Share

Bab 1316

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2025-08-06 18:29:39

Nathan sendiri menatap Bonang dengan kekaguman yang tulus. Dia bisa membuat formasi ilusi, tetapi hanya dalam skala kecil. Menciptakan ilusi yang mampu menyembunyikan seluruh kompleks sekte seperti ini membutuhkan kekuatan mental dan penguasaan sihir yang luar biasa.

"T-Tuan Bonang," gagap Sheerena. "Bagaimana... bagaimana cara kami masuk sekarang?"

Bonang tersenyum misterius. "Oh, itu bagian yang paling mudah."

Dia mengangkat tangannya, lalu menjentikkan jarinya di udara.

Tik! Tik! Tik!

Tiga kali. Dengan setiap jentikan, udara di depan mereka bergetar. Setelah jentikan ketiga, pemandangan lereng gunung yang kosong itu seakan memudar seperti fatamorgana, dan gerbang Sekte Bloody kembali muncul di hadapan mereka, kokoh dan nyata. Formasi ilusi baru ini jauh lebih kuat dan lebih elegan daripada apa pun yang pernah mereka miliki sebelumnya.

"Tuan Bonang," kata Sheerena, suaranya tulus dan penuh rasa terima kasih yang mendalam. "Anda tidak hanya menyelamatkan nyawa Nathan, tetapi juga mel
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Jamuga
hmmm… gass thor…
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1495

    “Kalian menyembah seekor monster dan menyebutnya dewa,” kata Nathan dengan nada rendah. “Kalau kau menghalangi mereka lagi, aku akan membunuhmu tanpa ragu.”Tatapannya membuat Arvana gemetar. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya.Bonang dan Abel memanfaatkan celah itu untuk kabur, meninggalkan tempat terlarang yang kini dipenuhi aura kehancuran.Raja Goblin hanya menyaksikan, tak berusaha menghentikan mereka. Yang dia inginkan hanyalah Nathan.Ia menatap pria itu lama, lalu tertawa pelan. “Bahkan di ujung kematian, kau masih memikirkan temanmu. Kau tidak mirip sedikit pun dengan Dragnows yang dulu. Mereka semua hanya peduli pada kekuatan.”Cahaya hijau dari tongkatnya kembali menyala, memancar seperti jeruji. Dalam sekejap, Nathan terbungkus dalam sangkar cahaya.Ia berusaha menggerakkan tangan, tapi rantai spiritual melilit pergelangannya yang terbuat dari simbol-simbol kuno yang bersinar. Satu demi satu, cahaya itu menjalar ke seluruh tubuh, menahan setiap sendinya.Raja Goblin

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1494

    Tiba-tiba, langit memancarkan warna-warna aneh, bagaikan aurora yang membusuk. Orang-orang di luar istana memandang takjub, tapi mereka tidak sadar bahwa dari tubuh mereka, cahaya samar mulai keluar disedot perlahan ke dalam lubang hitam itu.Bahkan Arvana dan Draven ikut memudar auranya.Nathan mengernyit. “Dia menyedot kekuatan spiritual seluruh pulau,” gumamnya pelan. “Kalau dibiarkan, ini akan mengubah semua manusia menjadi cangkang kosong.”Suara gemuruh mengguncang udara.KRAK!Tiba-tiba dari dalam pusaran itu, cahaya putih seperti petir raksasa menyambar turun dan menghantam tubuh Nathan.Raja Goblin mengumpulkan kekuatan seluruh Benua Monarch dan melemparkannya dalam satu serangan. Tubuh Nathan seketika diselimuti cahaya itu. Tubuh Vajra nya retak, pecah, lalu lenyap. Namun ketika debu mereda, Nathan masih berdiri. Dadanya naik-turun, tapi matanya tetap dingin.Raja Goblin menatapnya, antara kagum dan kesal. Ia melambaikan tangan, dan pusaran hitam di langit perlahan menutup,

