Share

Bab 1235

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2025-07-07 09:45:37

"Tuan Nathan, hati-hati!" raung Famrik.

Waktu seolah melambat bagi Nathan. Dengan raungan naga di dalam dirinya, sisik-sisik emas meledak dari kulitnya. Ia tidak mencoba lari; ia melesat mundur dengan kecepatan kilat. Tepat saat ia menghilang dari posisinya, ketujuh serangan itu bertemu di satu titik.

BAAM!

Ledakan yang memekakkan telinga mengguncang seluruh area. Tanah tempat Nathan berdiri beberapa saat yang lalu kini menjadi kawah yang dalam dan berasap.

"Lindungi Tuan Nathan!" teriak Nelson.

Famrik dan ketiga rekannya tidak perlu diperintah. Mereka sudah melesat maju, mencegat ketujuh mayat boneka itu sebelum mereka bisa melancarkan serangan kedua. Pertarungan pun meletus.

"Tuan Nathan, mereka bukan manusia!" teriak Famrik di tengah-tengah bentrokan, suaranya tegang saat ia menangkis pukulan yang bisa meremukkan baja. "Mereka mayat yang dikendalikan! Jangan coba-coba melukai mereka, hancurkan mereka!"

Mendengar itu, Nathan yang kini berdiri puluhan meter jauhnya, menyipitkan matan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Jamuga
Mana update nya thor?
goodnovel comment avatar
Anwar Machmud
Blm terupdate, sdh ceritanya makin seru tapi cuma bisa di baca dia bab terus habis.
goodnovel comment avatar
Hendra Setiawan
Kok updatee blm???
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1277

    Wajah Sancho pucat pasi. Ia jatuh kembali ke kursinya, kalah telak. Skenario yang sudah ia bangun dengan susah payah hancur berkeping-keping hanya dengan satu lambaian tangan Ryujin.‘Kalau bukan dirasuki, lalu bagaimana mungkin kekuatan anak ini?’Di sisi lain ruangan, hanya Jazer yang tersenyum tipis penuh arti."Baiklah," kata Ryujin tiba-tiba, suaranya kembali normal. "Hari ini cukup sampai di sini. Waspadai para sosok berjubah hitam itu. Laporkan jika ada pergerakan. Rapat selesai."“Hah?”Semua orang melongo. Ratusan pemimpin klan dan keluarga dikumpulkan dari seluruh penjuru Moniyan, dibuat tegang setengah mati, hanya untuk rapat lima menit yang isinya bisa disampaikan lewat sepucuk surat?Ini... ini lelucon?Meskipun bingung, tidak ada yang berani protes. Mereka hanya bisa bangkit dan berpamitan dengan canggung.Saat itulah Sancho dalam upaya terakhirnya untuk menyelamatkan muka dan mungkin juga nyawanya, kembali berdiri. "Tuan Ryujin!" serunya. "Nathan telah membunuh anggota

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1276

    "Aku yakin kalian semua sudah lihat," kata Sancho, menunjuk ke arah Nathan. "Nathan! Dalam beberapa bulan, dari seorang pemuda biasa menjadi seorang Villain. Katakan padaku, apa ada manusia di dunia ini yang sebakat itu?"Nathan akhirnya menoleh, menatap Sancho dengan tatapan geli. "Iri, ya, Pak Tua?" ejeknya dengan santai.Wajah Sancho langsung memerah."Kalau memang punya kemampuan, kenapa tidak coba sendiri jadi Villain dalam beberapa bulan?" lanjut Nathan, senyumnya semakin lebar. "Kalau diri sendiri tidak mampu, jangan menggubris orang lain, paham?""Bajingan!" geram Sancho. Ia setengah bangkit dari kursinya, tapi tatapan tajam dari Ryujin membuatnya kembali duduk, menahan amarahnya yang meluap."Bakatmu boleh saja luar biasa," desis Sancho, mencoba kembali menguasai keadaan. "Tapi bagaimana kau menjelaskan soal teknik Seirei? Kau pikir tidak ada yang lihat saat kau menyerap kekuatan lawanmu di kediaman Wilford?""Kenapa aku harus menjelaskan padamu?" balas Nathan enteng. "Di dun

