Share

Ch. 6 Sang Grand Magus

"Saya tidak akan bisa menjelaskan apapun sekarang, tuan Reinhard" tegas Xander dengan suara yang tenang namun penuh ketegasan. "Situasi dan kondisi saat ini membutuhkan kita untuk mengambil tindakan yang akan menentukan hasilnya."

Reinhard mengerutkan kening, mencoba memahami kata-kata Xander yang misterius. "Membalik keadaan? Apa maksudmu?"

Xander menatap Reinhard dengan pandangan yang penuh keyakinan. Dia mengambil napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, memilih kata-kata dengan hati-hati. "Tuan Reinhard, saat ini ada rencana yang sedang berjalan. Saya menerima kabar dari salah satu anak buah saya bahwa rencana pertama kita telah berhasil. Dan sekarang, saya harus menyusul Jeremy untuk menyelesaikan rencana kedua ini."

Reinhard merasa semakin kebingungan dengan setiap kata yang diucapkan Xander. Namun, kepercayaan yang dimiliki Xander membuatnya tetap tenang. Dia mengerti bahwa ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi di balik layar.

"Tapi mengapa kamu tidak menjelaskan lebih lanjut? Aku ingin tahu apa yang sedang terjadi," ujar Reinhard dengan nada penasaran.

Xander tersenyum lembut, menunjukkan rasa hormat dan penghargaannya kepada Reinhard. "Tuan Reinhard saat ini kita tengah berada di tengah pertempuran yang sengit. Waktu kita terbatas, dan keputusan yang diambil saat ini akan sangat penting. Setelah pertempuran ini berakhir, aku akan memberikan penjelasan lengkap. Kamu akan tahu semua yang perlu kamu ketahui."

Reinhard menelan ludah, mencoba menerima bahwa penjelasan yang ia cari tidak akan segera datang. Dia merasakan kepercayaan yang tumbuh di dalam dirinya, percaya pada Xander dan rencana yang ia jalankan.

"Baiklah, tuan Xander," ucap Reinhard dengan suara yang penuh tekad. "Aku mempercayaimu. Kita akan menyelesaikan pertempuran ini dan setelahnya, kita akan bicara tentang rencana kita."

Xander mengangguk, menghormati keputusan Reinhard. "Terima kasih tuan” dengan memberi hormat

Secara tiba-tiba, setelah ucapan terima kasih oleh Xander, tubuhnya dikelilingi oleh aura ungu yang gemerlap. Suara gumaman "Transverse" terdengar dari bibirnya, dan dengan kilatan cahaya yang memukau, Xander lenyap dari pandangan.

Di tengah kekacauan pertempuran, Jeremy terus memporak-porandakan musuh, menghancurkan mereka dengan setiap gerakan yang gesit. Namun, tiba-tiba, cahaya ungu yang memukau muncul di depannya, diikuti oleh munculnya Xander dengan tiba-tiba.

"Heee hoooo, Jeremy!" seru Xander dengan nada riang.

"Cih, darimana saja kau, Mizuha pun tidak tahu apa yang sedang kau rancang ini. Kau memulai peperangan dengan dua kerajaan secara langsung..." Jeremy mengeluarkan suara yang penuh kekesalan.

Xander tersenyum santai, merasa yakin dengan dirinya sendiri. "Hey, hey, tenanglah. Aku sudah di sini sekarang. Serahkan saja semuanya padaku," ujarnya dengan percaya diri.

Xander, berdiri di depan barisan prajurit, mengangkat tangannya ke udara dengan penuh kekuatan. "Area Transverse!" serunya dengan suara yang bergema di medan pertempuran. Dalam sekejap, kubah besar dengan jari-jari sepanjang 500 meter terbentuk di sekitar mereka. Xander berada di poros kubah yang memancarkan aura ungu yang mempesona. Di dalam radius kubah itu, semua prajurit, termasuk Xander dan Jeremy, menghilang dengan cepat dari medan pertempuran yang sengit.

Dalam kegelapan kubah, mereka berdua terpindahkan ke dimensi yang berbeda. Semuanya menjadi hening, hanya ada suara berdesing lembut yang terdengar. Mereka berada dalam aliran waktu yang terdistorsi, di tempat yang aman dari ancaman musuh.

"Apakah kita sedang berada di dimensi lain?" tanya Jeremy dengan keheranan.

Xander tersenyum misterius. "Ya, ini adalah salah satu kekuatan tersembunyi yang aku miliki. Aku bisa menciptakan area transisi yang melindungi kita dari pengawasan musuh dan memberikan kita waktu dan ruang untuk merencanakan langkah selanjutnya."

Jeremy terkagum-kagum dengan kekuatan yang dimiliki oleh Xander. Dia menyadari bahwa Xander adalah seseorang yang jauh melampaui kemampuan prajurit biasa. Ada kekuatan misterius yang menyelubungi pria yang dulunya ia lawan saat dia masih berusia tua itu, dan itu membuatnya semakin yakin bahwa dia telah salah dengan menantangnya saat itu.

"Sangat mengagumkan," kata Jeremy dengan suara tercengang. "Aku tidak pernah menduga bahwa kamu memiliki kemampuan seperti ini."

