Saat kegelapan menelan dirinya dengan putus asa. Hyu perlahan mulai membuka matanya. Rasa sakit di sekujur tubuhnya mulai terasa menyakitkan. Hampir semua bagian tubuhnya mengalami rasa perih yang tak bisa ia tahan. Hyu sedikit mengerang dan bergerak sedikit.
Dalam hatinya ia berfikir mungkin inilah neraka dan ia merasa pantas mendapatkannya. Hyu sedikit menyunggingkan senyum tipis, sambil berbisik pelan. "Neraka tak semenyakitkan yang ada dibuku." Ucapnya bercanda.
Mungkin Tuhan kasihan padanya, hingga Tuhan meringankan hukuman yang pantas ia terima.
Saat Hyu menikmati rasa sakitnya, suara langkah kaki berhasil menarik perhatian. Suara itu terdengar sangat jelas, tapi Hyu enggan untuk melihatnya. Ia berfikir mungkin itu malaikat yang datang untuk menghukumnya. Namun rasa sakit yang ia tunggu tak kunjung datang. Tapi ada belaian pelan di punggungnya yang membuatnya nyaman.
"Kenapa kamu begitu keras kepala? Minta maaflah pada Tuan Heri dan bertanggungjawab."
Saat mendengar suara yang dikenalnya, Hyu segera membuka matanya dengan terburu-buru. Ia bangun tanpa menghiraukan sakit yang ada ditubuhnya. Saat melihat wajah tampan kakaknya, Hyu tak bisa berfikir dan perlahan air matanya jatuh.
Hyu menangis dengan keras dan memeluk kakaknya dengan erat. Rama yang baru pertama kali melihat adiknya menangis langsung merasa kaget dan simpati. Semua luka yang didapatkan adiknya saat ini adalah hasil perbuatannya.
Rama marah saat mendengar Hyu yang tak memiliki rasa bersalah setelah memperkosa seorang gadis. Sebagai seorang kakak, ia memiliki kewajiban untuk mendidik adiknya. Ia tau orang tuanya selalu lembut dan tak pernah menghukum mereka secara fisik. Tapi Rama merasa Hyu perlu dihukum untuk membuat anak itu jera.
Rama menepuk punggung sang adik untuk menghiburnya. Tapi suara Hyu justru semakin keras. Suara tangisan Hyu sangat menyakitkan, hingga membuat kemarahan Rama lenyap seketika.
Setelah lama menangis, akhirnya Hyu mulai tenang dan mencerna dengan baik apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa ia bertemu dengan kakaknya dengan versi yang lebih muda. Kenapa kakaknya menyuruhnya meminta maaf pada Ayah Nayla.
Hyu yang sedikit bingung menatap kakaknya dengan putus asa dan harapan. Matanya yang merah dan bengkak berhasil menarik simpati sang kakak.
"Berhentilah menangis. Walaupun aku sayang padamu, aku tak akan membelamu jika melakukan kesalahan. Kali ini kesalahan mu sangat fatal. Ayah bahkan harus berlutut didepan semua anggota keluarga Barat untuk meminta maaf. Temui Tuan Heri dan bertanggungjawab lah pada Nayla."
Suara itu sangat lembut membuat Hyu terdiam seketika. Setelah lama berfikir, ia akhirnya menyadari bahwa ia kembali lagi ke masa 22 tahun yang lalu. Masa dimana ia menyakiti gadis yang ia cintai.
Saat mendengar ucapan kakaknya, Hyu merasa sakit yang luar biasa. Ayahnya adalah orang yang tegas dan memiliki harga diri yang tinggi. Sebagai seorang penyayang keluarga dan setia, laki-laki semacam itu sangat jarang ditemukan di keluarga kaya. Tapi hari ini ayahnya bersujud untuk memohon ampunan atas nama dirinya, hal itu membuat Hyu merasa bersalah seketika.
Hyu menunduk dengan rasa bersalah yang tak ada habisnya.
"Aku minta maaf." Suara itu terdengar sangat berat, seolah-olah suaranya akan habis jika ia berbicara lebih banyak.
Rama sedikit lega melihat Hyu yang mulai melunak. "Bagus, menikah dengan Nayla tidak seburuk itu. Gadis itu cantik dan anggun. Walaupun ia sedikit dingin, aku melihat dia cukup baik. Aku mendengar dari Ayah bahwa Nayla telah memaafkan mu."
Saat mendengar hal ini, Hyu menangis sekali lagi. Rasa sakit dalam dirinya tak pernah habis. Ia ingat saat kejadian ini. Waktu itu ia menikah dengan Nayla tanpa sebuah perayaan, hanya pengambilan buku nikah dengan prosedur yang tergesa-gesa.
