Penjara bawah tanah Martial Shrine, Kota Moniyan.Langkah berat bergema di lorong batu yang dingin dan gelap. Arthur berjalan dengan tenang, mengenakan jubah hitam. Setiap malam, seperti ritual, dia datang ke penjara bawah tanah.Di sebuah sel, duduk seorang wanita dengan wajah tenang namun penuh penderitaan. Ia tahu, waktu yang ditunggu akan datang lagi. Arthur akan segera muncul di balik jeruji.Setiap malam, Arthur datang ke sel itu, sel tempat dimana Sarah dikurung.Selnya berbeda dari tahanan lain, lengkap dengan perabotan bersih dan nyaman. Tapi tak satu pun dari itu bisa menggantikan cahaya matahari atau kebebasan.Saat Arthur masuk, Sarah berdiri secara otomatis. Seakan tubuhnya sudah terbiasa dengan ritual menyakitkan ini. Ia membuka jaket pelan-pelan, menampakkan lengan putih pucat yang dipenuhi bekas tusukan jarum. Tanpa basa-basi, Arthur mengeluarkan jarum suntik dan menancapkannya, yang membuat darah segar mengalir.Sarah menatap cairan merah itu dengan tatapan kosong. Se
Sementara itu, di Sekte Bloody.Sheena dan Sheerena menatap pintu masuk dengan cemas. Nathan telah pergi seharian, dibawa Julian tanpa penjelasan.Ketika Nathan akhirnya muncul, keduanya langsung menghampirinya.“Nathan, ke mana saja kamu? Apa yang terjadi di Sekte Herbivor?”Nathan menatap mereka dan tersenyum kecil. “Tenang. Setelah ini, Sekte Bloody tak perlu khawatir lagi. Julian sudah mati. Irarki kini memimpin Sekte Herbivor, dan dia telah menyatakan aliansi dengan kita. Tidak akan ada lagi yang berani mengintai Sekte Bloody.”“A-apa?!”“Kau… membunuh Julian?”“Dan sekarang mereka malah beraliansi?”Wajah mereka mencerminkan keterkejutan yang dalam.Nathan hanya tersenyum.“Kak Nathan, apa benar kau sudah membunuh Julian?” Sheena menatap Nathan dengan mata membulat, tak percaya.Nathan tersenyum, nada bicaranya ringan seolah tak memikul beban apa pun. “Tentu saja. Apa kau meragukan kekuatanku?”Sheena menggeleng cepat dan tertawa kecil. “Percaya. Aku terlalu percaya, malah!”Den
Irarki tampak ragu. “T-Tuan, pikirkan lagi! Jika formasi ini diaktifkan penuh, seluruh sekte akan hancur! Murid-murid kita… mereka akan mati!”Julian menatapnya dengan gila. “Selama aku masih hidup, Sekte Herbivor tak akan lenyap! Kematian para murid adalah pengorbanan! Kehormatan!”Irarki mengepalkan tinjunya. Jika ia membuka formasi, Nathan akan terseret ke dalam inti formasi dan tidak akan pernah kembali. Tapi saat ia menatap Nathan yang ditarik oleh tangan berdarah, hatinya bergejolak. Rasa bersalah, benci dan takut menggerogoti hatinya.“Irarki! Kau berani membantahku!?” teriak Julian, wajahnya semakin pucat, tubuhnya gemetar, nyaris kehabisan energi.KLANG!Mata Irarki menajam. Tiba-tiba sebuah belati bersinar dingin muncul di tangannya.JLEB!Belati itu menancap di dada Julian.Julian menatap Irarki dengan mata terbelalak tak percaya. Darah menyembur, dabut itu langsung menguap, tangan-tangan berdarah itu juga ikut menghilang.Nathan jatuh ke tanah dengan bebas. Namun ia terdia
“Tinju Peledak!” Tangan Nathan bersinar emas, lalu meledak dalam cahaya saat tinjunya menyambut serangan Julian secara langsung.BAAAM!Kedua tinju beradu dengan suara ledakan yang mengguncang langit dan bumi. Gelombang kejutnya membuat seluruh vila benar-benar runtuh, dan dua sosok itu terpental melewati puing-puing, terbang ke arah hutan di lereng gunung.Setelah mendarat di sebuah dataran luas di tengah gunung, para murid Sekte Herbivor mulai mendekat.Namun suara keras membelah udara. “Menjauh! Atau kalian mati!”Irarki, dengan wajah serius, membentak mereka semua. “Pertarungan antara sosok villain, bukanlah sesuatu yang bisa kalian saksikan dari dekat!”Mendengar teriakan itu, murid-murid itu langsung mundur dengan ketakutan.Sementara itu, Julian memegangi pergelangan tangannya. Wajahnya menegang. “Kau… kau hanya seorang villain tingkat awal, tapi kekuatanmu—”“Yang lemah itu dirimu,” potong Nathan tajam. “Apa kau mencapai tahap villain dengan pil murahan? Bukan kekuatanku yang
“Bukankah kau berjanji tak akan menyentuhnya? Kau sendiri yang memintaku untuk mengundangnya ke sini dengan damai!”Julian menatapnya dingin, keningnya berkerut tajam. “Tetua Irarki, kau berani membela orang luar melawan sektemu sendiri?”“Bukan membela,” jawab Irarki tenang. “Aku menepati janji. Jika kita melanggar kata-kata kita sendiri, bagaimana mungkin Sekte Herbivor masih pantas dihormati?”“Lagipula, meski Nathan menolak, kita masih bisa memberi waktu untuk memikirkannya. Jangan terburu-buru menumpahkan darah.”Julian menggertakkan giginya. Dia tahu Irarki tidak sepenuhnya salah, tapi egonya tak bisa menerima penghinaan dari Nathan.Nathan mengangguk ringan ke arah Irarki, matanya menunjukkan rasa hormat yang tulus.“Terima kasih, Tetua. Tapi kau boleh mundur. Apa pun yang terjadi, ini bukan urusanmu.”Irarki menatap Nathan sejenak. Ia tahu pemuda itu bukan orang yang bisa dikendalikan oleh siapa pun. Akhirnya, dengan berat hati, ia melangkah mundur.Julian menarik napas panjan
Nathan berdiri, nada suaranya terdengar tajam. “Kalau itu saja yang ingin kau ketahui, kau buang waktuku. Aku tidak tertarik menjadi bahan penelitian.”Ia berbalik hendak pergi, namun suara Julian menghentikannya. “Kau terlalu mudah terbakar, Nathan. Kau melarikan diri dari Kota Moniyan, bukan? Banyak yang mengincarmu. Tapi di sini, aku bisa memberimu perlindungan.”Nathan diam mendengar itu.“Kau bisa menjadi anak angkatku,” lanjut Julian, senyumnya penuh rasa bangga. “Jadilah bagian dari keluargaku. Di seluruh wilayah Selatan, tak akan ada yang berani menyentuhmu. Bahkan orang Moniyan pun akan menunduk jika aku yang memintanya.”Untuk sejenak, keheningan menggantung.Lalu Nathan tertawa. “Ha? Menjadi anak angkatmu?” Ia menatap Julian seperti melihat lelucon paling getir dalam hidupnya. “Aku lebih suka berjalan sendiri ke dalam api, daripada bersembunyi di balik nama seseorang yang menganggap anak-anaknya sebagai angka.”“Kau ingin aku tunduk padamu, tapi aku bukan bidak yang bisa di