Xander mengangguk. "Ada banyak hal yang kamu belum ketahui tentangku, Jeremy. Dan rencana kita belum selesai. Sekarang, saatnya kita merencanakan langkah selanjutnya. Dalam waktu yang terbatas ini, kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin."

Mereka berdua duduk di tengah kubah, menyusun strategi mereka dengan hati-hati. Xander menjelaskan rencana mereka yang rumit, menjelaskan setiap langkah yang perlu mereka ambil. Jeremy mendengarkan dengan seksama, meresapi setiap kata yang diucapkan oleh Xander.

Di istana, tepatnya di ruang tahta, tiba-tiba muncul sebuah kubah berwarna ungu yang besar. Cahaya yang mempesona memancar dari dalamnya, menarik perhatian semua orang di sekitarnya. Semua prajurit, termasuk Jeremy dan Xander yang sebelumnya berada dalam kubah tersebut, tiba-tiba muncul secara tiba-tiba di ruang tahta yang megah.

Raja Chronovia, yang sedang duduk di takhta dengan penuh kehormatan dan kekuasaan, terkejut melihat kedatangan tak terduga ini. Ekspresi kaget dan waspada melintas di wajahnya, saat ia menyadari bahwa situasi yang tidak terduga telah terjadi.

"SEMUAANNNYA, SERANG PENYUSUP ITU!" teriak Raja Chronovia, refleks segera mengambil tindakan.

Prajurit kerajaan yang berjaga di sekitar ruangan tahta segera melompat ke depan, menarik pedang mereka dengan gesit. Mereka membentuk barisan yang rapat, siap melawan apa pun yang mungkin menjadi ancaman bagi sang Raja.

Saat Raja Chronovia berteriak perintahnya, kelima orang dengan armor putih yang berkilau muncul di hadapannya. Jeremy langsung mengenali mereka, senyum kecil terukir di bibirnya.

"Kalian pasti teman dari orang dengan sayatan di matanya," ujar Jeremy dengan nada mengejek.

"JADI KAU YANG MENYEBABKAN INI!!!" Raja Chronovia memekik dengan kemarahan yang meluap. "Cepat, serang mereka semua!" perintah raja kepada kelima orang dengan armor putih yang berdiri tegak di hadapannya.

"Kau lawan dua orang, dan aku akan menghadapi tiga orang," kata Jeremy kepada Xander, berkomunikasi dengan pandangan mata.

Xander tersenyum percaya diri. "Hahahahahaha.... Aku akan menunjukkan mengapa dahulu aku disebut sebagai Grand Magus," ucapnya dengan suara yang bangga, sambil mengayunkan pedangnya dengan anggun.

Tiba-tiba, sebuah aura ungu yang pekat mulai menyelimuti seluruh permukaan planet Chronus, terutama di area kerajaan Chronovia. Cahaya ungu yang mempesona memancar dari tubuh Xander, memenuhi langit dan permukaan dengan kekuatan magis yang luar biasa.

"Doom Domination!" teriak Xander dengan penuh semangat.

Sekejap, seluruh pasukan, termasuk raja dan kelima orang dengan armor putih, serta prajurit Kerajaan Chronovia, tertunduk secara paksa. Mereka berlutut di tanah, terikat oleh kekuatan magis yang tak terkalahkan. Aura ungu yang kuat terpancar di permukaan planet Chronus, menandakan dominasi kekuatan yang sangat besar.

"Warna aura ini... Kekuatan ini.... Grand Magus.... Aku ingat... di dalam.... sebuah buku.... menyebutkan.... bahwa ada.... seseorang.... yang bisa menghancurkan.... musuh di ratusan.... planet sendirian...." ujar salah satu ksatria beramor putih yang tampaknya menjadi ketua mereka dengan suara yang terputus-putus akibat tekanan yang harus ia tahan.

"Cecunguk seperti kalian tidaklah layak untuk menyebut namaku," ujar Xander dengan bangga.

Dengan dominasi dan kekuatan yang begitu kuat, pertempuran pun seketika berhenti karena pasukan Chronovia terhenti oleh kekuatan magis Doom Domination yang dimiliki oleh Xander. Di luar planet, pesawat-pesawat luar angkasa yang mendekati Planet Chronus melihat aura ungu pekat yang menyelimuti kerajaan dan dengan cepat mengurangi kecepatan serta berhenti sebelum mencapai tujuan mereka.

"Kekuatan yang sangat mengerikan ini... Perintahkan seluruh pesawat luar angkasa kita untuk berhenti dan bersiap untuk berputar arah kembali!" ujar seorang kapten di salah satu pesawat luar angkasa yang namanya tidak diketahui.

Pesawat luar angkasa yang awalnya menuju ke Planet Chronus sekarang dengan cemas berbalik arah. Mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat melawan kekuatan magis yang maha dahsyat yang telah menundukkan pasukan di permukaan planet. Kegelapan dan ketakutan merebak di antara para prajurit di dalam pesawat saat mereka menyaksikan kehebatan yang tak terbayangkan dari kekuatan yang ada di bawah mereka.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status