Share

Gadis itu masih hidup

Setelah makan semua orang memandang Hyu dengan tatapan serius. Saling menatap dan akhirnya menghela nafas dengan berat.

"Hyu, Tuan Heri Barat telah membelikan kalian sebuah Villa khusus. Mereka meminta kalian untuk tinggal bersama disana. Nayla akan berhenti bersekolah di sekolah umum dan kamu harus segera lulus. Bagaimana pendapat kamu?"

Hyu sebenarnya tak memiliki pendapat khusus mengenai pengaturan itu. Ia tau Villa yang di beli Keluarga Barat mewah dan cenderung tenang. Sebagai orang yang tinggal di penjara selama 22 tahun, ia tak keberatan tinggal dimanapun. Apalagi itu adalah Villa dimana ia akan tinggal bersama istrinya.

"Aku tidak masalah dimana pun. Asalkan Nayla nyaman, aku siap dimana saja."

Mendengar jawaban Hyu, semua anggota keluarga menjadi lega.

"Segeralah lulus dan lanjutkan kuliah. Bila perlu kamu harus magang di perusahaan Ayah."

Nyonya Dea langsung menepuk suaminya keras. "Bagaimana bisa Hyu bekerja sambil kuliah, Hyu harus menjaga Nayla dan anaknya. Jadi dia tak boleh membuang-buang waktu hanya untuk magang. Keluarga kita tak kekurangan uang, kami akan menanggung semua kebutuhan yang diperlukan keluargamu. Kamu hanya perlu berada di samping Nayla. Apa kamu paham Hyu?"

"Ya Bu." Ucap Hyu sambil mengangguk patuh.

Semua orang langsung tersenyum kembali. Sudah beberapa hari ini semua orang tegang dan merasakan kesedihan. Untuk pertama kalinya mereka dapat lega dan menjalani kehidupan dengan sedikit normal. Hyu harus bersiap-siap dan akan segera berangkat ke Villa yang dibeli Tuan Heri.

Rasa khawatir masih terus menghiasi. Tapi mereka berusaha untuk percaya, bahwa anak mereka mampu menjalani semua cobaan yang ada.

Saat sore menjelang, semua persiapan telah mereka lakukan. Mereka berangkat bersama-sama ke Villa dan mengantarkan putra mereka pindah. Saat mereka sampai ke sebuah kompleks perumahan elit, mereka sedikit takjub dengan ketenangan disekitarnya. Mereka dapat merasakan, keluarga Hyu akan hidup tenang di tempat ini.

Saat mereka sampai di Villa itu, mereka segera masuk dan memindahkan barang-barang penting milik Hyu. Banyak pelayan yang membantu dan menyambut mereka dengan ramah.

"Kemana Nayla?" Ucapnya Nyonya Dea pada salah satu pelayan.

"Nona Nayla sedang beristirahat. Dia sedikit pusing karena perjalanan yang jauh."

Semua orang merasakan hatinya turun seketika. Bagaimana bisa gadis 17 tahun menanggung semua rasa sakit begitu besar. Hamil adalah sesuatu yang melelahkan untuk setiap wanita dan Nayla belum pantas untuk mendapatkannya. Gadis sepintar Nayla harusnya masih belajar dengan rajin.

Para pelayan tentu tau siapa keluarga yang datang ini. Mereka adalah mertua dari Nona mereka. Dengan senyum ramah mereka langsung menawarkan diri. "Apakah kami perlu membangunkan Nona Nayla untuk datang dan menyambut Nyonya?"

Mereka langsung kaget dan menolaknya dengan segera. "Tidak, tidak perlu. Biarkan dia beristirahat, kami hanya akan membawa barang-barang dan akan segera pulang."

Setelah barang-barang selesai dirapikan. Mereka segera berpamitan dan pulang. Tak lupa sang ibu memeluk Hyu dengan keras. Ia menangis sedih meninggalkan anaknya yang akan hidup mandiri bersama keluarga barunya.

"Bu, berhentilah menangis. Aku sudah terlalu tua untuk ditangisi."

Saat Hyu mengatakan hal ini. Ibunya langsung menepuk punggungnya dengan keras. "Bagian mana dari dirimu yang sudah tua? Kamu masih 18 tahun tapi bertingkah seperti orang paruh baya!"