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1275

    "Tuan Ryujin, lantas..." Sancho mencoba protes.Sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya, Ryujin menoleh padanya. Hanya sebuah tatapan. Tapi tatapan itu terasa seperti gunung yang menimpa jiwa Sancho, membuatnya tercekik dan menelan kembali semua kata-katanya."Kubilang, rapat dimulai," kata Ryujin, suaranya ringan tapi mengandung tekanan yang tak terbantahkan. "Masalah lain bisa diurus nanti. Kalau ada yang tidak puas," ia berhenti sejenak, mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, "Pintu keluar ada di sana. Silahkan pergi sekarang."Siapa yang berani?Melihat tidak ada yang bergerak, Ryujin melanjutkan. "Aku mengumpulkan kalian semua hari ini untuk membahas satu hal, kebangkitan para kultivator hitam."Ia menceritakan laporan yang masuk dari berbagai daerah, tentang sosok-sosok berjubah hitam yang menggunakan teknik Seirei untuk menyerap esensi para kultivator."Karena mereka sudah berani terang-terangan, maka sudah menjadi kewajiban kalian melahap jiwasemua untuk membasmi mere

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1274

    "Kepala Keluarga Zellon," bisiknya, suaranya rendah namun penuh dengan racun. "Jaga dirimu baik-baik. Cepat atau lambat, aku pasti akan berkunjung."Jazer yang merasakan hawa dingin dari tatapan Nathan, justru tersenyum tipis. "Kalau begitu, aku akan menunggumu dengan senang hati," balasnya dengan nada misterius. "Mungkin saja, ada seseorang dari Keluarga Zellon yang sudah sangat, sangat ingin bertemu denganmu."Mendengar balasan itu, mata Nathan menyipit. Ia tahu pamannya sedang mempermainkannya."Nathan!" Suara Sancho memecah ketegangan di antara mereka. Ia menggunakan kesempatan ini untuk kembali mengambil alih panggung. "Beraninya kau membunuh orang di sini! Kau pikir karena Tuan Ryujin melindungimu, kau bisa seenaknya?!"Auranya berkobar, tinjunya terkepal erat, siap menyerang.Nathan bersandar kembali ke kursinya, menatap Sancho dengan tatapan geli. "Tidak puas?" ejeknya. "Sini, maju kalau berani."Ia berhenti sejenak, lalu tersenyum sinis. "Lagi pula, apa bedanya aku membunuhny

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1273

    Pemandangan ini membuat wajah Sancho semakin gelap. Rencana Formasi Sutranya untuk Nathan jadi sedikit lebih rumit dengan adanya Keluarga Arteta.Suasana di aula kembali hening, tapi kali ini jauh lebih berat. Nathan menatap lurus ke arah Sancho, matanya memancarkan niat membunuh yang tak terselubung. Sementara itu, Sancho justru memejamkan matanya, berpura-pura santai seolah tidak ada apa-apa.Sepuluh menit berlalu. Dua puluh menit. Setengah jam.Ryujin belum juga muncul.Suasana yang tadinya tegang mulai berubah menjadi gelisah. Bisik-bisik mulai terdengar, lalu perlahan menjadi gumaman yang lebih keras."Apa yang ada dalam pikiran Tuan Ryujin? Dia masih belum datang?""Benar sekali! Aku masih banyak urusan."Beberapa orang mulai merasa tidak puas, tapi tentu saja mereka hanya berani menggerutu.Di tengah kegelisahan itu, Nathan yang sejak tadi hanya diam justru tersenyum tipis. Ia sepertinya mengerti permainan apa yang sedang dimainkan Ryujin."Sudahlah," kata Nathan tiba-tiba, sua

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1272

    Tak lama kemudian, sesosok tubuh yang berjalan sendirian muncul di ujung jalan.Kehadirannya langsung menyedot perhatian. Bisik-bisik yang tadinya pelan kini menjadi lebih keras, semua mata tertuju pada pemuda yang menjadi pusat gosip terpanas di Moniyan.Di kerumunan anggota Martial Shrine, seorang bawahan menyikut Sancho. "Ketua Aliansi, dia datang."Sancho yang dari tadi hanya diam, menunjukkan seulas senyum tipis yang dingin. "Sudah siap?" bisiknya."Sudah, Ketua," jawab si bawahan. "Begitu dia keluar dari sini nanti, jalan pulangnya cuma satu, ke neraka."Nathan berjalan santai melewati kerumunan, Scholar dan Bachira langsung menyambutnya. Ia bisa merasakan puluhan pasang mata menusuk punggungnya—tatapan penasaran, tatapan benci, dan tatapan takut.Tiba-tiba, seorang pria paruh baya dari salah satu Martial Shrine melangkah maju, sengaja menghalangi jalan Nathan."Tunggu dulu!" teriaknya, suaranya dibuat sekeras mungkin agar semua orang mendengar. "Ini pertemuan para pemimpin klan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status