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1493

    Raja Goblin mengerutkan kening, lalu tertawa kecil, suara serak yang bergema seperti pisau diseret di batu. “Jadi kau tahu,” katanya. “Mereka semua mendapat kekuatan dariku. Aku mengajarkan mereka jalan menuju keabadian, menyembuhkan penyakit, memperpanjang hidup mereka. Jadi apa salahnya jika aku mengambil sedikit kekuatan mereka sebagai imbalan?”Matanya memerah. “Aku penguasa di sini. Dewa di tempat ini. Segalanya yang mereka miliki adalah milikku.”Cahaya kehijauan mulai berdenyut dari tubuhnya. Arvana dan Draven langsung bersujud, tubuh mereka gemetar.Nathan hanya mendengus pelan. “Seekor makhluk gagal berevolusi sepertimu menyebut dirinya dewa? Lucu sekali. Jadi siapa yang kau sembah di balik semua kebohongan ini, hm?”Raja Goblin mendesis. “Berani sekali…”“Cukup, Nathan!” seru Arvana putus asa. “Semua yang ada di sini milik Raja Goblin! Ia dewa Benua Monarch! Siapa pun yang melawannya pasti mati!”Nathan menatapnya datar. “Hanya seekor manusia berkepala goblin, disembah oleh

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1492

    Satu kata—monster siluman—yang keluar dari mulut Bonang langsung membuat Raja Goblin menegang.Seketika, gelombang energi hijau pekat meledak dari tubuhnya, menghantam Bonang keras hingga tubuhnya terpental ke lantai.Bonang mendengus tertahan, wajahnya meringis kesakitan. Abel yang melihatnya sampai pucat; napasnya tercekat. Ia belum pernah melihat makhluk seperti ini, bukan manusia, bukan siluman, tapi sesuatu di antara keduanya.Sementara Nathan hanya diam. Wajahnya menegang, matanya menelusuri tiap inci dari makhluk itu.“Raja Goblin,” suara Arvana terdengar gemetar, “Orang itu Nathan.”Makhluk itu menuruni tangga batu perlahan. Setiap langkahnya membuat udara menekan lebih kuat.Aura di tubuhnya bukan aura manusia. Bukan pula aura murni spiritual. Energi mentah, kasar, dan kelam seperti kumpulan jiwa yang dipaksa hidup dalam satu wadah.Nathan bisa merasakannya. Makhluk ini bukan hasil evolusi alami, tapi sesuatu yang dipaksa berubah.Wajah Raja Goblin makin jelas terlihat di baw

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1491

    Nathan menatap pil terakhir di piringnya, mengangkatnya ke cahaya. Wajahnya berubah pelan, seperti baru menyadari sesuatu. Di dalam pil itu samar tapi jelas, ada pola formasi kecil yang berputar di tengahnya.Ia menatap Arvana, matanya tenang tapi dingin. “Raja Arvana,” katanya pelan, “Pil obat seperti ini, biasanya untuk meningkatkan kekuatan. Tapi yang ini, justru menyegelnya, bukan?”Arvana membeku. Senyum di wajahnya hancur pelan-pelan. Iaduduk tegak. Senyumnya tampak ramah, tapi urat di lehernya menegang. Setiap detik Nathan diam, degup jantung Arvana makin kencang.‘Kalau bocah ini tahu…’ ia pikir, ‘Habislah aku malam ini.’Tapi Nathan akhirnya menelan pil itu. Perlahan. Tanpa reaksi.Arvana menarik napas lega, sementara Bonang dan Abel di sebelahnya sudah menghabiskan pil mereka sambil mengusap perut puas.“Memang barang bagus,” ujar Bonang, tersenyum santai. “Hangat sekali di dada—”Kata-katanya terputus. Tubuhnya limbung.“Bonang?” Nathan menoleh pura-pura kaget.Bonang berus

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1490

    Sementara itu, di ruang bawah tanah, dua penjaga yang mereka lumpuhkan mulai sadar. Mereka mendapati pintu rahasia terbuka dan berlari melapor.Tak lama kemudian, Arvana tiba di lokasi. Melihat dua penjaga tergeletak, wajahnya menegang. Ia tahu siapa pelakunya, dan di dadanya antara marah dan takut, rasa bersalah aneh muncul.“Aku bodoh,” bisiknya pelan. “Membiarkan mereka masuk ke dalam istana…”Tapi sebelum ia sempat berpikir lebih jauh, udara di dalam ruang batu itu bergetar pelan. Cahaya dari rumah batu itu mulai menyala, seolah merespons sesuatu yang baru saja disentuh.Arvana menatapnya lama, wajahnya memucat. “Tidak… jangan sampai terbangun…”“Mohon ampun… mohon ampun…” Suara Arvana terdengar lirih di antara lantai batu yang dingin.Ia merangkak, tubuhnya gemetar, keringat dingin menetes dari pelipis. Aura suci yang memenuhi ruangan itu seperti pisau yang menekan lehernya.Begitu sampai di dalam ruang besar itu, ia berhenti. Di depan altar, bayangan Raja Goblin berdiri, bukan s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status