Share

Bab 181

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-05-18 19:32:33

“Kalau belum pernah, bagaimana kamu bisa tahu dia sehebat itu?” Nathan tertawa.

“Kak Nathan, beberapa tahun ini kamu berada di dalam penjara, kamu mungkin tidak tahu apa yang terjadi diluar, Tuan Ryzen dan Nocturnalnya, serta Stanley dan Geng Naga Apinya itu sangat sadis saat bertarung, pernah sekali sampai dua puluh orang lebih yang terbunuh, hal ini menggemparkan seluruh Kota Vale,” Ronald berkata dengan tatapan ketakutan.

“Tenang saja, ada aku disini, tidak akan ada masalah!” Nathan tersenyum sambil menepuk pundak Ronald, lalu memberikan dua surat perjanjian itu pada Ronald. “Kamu bantu aku urus dua perusahaan ini, aku sibuk, tidak punya waktu untuk mengurusnya!”

Ronald seketika tertegun. “A-apa?! Ini …., aku juga tidak bisa mengurusnya!”

“Kalau tidak bisa, belajar saja, siapa yang begitu lahir langsung bisa?” Nathan meletakkan perjanjian itu di tangan Ronald. “Kelak, tegakkan punggungmu, orang lain akan memanggilmu Direktur Ronald!”

Ronald memegang dua surat perjanjian itu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 182

    “Ah!”Beberapa wanita yang melihat itu berteriak ketakutan.Ronald kaget hingga memucat, dia melihat Nathan yang hampir dihantam dan menggertakkan giginya lalu berdiri dan mengangkat kursi.Bugh! Baam!Namun tidak menunggunya, Nathan yang tetap duduk melayangkan sebuah tinju. Yang terakhir sampai duluan, perut pria itu ditinju dan membuatnya terhempas sebelum akhirnya menabrak meja. Merasakan rasa sakit yang luar biasa membuat pria meringkuk dan raut wajahnya sangat menyedihkan!“Kak, kamu tidak apa-apa?” Leo bergegas memapah kakak sepupunya dan menanyakan keadaannya.“Serang! Serang dan buat dia cacat seumur hidup!” raung pria itu penuh amarah, beberapa satpam yang melihatnya langsung mengeluarkan tongkat dan langsung menyerang.“Kak Nathan, cepat lari, aku akan menahan mereka!” Ronald mengangkat kursi dan langsung maju kedepan.Swoooossshh!Tetapi saat Ronald dan beberapa satpam itu hendak bergerak, tiba-tiba ada sesosok yang lewat secepat kilat. Dan seketika, semua satpam itu terge

    Last Updated : 2024-05-19
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 183

    “T-Tuan Ryzen?” Lucas juga tidak bodoh, dia segera menyadari ada yang salah, dan bergegas berjalan menghampiri.“Lucas, sudah berapa lama kamu ikut denganku?” Ryzen tidak menjawab pertanyaannya, dan langsung bertanya padanya.“Tuan Ryzen, m-maaf!” Hati Lucas tersontak, dan menjawab dengan terbata-bata.“Sudah sepuluh tahun, waktu yang tidak singkat, ya!” Ryzen menepuk pundak Lucas dengan tenang.Brak!Seketika, Lucas langsung ketakutan dan langsung berlutut dihadapan Ryzen. Dia sudah mengikuti Ryzen selama sepuluh tahun, dia tahu semakin tenang Ryzen maka semakin kuat juga aura membunuhnya.“Tuan Ryzen, ampuni aku, tolong ampuni aku sekali ini ….” Lucas tidak berhenti bersujud pada Ryzen.Ryzen sama sekali tidak tergerak dan mengeluarkan sebilah belati lalu melemparkannya di lantai. “Iris tanganmu!”Lucas melihat belati di lantai itu dan ragu sejenak, namun setelah itu dia langsung meraihnya dan memotong tangannya sendiri.“Ah!”“T-tidak!”Kembali, terdengar teriakan yang bergema di r

    Last Updated : 2024-05-19
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 184

