Share

Bab 1123

Author: Imgnmln
last update Huling Na-update: 2025-05-20 00:51:07

Bagi Nathan, bisa berkultivasi dengan tenang seperti para pendekar lainnya adalah kemewahan yang nyaris mustahil.

Dunia tak memberinya waktu untuk bernapas.

Satu-satunya harapan saat ini adalah meminjam perlindungan organisasi Matilda, tempat terakhir yang mungkin bisa memberinya waktu untuk tumbuh.

Saat Nathan mengutarakan niatnya pada Zephir untuk menyelamatkan ibunya dari Keluarga Zellon dan Sarah dari Martial Shrine sebelum tahun naru.

Zephir hanya menggeleng, sorot matanya serius. “Nathan, jangan bodoh. Ini bukan sekadar misi penyelamatan. Ini perang melawan dua kekuatan terbesar di dunia bela diri!”

“Keluarga Zellon dan Martial Shrine. Mereka bukan hanya apa yang terlihat di permukaan. Kau hanya melihat puncak gunung esnya!” Zephir berjalan pelan ke arah jendela, menatap langit kelam. “Kau tahu kenapa Ryujin begitu ingin melindungimu sekarang? Dia sedang memakai tanganmu untuk mengguncang dunia.”

“Semakin kau menggila, semakin banyak monster lama keluar dari persembunyian mereka
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Saut Sirait
Penulis sdh berhasil bikin karangan yang panjang. Sayang terlalu banyak menu yang sama. Juga terlalu bodoh menyimpan Sarah yang cantik. Kalau dia lolos dari pelecehan, pemerkosaan, penulis ini betul-betul tak bermutu
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1280

    Saat Sancho sadar dirinya baru saja dikerjai dengan trik paling murahan, amarahnya meledak."Bajingan! Beraninya kau membohongiku!" raungnya seperti guntur. "Kejar! Senjata teleportasi itu jangkauannya terbatas! Temukan dia! Siapa pun yang menemukan jejaknya, lapor padaku!"Para anggota Martial Shrine yang tersisa berhamburan, menyebar untuk memulai perburuan.Sancho dengan napas terengah-engah karena marah, menoleh dan menatap tajam ke arah Jazer, yang sejak tadi hanya berdiri menonton pertunjukan tanpa bergerak sedikit pun."Jazer," desis Sancho. "Jangan lupa, Keluarga Zellon juga bagian dari aliansi ini. Anakmu dibuat lumpuh olehnya. Kenapa kau hanya diam saja?"Jazer menatapnya dengan senyum sopan yang menyebalkan. "Ketua Sancho, Anda ini kan ahlinya. Buat apa saya ikut campur? Malah merepotkan nanti. Lagipula, saya masih ada urusan keluarga. Permisi dulu."Tanpa menunggu jawaban, Jazer berbalik dan pergi dengan santai. Sancho menatap punggungnya, hampir mati karena jengkel, tapi

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1279

    Di seberang jalan, Scholar dan Milan menahan napas, wajah mereka pucat pasi. Sementara itu, Sancho tersenyum puas. Selesai sudah.BRAKK! KLANG! BANG!Suara benturan logam yang kacau balau terdengar. Senjata-senjata itu patah berkeping-keping. Benang-benang energi itu putus. Dan yang paling mengejutkan, sisik-sisik emas di tubuh Nathan meledak ke luar seperti pecahan peluru.Serangan gabungan itu memang tidak berhasil menembus dagingnya, tetapi mereka berhasil menghancurkan pertahanan luarnya, Tubuh Vajra Naga Emas miliknya.Dari tengah kepulan asap dan debu, Nathan melangkah keluar. Tanpa baju zirah emasnya, tubuh fisiknya yang sempurna kini terekspos, otot-ototnya menegang dan memancarkan cahaya keemasan yang redup. Wajahnya dipenuhi amarah yang dingin."Matilah," desisnya.Ia melayangkan tinjunya. Seekor naga emas yang agung melesat dari kepalan tangannya, meraung, dan langsung menelan hidup-hidup musuh.Tanpa jeda, pukulan lainnya menghabisi nyawa orang lain. Dalam sekejap, pengepu

