Share

Bab 864

Author: Imgnmln
last update Last Updated: 2025-01-20 23:01:00

Menghadapi Erya, Squala tidak sesantai saat dia berhadapan dengan Fangky, dia mengeluarkan sebuah pedang katana yang panjang. Seorang master wing chun menggunakan pedang?

“Apa?! Dia menggunakan pedang?”

“Apakah aku tidak salah melihat?!”

“Seroang master wing chun bisa menggunakan pedang!”

Orang-orang yang melihat itu berseru kaget dengan tatapan wajah yang tidak percaya. Katananya yang bagaikan daun willow bersinar dengan cahaya dingin, seperti sayap jangkrik yang tipis. Setiap ayunan katananya bagaikan sambaran petir.

Erya mengandalkan ukuran tubuhnya dan tinjunya yang bagaikan besi, tidak takut dengan katana di tangan Squala. Dia langsung menggunakan sepasang tinjunya untuk melawan katana Squala.

Klang!

Klang!

Klang!

Setelah suara benturan, tinju Erya tidak terluka sama sekali. Meskipun keduanya tidak jauh lebih baik satu sama lain, hanya saja Erya jelas merupakan petarung yang lebih baik menggunakan tinjunya untuk melawan katana Squala.

“Apakah kamu melihatnya? Tangan besi Erya tid
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1136

    Fernand mendekat, menatapnya seperti menatap seekor semut yang tak sengaja dia injak. “Setengah Villain memang status yang sama, tapi kekuatan tak bisa disamaratakan!” dia menunduk. “Kau petarung kuat, Sacko. Tapi kau lupa satu hal, pengalaman tidak bisa dicuri, hanya ditumpahkan di medan perang.”Suasana menjadi tegang dan kerumunan mulai saling bersahutan. Bahkan Soyir menyipitkan matanya.“Bagaimana Fernand bisa menang semudah itu?”“Sacko punya kekuatan, tapi Fernand punya kehancuran dalam setiap serangannya.”“Masih muda tapi sudah sombong. Itu akibatnya.”“Setengah Villain juga ada kelasnya. Sacko belum apa-apa dibanding Fernand.”“Puluhan tahun di satu tahap membentuk kekuatan yang tak bisa ditebak.”Setiap ucapan adalah cambuk yang mencambuk harga diri Sacko.Fernand melangkah ke depan, tatapannya menusuk ke arah kerumunan Hulmer. “Komunitas bela diri Kota Hulmer? Ini kekuatan kalian? Hanya bocah sok jago? Cuih!” dia meludah ke tanah. “Kalau tidak ada yang cukup jantan untuk m

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1135

    Tiga hari kemudian, langit Kota Hulmer dipenuhi bendera. Organisasi bela diri berdatangan, dan mereka tak datang untuk membantu, mereka datang untuk menonton.Panggung telah disiapkan.Surat tantangan telah dikirim.Pemerintah menutup mata.Ini bukan lagi pertarungan, ini pertunjukan berdarah!Di tempat lain, di balkon tinggi dengan pemandangan sempurna ke arah Matilda, seorang pemuda menyesap anggur merah.“Akhirnya tiba juga saatnya,” gumam Kaidar. Senyum tipis menghiasi wajahnya, senyum yang menusuk seperti belati.Kepala pelayannya berdiri gugup di belakang, dia tahu betapa gelap pikiran pemuda di depannya.“Apakah semua sudah diatur?”“Sesuai perintah Tuan Muda. Mereka sudah berada di antara pasukan Matilda. Siap untuk bergerak kapan pun.”Kaidar memutar gelas anggurnya. “Bagus. Biarkan mereka percaya bahwa ini tentang kehormatan, saat yang sebenarnya adalah pengkhianatan.”Kepala pelayan menunduk dalam-dalam, dia pernah melihat Kaidar menghancurkan orang hanya karena berkata sal

