Home / Urban / Kembalinya sang Dewa Perang / Bab 807[Free Chapter]

Share

Bab 807[Free Chapter]

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2024-12-31 20:40:44

“Paman Zephir, apakah Prisly akan terus membeku di pulau Draken seperti itu? Tidak ada yang bisa kamu lakukan untuk menyelamatkannya?” Saat ini, Sarah yang ada di samping bertanya. Karena menurutnya Zephir bagaikan dewa yang bisa melakukan apa saja.

Zephir menggelengkan kepalanya. “Tidak, aku tidak bisa, hanya saja, jalan kultivasi tidak pernah berakhir, mungkin saja setelah kalian melampauiku, kalian bisa menemukan cara untuk menyelamatkan Prisly!"

"Aku pasti akan menyelamatkan Prisly!" Nathan berkata dengan penuh tekad.

Kalau dia tidak bisa melindungi orang-orang di sisinya, maka untuk apa dia menjadi kultivator abadi?

“Bagaimana kalian kembali, bukankah perjalanan kali ini membutuhkan tiga hari?” Zephir bertanya dengan bingung.

Karena hanya ada satu kapal dari keluarga Zellon, jika Nathan dan yang lainnya ingin kembali mereka harus naik kapal itu. Mendengar itu, Nathan menceritakan kembali semua yang terjadi pada Zephir, hanya saja dia tidak mengungkapkan kalau keluarga Calderon adalah salah satu cabang dari Dragnows.

Setelah Zephir mendengarnya, dia mengernyitkan keningnya, raut wajahnya menjadi sangat serius.

“Masalah kamu yang telah menyerap esensi batu mata Naga, sepertinya tidak perlu waktu lama lagi. Akan ada banyak orang yang mengetahuinya, dan masalah ini tidak mungkin bisa disembunyikan dari keluarga Zellon!” Zepir berkata dengan sedikit ragu. “Kedepannya, kamu harus lebih berhati-hati, sekarang yang paling penting adalah kamu harus segera meninggalkan Kota Mantik, mencari sebuah tempat untuk bersembunyi, lalu menggunakan batu mata Naga untuk berlatih dan meningkatkan kekuatanmu.”

Setelah berkata, Zephir menghela nafas panjang sebelum kembali berkata. “Sedangkan untuk Sarah dan Beverly, aku akan membantumu menjaga mereka, lalu aku akan mengajarkan cara berkultivasi kepada mereka. Dengan kekuatan mereka sekarang, berada di sisimu juga hanya akan menambah bebanmu. Ingat satu hal, jangan tunjukkan wajahmu kecuali terpaksa!” suara Zephir terdengar penuh dengan kehangatan. “Sekarang kamu sudah menghisap esensi batu mata Naga, kamu akan menjadi target semua orang, sepertinya akan ada banyak orang yang ingin membunuhmu!” Zephir memperingatkan Nathan dengan serius.

Mengenai batu mata Naga yang diambil oleh Nathan, Zephir tidak menyangka akan ada begitu banyak orang yang melihatnya, dan akan ada banyak orang yang menemukan tempat Naga Yang berada. Ini juga merupakan tindakan pengecut keluarga Zellon, jika keluarga Zellon tidak tiba-tiba membuka pulau Draken, tidak akan ada begitu banyak orang di pulau Draken. Dan Nathan bisa menyelinap masuk ke dalam pulau Draken, mendapatkan batu mata Naga dan pergi tanpa ada yang menyadari.

Sekarang berita tentang Nathan yang menyerap batu mata Naga sudah tersebar, hari-hari kedepannya pasti akan menjadi semakin sulit baginya!

Nathan tidak menyangka masalah akan menjadi begitu serius, namun setelah dia mendengar perkataan Zephir, sepertinya akan ada banyak orang yang mencari masalah dengannya kelak.

“Baik, paman! Aku akan pergi dan meningkatkan kekuatanku!”

“Sarah,” Nathan menatap raut wajah wanita di hadapannya dengan penuh kehangatan dan kelembutan. “Jaga dirimu! Aku psati akan kembali!”

Mendengar itu, raut wajah Sarah berubah drastis, matanya memerah dan air mata mulai beranak pinak di kelopak matanya.

“Beverly, tolong jaga Sarah!”