    “Apa kamu punya halaman belakang disini? Kamu bisa mencoba kekuatanmu!” ujar Nathan melihat aura yang menggebu-gebu dari tubuh Ryzen.“Ada!” Ryzen bergegas membawa Nathan menuju halaman belakang.Di halaman belakang ada sebuah bongkahan batu besar, diatasnya terukir beberapa tulisan aksara kuno, ini adalah batu yang dibeli oleh Ryzen.“Kamu coba tinju batu ini!” Nathan berkata sambil menunjuk batu besar itu.Ryzen tidak ragu-ragu, dia mengepalkan tangannya dengan erat, sebuah cahaya terlihat menyeliputi kepalan tangan Ryzen, dan dia langsung menghantamkan tinjunya pada batu besar itu.Braaaak! Kraaaak!Pukulan itu membuat sebuah retakan besar di tengah batu itu.“I-ini ….”Ryzen melihat kepalan tangannya sendiri dan kaget, tinjunya bisa membelah batu, kekuatannya sangat besar.“Sekarang satu tinjumu bisa membunuh banteng dengan mudah, karena itu, kalau Ruis memamerkan Scarlet Shadow-nya dihadapanmu, tertawai saja, ingatlah dihadapan kekuatan yang absolut, Scarlet Shadow tidak ada apa-

    Last Updated : 2024-05-19
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 185

    Mendengar itu, Ryzen segera menggelengkan kepalanya. “M-maaf, bagaimana mungkin, sang Pemimpin Dragnows, membiarkan seorang wanita menafkahinya?!”Nathan hanya tersenyum tipis, lalu dia mengambil sebuah pulpen dan kertas yang kebetulan berada di atas meja. “Sekarang, aku akan memberitahumu beberapa bahan obat yang umum, tolong bantu aku membelinya, aku akan membuat beberapa pil kesehatan untuk, kamu atur saja harganya!”“Pertama, aku membutuhkan Jahe Rubrum,” Nathan menyebutkan bahan utama obat tersebut. “Lalu, buah Galanga, daun Cimpogon ….”Nathan menatap Ryzen yang terus memainkan jemarinya di atas kertas. “Sudah kamu catat semuanya?” tanya Nathan pada Ryzen.“Tentu saja!” Ryzen yang mengetahui Nathan memerlukan banyak uang, langsung memikirkan cara untuk berhemat dan tidak berani boros. “Aku memiliki beberapa kenalan di Kota Takari, mungkin kita bisa mendapatkan beberapa bahan obat itu disana secara gratis!”“Kota Takari?” Nathan tiba-tiba teringat kalau beberapa ratus mil dari ba

    Last Updated : 2024-05-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 186

    “Nathan!” Sarah langsung terlihat bahagia saat melihat Nathan, dan bergegas menghampiri Nathan.Frans yang melihat Sarah mengeluarkan wajah gembira saat melihat Nathan, memancarkan tatapan permusuhan di matanya, dia menatap Nathan dengan tajam. “Siapa kamu? Apa kamu tahu siapa aku?”“Tidak peduli, siapapun yang menyentuh istriku akan aku beri pelajaran!” Selesai berkata, Nathan hendak melayangkan tendangannya pada Frans.“Nathan!” Namun Sarah bergegas menahannya. “Jangan bertindak dulu, dia juga tidak menyentuhku, kok!”Namun perkataan Nathan membuat hati Sarah merasa hangat, dia merasa dia semakin menyukai Nathan.“Istrimu?” Frans membelalak, wajahnya penuh ketidak percayaan.“Kalau bukan istriku, lantas, apa kamu pikir wanita cantik ini istrimu? Apa kamu mau melihat surat nikah kami?” Nathan menatap Frans dengan penuh penghinaan dan mendengus.Sarah yang mendengarnya kebingungan, sejak kapan dia dan Nathan punya surat nikah? Dia sendiri saja tidak tahu, namun setelah dia pikirkan la

    Last Updated : 2024-05-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 187

    Kevin yang mendengar perkataan Frans seketika menjadi senang dan tertawa. “Frans, paman Kevin benar-benar berterima kasih kepadamu, kalau wilayah barat milik Keluarga Wibowo sudah bisa memulai pengembangan, paman juga tidak akan lupa pada jasamu ini!”“Paman Kevin, jangan sungkan, kita ini sudah seperti keluarga, untuk apa sungkan begitu?!” Frans sengaja menekan nada bicaranya saat mengatakan keluarga, lalu menatap Nathan dengan tatapan menghina.Hanya saja Nathan sama sekali tidak mempedulikannya, wajahnya tetap tenang, bahkan Nathan tidak merasa heran dan takut pada status Frans. Melihat Nathan yang tetap tenang, Frans merasa heran, dia heran karena Nathan masih belum bisa menebak statusnya.Nathan mengeluarkan pil obat dan hendak buka mulut. Namun, baru mau berbicara, Sarah yang ada di sampingnya mencubitnya dan memelototinya.Nathan tersadar dan segera mengerti. “Tuan, ini adalah pil obat yang aku buatkan untukmu, sudah jadi, setelah diminum, maka tubuhmu akan kembali sehat!”Kevi

