Share

Keluarga terbaik

Setelah lama memohon dalam kesakitan, akhirnya tubuh Hyu rubuh. Ia pingsan dan membuat keluarga Sinarta khawatir setengah mati. Sedangkan Keluarga Barat diam seolah tak peduli, bahkan Tuan Heri mengatakan bahwa Hyu tak akan mati jadi mereka harus tenang.

Tanggapan Keluarga Barat yang dingin membuat amarah di hati Keluarga Sinarta sedikit bangkit. Tapi apa daya kemarahan harus mereka kubur dalam-dalam. Mereka sadar betul semua hal yang dilakukan keluarga Barat dapat dianggap wajar. Sebagai seorang Ayah tentu saja mereka ingin membunuh semua laki-laki yang menyakiti anak gadis mereka.

Hyu digotong oleh keluarganya kembali ke kediaman Sinarta. Dokter pribadi keluarga pun datang memeriksanya, beruntung tak ada luka dalam. Sehingga membuat orang tuanya tak khawatir.

Rama terus menemani adiknya dengan tatapan kasihan. Ia selalu menyesal dengan semua yang dialami Hyu. Ia merasa, ia ikut andil dalam setiap kehancuran yang dirasakan sang adik.

Saat malam menjelang, tubuh Hyu mulai demam. Kata dokter itu adalah hal yang selalu terjadi pada pasien dengan trauma fisik. Sehingga mereka tak perlu panik. Selama panas tubuh Hyu dibatas wajar dan itu akan turun dengan sendirinya.

Berbagai macam suntikan telah dilakukan. Rama tak tau apa saja itu, ia hanya tau itu untuk kesembuhan adiknya.

Hyu adalah adik yang penurut dan kebanggaan keluarga. Selain pintar dan pandai berorganisasi, Hyu juga anak yang penurut dan tak pernah membuat masalah. Hal itulah yang membuat keluarga sangat kaget saat mendengar kasus ini pertama kali. Mereka tak percaya dan menganggap itu sebagai fitnah. Jika Hyu tak mengaku dengan bangga sebelumnya, mereka mungkin lebih memilih mati daripada percaya pada omong kosong tersebut.

Setelah kemarahan keluarga meledak, Hyu bahkan tak meminta maaf dan menantang karena menganggap semua hal yang ia lakukan adalah untuk keadilan. Hal itu membuatnya marah dan memukul adiknya dengan keras. Beruntung, akal sehat Hyu kembali seperti sebelumnya. Kalau tidak mungkin ia akan langsung menyeretnya ke keluarga Barat bahkan tanpa persetujuan orang tua mereka.

Sekarang adiknya telah memiliki seorang istri dan akan menjadi seorang ayah sebentar lagi. Ia akan memiliki keponakan. Itu membuatnya senang sekaligus miris. Gadis yang akan menjadi adik iparnya adalah gadis yang berusia 17 tahun. Ia tak bisa membayangkan kondisi psikologi gadis itu saat ini. Ia akan berusaha sebaik mungkin memperlakukannya dengan istimewa. Setidaknya itu bisa sedikit membuatnya merasa lebih tenang.

Saat Hyu beristirahat, hampir semua anggota Sinarta berkumpul dan berdiskusi. Mereka memiliki ide-ide tersendiri untuk putra mereka yang akan berkeluarga sebentar lagi.

"Bawa saja Nayla ke rumah ini. Kita akan merawatnya bersama-sama. Hyu masih terlalu muda untuk merawat istri dan anaknya seorang diri." Ucap sang ibu.

"Aku tau kamu khawatir. Tapi Tuan Barat telah menyiapkan sebuah villa untuk mereka tinggali. Untuk sementara Nayla tak akan melanjutkan sekolah dan Hyu harus lulus sesegera mungkin."

"Bagaimana jika Hyu diintimidasi di keluarga Barat? Mereka bukan orang sembarangan, Hyu pasti kesusahan di Villa itu."

Melihat ibunya menangis sekali lagi. Rama hanya mampu menghela nafas pelan. "Ibu, itu adalah resiko yang Hyu terima. Hyu sudah besar dan tau apa yang perlu ia lakukan. Berhentilah mengkhawatirkannya, kita sebagai keluarga harus mendukung semua hal yang Hyu lakukan. Kali ini Hyu telah berinisiatif untuk bertaubat dan bertanggungjawab. Itu adalah hal yang luar biasa, mari kita hargai semua keputusan yang Hyu ambil."

Mereka diam-diam setuju dengan apa yang diusulkan Rama, karena bagaimanapun yang menjalani rumah tangga adalah Hyu. Jadi mereka tak berani ikut campur terlalu dalam.