Mendengar ucapan Nathan, Beverly menganggukkan kepalanya dengan penuh ketegasan. Sedangkan Sarah, dia hanay bisa menahan rasa sakit dihatinya dan memeluk pria di hadapannya sebelum Nathan pergi. Setelah Nathan pergi, Zephir juga tidak berlama-lama, dia membawa Sarah dan yang lainnya serta beruang kutub itu pergi dan menghilang dari Kota Mantik, tidak ada yang tahu kemana mereka pergi.

Tidak lama setelah Nathan dan yang lainnya pergi, Kieran membawa sekelompok besar bawahan keluarga Zellon untuk mengepung penginapan tempat Nathan menginap. Hanya saja, sayang sekali, Nathan sudah pergi sejak tadi dan Kieran terlambat.

Nathan pergi dan melakukan perjalanan siang malam menuju Saibu Care, jika ingin mencari tempat untuk bersembunyi, maka pilihannya hanya ada Saibu Care. Sebagai Pemimpin Saibu Care, sudah sepantasnya dia menetap di Saibu Care.

Saat Nathan tiba di Saibu Care, Herold yang melihat Nathan kembali dengan sedikit tergesa-gesa tidak banyak bertanya, Nathan langsung meminta Herold untuk menyiapkan tempat yang tenang untuk dirinya sendiri dan dia duduk bersila lalu memulai kultivasinya.

Sekarang Nathan sudah mencapai tahap Lentera, tidak akan ada masalah jika dia tidak makan atau minum, dan dengan adanya esensi batu mata Naga, Nathan tidak akan berhenti berkultivasi karena kekurangan energi spiritual. Setelah merasakan energi spiritual yang besar memancar dari esensi batu mata Naga dalam tubuhnya, Nathan memasuki keadaan yang kacau balau.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1110

    Dalam sekejap, Nathan mengangkat tangannya dan menyusupkan jari-jarinya ke dalam tubuh Darwin. Dengan satu tarikan tegas, dia menyentuh dan menarik keluar kristal misterius yang tersembunyi di dalam sana.Wajah Darwin seketika berubah pucat pasi. Matanya membelalak penuh teror. “T-tidak! B-bagaimana kau masih bisa bergerak!?”Namun Nathan tak menjawab, dia menarik napas dalam, lalu mengaktifkan kijutsu. Aliran spiritual yang sempat ditarik Darwin, kini berbalik mengalir deras kembali ke tubuh Nathan. Bahkan energi milik Darwin sendiri ikut tersedot, seperti sungai yang tertelan ke laut.“T-tidak .… Ini tidak mungkin!”Darwin terguncang, tubuhnya mulai gemetar. Cahaya dari kristalnya redup, lalu padam. Dalam hitungan detik, tubuh Darwin terasa hampa, semua energi di dalamnya menghilang.Tidak lama setelah kristal itu ditarik keluar dari tubuhnya, seluruh tubuh Darwin mulai mengerut. Otot-ototnya kempis, kulitnya kehilangan warna, dan keriput merayap cepat seolah waktu puluhan tahun men

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1109

    Kraaaak!Kraak!Suara retakan halus menggema di seantero lembah.Batu-batu yang menyelimuti tubuh Darwin mulai pecah, retak satu per satu, lalu hancur menjadi debu. Tubuh raksasa itu kini tampak rapuh, terbungkuk lemah di atas tanah yang retak-retak. Luka parah mencabik sebagian tubuhnya, dan wajahnya kini kehilangan arogansi yang tadi sempat memuncak.Dengan susah payah, Darwin berusaha berdiri, napasnya berat dan tersendat. Sorot matanya berubah, bukan lagi penuh ejekan, tapi panik yang nyaris menyentuh keputusasaan.“Kemampuan apalagi yang masih kau miliki?” suaranya nyaris serak.Nathan menatapnya datar, dingin seperti ujung tombak yang dibekukan salju. “Aku?” Dia mengangkat bahunya sedikit. “Tak perlu kemampuan baru untuk menghabisimu.”Darwin terdiam, tak ada lagi jawaban. Bahkan dirinya tahu, ini akhir. Yang tak bisa dia pahami, adalah bagaimana Nathan—yang jelas belum mencapai puncak kultivasi tingkat akhir—memiliki kekuatan sedahsyat ini. Aliran energi dalam dirinya seperti t