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1278

    Di dalam, Nathan bisa mendengar teriakan itu dengan jelas."Bachira!" kata Scholar dengan cepat. "Kumpulkan semua orang kita yang ada di kota! Kita akan mengawal Tuan Nathan keluar!"Tapi Nathan mengangkat tangannya, menghentikan mereka. "Tidak perlu," katanya tenang. "Kalian di sini hanya akan jadi target. Aku bisa bergerak lebih bebas kalau sendirian.""Tapi Tuan Nathan, mereka puluhan orang!" bujuk Scholar. "Dan Sancho, kekuatannya tidak bisa ditebak!""Aku punya perhitunganku sendiri," kata Nathan, senyumnya penuh keyakinan. Ia menepuk pundak Scholar, lalu berjalan keluar dengan langkah mantap.Saat ia melangkahkan kaki keluar dari gedung, puluhan anggota elit Martial Shrine langsung mengepungnya, aura membunuh mereka mengunci setiap pergerakannya."Nathan," cibir Sancho. "Berani juga kau keluar. Sekarang Ryujin sudah angkat tangan, aku ingin melihat kesombonganmu sampai kapan!""Berisik," balas Nathan, melirik kerumunan di sekelilingnya. "Jika kau memang berani, majulah.""Kau,"

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1277

    Wajah Sancho pucat pasi. Ia jatuh kembali ke kursinya, kalah telak. Skenario yang sudah ia bangun dengan susah payah hancur berkeping-keping hanya dengan satu lambaian tangan Ryujin.‘Kalau bukan dirasuki, lalu bagaimana mungkin kekuatan anak ini?’Di sisi lain ruangan, hanya Jazer yang tersenyum tipis penuh arti."Baiklah," kata Ryujin tiba-tiba, suaranya kembali normal. "Hari ini cukup sampai di sini. Waspadai para sosok berjubah hitam itu. Laporkan jika ada pergerakan. Rapat selesai."“Hah?”Semua orang melongo. Ratusan pemimpin klan dan keluarga dikumpulkan dari seluruh penjuru Moniyan, dibuat tegang setengah mati, hanya untuk rapat lima menit yang isinya bisa disampaikan lewat sepucuk surat?Ini... ini lelucon?Meskipun bingung, tidak ada yang berani protes. Mereka hanya bisa bangkit dan berpamitan dengan canggung.Saat itulah Sancho dalam upaya terakhirnya untuk menyelamatkan muka dan mungkin juga nyawanya, kembali berdiri. "Tuan Ryujin!" serunya. "Nathan telah membunuh anggota

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1276

    "Aku yakin kalian semua sudah lihat," kata Sancho, menunjuk ke arah Nathan. "Nathan! Dalam beberapa bulan, dari seorang pemuda biasa menjadi seorang Villain. Katakan padaku, apa ada manusia di dunia ini yang sebakat itu?"Nathan akhirnya menoleh, menatap Sancho dengan tatapan geli. "Iri, ya, Pak Tua?" ejeknya dengan santai.Wajah Sancho langsung memerah."Kalau memang punya kemampuan, kenapa tidak coba sendiri jadi Villain dalam beberapa bulan?" lanjut Nathan, senyumnya semakin lebar. "Kalau diri sendiri tidak mampu, jangan menggubris orang lain, paham?""Bajingan!" geram Sancho. Ia setengah bangkit dari kursinya, tapi tatapan tajam dari Ryujin membuatnya kembali duduk, menahan amarahnya yang meluap."Bakatmu boleh saja luar biasa," desis Sancho, mencoba kembali menguasai keadaan. "Tapi bagaimana kau menjelaskan soal teknik Seirei? Kau pikir tidak ada yang lihat saat kau menyerap kekuatan lawanmu di kediaman Wilford?""Kenapa aku harus menjelaskan padamu?" balas Nathan enteng. "Di dun

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1275

    "Tuan Ryujin, lantas..." Sancho mencoba protes.Sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, Ryujin menoleh padanya. Hanya sebuah tatapan. Tapi tatapan itu terasa seperti gunung yang menimpa jiwa Sancho, membuatnya tercekik dan menelan kembali semua kata-katanya."Kubilang, rapat dimulai," kata Ryujin, suaranya ringan tapi mengandung tekanan yang tak terbantahkan. "Masalah lain bisa diurus nanti. Kalau ada yang tidak puas," ia berhenti sejenak, mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, "Pintu keluar ada di sana. Silahkan pergi sekarang."Siapa yang berani?Melihat tidak ada yang bergerak, Ryujin melanjutkan. "Aku mengumpulkan kalian semua hari ini untuk membahas satu hal, kebangkitan para kultivator hitam."Ia menceritakan laporan yang masuk dari berbagai daerah, tentang sosok-sosok berjubah hitam yang menggunakan teknik Seirei untuk menyerap esensi para kultivator."Karena mereka sudah berani terang-terangan, maka sudah menjadi kewajiban kalian melahap jiwasemua untuk membasmi mere

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status