    Last Updated : 2024-05-20
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 188

    “Apa kamu tahu siapa orang yang menjual ginseng itu kepadamu? Tinggal dimana? Kamu mau mencarinya dimana? Itu Kota Takari, bukan Kota Vale, kekuasaan ayahmu tidak sampai disana!” Nathan terus memprovokasi Frans, dan membuat wajah Frans semakin merah, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi karena yang dikatakan oleh Nathan memang benar.“Sudah, sudah, anggap saja ketidak beruntungan kali ini sebagai pengalaman, kalau berdiri di masyarakat, mana ada orang yang tidak pernah sial, ayo minum!” Kevin bergegas meredakan emosi Frans.Kalau Nathan dan Frans sampai terlibat keributan, maka masalahnya akan sulit diselesaikan, karena bagaimanapun Frans adalah putra orang nomor satu di Kota Vale, Kevin juga tidak bisa menyinggungnya dengan mudah.“Paman Kevin, dirumahku ada beberapa ginseng berusia ratusan tahun dan itu dijamin asli, aku akan menyuruh supir untuk membawakannya kemari!” Frans merasa kehilangan muka, dan berencana menyuruh supirnya membawakan beberapa tanaman ginseng dari rumahnya.“Fr

    Last Updated : 2024-05-21
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 189

    “Cukup!”Frans adalah putra orang nomor satu di Kota Vale, mana bisa dipukuli begitu saja, kalau Nathan tidak mengontrol tenaganya dan tinju itu sampai membunuh Frans maka masalahnya akan menjadi runyam.Mendengar ucapan Kevin, Nathan menarik kembali tinjunya, namun hanya gaya tinjunya yang tajam saja sudah membuat Frans merasa pipinya seperti terbakar, dan selangkangannya juga basah. Hidup selama ini, Frans belum pernah sekalipun dianiaya oleh orang lain, tadi dia merasakan tinjunya Nathan, itu saja sudah membuatnya ketakutan setengah mati.“Kalau kamu berani menyentuh Sarah lagi aku akan mencabut nyawamu!” Nathan menghempaskannya dengan ringan, dan Frans seketika terhempas lalu tersungkur di lantai.Frans berdiri lalu menatapnya dengan kejam, dia melihat celananya sendiri yang sudah basah, dia juga tidak punya muka untuk tinggal berlama-lama lagi.“Bajingan, kamu hanya seorang mantan narapidana, berani melawanku? Aku bisa membunuhmu kapan saja, lihat saja nanti!” raung Frans menganc

    Last Updated : 2024-05-21

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1099

    Wajah Hones memucat, dia menggertakkan gigi, lalu menekan telapak tangannya ke kepala siluman. Mata monster itu membara, ekor panjangnya mencuat dari air, lalu menyapu ke arah Nathan.BANG!Serangan dahsyat itu menghantam Nathan, melemparkannya sejauh puluhan meter ke belakang. Tubuhnya melayang di atas air, lalu menghentak permukaan laut. Ombak menggulung, dan sejenak tiba-tiba terdiam.Tapi ketika kabut mengendap, Nathan sudah berdiri kembali. Tubuhnya tak bergeming. Darah mengalir di bibirnya, namun matanya tetap dingin dan penuh murka. Dia tahu makhluk ini bukan siluman biasa. Itu hewan spiritual kelas atas, kekuatannya setara dengan sosok penguasa ingras tingkat akhir. Namun, kelemahan monster seperti ini jelas, mereka tak punya pikiran, hanya kekuatan dan tanpa strategi.Di seberang, Hones mulai tertawa getir. “Kau hebat di darat, Nathan! Tapi ini bukan medanmu! Di laut, kekuatanmu berkurang! Dan siluman ini, dia adalah dewa laut. Kalau kau menyerah sekarang, aku akan—”“Kau aka

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1098

    Mereka tiba di sebuah tempat sunyi, di mana bau tanah tercampur dengan aroma kematian. Tanah di situ pernah menjadi kuburan rahasia, berisi mayat dan tengkorak dari korban kekejaman mereka.Dengan tenang, Nathan mengangkat tangannya. Dua bajak laut seketika tersedot ke arahnya seperti diseret oleh kekuatan tak kasat mata. “Gali di sini,” katanya singkat.Kedua bajak laut itu saling berpandangan dengan bingung, lalu melirik ke arah Hones, menanti perintah. Namun keraguan mereka justru menjadi hukuman.PLAK!CRAACK!Dengan satu kibasan ringan dari Nathan, kepala mereka meledak, darah menyembur ke tanah seperti bunga merah berduri. Suasana seketika sunyi mencekam.“Kalian berdua! Giliran kalian, atau ….”Tanpa sepatah kata, dua bajak laut lainnya segera menggali dengan tubuh gemetar. Tak butuh waktu lama, mayat-mayat mulai bermunculan. Ada tulang belulang yang terkubur setengah, bahkan beberapa tengkorak kecil milik anak-anak. Udara mendadak membeku, seolah kematian menari di sekitar mer

