“Ayah!” teriak Alex saat melihat para pengawal membawa Arnold keluar ruangan. “Astaga! Kenapa semua ini harus terjadi?” Alexa menjerit seraya menutup telinga. “Bawa aku dari tempat i

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 289

    “Siapa pria yang berteriak barusan?” tanya Arnold sembari mengamati dua sosok yang mirip dengan Adam di dekat Althon dan Abraham. “Dasar brengsek! Siapa di antara mereka yang merupakan sosok Adam asli? Apakah keduanya adalah sosok palsu?”“Lalu, suara teriakan barusan?” Arnold sontak menegang di tempat, menatap kedua tangannya yang bergetar hebat. Matanya terbuka sangat leba. “Suaranya sangat mirip dengan Arthur? Apa mungkin dia ....”“Di mana dia?” Arnold mengamati keadaan sekeliling, mengabaikan ketegangan yang terjadi. “Apa mungkin dia Arthur?”Ketakutan terlihat di wajah Arnold. Keringat mulai menetes dari dahi. Ia seperti mendengar teriakan Arthur dari berbagai arah, tetapi ia tidak melihat sosok adiknya itu. Arnold menatap sosok Adam di atas panggung, mengepalkan tangan erat-erat. “Pra itu adalah Arthur.”Aaron dan Andy merasakan ketakutan dan ketegangan yang sama. Mereka mengenal suara teriakan tadi.“Adam.” Aaron dan Andy terkejut saat melihat dua sosok Adam di dua tempat ber

  • Kembalinya Sang Ahli Waris Terhebat   Chapter 288

    Althon tersenyum, melirik ke belakang sesaat, merasa sangat tertolong. “Tanpa bantuan mereka, aku tidak mungkin bisa melakukan semua ini. Aku harus berterima kasih pada mereka, terutama pada Paman Adam.”“Kalian tidak bisa langsung mempercayai pria asing itu, Paman, Bibi. Dia hanya orang yang ingin mengacaukan acara ini sekaligus menjegalku dari posisi ahli waris,” kata Arnold penuh penekanan. “Bagaimana mungkin kalian bisa langsung mempercayai pria itu?”Abraham berdiri dari kursi roda, menarik napas panjang sebelum berbicara. “Anthony sudah menceritakan semua kebenarannya padaku. Pria itu memang putra dari Arthur. Dia tiba di rumah ini sekitar empat bulan lalu.”Abraham menatap tajam Arnold, Aaron, dan Andy. “Anthony juga memberi tahuku soal kejahatan kalian pada Arthur, Adele, dan Althon. Kalian bahkan merencanakan pembunuhan pada Anthony, ayah kalian sendiri. Tindakan kalian tidak mungkin bisa dimaafkan sehingga harus mendapatkan hukuman yang sangat berat.”“Tidak!” pekik Arnold s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status