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1108

    BAM!Serangan menghantam tubuh Darwin, namun lagi-lagi, hasilnya sama. Nathan terpental keras, tubuhnya terlempar dan menghantam tanah.Organ-organ di dalam tubuh Nathan mulai terasa bergolak.Darwin berdiri tegap, tak bergeming. “Hahaha! Aku ingin lihat berapa kali lagi kau bisa melontarkan pukulan seperti itu,” serunya dengan nada meremehkan. “Begitu energimu habis, kamu akan menjadi milikku. Energi hebatmu akan kuambil sepenuhnya!”Dengan Nathan yang mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan, dan Darwin yang belum menunjukkan kelemahan, pertarungan ini akan memasuki fase paling berbahaya."Jendral, sepertinya Nathan akan segera kalah. Jika terus melayangkan pukulan sekuat itu, energinya pasti habis," Seorang anggota tim maju dan berbisik pelan kepada Paul, matanya menatap khawatir ke arah puncak gunung yang dipenuhi debu dan suara dentuman. "Darwin itu terlalu kuat! Bagaimana bisa beberapa batu busuk itu menjadi mustahil dihancurkan?" lanjutnya, nada suaranya nyaris putus asa.Paul t

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1107

    Dalam sekejap, puing-puing dan batu-batu tersebut mulai menyatu, membungkus tubuh Darwin dengan lapisan yang keras. Tidak lama kemudian, dia sudah berubah menjadi manusia batu raksasa dengan tinggi lebih dari belasan meter. Tubuhnya terbungkus penuh dengan batu-batu besar yang keras, membuatnya tampak seperti titan yang menakutkan.Dengan transformasi ini, Nathan yang berdiri di bawah kaki manusia batu itu tampak sangat kecil, hampir tidak berarti. Darwin kini berdiri kokoh, menghadapi Nathan dengan keunggulan fisik yang sangat besar. Dengan tubuh yang jauh lebih besar dan kuat, Darwin mengangkat tangan yang besar, siap menghancurkan lawannya.Di sisi lain, meskipun Nathan tampak lebih kecil, fisik baja dan kekuatan luar biasa yang mengalir dari dalam dirinya masih akan menjadi ancaman besar bagi Darwin. Keduanya bersiap untuk saling mengadu kekuatan dengan cara yang belum pernah terlihat sebelumnya, pertarungan yang akan menentukan siapa yang benar-benar menjadi penguasa di dunia bel

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1106

    “Fisik bajanya, bahkan sudah mencapai titik seperti ini, pantas saja ada begitu banyak orang yang ingin membunuhmu,” ujar Darwin sambil menatap Nathan dengan tajam. “Kalau membiarkan kamu terus berkembang, sepertinya seluruh dunia bela diri harus dirombak dari awal!”Setelah mengatakan itu, tubuh Darwin juga mulai diselimuti oleh baju besi emas yang berkilau, menandakan peningkatan kekuatannya. “Mari kita lihat, apakah tubuh tiranku lebih hebat, atau fisik bajamu yang lebih hebat?” serunya penuh tantangan.Dengan sebuah raungan keras, energi yang tak terbatas mulai mengalir dari tubuh Darwin, meningkat dengan cepat. Begitu dia melesat ke langit, tubuhnya berubah menjadi roket yang meluncur cepat, meninggalkan jejak api di belakangnya. Suara deru angin yang keras menyusul, begitu cepat hingga orang-orang di sekitar menutup telinga mereka karena kerasnya suara itu.Nathan tidak tinggal diam. Dengan cepat, dia juga melesat ke bawah dengan tajam, menantang Darwin dalam kecepatan yang luar

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1105

    Nathan menatap Darwin dengan tatapan dingin dan tidak tergoyahkan. "Kalau kamu merasa punya kemampuan, ayo kita pergi ke pinggiran kota. Apa kamu berani?" tantang Nathan dengan suara yang mendominasi.Darwin mendengus dingin, menyeringai dengan percaya diri. "Tentu saja aku berani," jawabnya tanpa ragu.Dengan satu gerakan cepat, Nathan melompat ke udara, meninggalkan garis bayangan yang berlari menuju gunung di pinggiran kota yang sepi. Darwin tidak mau kalah, langsung mengikuti dari belakang dengan kecepatan luar biasa. Mereka berdua seperti dua kilat yang saling mengejar di udara, meninggalkan tanah yang tercabik di bawah mereka.Paul menghela napas panjang. "Mereka benar-benar tidak bisa berhenti. Aku akan membawa orang-orang untuk mengejar mereka," katanya. Tanpa buang waktu, dia memimpin timnya untuk mengikuti jejak keduanya.***Pertempuran di Puncak GunungSesampainya di gunung yang sepi, suasana berubah menjadi tegang. Begitu Darwin tiba di tempat itu, dia segera melancarkan