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1134

    “Mereka benar-benar datang, seluruh komunitas Hulmer.”Ariel, salah satu pemimpin muda, berbicara pelan. "Tuan, sepertinya mereka benar-benar mengincar Tuan Nathan.”Famrik mengangguk. “Tak peduli apapun risikonya, meski seluruh organisasi harus hancur, kita tidak akan menyerahkan Tuan Nathan!” Sorot matanya tajam. Aura keyakinannya menyebar ke seluruh ruangan.“Siapkan semuanya. Beri tahu setiap anggota—kita bertarung sampai titik darah penghabisan!”Fernand melangkah maju, sedikit ragu. “Bagaimana jika aku keluar untuk mencari bantuan?”Famrik tertawa sinis. “Bantuan? Kita ini siapa? Kita tak pernah menjilat, tak pernah tunduk, tak pernah ikut persekutuan keluarga atau organisasi manapun. Kita sendirian. Selalu sendirian.”Fernand tak menjawab. Kata-kata itu pahit, tapi ucapan Famrik benar.Ditengah-tengah diskusi itu, seorang penjaga masuk dengan napas terengah.“T-Tetua! Di luar …. ada banyak orang datang. Mereka ingin bertemu denganmu!”Famrik mengerutkan dahi. “Mereka datang ter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1133

    Soyir, yang berdiri di tengah-tengah mereka, mulai tersenyum puas. “Bagus! Kalau kalian semua sepakat, maka kita mulai bergerak. Aku akan mengirim surat tantangan terbuka kepada organisasi Matilda. Jika mereka berani menyembunyikan Nathan, maka mereka harus membayar harganya!”Semakin banyak yang mendukungnya, semakin besar kepercayaan diri Soyir.Namun, kepala pelayan Wilford masih belum bisa menahan kekhawatirannya. Dia mendekat, berbicara dengan suara pelan namun tegas. “Tuan Kedua, saya rasa lebih baik kita menunggu Tuan Besar keluar dari pengasingan dan membahas ini bersama. Perjalanan ke organisasi Matilda cukup jauh, dan itu .… wilayah Kota Moniyan.”“Jika kita menggerakkan pasukan sebanyak ini, para pemimpin di wilayah itu bisa saja ikut campur. Kalau pemerintah turun tangan, masalah ini akan menjadi sangat rumit.”Soyir menatapnya tajam. “Sudah kubilang, ini urusan pribadi! Surat tantangan adalah prosedur resmi dalam dunia bela diri! Pemerintah tidak bisa ikut campur!”“Dan,

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1132

    Kediaman keluarga Wilford, Kota Hulmer.Soyir telah tiba kembali di Kota Hulmer.Namun, satu masalah mengganggunya, kakaknya—Lasso, masih dalam pengasingan. Tak ada yang tahu kapan dia akan keluar. Jika harus menunggu kakaknya bangkit dari kultivasi, Nathan mungkin sudah melarikan diri tanpa jejak.Soyir mengepalkan tinjunya, wajahnya suram. “Kepala pelayan, segera kirim pesan ke semua organisasi dan keluarga bela diri yang memiliki hubungan dengan keluarga Wilford!”“Aku akan menyatukan semua kekuatan! Aku akan meratakan organisasi Matilda! Aku tidak peduli siapa Nathan itu!”Kepala pelayan tampak khawatir. “Tuan Kedua, bagaimana kalau kita tunggu Tuan Besar keluar? Bukankah akan lebih bijak—”“Cukup!” bentak Soyir marah. “Kau tak mendengar perintahku?! Pergi sekarang juga!”Kepala pelayan segera menunduk dan pergi untuk mengirimkan utusan.Dalam waktu kurang dari sehari, hampir seluruh kepala klan dan perwakilan keluarga bela diri Kota Hulmer telah berkumpul di kediaman Wilford. Nam

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1131

    Sementara itu, Famrik maju ke tengah arena, menatap tajam Soyir. Aura pertempuran menebal. Dua kekuatan besar dari dua kota berbeda kini saling berhadapan dan hanya satu yang akan berdiri tegak di akhir.Langit di atas medan latihan organisasi Matilda gelap tertutup awan. Ketegangan menggantung di udara saat Soyir berdiri menghadapi Famrik. Dengan tatapan menghina, Soyir mengangkat tangannya, memancarkan cahaya ungu pekat dari telapak tangannya.“Siapa pun yang menghalangiku hari ini, sama saja musuh!” bentaknya dingin.Tanpa menunggu jawaban, dia menerjang maju, mengayunkan serangan ke arah Famrik. Namun Famrik tidak bergerak. Wajahnya tetap tenang, nyaris acuh. Saat Soyir nyaris mencapainya.PLAK!Sebuah tamparan keras tiba-tiba menghantam wajah Soyir.Braaakk!Tubuhnya terlempar beberapa meter ke belakang dan menghantam tanah. Setengah wajahnya langsung membengkak merah, dan darah mengalir dari sudut bibirnya.Suasana langsung sunyi.Famrik menatapnya tajam, penuh rasa jijik. “Hany