Nayla saat ini berumur 17 tahun, terlalu muda untuk mengalami hal semacam ini. Hyu harusnya telah masuk penjara, tapi mendengar Nayla hamil Keluarga Barat segera menundanya. Mereka memiliki solusi lain, yaitu menikahkan Nayla dan Hyu sesegera mungkin.
Hyu menolak dengan keras hingga kakaknya terpaksa memukulnya tanpa ampun. Saat mendengar Ayahnya berlutut di depan keluarga Barat, ia marah dan mengutuk Nayla lebih keras lagi. Dengan terpaksa ia menikahi Nayla.
Saat pernikahan mereka tinggal di apartemen mewah berdua. Hyu yang membenci Nayla membuat Nayla kesusahan setiap hari. Ia ingat saat Nayla menyetujui prosedur aborsi yang ia tawarkan.
Ia membawa Nayla kesebuah klinik terpencil dan menandatangani persetujuan aborsi. Saat ditengah jalan, tiba-tiba Nayla mengalami pendarahan hebat yang Hyu takut setengah mati.
Nayla gagal diselamatkan dan anaknya pun mati saat itu juga. Saat itulah hidup Hyu berhenti seketika. Ia tak ingat apa yang terjadi setelahnya. Ia hanya ingat dirinya bukan hanya menjadi pemerkosa tapi juga seorang pembunuh. Ia membunuh anak dan istrinya sekaligus.
Ia ingat bagaimana Nayla meregang nyawa di meja operasi. Ia ingat bagaimana tubuh itu perlahan menjadi dingin. Ia ingat bagaimana dokter dengan wajah bersalah mengatakan bahwa gadisnya sudah tiada.
Setiap detik yang ia rasakan saat itu selalu diingat oleh Hyu.
Betapa bodohnya ia saat itu. Ia telah mencintai Nayla begitu lama, tapi tak menyadarinya. Ia seharusnya sadar bahwa gadis itu adalah wanita yang ia impikan selama ini. Ia harusnya menjaga anak mereka dengan baik. Ia harusnya menyayangi gadis itu dan tak menyia-nyiakannya.
Sekarang ia kembali pada masa sebelum kematian Nayla. Ia berjanji di dalam hatinya, bahwa ia akan menyayangi gadis itu seumur hidupnya. Menjaganya dan membuat Nayla melahirkan anak yang sehat untuknya.
"Aku akan menikah dengan Nayla. Aku akan menjaganya dengan baik dimasa depan. Aku akan menjaga anak kami dengan bersungguh-sungguh. Kakak, maafkan aku karena membuatmu kecewa. Aku berjanji akan bertanggung jawab mulai sekarang. Katakan pada Ayah dan Ibu aku minta maaf, karena telah membuat mereka kecewa."
Melihat wajah penyesalan sang adik, Rama langsung menepuk punggung Hyu dengan keras. "Kenapa tak meminta maaf secara langsung?"
"Aku terlalu malu." Ucapnya jujur.
Saat mendengar perkataan Hyu, kedua orang tua itu langsung menangis sedih. Mereka menonton interaksi Rama dan Hyu dengan tatapan simpati. Melihat anaknya Hyu menyesal, mereka segera mendekat dan memeluknya dengan keras.
"Kami selalu memaafkan mu. Tapi kali ini kamu tidak hanya menyakiti kami saja Hyu, kamu juga menyakiti Nayla dan keluarga nya. Minta maaf dan bertanggungjawab. Tak perlu khawatir, kami akan mendukungmu dan ikut bertanggungjawab pada Nayla juga. Saat menikah nanti, bawa gadis itu kemari dan kami akan membantumu merawatnya."
Hyu menangis sekali lagi. Ia memeluk orang tuanya lebih erat, sambil terus meminta maaf. Ia adalah bajingan paling beruntung di dunia, karena mendapatkan keluarga yang begitu luar biasa. Ia akan menjaga orang tuanya dengan baik dan membuat mereka pensiun dengan bahagia. Ia tak akan membuat kehidupan mereka susah seperti kehidupan sebelumnya.