"Hyu akan menjadi kepala keluarga. Seorang suami dan calon ayah. Biarkan dia mengambil keputusan untuk keluarganya sendiri. Beri dia kepercayaan penuh. Saat dia sadar nanti, ayo kita tanyakan keputusan apa yang telah dia ambil."

Perkataan sang ayah seperti palu hakim dengan keputusan mutlak. Tak ada yang berani keberatan dengan semua pendapat yang Ayah keluarkan. Bahkan jika ibunya keras kepala dan memanjakan Hyu, ia tak akan berani berkomentar.

Saat pagi menjelang, perlahan kesadaran Hyu mulai kembali. Ia bangun dengan rasa sakit yang tak bisa ia gambarkan. Wajahnya kaku dan ia sangat yakin bahwa itu bengkak saat ini. Hyu tak berani melihat ke kaca, takut ia akan menakuti dirinya sendiri.

Rasa haus berhasil mengalihkan pikirannya sebentar, ia segera meraih gelas yang ada dimeja. Lalu meminum air didalamnya dengan tergesa. Entah berapa lama ia pingsan. Tapi ia merasa tenaganya sedikit terisi dan ia mulai bersemangat lagi.

Hyu perlahan bangun dan keluar dari kamarnya dengan langkah yang tertatih-tatih. Saat sampai di ruang makan ia melihat semua keluarganya berkumpul untuk sarapan.

Melihat semua anggota keluarganya lengkap, Hyu terharu dan ingin menangis lagi. Ia adalah penyebab utama hancurnya keluarga ini. Ayahnya sakit-sakitan karena kelelahan menghadapi Keluarga Barat dan ibunya menyusul tak lama setelah ayahnya meninggal. Beliau tak mampu menampung beban psikologis terlalu besar.

Kakaknya Rama terpaksa harus mengambil alih perusahaan keluarga. Menghadapi keluarga Barat seorang diri untuk melindungi anggota keluarga yang tersisa. Apalagi adik perempuan mereka yang masih naif dan membutuhkan kasih sayang kedua orang tua. Gadis kecil itu harus menjadi yatim piatu di usia yang sangat muda. Ia tak sanggup membayang bagaimana hidup adik kesayangannya tanpa ada yang mengurus dan memanjakan setiap hari.

Semua anggota keluarga menderita akibat kecerobohan yang ia lakukan dimasa lalu. Bahkan jika ia bersujud dan memohon ampun, tak akan mampu memperbaiki semua hal yang ia lakukan.

Hyu menangis terus menerus. Ia terus memupuk rasa bersalah yang tak ada habisnya. Ia merasa sangat lemah dan cengeng. Ia merasa sangat tidak pantas mendapatkan keluarga sehebat ini.

Sebagai ibu, ia merasa seperti ikatan batin antara ibu dan anak seketika terhubung. Ia melihat anaknya diujung tangga menangis sambil menunduk. Hal itu membuat perasaannya hancur sekali lagi. Anak itu adalah anak yang ia besarkan dengan kasih sayang penuh. Anak yang selalu ia sanjung dan banggakan sekarang terlihat hancur dan tak memiliki jejak harga diri. Ia merasa ikut hancur bersama anaknya. Tapi ia segera ingat, anaknya butuh didukung. Ia tak boleh lemah dan membuat semangat anaknya untuk berubah menjadi kendor karena dia.

"Hyu, ayo sarapan. Hari ini ibu memasak makan kesukaanmu."

Hyu yang mendengar panggilan ibunya langsung menghapus air matanya dengan tergesa. Ia mengeraskan hatinya dan tersenyum dengan segera. Langkahnya yang tertatih dan menyakitkan tak membuat ia menyerah untuk mendekat. Saat ia duduk kembali di kursi makan, ia sejujurnya ingin menangis lagi. Tapi ia menahan dan tersenyum dengan kaku untuk membuat orang tuanya tenang.

Saat Hyu duduk. Ibunya segera menyendokkan nasi goreng kesukaan Hyu. Ia memberi berbagai macam lauk dengan sedikit berlebihan. Hal itu membuat Hyu sedikit lucu. Saat Hyu mulai memakan makanan itu, ada air mata mengalir di pipinya. Tapi ia terus menyendok tanpa memperhatikan anggota keluarga lainnya. Hampir 22 tahun hidup dipenjara, ia tak pernah memakan makanan seenak ini. Apalagi ini adalah makanan yang dibuat ibunya. Ia tak akan menyia-nyiakan barang satu suap pun.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status