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1130

    Di aula utama organisasi Matilda, suasana terasa dingin dan kaku saat seorang pria asing melangkah masuk.Dengan wajah sombong dan senyum yang tipis, pria itu menangkupkan kedua tangan dan memberi hormat dengan formalitas yang tidak tulus.“Soyir dari keluarga Wilford, Kota Hulmer, memberi salam kepada Penguasa organisasi Matilda.”Famrik membalas dengan anggukan kecil, lalu memberi isyarat agar Soyir duduk. “Tuan kedua dari keluarga Wilford,” ujar Famrik tenang. "Apa yang membawamu menempuh jarak sejauh ini untuk datang ke Matilda? Setahuku, kita tak pernah punya hubungan apa pun dengan Wilford.”Soyir terdiam sejenak, sebelum akhirnya menyampaikan maksudnya dengan nada tajam. “Aku datang untuk meminta seseorang.”Alis Famrik terangkat sedikit. “Seseorang?”“Namanya Nathan.” Tatapan mata Soyir berubah dingin. “Dia telah membunuh keponakanku dan melarikan diri ke tempat ini. Serahkan dia padaku.”Sekilas kegusaran muncul di wajah Famrik. Dia tidak menyangka bahwa Nathan benar-benar pu

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1129

    Ternyata, dugaan Nathan benar—organisasi Matilda kini hampir kehabisan sumber daya. Tak ada lagi bahan obat, ramuan, atau bahkan kristal energi. Semua lenyap ditelan waktu dan keterasingan mereka dari dunia luar.“Tenang saja,” Nathan berkata, menepuk bahu Famrik sambil tersenyum tipis. “Kultivasiku tak bergantung pada sumber daya dari luar. Aku sudah membawanya sendiri. Yang kubutuhkan hanyalah tempat yang terpencil dan luas.”Famrik segera memandu Nathan ke tempat bagian dalam, wilayah paling sunyi dan tak terjamah di kompleks Matilda.Beberapa saat kemudian, mereka tiba di sebuah dataran datar yang tersembunyi di balik kabut. Pepohonan menjulang, angin sejuk berembus pelan.“Tuan Ace, apakah tempat ini cukup?” tanya Famrik.Nathan mengangguk, lalu tanpa berkata panjang lebar, mengangkat tangannya dan mengeluarkan menara kegelapan dari dalam cincin ruang. Dalam sekejap, menara hitam legam itu melesat ke udara. Dengan suara bergemuruh yang menggetarkan tanah, menara itu tumbuh tinggi

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1128

    “Organisasi Matilda,” kata salah satu dari mereka dengan suara berat dan bergaung. “Kami, Ravensclaw, memberi salam kepada Penguasa!”Suara itu menggema dalam lorong batu seperti gema palu di atas lonceng perang.Waktu seakan berhenti. Zephir, yang berdiri di samping Nathan, memucat. Bola matanya membelalak, dan suara napasnya tertahan seperti tercekik. Nathan, sebaliknya, tak menjawab, tak bereaksi. Ia hanya memandangi mereka—diam, namun tidak damai dan dingin. Pupil matanya mengerut, rahangnya mengencang, dan telapak tangannya mengepal perlahan.“Apa yang kalian katakan?” Nathan akhirnya bersuara, tapi kalimatnya terdengar seolah ditarik paksa dari tenggorokan yang terbakar.Famrik menatap langsung ke arah Nathan, lalu berlutut lagi dengan satu tangan menekan dadanya.“Tuan Ace, Anda telah mewarisi takhta Dragnows. Maka Matilda, yang sejak awal adalah fondasi bayangan dari Dragnows, tunduk padamu.”Zephir menoleh cepat ke Nathan. “Nathan, kau tahu tentang ini?” suaranya nyaris bisik

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status