Seluruh keluarga Sinarta datang ke kediaman Barat. Sebuah pemukiman elit dimana para orang kaya berkumpul. Walaupun keluarga Sinarta tak kalah kaya, tapi hari ini mereka datang bukan sebagai tamu. Mereka datang sebagai pengakuan dosa atas semua perbuatan kriminal yang dilakukan Hyu.Sebagai orang yang memiliki pengalaman 22 tahun dipenjara, tentu saja psikologi Hyu sedikit terguncang. Keberanian, pemberontakan dan harga diri yang ia miliki telah lama hilang ditelan waktu. Walaupun ia sekarang berumur 18 tahun, tapi secara psikologis dia adalah seorang paruh baya. Kepengecutan telah mendarah daging didalam dirinya.Saat ia datang ke rumah Barat, tentu saja ia takut setengah mati. Apalagi kali ini ia akan berhadapan dengan orang yang menodongkan pistol di kehidupan sebelumnya. Ia takut bertemu ayah Nayla, takut ia tak mampu meyakinkan orang itu.Saat keluarga Sinarta datang, hampir semua keluarga Barat berkumpul. Mereka menunggu untuk melecehkan Hyu dan membalas d
Setelah lama memohon dalam kesakitan, akhirnya tubuh Hyu rubuh. Ia pingsan dan membuat keluarga Sinarta khawatir setengah mati. Sedangkan Keluarga Barat diam seolah tak peduli, bahkan Tuan Heri mengatakan bahwa Hyu tak akan mati jadi mereka harus tenang.Tanggapan Keluarga Barat yang dingin membuat amarah di hati Keluarga Sinarta sedikit bangkit. Tapi apa daya kemarahan harus mereka kubur dalam-dalam. Mereka sadar betul semua hal yang dilakukan keluarga Barat dapat dianggap wajar. Sebagai seorang Ayah tentu saja mereka ingin membunuh semua laki-laki yang menyakiti anak gadis mereka.Hyu digotong oleh keluarganya kembali ke kediaman Sinarta. Dokter pribadi keluarga pun datang memeriksanya, beruntung tak ada luka dalam. Sehingga membuat orang tuanya tak khawatir.Rama terus menemani adiknya dengan tatapan kasihan. Ia selalu menyesal dengan semua yang dialami Hyu. Ia merasa, ia ikut andil dalam setiap kehancuran yang dirasakan sang adik.Saat malam menjelang
Setelah makan semua orang memandang Hyu dengan tatapan serius. Saling menatap dan akhirnya menghela nafas dengan berat."Hyu, Tuan Heri Barat telah membelikan kalian sebuah Villa khusus. Mereka meminta kalian untuk tinggal bersama disana. Nayla akan berhenti bersekolah di sekolah umum dan kamu harus segera lulus. Bagaimana pendapat kamu?"Hyu sebenarnya tak memiliki pendapat khusus mengenai pengaturan itu. Ia tau Villa yang di beli Keluarga Barat mewah dan cenderung tenang. Sebagai orang yang tinggal di penjara selama 22 tahun, ia tak keberatan tinggal dimanapun. Apalagi itu adalah Villa dimana ia akan tinggal bersama istrinya."Aku tidak masalah dimana pun. Asalkan Nayla nyaman, aku siap dimana saja."Mendengar jawaban Hyu, semua anggota keluarga menjadi lega."Segeralah lulus dan lanjutkan kuliah. Bila perlu kamu harus magang di perusahaan Ayah."Nyonya Dea langsung menepuk suaminya keras. "Bagaimana bisa Hyu bekerja sambil kuliah, Hyu har
Hyu segera berlari ke kamar mandi. Ia membersihkan tubuhnya sebersih mungkin dan wangi. Ia tak ingin Nayla tidurnya terganggu karena bau badannya yang tak enak.Saat Hyu selesai mandi ia melihat dirinya di kaca besar dan ia berdiri dengan kaget. Hampir semua bagian tubuhnya memerah dan ada beberapa luka goresan. Ia sedikit meringis karena mungkin terlalu bersemangat membersihkan diri sampai melukai dirinya sendiri.Setelah memakai pakaian kering dan hangat, Hyu segera keluar dari kamar mandi. Hal yang pertama ia lihat adalah gadis yang ia cintai tertidur dengan sangat lelap. Enggan membuat suara bising, Hyu segera berjalan dengan suara pelan.Ia duduk di tempat tidur sambil memperhatikan wajah pucat Nayla. Gadis itu tetap tidur tanpa kewaspadaan, padahal saat ini ia bersama laki-laki yang telah melecehkannya. Mata itu terus tertutup seolah-olah tak ada rasa khawatir dalam dirinya. Hal itu membuat Hyu semakin merasa bersalah.Hatinya tenggelam semakin dala