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1097

    "Berhenti di situ," kata Nathan tenang, mengangkat satu tangan. "Kalau kamu tidak bisa membuat orang mati karena takut, kamu bisa saja membuat mereka mati karena bau."Suasana hening sesaat dan Hones membeku. Seumur hidupnya, belum pernah ada orang yang berani berbicara padanya seperti itu. Terlebih lagi soal bau tubuhnya."Dasar bajingan! Kau ingin mati rupanya!" Vriss meraung, melangkah cepat dengan niat menghajar Nathan.Namun baru setengah langkah mendekat, tubuh Vriss tersentak. Aura luar biasa yang memancar dari Nathan menabraknya seperti gelombang tak kasatmata. Tanpa sempat bereaksi, tubuhnya terangkat dari tanah dan menghantam dinding batu. Darah menyembur dari mulutnya, meninggalkan cipratan merah di permukaan batu yang retak.Semua terdiam. Wajah Hones memucat. Vriss bukan sembarangan, kekuatannya hampir setara dengan Hones, seorang puncak. Tapi kini, bahkan menyentuh lawannya pun tidak sempat.Nathan berdiri tak bergeming. Cahaya keemasan mulai merayap dari kulitnya, meman

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1096

    Kapal pesiar itu mulai berlayar ke arah yang tidak jelas, menuju sebuah pulau kecil yang terlihat dari kejauhan. Pulau itu tampak terisolasi, dengan bebatuan gundul yang tersebar, seakan tak ada kehidupan di sana. Namun saat mereka mendekat, bau darah yang menyengat mulai tercium, mengingatkan Nathan pada sesuatu yang sangat buruk.Di atas perahu motor cepat yang membawa mereka ke pulau itu, Nathan merasa ada sesuatu yang salah. Dengan tatapan gelap, dia melihat sekitar, kerangka tulang yang tersebar di tanah, dan yang paling mencurigakan, banyak tengkorak manusia yang tergeletak di sana, tengkorak yang hilang bagian kepalanya. Bau busuk yang menusuk membuat perutnya mual.Langit mendung menggantung di atas Pulau Berlian, pulau yang namanya indah namun menyimpan kengerian yang tak terperi.Nathan berdiri terpaku di depan tumpukan tengkorak yang menggunung. Kaki para awak kapal gemetar hebat, tubuh mereka nyaris roboh, dan hanya bisa disangga oleh rekan-rekannya yang juga gemetaran. Pe

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1095

    Bajak laut itu mengedipkan matanya kepada yang lain, memberi isyarat untuk memeriksa. Beberapa bajak laut bergegas pergi, melangkah cepat menuju bagian dalam kapal untuk memastikan kebenaran kata-kata awak kapal itu.Setelah beberapa saat, mereka kembali, wajah mereka tidak menunjukkan ekspresi apapun, hanya kebosanan yang samar."Memang benar hanya ada satu penumpang di sini," salah satu bajak laut itu melapor, suara datar tanpa emosi.Namun, ketegangan yang ada tak kunjung surut. "Ketua," salah satu bajak laut bertanya dengan cemas. "Apakah kita hanya akan membiarkan mereka hidup begitu saja? Apa yang harus kita lakukan setelah ini?"Bajak laut dengan tengkorak merah di dadanya mengerutkan kening, wajahnya menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam. "Sial, hanya sedikit orang. Tapi, ini masih lebih baik daripada tak mendapatkan apapun."Dia memutar tubuhnya dengan tidak sabar, menyapu tangan ke udara seperti menepis gangguan kecil. "Bawa mereka semua kembali. Dan soal apa yang akan ter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1094