Pernyataan sang Ibu menyadarkan Hyu tentang kebenaran umurnya saat ini. Ia lupa bahwa ia telah terlahir kembali, sehingga ia tak lagi berumur 40 tahun.

"Maaf Bu, aku lupa." Sambil menggaruk lehernya dengan canggung.

Mereka segera berpamitan dan segera pergi. Tak lupa Rama mengancamnya dengan keras jika berani menyakiti Nayla lagi. Hyu mendengar peringatan kakaknya langsung berjanji dengan bersungguh-sungguh.

Hari ini secara resmi ia akan menjadi seorang suami. Suami dari gadis yang ia impikan sejak lama. Gadis yang dikagumi oleh banyak orang.

Para pelayan mengantarkannya kedepan pintu kamar mereka. Menurut penuturan sang ibu sebelumnya, Nayla tak keberatan tinggal satu kamar dengannya. Itu membuat Hyu sedikit gemetar. Sebentar lagi ia akan melihat gadis yang ia cintai dan rindukan.

Hyu menelan air liurnya takut. Ia tak berani berhadapan dengan Nayla secara langsung. Ia takut kehidupan sebelumnya akan terulang lagi. Ia takut dunia ini akan hancur seperti sebelumnya.

Sebelum masuk kamar, Hyu mengetuk pintu dan mengucapkan salam terlebih dahulu. Ia takut gadis itu akan marah jika ia masuk begitu saja. Tak lama pintu itu terbuka dari dalam dan seorang gadis keluar dengan wajah yang sedikit pucat.

Hyu langsung mundur selangkah dengan tatapan tak percaya. Gadis yang ia peluk dimeja operasi saat ini berdiri didepannya. Gadisnya yang sangat cantik dan pucat saat itu, terlihat lebih hidup saat ini.

Sangat cantik, sangat cantik, sangat cantik.

Itulah kata yang terus diucapkan Hyu didalam hatinya. Gadis yang ia cintai dan ia rindukan tepat berada didepannya. Membuatnya gemetar dan terharu hingga ia tak mampu membendung air matanya lagi.

Hyu tak ingat berapa kali dia menangis sejak ia dibangkitkan kembali. Tapi ia tak tahan untuk tidak menangis. Gadis ini telah banyak menderita karena dirinya sendiri.

Hyu terus mengutuk dirinya sendiri karena bodoh dimasa lalu.

Bajingan, bajingan, bajingan.

Itulah kutukan yang terus ia sematkan untuk dirinya sendiri. Ia pantas mendapatkan julukan itu karena memang ia seorang bajingan.

Nayla terus melihat Hyu menangis tanpa menginterupsinya. Wajahnya dingin seolah-olah tak peduli dengan apapun perasaan yang Hyu rasakan saat ini.

Setelah lama menangis didepan Nayla, perlahan Hyu mulai tenang dan melihat Nayla dengan bersungguh-sungguh. "Maaf."

Hanya kata itu yang mampu Hyu ucapkan. Ia tak sanggup mengatakan kalimat lebih panjang lagi. Ia merasa tak pantas untuk membela diri.

Tapi sekali lagi tak ada tanggapan dari Nayla untuknya. Seolah-olah hati gadis itu telah mati dan tak peduli. Ia hanya menatap dengan dingin tanpa berkedip.

"Bersihkan dirimu sebelum tidur. Aku tak mau tidur dengan laki-laki bau dan kotor."

Setelah menyampaikan hal itu Nayla langsung masuk dan tidur kembali. Tak ada kata memaafkan ataupun keberatan yang keluar dari mulutnya. Ia hanya mengatakan bahwa ia tak ingin tidur dengan laki-laki bau. Itu membuat Hyu menangis sekali lagi. Ia tau wanita itu terlihat dingin dan sulit didekati, tapi memiliki hati yang lembut dan bersahaja.

Nayla dibesarkan dengan pendidikan terbaik keluarga konglomerat. Ia memiliki temperamen yang terkendali dan mudah untuk mengatur emosi. Itulah yang membuatnya sangat dikagumi.

Semua orang menyebutnya gadis Phoenix karena Nayla dianggap gadis yang langka. Dari segi tempramen, wajah dan kekayaan, banyak orang menyerah untuk mendapatkan nya. Terlalu sempurna dan terlalu sulit untuk digapai.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status