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1104

    Paul yang berada di dekatnya hanya bisa menyaksikan dengan ekspresi yang rumit. Dia masih mengingat pertama kali dia bertemu dengan Nathan, saat itu Nathan hanyalah pemuda biasa yang tak berarti. Namun sekarang, Nathan telah berkembang begitu pesat, mencapai kekuatan yang membuat Paul lebih menghormatinya.Sentinel, yang dipenuhi dengan amarah dan rasa kehilangan yang mendalam, menatap Darwin dengan penuh kebencian. "Darwin, aku akan membunuhmu!" teriaknya dengan suara penuh dendam.Tanpa ampun, Sentinel berlari ke arah Darwin dengan kecepatan luar biasa, seperti seekor binatang buas yang tidak mengenal rasa takut. Namun, sebelum dia sempat menyerang, Darwin yang tangguh sudah lebih dulu menggerakkan tangannya. Dengan gerakan yang begitu cepat, Darwin melayangkan tamparan keras ke kepala Sentinel.Crack!Kepala Sentinel langsung meledak, darah berciprat ke segala arah. Tubuhnya terjatuh ke tanah dengan keheningan yang mengerikan. Nathan yang menyaksikan itu, hanya bisa mengepalkan tin

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1103

    Saat Nathan dan Sentinel sedang dalam perjalanan untuk kembali ke Kota Moniyan, kegelapan sudah menyelimuti Keluarga Hufai. Di kediaman mereka, yang seharusnya menjadi tempat aman bagi keluarga besar itu, kini hanya ada darah dan kehancuran.Darwin, pemimpin organisasi Fushi, berdiri dengan senyum dingin di depan mayat-mayat yang tergeletak di sekitar kediaman Keluarga Hufai. Dengan bantuan pasukannya, mereka telah membantai puluhan orang, termasuk para penghuni rumah yang tak berdaya. Beberapa gadis yang tak bersalah juga diperlakukan dengan kejam sebelum akhirnya dibunuh, seakan nyawa mereka tidak berarti apa-apa bagi para kultivator hitam ini.Saat Darwin hendak pergi, beberapa sosok berseragam militer muncul, menahan langkahnya. Paul, dengan tatapan penuh kemarahan, memandang ke arah mayat-mayat yang bergelimpangan di tanah. Wajahnya memucat, seolah darah dalam tubuhnya mengering saat ia melihat kekejaman yang baru saja terjadi."Darwin," suara Paul bergetar, namun penuh kekuatan.

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1102

    Saat itu, di luar pelabuhan, Sentinel berdiri di atas kapal yang mengayuh pelan menuju lautan luas. Matahari mulai terbenam di cakrawala, sementara gelombang laut yang tak terduga seakan menggambarkan kegelisahan dalam jiwanya. Mencari Nathan tidak hanya soal menemukan dia. Lebih dari itu, dia harus memastikan bahwa Keluarga Hufai tetap selamat.Tiba-tiba, ombak besar datang menghantam kapal, menggoyangkan tubuh Sentinel. Keheningan tiba-tiba pecah, hanya untuk digantikan oleh suara retakan kayu yang mengerikan. Di depan, di bawah langit yang gelap, muncul sosok yang tak bisa dia duga.Seseorang yang lebih dari sekadar ancaman, Nathan.Di atas kapal yang terombang-ambing itu, keringat dingin membasahi dahi Sentinel. Nathan, yang seharusnya hilang, berdiri di sana, tatapan matanya seperti api yang menyala, penuh dengan rahasia yang belum terungkap. Sebuah pertemuan yang tak terduga baginya.***Saat ini, kota Moniyan sedang berada dalam masa-masa penuh ketegangan, setiap sudutnya seaka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status