    Di atas lautan yang luas dan sunyi, kapal pesiar mewah itu melayang di atas ombak yang tenang.Kapal itu terlihat seperti benda asing di tengah kebiruan, tak ada tujuan yang jelas selain mengambang. Di dalam, hanya ada Nathan, yang seakan mengasingkan diri dalam hening yang menyesakkan. Dalam kamar yang sederhana, tanpa hiasan berlebihan, dia duduk bersila.Setiap tarikan napasnya terasa berat, seolah seluruh tubuhnya menanggung beban yang jauh lebih besar dari sekadar fisik. “Jika aku bisa mencapai tahap Surga,” pikirnya, memejamkan mata dan merasakan aliran energi di dalam tubuhnya. "Mungkin aku bisa menyelamatkan ibuku dan Sarah. Jika bukan itu, setidaknya aku bisa menyelamatkan diri sendiri dari kejaran semua orang yang ingin menghabisiku.”Namun, perjalanan itu tidaklah mudah. Tahap Surga bukan hanya tentang kekuatan, tapi juga tentang kesetiaan terhadap diri sendiri. Setelah mencapai tahap ini, tubuhnya akan terasa abadi, seolah tidak terikat oleh hukum dunia. Namun, seperti sem

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1093

    Raut wajahnya dingin dan penuh percaya diri. “Sekarang, sudah cukup alasan bagimu untuk tunduk?”Tubuh Darwin menegang, dan untuk sesaat, hanya ada keheningan. Lalu dia membungkuk dalam-dalam. “Perintah diterima.”Sancho melemparkan sebuah amplop ke atas meja, yang mendarat dengan suara tumpul. “Di dalamnya ada target, bunuh dia. Gagal atau berhasil, namaku tidak pernah disebut. Anggap saja aku tidak pernah ada.”“Siap laksanakan,” jawab Darwin tanpa ragu, meski ada jejak ketegangan di suaranya.Begitu Sancho menghilang ke balik bayangan, Darwin membuka amplop itu dengan hati-hati. Sebuah foto tergelincir keluar dan wajah yang muncul membuat darahnya berdesir.“Nathan?”“Tuan Ketua Martial Shrine. kau ternyata menyembunyikan lebih dari yang kutahu!”Sementara itu, dunia bela diri tengah bergolak.Di forum-forum rahasia, nama Nathan menjadi pusat badai. Harga kepalanya terus meroket. Tidak hanya uang dan ramuan, bahkan artefak langka ditawarkan untuk sekadar mendapatkan jejak keberadaa

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1092

    Sancho menyapu pandangannya ke penjaga di sekitar ruangan, dan senyum tipis terukir di wajahnya. "Masalah yang ingin aku bicarakan bersifat rahasia. Aku tidak ingin ada orang lain yang mendengarnya."Mendengar itu, Darwin langsung mengernyitkan keningnya. Dia tahu ini akan membawa masalah, namun dia tidak menyangka akan secepat ini.Sancho menyadari kegelisahan Darwin. "Ketua Darwin," katanya dengan nada dingin. "Jika aku ingin membunuhmu, walaupun seluruh penjaga di ruangan ini ada di sini, mereka tidak akan mampu menghentikanku," suaranya semakin keras, menggetarkan suasana.Tanpa menunggu tanggapan, Sancho mengibaskan tangannya dengan tegas. "Kalian semua, keluar!" Perintahnya menggema, dan para penjaga segera berlalu tanpa banyak bicara.Begitu hanya mereka berdua yang tersisa, Darwin menatap Sancho dengan tajam, menunggu penjelasan lebih lanjut. "Sekarang, kamu bisa bicara, Ketua Sancho," katanya.Sancho menatapnya dengan tatapan tajam. "Ketika aku datang kemari, tujuan utamaku a

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1091

    Kota Wayoe, batas barat daya yang selalu basah oleh kabut pagi dan harum dedaunan liar. Dibelah oleh lembah dan pepohonan cemara tua, tempat ini adalah surga tersembunyi atau neraka yang menunggu bangkit.Di kedalaman gua purba, tersembunyilah Organisasi Fushi, kelompok kultivator hitam yang diburu di mana-mana. Tak punya sejarah panjang, namun ditakuti karena brutalitas dan teknik kultivasi terlarangnya.Di ruang kultivasi, Darwin duduk melayang, dikelilingi pusaran tulang dan aura kehitaman. Kerangka manusia melayang seperti angin musim gugur yang membawa kematian.Tiba-tiba, terdengar suara langkah diikuti suara tergesa.“Ketua! Gawat!” teriak seorang penjaga, menerobos masuk.Mata Darwin terbuka, merah menyala, tangan kirinya terulur cepat.Hwoosshh~Energi hisap menyedot penjaga itu ke hadapannya. Cakar gelap mencengkeram lehernya. “Sudah berapa kali kubilang?” desisnya. "Jangan ganggu saat aku berkultivasi.”Penjaga itu menggeliat dan wajahnya memerah. “Ma-maaf! Tapi .... a-ada

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status