Sebelum pagi menjelang, Nayla telah beberapa kali keluar masuk kamar mandi dan Hyu tak tahan untuk diam saja. Ia menemani Nayla kemanapun gadis itu pergi dan wajah Nayla semakin pucat membuatnya semakin khawatir.Selama 40 tahun hidupnya. Ia tak pernah berurusan dengan kehamilan, walaupun mereka pernah menikah sebelumnya, ia tak pernah peduli pada Nayla. Sekarang ia sedikit menyesal karena membuat waktunya selama 40 tahun untuk sesuatu yang sia-sia. Ia harusnya memperhatikan Nayla lebih banyak.Nayla berbaring dengan nafas tersengal-sengal. Ia lelah dan tak bisa bergerak lagi. Ia terus mengumpat dan marah pada semua hal yang ia alami.Hyu hanya mampu menunduk dan menerima semua umpatan yang keluar dari mulut Nayla. Ia hanya akan diam karena ia merasa itu pantas. Seorang bajingan tak pernah bisa berubah menjadi seorang pahlawan.Setelah lama mengumpat, Nayla akhirnya lelah dan tidur sekali lagi. Hyu yang melihat itu tak berani tidur. Ia takut Nayla akan ba
Saat semua orang berkumpul diruang belajar yang tertutup. Pengacara, Hyu dan Nayla berdiskusi mengenai perjanjian pranikah. Masing-masing memiliki beberapa lembar kertas yang perlu mereka baca."Apakah ada persyaratan tambahan yang perlu dicantumkan." Ucap sang pengacara berinisiatif.Hyu hanya menatap Nayla, karena ia merasa tak punya hak untuk keberatan. Baginya Nayla adalah pemegang mutlak semua keputusan yang ada.Nayla membaca lembar demi lembar dengan hati-hati, karena bagaimanapun ini menyangkut masa depannya. Ia membaca dengan serius, memancarkan aura seorang bangsawan. Caranya duduk sangat anggun dan ekspresinya sedikit dingin. Setelah lama membaca, Nayla menatap pengacara dengan sedikit tajam."Apa menurutmu ini sudah sempurna?"Pertanyaan itu membuat sang pengacara merinding takut. Aura Nayla hampir mirip dengan ayahnya, sangat mengintimidasi. Ia tak bisa membayangkan pendidikan macam apa yang dilakukan para orang kaya untuk mendapatkan
Butuh waktu seharian bagi Hyu untuk memeriksa semuanya. Besok hasilnya akan keluar, sekarang sudah malam dan ia harus segera pulang. Ada istrinya menunggu di rumah. Saat dia mengingat hal itu, hatinya langsung menghangat. Ia sekarang punya istri dan akan menyambut anak pertama mereka.Ia tak tau harus berterima kasih pada siapa atas kesempatan kedua ini. Jika Tuhan itu ada, ia benar-benar berterimakasih dan bersyukur sebanyak mungkin. Terimakasih atas semua anugerah yang telah diberikan padanya.Saat pulang, ia langsung memarkirkan mobilnya di garasi. Tak lupa ia mengisi perut yang lupa ia isi. Hyu masuk ke dapur dan memesan makan pada koki rumah. Setelah lama menunggu di meja makan, pelayan datang dengan berbagai macam hidangan. Tanpa menunggu lama, ia langsung melahap mereka semua.Hyu tak lama langsung menuju kamar miliknya. Sekali lagi ia melihat gadis itu tidur. Ia tersenyum hangat dan mencium kening gadis itu sekali lagi. Tapi ia lupa mulutnya sedikit berm
Nayla adalah seorang genius yang hidup dengan kekayaan yang berlimpah. Hampir seluruh hidupnya dipenuhi dengan tekanan dan pendidikan yang ketat. Semua orang memujinya dan berharap untuk dekat dengannya. Tapi karakter dan pendidikannya tak mengizinkan itu.Nayla memiliki keunikan tersendiri dalam mengenali karakter orang lain. Ia hanya perlu melihat dan bertanya maka ia akan langsung mendapatkan kesimpulannya. Hampir semua orang yang ada di sekelilingnya adalah penjilat sejati. Mereka terus memuji secara berlebihan dan berusaha untuk mendapatkan keuntungan.Hyu adalah satu dari beribu macam orang bodoh yang selalu membuatnya kesal. Laki-laki itu sangat mudah dimanipulasi dan tak memiliki pendirian serta pemikiran yang mandiri. Nayla sangat membenci orang yang licik tapi dia lebih benci orang bodoh.Nayla memiliki saudara yang berbeda Ibu dengannya. Salah satu saudara itu bernama Dena, mereka bisa dikatakan musuh dibandingkan saudara. Gadis itu sekarang bencinya